Anda di halaman 1dari 21

UAS AKHLAK DAN ETIKA

Nama : Siti Khamdah

Npm : 202043501889

Kelas : R61

Mata kuliah : Akhlak dan Etika

Dosen : Nur Ali, M.A.

1. Bagaimana dampak negatif penggunaan narkoba terhadap individu dan masyarakat?

Jelaskan dengan contoh konkret. Mengapa narkoba sangat dihindari dalam Islam?

Jelaskan alasannya. Bagaimana cara memerangi penyalahgunaan narkoba dalam

masyarakat dari perspektif Islam? Jelaskan dengan contoh konkret.

Jawab :

Penggunaan narkoba memiliki dampak negatif yang serius baik bagi individu

maupun masyarakat secara umum. Berikut adalah beberapa dampak negatif

penggunaan narkoba:

a. Dampak Kesehatan: Penggunaan narkoba dapat merusak organ-organ tubuh,

termasuk otak, jantung, paru-paru, dan hati. Penggunaan narkoba juga dapat

menyebabkan ketergantungan fisik dan psikologis yang serius, menyebabkan

gangguan mental, dan meningkatkan risiko terkena penyakit menular seperti

HIV/AIDS.
Contoh konkret: Seseorang yang menggunakan narkoba secara terus-menerus

dapat mengalami kerusakan permanen pada otaknya, yang dapat mengakibatkan

gangguan mental seperti kecemasan, depresi, atau bahkan psikosis.

b. Dampak Sosial dan Ekonomi: Penggunaan narkoba dapat merusak hubungan

sosial dan mengganggu stabilitas keluarga. Individu yang terlibat dalam

penyalahgunaan narkoba seringkali mengalami penurunan produktivitas, kesulitan

mempertahankan pekerjaan, dan kesulitan dalam berkontribusi pada masyarakat.

Selain itu, penyalahgunaan narkoba juga dapat meningkatkan tingkat kejahatan

seperti pencurian, perampokan, dan perdagangan narkoba ilegal.

Contoh konkret: Seseorang yang kecanduan narkoba mungkin akan

melakukan tindakan kriminal, seperti mencuri atau menjual barang-barang

berharga dari keluarganya atau orang lain untuk membiayai kebutuhan narkoba.

c. Dampak Moral dan Spiritual: Penggunaan narkoba bertentangan dengan nilai-nilai

moral dan spiritual dalam banyak agama, termasuk Islam. Narkoba dapat merusak

akhlak individu, mengaburkan pikiran dan menghalangi seseorang dari beribadah

kepada Allah dengan konsentrasi dan kesadaran yang baik.

Dalam Islam, narkoba sangat dihindari karena bertentangan dengan prinsip-

prinsip agama yang mengedepankan kesucian tubuh dan pikiran, serta menjaga

kesehatan dan keseimbangan jiwa. Islam mengajarkan bahwa manusia adalah

khalifah (pengawas) di muka bumi yang bertanggung jawab atas tubuhnya dan

memiliki kewajiban untuk menjaga kesehatan fisik dan mentalnya.


Ada beberapa cara untuk memerangi penyalahgunaan narkoba dalam

masyarakat dari perspektif Islam, antara lain:

a. Pendidikan dan Kesadaran: Memberikan pendidikan yang tepat kepada

masyarakat tentang bahaya narkoba dan konsekuensinya. Menyebarkan

informasi tentang dampak negatif narkoba melalui ceramah, kuliah, atau

program-program penyuluhan yang diselenggarakan oleh lembaga keagamaan.

b. Penegakan Hukum: Menerapkan hukuman yang tegas terhadap pengedar dan

pengguna narkoba secara adil dan sesuai dengan hukum yang berlaku.

Melakukan pencegahan melalui kegiatan patroli dan pengawasan yang intensif

untuk mengurangi peredaran narkoba.

c. Rehabilitasi dan Bimbingan: Memberikan dukungan dan rehabilitasi kepada

individu yang terlibat dalam penyalahgunaan narkoba melalui program-

program pemulihan yang melibatkan pendekatan medis, psikologis, dan

spiritual.

