Anda di halaman 1dari 14

Farmakologi Antiinfeksi dan Endokrin

Obat-Obat Antikanker

Dosen Pembimbing: apt. Novtafia Endri, M. Farm

DISUSUN OLEH:

Kelompok 1
Fadhil Mu’tasimbillah (210205093)
Yuni Theresia Nainggolan (210205094)
Farida Hanum Sholihin (210205)

Prodi Farmasi
Fakultas MIPA dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Riau
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta
inayah-Nya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah Farmakologi
Antiinfeksi dan Endokrin tentang “Obat-Obat Antikanker”.
Terlepas dari segala hal tersebut, kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami
dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah Farmakologi Antiinfeksi dan Endokrin ini
bisa memberikan manfaat maupun inspirasi untuk pembaca.

Pekanbaru, Desember 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................1
1.3 Tujuan....................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................2
2.1 Definisi Kanker.......................................................................................................................2
2.2 Klasifikasi Kanker....................................................................................................................4
2.3 Gejala-gejala Kanker..............................................................................................................4
2.4 Obat Obat Antikanker............................................................................................................5
2.4.1 Terapi Pasien Kanker Dengan Kemoterapi.............................................................................5

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit kanker merupakan penyakit yang timbul akibat pertumbuhan tidak normal sel jaringan
tubuh yang berubah menjadi sel kanker, sedangkan tumor adalah kondisi di mana pertumbuhan sel
tidak normal sehingga membentuk suatu lesi atau dalam banyak kasus, benjolan di tubuh. Tumor
adalah istilah umum untuk menunjukkan adanya pertumbuhan tidak normal dari masa atau jaringan
yang tidak membahayakan kehidupan. Tumor terbentuk karena adanya mutasi pada biosintesis sel,
yaitu kekeliruan urutan DNA karena terpotong, tersubstitusi atau ada pengaturan kembali, adanya
adisi dan integrasi bahan genetik virus ke dalam gen dan adanya perubahan ekspresi genetik.
Tumor terbagi menjadi dua jenis, yaitu tumor jinak dan tumor ganas. Tumor jinak memiliki ciri-
ciri tumbuh secara terbatas, memiliki selubung, tidak menyebar, dan bila dioperasi dapat dikeluarkan
secara utuh sehingga dapat sembuh sempurna, sedang tumor ganas (malignant tumor) disebut kanker,
memiliki ciri-ciri dapat menyusup ke jaringan sekitar dan sel kanker dapat ditemukan pada
pertumbuhan tumor tersebut. Lebih dari 30% penyakit kanker dapat dicegah dengan cara mengubah
faktor risiko perilaku dan pola makan penyebab penyakit kanker. Kanker yang diketahui sejak dini
memiliki kemungkinan untuk mendapatkan penanganan lebih baik.

1.2 Rumusan Masalah

1 Apa itu kanker?


2 Bagaimana klasifikasi kanker ?
3 Apa saja gejala- gejala kanker?
4 Apa saja obat- obat anti kanker beserta dosis, indikasi, kontra indikasi, mekanisme kerja dan
efek sampingnya ?

1.3 Tujuan

1. Memahami apa itu kanker


2. Mengetahui bagaimana klasifikasi kanker
3. Mengetahui gejala-gejala kanker
4. Mengetahui apa saja obat- obat anti kanker beserta dosis, indikasi, kontraindikasi, mekanisme
kerja dan efek sampingnya

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kanker

Kanker adalah suatu penyakit sel dengan ciri gangguan atau kegagalan mekanisme pengatur
multiplikasi dan fungsi homeostasis lainnya pada organisme multiseluler. Sifat umumnya adalah
sebagai berikut:
(1). Pertumbuhsn berlebihan berbentuk tumor.
(2). Gangguan diferensisasi sel dan jaringan sehingga berbentuk seperti jaringan mudigah.
(3). Invasif mampu tumbuh di jaringan sekitarnya.
(4). Metastatik, menyebar ke tempat lain dan menyebabkan pertumbuhan baru.
(5). Memiliki hereditas bawaan, memiliki turunan sel yang juga dapat menimbulkan kanker
(6). Pergeseran metabolisme ke arah pembentukan makromolekul dari nukleosida dan asam
aminoserta peningkatan katabolisme karboohidrat untuk energi sel.

