DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
1. Ismi Hayu Rahmadhani (1811102415053)
2. Julyana Sulistiana (1811102415054)
3. Kanaya Okta Tabitia (1811102415055)
4. Khusnul Patimah (1811102415057)
5. Lisa Amalia (1811102415060)
6. Lysa Oktaviani Saleh (1811102415061)
7. M. Rizky Mahfuzi (1811102415063)
8. M. Tursina Bakti Marisi (1811102415064)
9. Maryanti (1811102415065)
10. Maulida Hasanah (1811102415066)
B. TINJAUAN PUSTAKA
Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan menyari
simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, di luar pengaruh cahaya
matahari langsung. Ekstrak kering harus mudah digerus menjadi serbuk (Depkes
RI, 1995).
Ekstraksi merupakan proses suatu zat atau beberapa dari suatu padatan atau
cairan dengan bantuan pelarut. Pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larutan
yang berbeda dari komponen-komponen tersebut. Ekstraksi biasa digunakan
untuk memisahkan dua zat berdasarkan perbedaan kelarutan. Bahan diperiksa
untuk menemukan kelompok senyawa kimia tertentu, misalnya alkaloid,
flavonoid atau saponin, meskipun struktur kimia sebetulnya dari senyawa ini
bahkan keberadaannya belum diketahui (Mandiri, 2013).
Ada beberapa metode ektraksi yaitu ekstraksi dengan pelarut cara dingin dan
cara panas. Ekstraksi dengan pelarut cara dingin, yaitu :
1. Maserasi
2. Perkolasi
Ekstraksi dengan pelarut cara panas, yaitu :
1. Refluks
2. Sokletasi
3. Digesti
4. Infuse
5. Dekok
Biji kemiri memiliki kandungan minyak cukup tinggi yaitu sekitar 57–69 %.
Hampir semua bagian dari pohon kemiri yakni dari akar, batang, kulit dan
daunnya memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia antara lain di bidang
farmasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh tekanan
pengepresan dan suhu terhadap yield pengepresan dan kualitas minyak. Selain itu
juga dipelajari pengaruh rasio massa cake oil/volume n-heksan terhadap yield
minyak kemiri pada proses ekstraksi cake oil.
Metode penelitian; kulit biji kemiri dipecahkan secara manual, selanjutnya
biji kemiri dijemur sampai kering kemudian dipotong-potong sampai berukuran
sekitar 1 mm. Setelah itu biji kemiri dianalisis sifat-sifat fisisnya. Biji kemiri
sebanyak 200 gram dipress pada suhu berkisar 30-70C dan tekanan berkisar
2000–6000 psi. Kemudian cake oil yang memberikan yield terbesar ditimbang
dan diekstraksi dengan pelarutn-heksan. Minyak hasil ekstraksi tersebut dicampur
dengan minyak hasil pengepresan.
Dari penelitian ini disimpulkan bahwa yield minyak meningkat dengan
bertambahnya tekanan, sedangkan kualitas minyak tidak dipengaruhi oleh
tekanan. Yield minyak meningkat seiring dengan meningkatnya rasio antara cake
oil/volume n-heksan sampai batas tertentu, kemudian menurun pada proses
ekstraksi. Yield minyak terbesar dihasilkan pada pengepresan dengan tekanan
6000 psi dan suhu 30ºC serta ekstraksi cake oil dengan rasio 25 g biji kemiri/100
ml solven.
Refluks merupakan ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya,
selama waktu tertentu dan jumlah pelarut yang relative konstan dengan adanya
pendinginan balik. Ekstraksi refluks digunakan untuk mengekstraksi bahan-bahan
yang tahan terhadap pemanasan (Sudjadi, 1986).
Prinsip dari metode refluks adalah pelarut volatil yang digunakan akan
menguap pada suhu tinggi, namun akan didinginkan dengan kondensor sehingga
pelarut yang tadinya dalam bentuk uap akan mengembun pada kondensor dan
turun lagi ke dalam wadah reaksi sehingga pelarut akan tetap ada selama reaksi
berlangsung. Sedangkan aliran gas N2 diberikan agar tidak ada uap air atau gas
oksigen yang masuk terutama pada senyawa organologam untuk sintesis senyawa
anorganik karena sifatnya reaktif (Sudjadi, 1986).
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara sampel dimasukkan
ke dalam labu alas bulat bersama-sama dengan cairan penyari lalu dipanaskan,
uap cairan penyari terkondensasi pada kondensor bola menjadi molekul-molekul
cairan penyari yang akan turun kembali menuju labu alas bulat, akan menyari
kembali sampel yang berada pada labu alas bulat. Demikian seterusnya
berlangsung secara berkesinambungan sampai penyarian sempurna, penggantian
pelarut dilakukan sebanyak 3 kali setiap 3-4 jam. Filtrat yang diperoleh
dikumpulkan dan dipekatkan (Sudjadi, 1986).