Terdapat beberapa hadis dan ayat Al-Qur'an yang relevan dengan

masalah penyalahgunaan narkoba, meskipun istilah "narkoba" tidak secara

eksplisit disebutkan. Sebagai contoh, dalam Al-Qur'an Surat Al-Ma'idah ayat

90:

‫صابُ َوااْل َ ْزاَل ُم ِرجْ سٌ ِّم ْن َع َم ِل ال َّشي ْٰط ِن فَاجْ تَنِبُوْ هُ لَ َعلَّ ُك ْم‬
َ ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُ ْٓوا اِنَّ َما ْال َخ ْم ُر َو ْال َم ْي ِس ُر َوااْل َ ْن‬

َ‫تُ ْفلِحُوْ ن‬

“Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya minuman keras, berjudi,

(berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah
perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah (perbuatan-

perbuatan) itu agar kamu beruntung.”

Allah melarang segala hal yang dapat membawa kerusakan kepada

diri sendiri. Rasulullah SAW juga bersabda dalam sebuah hadis yang

diriwayatkan oleh Ibnu Majah, "Sesungguhnya Allah telah menjadikan

beberapa penyakit sebagai obat bagi manusia, maka janganlah kalian

menjadikan obat itu sebagai penyakit." Hadis ini mengingatkan bahwa

manusia seharusnya tidak menggunakan zat-zat berbahaya yang dapat

merusak kesehatan mereka.

Namun, penting untuk mencatat bahwa pandangan dan pendekatan

terhadap isu narkoba dapat bervariasi dalam konteks budaya dan hukum di

berbagai negara Islam. Oleh karena itu, implementasi strategi dan pendekatan

yang disebutkan di atas dapat disesuaikan dengan kondisi masyarakat

setempat dengan tetap berpegang pada prinsip-prinsip agama Islam.

2. Bagaimana perspektif Islam dalam memahami korupsi? Mohon berikan penjelasan

yang singkat. Apa konsekuensi buruk dari praktik korupsi terhadap masyarakat dan

pemerintah? Mohon jelaskan dengan contoh konkret. Mengapa korupsi sangat

dihindari dalam Islam? Jelaskan dasar hukum dan nilai-nilai yang terkait.

Jawab :

Dalam perspektif Islam, korupsi dianggap sebagai perbuatan yang sangat tercela.

Korupsi merujuk pada penyalahgunaan kekuasaan dan pelanggaran terhadap prinsip-


prinsip keadilan, kejujuran, dan amanah. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai

perspektif Islam terhadap korupsi:

A. Konsekuensi buruk korupsi terhadap masyarakat dan pemerintah: Korupsi

memiliki dampak yang merugikan bagi masyarakat dan pemerintah. Beberapa

contoh konkret dampak buruk korupsi adalah:

1. Menghambat pembangunan: Korupsi mengalihkan dana dan sumber daya

yang seharusnya digunakan untuk pembangunan infrastruktur, pendidikan,

kesehatan, dan sektor publik lainnya.

2. Meningkatkan kesenjangan sosial: Korupsi memperburuk kesenjangan

ekonomi dan sosial dalam masyarakat. Dana publik yang seharusnya

digunakan untuk kesejahteraan umum dirampas oleh oknum koruptor

3. Melemahkan institusi dan kepercayaan publik: Korupsi merusak integritas dan

otoritas institusi publik, mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap

pemerintah, dan menciptakan ketidakstabilan politik.

4. Melanggar hak asasi manusia: Korupsi dapat menyebabkan pelanggaran hak

asasi manusia, terutama dalam hal akses terhadap layanan publik dan keadilan.

B. Mengapa korupsi sangat dihindari dalam Islam:

1. Dasar Hukum: Al-Qur'an dan hadis menegaskan prinsip kejujuran, amanah,

dan keadilan sebagai nilai-nilai yang harus ditegakkan. Al-Qur'an Surat Al-

Baqarah ayat 188:

ۡ‫اس بِااۡل ِ ۡث ِم َواَ ۡنـتُم‬ ِ ‫َواَل ت َۡا ُكلُ ۡ ٓوا اَمۡ َوالَـ ُكمۡ بَ ۡينَ ُكمۡ بِ ۡالبَا ِط ِل َوتُ ۡدلُ ۡوا بِهَٓا اِلَى ۡالحُـ َّک ِام لِت َۡا ُکلُ ۡوا فَ ِر ۡيقًا ِّم ۡن اَمۡ َو‬
ِ َّ‫ال الن‬

َ‫ت َۡعلَ ُم ۡون‬

"Janganlah kamu saling memakan harta di antara kamu dengan jalan yang

bathil, dan janganlah kamu membawa perkara itu kepada hakim (pengadilan)
supaya kamu dapat memakan sebahagian harta benda orang lain dengan

cara yang tidak benar."