2.1 Klasifikasi Kanker

Ada lima kelompok besar yang digunakan untuk mengklasifikasikan kanker yaitu karsinoma,
sarkoma, limfoma, adenoma dan leukemia (National Cancer Institute, 2009).
a. Karsinoma ialah kanker yang berasal dari kulit atau jaringan yang menutupi organ internal.
b. Sarkoma ialah kanker yang berasal dari tulang, tulang rawan, lemak, otot, pembuluh darah, atau
jaringan ikat.
c. Limfoma ialah kanker yang berasal dari kelenjar getah bening dan jaringan sistem kekebalan tubuh.
d. Adenoma ialah kanker yang berasal dari tiroid, kelenjar pituitari,mkelenjar adrenal, dan jaringan
kelenjar lainnya.
e. Leukemia ialah kanker yang berasal dari jaringan pembentuk darah seperti sumsum tulang dan
sering menumpuk dalam aliran darah.
f. Karsinoma in situ adalah pertumbuhan sel abnormal pada jaringan yang melapisi suatu organ.
Pertumbuhan ini umumnya terbatas pada jaringan tersebut. Namun bila dibiarkan, kumpulan sel
abnormal ini bisa tumbuh dan berkembang menjadi kanker, lalu menyebar ke jaringan normal yang
ada di sekitarnya.

2.2 Gejala-gejala Kanker

Gejala kanker cukup bervariasi dan tergantung lokasi kanker, tahap penyebaran, dan ukuran tumor.
Beberapa kanker dapat dirasakan atau dilihat melalui kulit seperti benjolan pada payudara atau testikel
dan dapat dijadikan indicator lokasi kanker tersebut. Kanker kulit sering diidentifikasi dengan
perubahan kutil atau tahi lalat pada kulit. Beberapa kanker mulut memberikan gambaran bercak putih
di dalam mulut atau bintik putih di lidah. Jenis kanker lain memiliki gejala yang kurang jelas secara
fisik. Beberapa tumor otak cenderung menampilkan gejala awal penyakit karena mereka
mempengaruhi fungsi kognitif penting.
Kanker pankreas biasanya terlalu kecil untuk menyebabkan gejala sehingga rasa sakit terjadi akibat
dorongan terhadap saraf terdekat. Selain daripada itu, ia juga mengganggu fungsi hati sehingga
tampilan kulit dan mata menguning yang dikenal sebagai ikterus. Gejala juga dapat terjadi akibat

2
tumor yang menyebabkan penekanan terhadap organ dan pembuluh darah. Misalnya, kanker kolon
dapat menyebabkan gejala seperti sembelit, diare, dan perubahan ukuran tinja.Kanker kandung kemih
atau prostat dapat menyebabkan perubahan dalam fungsi kandung kemih (American Cancer Society,
2010).
Disebabkan sel kanker menggunakan energi tubuh dan mengganggu fungsi normal hormon, terdapat
kemungkinan besar untuk memperlihatkan gejala seperti demam, lelah, keringat berlebihan, anemia,
dan penurunan berat badan tanpa sebab. Pada pasien kanker paru-paru atau tenggorokan akan
presentasi simptom seperti batuk dan suara serak (American Cancer Society, 2010).
Ketika kanker menyebar atau bermetastasis, gejala tambahan dapat dilihat di area baru yang terkena
dampak. Bengkak atau pembesaran kelenjar getah bening merupakan gejala awal. Jika kanker
menyebar ke otak, pasien mungkin mengalami vertigo, sakit kepala, atau kejang manakala penyebaran
ke paru-paru dapat menyebabkan batuk dan sesak napas. Selain itu, hati dapat membesar dan
menyebabkan penyakit kuning dan tulang bisa rapuh, dan mudah patah. Gejala metastasis akhirnya
tergantung pada lokasi kanker menyebar (Fayed, L., 2009).

