Anda di halaman 1dari 4

Buas-buas

-Dimaserasi dengan Metanol 2x24 jam Maserat -Dievaporasi -Difraksinasi dengan n-Heksana

Fraksi Metanol -Difraksinasi dengan Etil asetat

Fraksi n-Heksana

Fraksi Etil asetat

Fraksi Metanol

Filtrat
- Diuji dg DPPH secara kuantitatif (to know the strongest) dan uji fitokimia -Dievaporasi Fraksi aktif -Dianalisis - KVC(1 sample, bnyak pelarut : mencari pelarut yang cocok untuk KVC dengan pemisahan terbaik, pemisahan terbaik DILIHAT DARI? WARNA? ) -KVC(vial besar)

-KLT(banyak sampel, pelarut sama dengan KVC lalu uji bercak DPPH. Bercak noda yang paling kuat pada posisi sama, digabung)

-KLT (gabungan sampel di KLTP untuk mencari pelarut yng cocok untuk kolom) -Kolom (memisahkan dg pelarut hasil KLTP)

-KLT (Semua hasil di uji bercak dg DPPH yang mane yang paling kuat, jika masih ada beberapa bercak, maka di ulangi dg KLTP dan kolom hingga diperoleh 1/2 bercak pd uji KLT.

Isolat terakhir ini di uji fitokimia, IR, UV, GC-MS. HASIL : fitokimia, IC50, IR, UV, GC-MS

Komposisi Eluen untuk KVC


Jika fraksi aktif berada pada fraksi n-heksana/etil asetat Eluen n-heksana Etil asetat Metanol n-heksana : etil asetat n-heksana : etil asetat n-heksana : etil asetat n-heksana : etil asetat n-heksana : etil asetat n-heksana : etil asetat n-heksana : etil asetat Komposisi (%) 100% 100% 100% 8:2 7:3 6:4 5:5 4:6 3:7 2:8 Volume (ml) 100 ml 100 ml 100 ml 100 ml 100 ml 100 ml 100 ml 100 ml 100 ml 100 ml

Jika fraksi aktif berada pada fraksi metanol Eluen n-heksana Etil asetat Metanol n-heksana : metanol n-heksana : metanol n-heksana : metanol n-heksana : metanol n-heksana : metanol n-heksana : metanol n-heksana : metanol Komposisi (%) 100% 100% 100% 8:2 7:3 6:4 5:5 4:6 3:7 2:8 Volume (ml) 100 ml 100 ml 100 ml 100 ml 100 ml 100 ml 100 ml 100 ml 100 ml 100 ml

a.

Identifikasi Alkaloid Ekstrak daun diuapkan sampai kering, kemudian residu ditambah 1,5-2% HCl dan larutan

dibagi dalam tiga tabung. Tabung 1 larutan ditambah 0,5 ml larutan asam encer sebagai pembanding, tabung 2 ditambah 2-3 tetes reagensia Dragendorff, dan tabung 3 ditambah 2-3 tetes reagensia Mayer. Jika tabung 2 terbentuk endapan jingga dan pada tabung 3 terbentuk endapan kekuningkuningan menunjukkan adanya alkaloid (Indrayani et al., 2006). b. Identifikasi Flavonoid Ekstrak daun diuapkan sampai kering, kemudian dilarutkan dalam 1-2 ml metanol panas 50%. Setelah itu ditambahkan logam Mg dan 4-5 tetes HCl pekat. Larutan berwarna merah atau jingga yang terbentuk menunjukkan adanya flavonoid (Indrayani et al., 2006). c. Penentuan Terpenoid-sterol Ekstrak daun diuapkan sampai kering, kemudian residu yang dihasilkan dilarutkan dalam 0,5 ml kloroform, lalu ditambah dengan 0,5 ml asam asetat anhidrat. Selanjutnya campuran ini ditetesi dengan 1-2 ml H2SO4 pekat melalui dinding tabung tersebut. Jika hasil yang diperoleh berupa cincin kecoklatan atau violet pada perbatasan dua pelarut menunjukkan adanya triterpen, sedangkan munculnya warna hijau kebiruan menunjukkan adanya sterol (Indrayani et al., 2006). zzz

Anda mungkin juga menyukai