Tafsir

Dan janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang

batil seperti dengan cara korupsi, menipu, ataupun merampok, dan jangan pula

kamu menyuap dengan harta itu kepada para hakim untuk bisa melegalkan

perbuatan jahat kamu dengan maksud agar kamu dapat memakan,

menggunakan, memiliki, dan menguasai sebagian harta orang lain itu dengan

jalan dosa karena melanggar ketentuan Allah, padahal kamu mengetahui

bahwa perbuatan itu diharamkan Allah.

Pada bagian pertama dari ayat ini Allah melarang makan harta orang

lain dengan jalan bathil. "Makan" ialah "mempergunakan atau

memanfaatkan", sebagaimana biasa dipergunakan dalam bahasa Arab dan

bahasa lainnya. Batil ialah cara yang dilakukan tidak menurut hukum yang

telah ditentukan Allah.

Para ahli tafsir mengatakan banyak hal yang dilarang yang termasuk dalam

lingkup bagian pertama ayat ini, antara lain:

a. Makan uang riba.

b. Menerima harta tanpa ada hak untuk itu.

c. Makelar-makelar yang melaksanakan penipuan terhadap pembeli atau

penjual.

Kemudian pada ayat bagian kedua atau bagian terakhir yang melarang

menyuap hakim dengan maksud untuk mendapatkan sebagian harta orang

lain dengan cara yang batil, dengan menyogok atau memberikan sumpah

palsu atau saksi palsu. Rasulullah saw bersabda:


"Sesungguhnya saya adalah manusia dan kamu datang membawa suatu

perkara untuk saya selesaikan. Barangkali di antara kamu ada yang lebih

pintar berbicara sehingga saya memenangkannya, berdasarkan alasan-

alasan yang saya dengar. Maka siapa yang mendapat keputusan hukum

dari saya untuk memperoleh bagian dari harta saudaranya (yang bukan

haknya) kemudian ia mengambil harta itu, maka ini berarti saya

memberikan sepotong api neraka kepadanya". (Mendengar ucapan itu)

keduanya saling menangis dan masing-masing berkata. Saya bersedia

mengikhlaskan harta bagian saya untuk teman saya. Lalu Rasulullah saw

memerintahkan, "Pergilah kamu berdua dengan penuh rasa persaudaraan

dan lakukanlah undian dan saling menghalalkan bagianmu masing-masing

menurut hasil undian itu ". (Riwayat Malik, Ahmad, al-Bukhari, Muslim,

dan lain-lain)

1. Nilai-nilai moral: Islam menekankan pentingnya keadilan, kejujuran,

dan amanah dalam setiap aspek kehidupan. Korupsi bertentangan

dengan nilai-nilai tersebut, karena melibatkan penyalahgunaan

kekuasaan dan pengkhianatan terhadap amanah.

2. Dampak sosial: Korupsi menciptakan ketidakadilan sosial,

ketidakstabilan politik, dan merusak kepercayaan antaranggota

masyarakat. Islam menganjurkan kesetaraan, keadilan, dan

kesejahteraan sosial, dan korupsi bertentangan dengan prinsip-prinsip

ini.

Pemberantasan korupsi dalam Islam dapat dilakukan melalui langkah-

langkah berikut:
1. Pendidikan dan kesadaran: Masyarakat perlu diberikan pemahaman

yang baik tentang bahaya dan konsekuensi buruk korupsi melalui

pendidikan agama dan kesadaran sosial.

2. Penegakan hukum: Pemerintah dan lembaga penegak hukum harus

melaksanakan tindakan tegas untuk memberantas korupsi dan

memastikan adanya keadilan dalam sistem hukum.

3. Transparansi dan akuntabilitas: Meningkatkan transparansi dalam

pengelolaan keuangan publik, pemberian layanan publik, dan proses

pengambilan keputusan. Akuntabilitas juga harus ditegakkan untuk

memastikan pertanggungjawaban terhadap tindakan korupsi.

Dalam Islam, terdapat banyak ayat Al-Qur'an dan hadis yang menekankan

pentingnya kejujuran, amanah, dan keadilan, dan mengecam korupsi. Salah satu

contoh hadis yang relevan adalah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah,

"Sesungguhnya Allah melarangmu berbuat dosa, berbicara dusta, dan makan harta

anak yatim." Hadis ini menekankan larangan mengambil harta anak yatim yang

termasuk dalam tindakan korupsi. Penting untuk dicatat bahwa pemberantasan

korupsi merupakan tanggung jawab bersama, dan perspektif Islam memberikan

landasan etis dan hukum yang kuat untuk melawan praktik korupsi dalam masyarakat.