2.3 Terapi Kanker

Terapi kanker seringkali dilakukan melalui lebih dari satu pendekatan, dan strategi yang dipilih
sangat bergantung pada sifat kanker yang ditangani dan seberapa cepat perkembangannya
(progresivitas). Terapi utama untuk kanker meliputi: pembedahan, radioterapi, kemoterapi,
endokrinterapi, dan imunoterapi.
Obat antikanker adalah senyawa kemoterapetik yang digunakan untuk pengobatan tumor yang
membahayakan kehidupan (kanker). Obat antikanker sering dinamakan pula sebagai obat sitotoksik,
sitostatik atau antineoplasma. Obat antikanker pertama yang digunakan dalam pengobatan kanker
adalah kortison kemudian prednison. Pada tahun 1940, senyawa glukokortikoid ini menunjukkan
dapat menginduksi regresi tumor pada model kanker laboratorium (mturine lymphosarcoma) dan
leukemia akut.
Antikanker bekerja dengan mencegah dan mengobati pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang
tidak normal. Terapi anti kanker ditujukan untuk membunuh sel-sel yang membelah. Terdapat sel-sel
inang normal yang juga membelah.Efek-efek pada sel-sel ini menyebabkan efek samping.
Persyaratan Pasien yang Layak diberi Kemoterapi :
Pasien dengan keganasan memiliki kondisi dan kelemahan kelemahan, yang apabila diberikan
kemoterapi dapat terjadi untolerable side effect. Sebelum memberikan kemoterapi perlu pertimbangan
sebgai berikut:
1. Menggunakan kriteria Eastern Cooperative Oncology Group (ECOG) yaitu status penampilan
<= 2
2. Jumlah lekosit 3000/ml
3. Jumlah trombosit=120.0000/ul
4. Cadangan sumsum tulang masih adekuat misal Hb> 10
5. Creatinin Clearence diatas 60 ml/menit (dalam 24 jam) (Tes FaalGinjal )
6. Bilirubin <2 mg/dl., SGOT dan SGPT dalam batas normal (Tes Faal Hepar).
7. Elektrolit dalam batas normal.
Kemoterapi ada yang diberikan setiap hari, seminggu sekali, tiga minggu sekali, bahkan
sebulan sekali. Berapa seri penderita harus menjalaniKemoterapi, juga tergantung pada jenis kanker
penderita. Yang paling ditakuti dari kemoterapi adalah efek sampingnya. Ada orang yang sama sekali

3
tidak merasakan adanya efek samping Kemoterapi. Ada yang mengalami efek samping ringan. Tetapi
ada juga yang sangat menderita karenanya. Ada-tidak atau berat-ringannya efek samping kemoterapi
tergantung pada banyak hal. antara lain jenis obat kemoterapi, kondisi tubuh Anda, kondisi psikis
Anda, dan sebagainya. Efek samping Kemoterapi timbul karena obat-obat kemoterapi sangat kuat,
dan tidak hanya membunuh sel-sel kanker, tetapi juga menyerang sel-sel sehat, terutama sel-sel yang
membelah dengan cepat. Karena itu efek samping kemoterapi muncul pada bagian-bagian tubuh yang
sel-selnya membelah dengan cepat. Efek samping dapat muncul ketika sedang dilakukan pengobatan
atau beberapa waktu setelah pengobatan.
Efek samping yang bisa timbul adalah antara lain:
1. Lemas efek samping yang umum timbul. Timbulnya dapat mendadak atau perlahan. Tidak
langsung menghilang dengan istirahat, kadang berlangsung terus hingga akhir pengobatan.
2. Mual dan Muntah. Ada beberapa obat Kemoterapi yang lebih membuat mual dan muntah.
Selain itu ada beberapa orang yang sangat rentan terhadap mual dan muntah. Hal ini dapat
dicegah dengan obat anti mual yang diberikan sebelum,selama, atau sesudah pengobatan
Kemoterapi. Mual muntah dapat berlangsung singkat ataupun lama.
3. Gangguan Pencernaan. Beberapa jenis obat Kemoterapi berefek diare. Bahkan ada yang
menjadi diare disertai dehidrasi berat yang harus dirawat. Sembelit kadang bisa terjadi. Bila
diare: kurangi makanan berserat, sereal, buah dan sayur. Minum banyak untuk mengganti
cairan yang hilang. Bila susah BAB: perbanyak makanan berserat, olahraga ringan bila
memungkinkan.
4. Rambut Rontok. Kerontokan rambut bersifat sementara, biasanya terjadi dua atau tiga minggu
setelah kemoterapi dimulai. Dapat juga menyebabkan rambut patah di dekat kulit kepala.
Dapat terjadi setelah beberapa minggu terapi. Rambut dapat tumbuh lagi setelah kemoterapi
selesai.
5. Otot dan Saraf. Beberapa obat kemoterapi menyebabkan kesemutan dan mati rasa pada jari
tangan atau kaki serta kelemahan pada otot kaki. Sebagian bisa terjadi sakit pada otot.
6. Perdarahan, keping darah (trombosit) berperan pada proses pembekuan darah. Penurunan
jumlah trombosit mengakibatkan perdarahan sulit berhenti, lebam, bercak merah di kulit.
7. Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah yang ditandai oleh penurunan Hb
(hemoglobin). Karena Hb letaknya di dalam sel darah merah. Akibat anemia adalah seorang
menjadi merasa lemah, mudah lelah dan tampak pucat.
8. Kulit dapat menjadi kering dan berubah warna Lebih sensitive terhadap matahari. Kuku
tumbuh lebih lambat dan terdapat garis putih melintang.

Setiap obat memiliki efek samping yang berbeda. Reaksi tiap orang pada tiap siklus juga berbeda.
Tetapi biasanya dokter memberikan juga obat-obat untuk menekan efek sampingnya seminimal
mungkin. Lagi pula semua efek samping itu bersifat sementara. Begitu kemoterapi dihentikan, kondisi
pasien akan pulih seperti semula.
Obat-obat anti kanker dapat dibagi menjadi dua golongan sederhana :Obat-obat sitoktoksik dan
hormone. Semua senyawa pengakil, antibiotic, antimetabolite, dan berbagai obat lain adalah obat-obat
sitotoksik, semua obat ini membunuh sel, terutama sel-sel yang membelah. Oleh karena itu, semua
terminology dan prinsip umum berikut berlaku pada obat-obat sitotoksik.Senyawa-senyawa hormonal
digunakan untuk tumor-tumor pada jaringan yang sensitif hormone, seperti payudara dan prostat.
Seperti biasanya, terdapat beberapa obat yang tidak sesuai bila dimasukkan ke dalam kategori
manapun.

2.3.1 Obat-Obat Sitotoksik

Alkilator (Senyawa Pengalkil)

4
Senyawa senyawa pengalkil berkeja dengan menambahkan suatu gugus alkil pada DNA.
Semua obat ini memasukkan gugus alkil ke dalam sisi nukleofilik dengan ikatan kovalen. Terdapat
banyak tempat alkilasi, tetapi tingkat alkilasi DNA berkolerasi dengan sitotoksisitas obat. Obat- obat
ini tidak spesifik siklus.Obat- obat ini cenderung menyebabkan nekrosis dan kerusakan jaringan local.
Penggolongan obatnya :
a. Mustard nitrogen :klorambusil, ifosfamida, melfalan
b. Nitrosourea :karmustin, lomustin
c. Senyawa pengalkilasi lain :busulfan, sisplatin

Contoh obatnya:
a. Klorambusil
Sediaan Klorambusil tersedia sebagai tablet 2 mg. Untuk leukemia limfositik kronik, limfoma
hodgkin dan non- hodgkin diberikan 1-3 mg/m2/hari sebgai dosis tunggal (pada penyakit hodgkin
mungkin diperlukan dosis 0,2 mg/kg berat badan, sedangkan pada limfoma lain cukup 0,1 mg/kg
berat badan).
Indikasi Leukimia limfositik Kronik, Penyakit Hodgkin, dan limfoma non Hodgkin,
Makroglonbulinemia primer.
Mekanisme kerja : Klorambusil (Leukeran) merupakan mustar nitrogen yang kerjanya paling
lambat dan paling tidak toksik. Obat ini berguna untuk pengobatan paliatif leukemia limfositik
kronik dn penyakin hodgkin (stadium III dan IV), limfoma non-hodgkin, mieloma multipel
makroglobulinemia primer (Waldenstrom), dan dalam kombinasi dengan metotreksat atau
daktinomisin pada karsinoma testis dan ovarium.
b. Siklofosfamid
Sediaan Siklofosfamid tersedia dalam bentuk kristal 100, 200, 500 mg dan 1,2 gram untuk
suntikan, dan tablet 25 dan 50 gram untuk pemberian per oral. Indikasi Leukemia limfositik
Kronik, Penyakit Hodgkin, Limfoma non Hodgkin, Mieloma multiple, Neuro Blastoma, Tumor
Payudara, ovarium, paru, Cerviks, Testis, Jaringan Lunak atau tumor Wilm.
Mekanisme kerja : Siklofosfamid merupakan pro drug yang dalam tubuh mengalami konversi
oleh enzim sitokrom P- 450 menjadi 4-hidroksisiklofosfamid dan aldofosfamid yang merupakan
obat aktif. Aldofosfamid selanjutnya mengalami perubahan non enzimatik menjadi fosforamid
dan akrolein. Efek siklofosfamid dipengaruhi oleh penghambat atau perangsang enzim
metabolismenya. Sebaliknya, siklofosfamid sendiri merupakan perangsang enzim mikrosom,
sehingga dapat mempengaruhi aktivitas obat lain.
c. Prokarbazin
Sediaan Prokarbazin kapsul berisi 50 mg zat aktif. Dosis oral pada orang dewasa: 100 mg/m2
sehari sebagai dosis tunggal atau terbagi selama minggu pertama, diikuti pemberian 150-200
mg/m2 sehari selama 3 minggu berikutnya, kemudian dikurangi menjadi 100 mg/m2 sehari
sampai hitung leukosit dibawah 4000/m2 atau respons maksimal dicapai. Dosis harus dikurangi
pada pasien dengan gangguan hati, ginjal dan sumsum tulang.
Indikasi : Limfoma Hodgkin.
Mekanisme kerja: Mekanisme kerja belum diketahui, diduga berdasarkan alkilasis asam
nukleat. Prokarbazin bersifat non spesifik terhadap siklus sel. Indikasi primernya ialah untuk