3. Apa yang dimaksud dengan Etika Islam dalam demokrasi? Jelaskan dengan singkat.

Bagaimana implementasi Etika Islam dalam sistem demokrasi? Jelaskan dengan

contoh konkret. Mengapa penegakan hukum sangat penting dalam Islam? Jelaskan

dasar hukum dan nilai-nilai yang terkait.

Jawab :
Etika Islam dalam demokrasi mengacu pada prinsip-prinsip Islam yang dapat

diterapkan dalam konteks sistem demokrasi. Hal ini mencakup prinsip-prinsip seperti

keadilan, keterbukaan, konsultasi, perlindungan hak asasi manusia, dan

pertanggungjawaban yang bertujuan untuk mencapai kebaikan bersama dalam suatu

masyarakat.

Implementasi Etika Islam dalam sistem demokrasi dapat dilakukan melalui beberapa

cara:

a. Keadilan: Prinsip keadilan dalam Islam mengajarkan perlakuan yang adil terhadap

semua warga negara tanpa memandang perbedaan agama, ras, atau latar belakang

lainnya. Dalam konteks demokrasi, keadilan dapat diwujudkan melalui

penyelenggaraan pemilihan yang adil, kebijakan yang merata, dan perlindungan

terhadap hak-hak minoritas.

b. Keterbukaan dan partisipasi: Etika Islam mendorong keterbukaan dan partisipasi

aktif dalam pengambilan keputusan publik. Hal ini dapat diimplementasikan

melalui proses konsultasi (syura) antara pemimpin dan rakyat serta pemberian

kesempatan bagi semua warga negara untuk menyuarakan pendapat dan aspirasi

mereka.

c. Perlindungan hak asasi manusia: Sistem demokrasi yang berdasarkan Etika Islam

harus melindungi hak asasi manusia, termasuk hak hidup, kebebasan berpendapat,

kebebasan beragama, dan hak-hak lainnya. Hak-hak ini harus dijamin dan

dihormati oleh negara dan lembaga-lembaga publik.

d. Pertanggungjawaban: Etika Islam mendorong adanya pertanggungjawaban dalam

kepemimpinan dan pemerintahan. Pemimpin harus bertanggung jawab terhadap

keputusan dan tindakan mereka di hadapan Allah dan masyarakat. Ini dapat
dilakukan melalui mekanisme pemantauan, akuntabilitas, dan pengawasan yang

efektif terhadap kebijakan dan tindakan pemerintah.

Penegakan hukum sangat penting dalam Islam karena melayani sebagai instrumen

untuk menegakkan keadilan dan menjaga ketertiban sosial. Dasar hukum dan nilai-

nilai terkait penegakan hukum dalam Islam mencakup:

a. Prinsip keadilan: Islam menekankan pentingnya keadilan dalam semua aspek

kehidupan. Penegakan hukum yang adil memastikan bahwa setiap individu

diperlakukan secara setara dan adil di hadapan hukum.

b. Pertanggungjawaban: Setiap individu, termasuk pemimpin, bertanggung jawab

atas tindakan dan keputusan mereka. Penegakan hukum melalui sistem peradilan

yang efektif memastikan bahwa mereka yang melanggar hukum diberikan sanksi

sesuai dengan keadilan.

c. Perlindungan hak asasi manusia: Hukum dalam Islam melindungi hak asasi

manusia, termasuk hak hidup, kehormatan, kebebasan beragama, kebebasan

berpendapat, dan hak-hak lainnya. Penegakan hukum memastikan hak-hak ini

dihormati dan dilindungi oleh negara dan lembaga-lembaga publik.

d. Pencegahan kejahatan: Penegakan hukum memiliki peran penting dalam

mencegah dan mengurangi kejahatan dalam masyarakat. Melalui penerapan

hukum yang tegas, orang-orang yang melanggar hukum dihukum dan masyarakat

dilindungi dari ancaman kejahatan.