5
pengobatan penyakit hodgkin stadium IIIB dan IV, terutama dalam kombinasi dengan
mekloretamin, vinkristin dan prednison (regimen MOPP).
d. Karboplatin
Sediaan Serbuk injeksi 50 mg, 150 mg, 450 mg.
Indikasi : Kanker ovarium lanjut.
Mekanisme kerja: Mekanisme pasti masih belum diketahui dengan jelas, namun diperkirakan
sama dengan agen alkilasi. Obat ini membunuh sel pada semua tingkat siklus. menghambat
biosintesis DNA dan mengikat DNA melalui ikatan silang antar untai. Titik ikat utama adalah N7
guanin, namun juga terjadi interaksi kovalen dengan adenin dan sitosin.

2.3.2 Antimetabolit

Anti metabolit berkompetisi unutk tempat pengikatan pada enzim atau dapat bergabung ke
dalam DNA atau RNA. Obat-obat ini sangat berguna jika berikatan dengan enzim yang
mempunyai efek utama pada jalur yang menyebabkant replikasi sel. Obat-obat lain dalam
kelompok ini menyerupai purin atau pirimidin. Obat ini bergbung ke dalam DNA yg sedang
tumbuh selama pembelahan sel dan memblok replikasi DNA selanjutnya. Oleh karena itu, obat-
obat ini paling efektif pada sel-sel yang membelah. Analog purin pirimidin harus diaktivasi dulu
oleh atau difosforilasi agar efektif. Penggolongan obatnya:
a. Analog purin: kladribin, fludarabin
b. Analog pirimidin: gemsitabin, kapesitabin

Contoh obatnya:

a. 5-fluorourasil (5-FU)
Sediaan: Obat ini tersedia sebagai larutan 50 mg/mL dalam ampul 10 mL untuk IV.
Indikasi : Kanker payudara, kolon, esofagus, leher dan kepala, Leukimia limfositik dan
mielositik akut, Limfoma non-Hodgkin.
Mekanisme Kerja: Target enzim untuk 5-FU ini adalah timidilat sintetase. Perbedaan respon
ini berkaitan erat dengan adanya polimorfisme gen yang bertanggungjawab terhadap ekspresi
enzim timidilat sintetase (TS). Enzim ini sangat penting dalam sintesis DNA yaitu merubah
deoksiuridilat menjadi deoksitimidilat. Diketahui bahwa sekuen promoter dari gen timidilat
sintetase bervariasi pada setiap individu. Ekspresi yang rendah dari mRNA TS berhubungan
dengan meningkatnya kemungkinan sembuh dari penderita kanker yang diobati dengan 5-FU.
b. Gemsitabin
Sediaan: Obat ini tersedia dalam bentuk larutan infus 1-1,2 g/m2.
Indikasi: Kanker paru, pankreas dan ovarium.
Mekanisme kerja: Sebelum menjadi bahan aktif, gemsitabin mengalami fosforilasi oleh enzim
deoksisitidin kinase dan kemudian oleh nukleosida kinase menjadi nukleotida di- dan trifosfat
yang dapat menghambat sintesis DNA. Gemsitabin difosfat dapat menghambat ribonukleotida
reduktase sehingga menurunkan kadar deoksiribonukleotida trifosfat yang penting untuk
sintesis DNA.
c. 6-Merkaptopurin
Sediaan Obat ini tersedia dalam bentuk tablet 50 mg.
Indikasi Leukimia limfositik akut dan kronik, leukemia mieloblastik akut dan kronik,
kariokarsinoma.

6
Mekanisme kerja: Merkaptopurin dimetabolisme oleh hipoxantin-guanin fosforibosil
transferase (HGPRT) menjadi bentuk nukleotida (asam-6-tioinosinat) yang menghambat
enzim interkonversi nukleotida purin. Sejumlah asam tioguanilat dan 6- metilmerkaptopurin
ribotida (MMPR) juga dibentuk dari 6- merkaptopurin. Metabolit ini juga membantu kerja
merkaptopurin. Metabolisme asam nukleat purin menghambat proliferasi sel limfoid pada
stimulasi antigenik.
d. Methotrexat
Sediaan Tablet 2.5 mg, vial 5 mg/2ml, vial 50 mg/2ml, ampul 5 mg/ml, vial 50 mg/5ml.
Indikasi : Leukimia limfositik akut, kariokarsinoma, kanker payudara, leher dan kepala, paru,
buli-buli, Sarkoma osteogenik.
Mekanisme kerja: Metotreksat adalah antimetabolit folat yang menginhibisi sintesis DNA.
Metotreksat berikatan dengan dihidrofolat reduktase, menghambat pembentukan reduksi folat
dan timidilat sintetase, menghasilkan inhibisi purin dan sintesis asam timidilat. Metotreksat
bersifat spesifik untuk fase S pada. siklus sel. Mekanisme kerja metotreksat dalam artritis
tidak diketahui, tapi mungkin mempengaruhi fungsi imun. Dalam psoriasis, metotreksat
diduga mempunyai kerja mempercepat proliferasi sel epitel kulit.
e. Sitarabin
Sediaan Vial 100 mg/ml, dan Vial 1 g/10 ml.
Indikasi : Termasuk zat paling aktif untuk leukemia, juga untuk limphoma. leukemia
meningeal, dan limphoma meningeal. Sedikit digunakan untuk tumor solid.
Mekanisme kerja Inhibisi DNA sintesis. Sitosin memasuki sel melalui proses carrier dan
harus mengalami perubahan menjadi senyawa aktifnya : arasitidin trifosfat. Sitosin adalah
analog purin dan bergabung ke dalam DNA, sehingga cara kerja utamanya adalah inhibisi
DNA polimerase yang mengakibatkan penurunan sintesis dan perbaikan DNA. Tingkat
toksisitasnya mempunyai korelasi linear dengan masuknya sitosin ke dalam DNA,
bergabungnya DNA dengan sitosin berpengaruh terhadap aktivitas obat dan toksisitasnya.

2.3.3 Antibiotik Dan Produk Alami Lain

Seperti yang anda lihat terdapat banyak obat, perhatikan bahwa golongan antibiotik dan produk
alami tersebut, terdapat sejumlah obat yang berakhiran "-mysin". Hati-hati juga keliru anatara obat ini
dengan antibiotik yang mempunyai akhiran sama.
Penggolongan obatnya :
Antrasiklin :epirubisin, idarubisin
Antibiotic lain :bleomysin, daktinomysin
Alkaloid vinca :vinkristin
Produk-produk alami lain :dosetaksel, paklitaksel Contoh obatnya:

a. Vinkristin (VCR)
Sediaan Tersedia dalam bentuk vial berisi larutan 1, 2, dan 5 mL yang mengandung 1 mg/mL
zat aktif untuk penggunaan IV.
Indikasi: Leukimia limfositik akut, neuroblastoma, tumor Wilms, Rabdomiosarkoma,
limfoma Hodgkin dan non-Hodgkin.
Mekanisme kerja Berikatan dengan tubulin dan inhibisi formasi mikrotubula, menahan sel
pada fase metafase dengan mengganggu spindel mitotik, spesifik untuk fase M dan S.
Vinblastin juga mempengaruhi asam nukleat dan sintesis protein dengan memblok asam
glutamat dan penggunaannya.
b. Vinblastin (VLB)
Sediaan Tersedia dalam bentuk vial 10 mg/10 ml.