Dalam Islam, terdapat ayat Al-Qur'an dan hadis yang menekankan pentingnya

keadilan, pertanggungjawaban, dan penegakan hukum yang adil. Misalnya, Al-Qur'an

Surat An-Nisa ayat 135:


‫ٰۤيـاَيُّهَا الَّ ِذ ۡينَ ٰا َمنُ ۡوا ُك ۡونُ ۡوا قَوَّا ِم ۡينَ بِ ۡالقِ ۡس ِط ُشهَدَٓا َء هّٰلِل ِ َولَ ۡو ع َٰلٓى اَ ۡنفُ ِس ُكمۡ اَ ِو ۡال َوالِد َۡي ِن َوااۡل َ ۡق َربِ ۡينَ‌ ؕ اِ ۡن يَّ ُك ۡن َغنِيًّا اَ ۡو فَقِ ۡيرًا‬

‫فَاهّٰلل ُ اَ ۡو ٰلى بِ ِه َما‌ فَاَل تَتَّبِعُوا ۡالهَ ٰ ٓوى اَ ۡن ت َۡع ِدلُ ۡوا‌ۚ َواِ ۡن ت َۡل ٗۤوا اَ ۡو تُ ۡع ِرض ُۡوا فَا ِ َّن هّٰللا َ َكانَ بِ َما ت َۡع َملُ ۡونَ خَ بِ ۡيرًا‬

“ Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi

karena Allah, walaupun terhadap dirimu sendiri atau terhadap ibu bapak dan kaum

kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa) kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu

kemaslahatan (kebaikannya). Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena

ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau

enggan menjadi saksi, maka ketahuilah Allah Mahateliti terhadap segala apa yang

kamu kerjakan.”

Tafsir

Kalau pada ayat-ayat sebelumnya Allah memerintahkan untuk berlaku adil

terhadap anak-anak yatim dan perempuan-perempuan, dalam ayat ini Allah

memerintahkan berbuat adil terhadap semua manusia. Wahai orang-orang yang

beriman! Jadilah kamu secara sungguhsungguh penegak keadilan di antara umat

manusia secara keseluruhan, menjadi saksi yang benar karena Allah, tanpa ada

diskriminasi, walaupun terhadap dirimu sendiri atau terhadap orang-orang yang

sangat dekat denganmu sekali pun, seperti ibu bapak dan kaum kerabatmu, janganlah

jadikan hal itu sebagai penghalang bagimu untuk berbuat adil. Jika dia, yang terdakwa

itu, kaya, janganlah kamu terpengaruh dengan kekayaannya, ataupun jika ia miskin,

janganlah merasa iba karena kemiskinannya, maka Allah lebih tahu kemaslahatan

atau kebaikannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu sehingga kamu

memberi keputusan yang tidak adil dan menjadi saksi yang tidak benar, karena ingin

menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutarbalikkan kata-kata dan fakta

yang benar atau enggan menjadi saksi yang benar untuk menyatakan kebenaran dan
menegakkannya, maka ketahuilah Allah Mahateliti terhadap segala apa yang kamu

kerjakan dalam setiap keputusan yang kamu ambil dan setiap kesaksian yang kamu

berikan.

Orang-orang beriman diperintahkan agar menjadi orang yang benar-benar

menegakkan keadilan di tengah-tengah masyarakat. Karenanya Allah memerintahkan

kepada mereka untuk berlaku adil dalam segala hal, seperti keadilan dalam membagi

waktu, menegakkan salat secara tetap dan tepat pada waktunya. Dalam memberikan

kesaksian, Allah memerintahkan agar memberikan kesaksian seperti apa adanya, tidak

boleh memutarbalikkan kenyataan. Dalam menimbang barang agar berlaku adil,

menimbang dengan tepat, tidak menambah dan tidak mengurangi (al-Mutaffifin/83: 1-

4). Semua perintah itu jika dilakukan dengan sebaik-baiknya, niscaya akan

menjadikan kebiasaan yang meresap di dalam jiwanya. Keadilan itu harus dilakukan

secara menyeluruh di tengah-tengah pergaulan masyarakat, baik yang menjalani itu

rakyat biasa ataupun kepala negara, petani atau pedagang, anggota atau kepala rumah

tangga.

Jika menjadi saksi, jadilah saksi yang jujur, semata-mata karena

mengharapkan keridaan Allah, tidak memutarbalikkan kenyataan, tidak berat sebelah,

meskipun menyangkut dirinya sendiri, ataupun keluarganya. Kesaksian itu hendaklah

diberikan sesuai dengan kenyataan baik menguntungkan dirinya sendiri ataupun

menguntungkan orang lain, karena pada dasarnya kesaksian itu adalah salah satu jalan

pembuktian untuk mencari kebenaran. Oleh sebab itu, kesaksian harus diberikan

dengan jujur.