7
Indikasi : Penyakit Hodgkin, limfosarkoma, kariokarsinoma dan tumor payudara.
Mekanisme kerja: Vinblastin berikatan pada tubulin dan menghambat formasi mikrotubula,
kemudian menahan sel pada fase metafase dengan cara mengganggu spindel mitotik, spesifik
untuk fase M dan S. Vinblastin juga mempengaruhi asam nukleat dan sintesis protein dengan
memblok asam glutamat dan penggunaannya.
c. Paklitaksel
Sediaan: Anzatax (vial). Ebetaxel (vial), Paxus kalbe farma (vial).
Indikasi : Kanker ovarium, payudara, paru, buli-buli, leher dan kepala.
Mekanisme kerja : Obat ini berfungsi sebagai racun spindel dengan cara berikatan dengan
mikrotubulus yang menyebabkan polimerisasi tubulin. Efek ini menyebabkan terhentinya
proses mitosis dan pembelahan sel kanker.
d. Etoposid
Sediaan Tersedia dalam bentuk kapsul dan larutan injeksi.
Indikasi: Kanker testis, paru, payudara, limfoma Hodgkin dan non-Hodgkin, leukimia
mielositik akut, sarkoma kaposi.
Mekanisme kerja : Etoposid bekerja untuk menunda transit sel melalui fase S dan menahan
sel pada fase S lambat atau fase G2 awal. Obat mungkin menginhibisi transport mitokrondia
pada level NADH dehidrogenase atau menginhibisi uptake nukleosida ke sel Hella. Etoposid
merupakan inhibitor topoisomerase II dan menyebabkan rusaknya strand DNA.
e. Irinotekan, Topotekan
Indikasi Karsinoma ovarium, karsinoma paru sel kecil, karsinoma kolon.
Mekanisme kerja Irinotekan merupakan bahan alami yang berasal dari tanaman Camptotheca
acuminata yang bekerja menghambat topoisomerase I, enzim yang bertanggung jawab dalam
proses pemotongan dan penyambungan kembali rantai tunggal DNA. Hambatan enzim ini
menyebabkan kerusakan DNA.

2.3.4 ANTIBODI

Untuk memperbaiki spesifisitas pengobatan kanker, sejumlah antibody yang ditargetkan pada
protein-protein yang diekspresikan pada sel-sel tumor telah dikembangkan.

Penggolongan obatnya:
1. Alemtuzumab-CD52
2. Bevazisumad-factor pertumbuhan endothelium vascular

Contoh obatnya:
Daktinomisin
Diisolasi dari Actinomycetes
Indikasi: Digunakan untuk terapi tumor Wilms, Rhabdomiosarkoma, dan Ca testis.
Antrasiklin
Diisolasi dari jenis Streptomyces.
Mekanisme kerjanya mempengaruhi sintesis DNA maupun RNA antara lain terjadi pemutusan untai
tunggal dan ganda DNA yang diakibatkan oleh adanya pembentukan radikal bebas. Obat golongan ini
dapat menyebabkan kardiotoksik.

8
2.3.5 Obat obat sitoktoksin lain

Asparaginase, hidrosiurea, mitotan, mitoksantron, prokarbazin. Beberapa obat ini terkadang


digolongakan sebagai senyawa senyawa pengalkil (prokarbazin).
Obat-obat ini digunakan untuk mengobati tumor-tumor yang sensitive hormone, seperti tumor-tumor
pada payudara, prostat, dan uterus.Efek samping obat-obat ini dihubungkan dengan perubahan
hormonal yang diinduksi oleh obat bukan kerja sitotoksik obat. Tujuan penggunaan obat ini adalah :

1. Mengurangi kadar hormon yang merangsang pertumbuhan tumor


2. Meblokreseptor hormone

Penggolongan obatnya:
(1). Glukokortikoid
(2). Inhibitor aromaterase :anastrazol
(3). Estrogen fulvestran
(4). Antagonis reseptor androgen :bikalutamida
(5). Analog dan antagonis GnRH triptorelin

Contoh obatnya:

1. Prednison

Sediaan Obat tersedia dalam bentuk tablet 5 mg dan kaptab 5 mg.


Indikasi : Leukemia limfositik akut dan kronik, limfoma Hodgkin dan non-Hodgkin, tumor
payudara.
Mekanisme kerja: Sebagai glukokortikoid, bersifat menekan sistem imun, anti radang.

2. Medroksiprogesteron asetat
Sediaan Obat ini tersedia dalam bentuk tablet 5 mg, 10 mg, 100 mg.
Indikasi : Tumor endometrium.
Mekanisme kerja Mencegah sekresi gonadotropin pituitari yang akan menghambat maturasi
follicular yang menyebabkan penebalan endometrial.

3. Etinil Estradiol
Sediaan: Obat ini tersedia dalam bentuk tablet 0,02 mg, 0,03 mg. 0,05 mg dan 0,5 mg.
Indikasi Gejala vasomotor sedang atau parah yang dihubungkan dengan menopause (Tidak
ada bukti bahwa estrogen efektif mengatasi gejala kecemasan atau depresi yang mungkin
terjadi selama atau sebelum menopause, oleh sebab itu tidak boleh diberikan untuk indikasi
tersebut). Hipogonadism pada wanita. Terapi paliatif karsinoma prostat yang tak dapat
dioperasi, pada tahap lanjut terapi paliatif kanker payudara yang tak dapat dioperasi, hanya
dilakukan dengan pertimbangan khusus misalnya pada wanita yang sudah lebih 5 tahun
postmenopause dengan penyakit yang makin parah dan resisten terhadap radiasi.

2.3.6 Berbagai Senyawa Lain

9
Terdapat obat anti kanker baru yang dinamakan inhibitor transduksi sinyal. Obat ini tidak
difokuskan pada replikasi DNA atau pembelahan sel. Tetapi ditargetkan pada sel yang
memberikan sinyal mekanisme transduksi. Sebagai contoh inhibitor tirosin kinase.karena
tirosin kinase merupakan mediator pertumbuhan, diferensiasi dan kematian sel, aktivitas
tirosin kinase dalam keadaan normal diregulasi secara ketat. reseptor tirosin kinase sebagian
besar dihubungkan dengan faktor pertumbuhan. Gefitinib dan erlotinib adalah inhibitor
inhibitor tirosin kinase yang terkait dengan reseptor faktor pertumbuhan epidermal.

2.5 Kontra Indikasi Kemoterapi

Kontra indkasi absolut:

- Pada stadium terminal - Kehamilan trimester pertama

- Kondisi septikemia dan koma.

Kontra indikasi relatif:

- Bayi 8g/dl, leukosit > 3000/mm

2.6 Dosis Dari Obat Kemoterapi

Dihitung berdasar Luas Permukaan Tubuh (LPB). Sedangkan LPB dihitung dengan table
berdasarkan tinggi badan dan berat badan. Apabila tubuh pasien makin kurus selama
pemberian kemoterapi seri I dan II maka untuk pemberian seri selanjutnya harus diukur lagi
LPB-nya, mis: BB = 56 kg, TB = 150 cm, LPT
= 1,5m2. Dosis obat X 50 mg/m2, berarti penderita harus mendapat obat 50 x 1,5 mg 75 mg.

2.7 Efek Samping Kemoterapi

Intensitas efek samping tergantung dari karakteristik obat, dosis pada setiap pemberian,
maupun dosis kumulatif, selain itu efek samping yang timbul pada setiap penderita berbeda
walaupun dengan dosis dan obat yang sama, faktor nutrisi dan psikologis juga mempunyai
pengaruh bermakna.

Efek samping yang selalu hampir dijumpai adalah gejala gastrointestinal, supresi sumsum
tulang, kerontokan rambut. Gejala gastrointestinal yang paling utama adalah mual, muntah,
diare, konstipasi, faringitis, esophagitis dan mukositis, mual dan muntah biasanya timbul
selang beberapa lama setelah pemberian sitostatika dan berlangsung tidak melebihi 24 jam.

Gejala supresi sumsum tulang terutama terjadinya penurunan jumlah sel darah putih
(leukopenia), sel trombosit (trombositopenia), dan sel darah merah (anemia), supresi sumsum
tulang belakang akibat pemberian sitistatika dapat terjadi segera atau kemudian, pada supresi
sumsum tulang yang terjadi segera. penurunan kadar leukosit mencapai nilai terendah pada
hari ke-8 sampai hari ke- 14, setelah itu diperlukan waktu sekitar 2 hari untuk menaikan kadar
laukositnya kembali. Pada supresi sumsum tulang yang terjadi kemudian penurunan kadar
leukosit terjadi dua kali yaitu pertama-tama pada minggu kedua dan pada sekitar minggu ke
empat dan kelima. Kadar leukosit kemudian naik lagi dan akan mencapai nilai mendekati
normal pada minggu keenam. Leukopenia dapat menurunkan daya tubuh, trombositopenia
dapat mengakibatkan perdarahan yang terus-menerus berlabihan bila terjadi erosi pada traktus
gastrointestinal.

10
Kerontokan rambut dapat bervariasi dari kerontokan ringan dampai pada kebotakan, efek
samping yang jarang terjadi tetapi tidak kalah penting adalah kerusakan otot jantung,
sterilitas, fibrosis paru, kerusakan ginjal, kerusakan hati. sklerosis kulit, reaksi anafilaksis,
gangguan syaraf, gangguan hormonal, dan perubahan genetik yang dapat mengakibatkan
terjadinya kanker baru.

Kardiomiopati akibat doksorubin dan daunorubisin umumnya sulit diatasi, sebagian besar
penderita meninggal karena "pump failure", fibrosis paru umumnya iireversibel, kelainan hati
terjadi biasanya menyulitkan pemberian.

sitistatika selanjutnya karena banyak diantaranya yang dimetabolisir dalam hati, efek samping
pada kulit, saraf, uterus dan saluran kencing relatif kecil dan lebih mudah diatasi.

Tergantung jenisnya,

11

Anda mungkin juga menyukai