Apabila ada seseorang memberikan kesaksian yang tidak benar, dengan

maksud ingin menguntungkan dirinya atau keluarganya, maka cara serupa ini tidaklah

dianggap suatu kebaikan, karena memberikan keterangan palsu dengan maksud


memberikan pertolongan kepada seseorang, tidak dibenarkan syariat dan bukanlah

suatu kebajikan, tetapi pada hakikatnya perbuatan yang demikian itu termasuk

membantu kejahatan dan menginjak-injak hak asasi manusia.

Allah menyerukan agar keadilan dan kesaksian itu dilaksanakan secara merata

tanpa pandang bulu, baik yang disaksikan itu keluarganya sendiri ataupun orang lain,

baik kaya ataupun miskin. Hendaklah manusia mengetahui bahwa keridaan Allah dan

tuntunan syariat-Nya yang harus diutamakan: tidak boleh orang-orang kaya disenangi

atau dibela karena kekayaannya atau orang-orang fakir dikasihani karena

kefakirannya, sebab jika kekayaan dan kefakiran yang dijadikan dasar pertimbangan

dalam memberikan kesaksian, maka pertimbangan serupa itu bukanlah merupakan

pertimbangan yang dapat membuahkan keputusan yang benar. Pertimbangan yang

benar ialah didasarkan kepada kebenaran dan keridaan Allah semata.

Menegakkan keadilan dan memberikan kesaksian yang benar sangat penting

artinya, baik bagi orang-orang yang menjadi saksi ataupun bagi orang-orang yang

diberi kesaksian. Itulah sebabnya, menegakkan keadilan atau memberikan persaksian

yang benar itu, ditetapkan dan dimasukkan ke dalam rangkaian syariat Allah yang

wajib dijalankan.

Sesudah itu Allah melarang kaum Muslimin memperturutkan hawa nafsu, agar

mereka tidak menyeleweng dari kebenaran, karena orang yang terbiasa menuruti

hawa nafsunya, mudah dipengaruhi oleh dorongan hawa nafsu untuk melakukan

tindakan yang tidak adil dan tidak jujur, sehingga mereka tergelincir dari kebenaran.

Apabila mereka memutarbalikkan kenyataan dalam memberikan persaksian,

sehingga apa yang disaksikan tidak sesuai dengan kenyataan, atau mereka enggan

untuk memberikan kesaksian karena tekanan-tekanan yang mempengaruhi jiwanya,

maka mereka harus ingat bahwa Allah mengetahui apa yang terkandung di dalam hati
mereka. Hadis juga menekankan pentingnya penegakan hukum yang adil, seperti

hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad, "Sesungguhnya Allah menyukai, apabila salah

seorang di antara kamu melakukan pekerjaan, hendaklah ia melakukannya dengan

sempurna." Hadis ini menegaskan pentingnya menegakkan kualitas dalam

menjalankan tugas dan tanggung jawab.

4. Mengapa penting untuk mencegah dan menangani kekerasan seksual? Jelaskan

dampak negatif dari kekerasan seksual bagi korban dan masyarakat. Bagaimana

langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pencegahan dan penanganan kekerasan

seksual? Jelaskan dengan singkat cara kerja langkah-langkah tersebut. Apa yang

menjadi peran pemerintah dalam pencegahan dan penanganan kekerasan seksual?

Jelaskan dengan contoh konkret tindakan yang dapat dilakukan oleh pemerintah

dalam hal ini.

Jawab :

Mencegah dan menangani kekerasan seksual sangat penting karena kekerasan

seksual adalah pelanggaran hak asasi manusia yang serius dengan dampak negatif

yang luas bagi korban dan masyarakat secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa

alasan mengapa penting untuk mencegah dan menangani kekerasan seksual:

1. Dampak negatif bagi korban:

a. Fisik dan psikologis: Kekerasan seksual dapat menyebabkan luka fisik yang

serius dan trauma psikologis yang mendalam. Korban mungkin mengalami

gangguan kecemasan, depresi, gangguan tidur, dan masalah kesehatan mental

lainnya.
b. Gangguan hubungan interpersonal: Kekerasan seksual dapat merusak

kepercayaan diri dan mempengaruhi kemampuan korban untuk membentuk

hubungan interpersonal yang sehat dan berkelanjutan.

c. Rasa malu dan stigmatisasi: Korban sering kali merasa malu dan cenderung

menutup diri. Stigmatisasi sosial juga dapat memperburuk trauma yang

dialami oleh korban.

2. Dampak negatif bagi masyarakat:

a. Ketidakamanan: Kekerasan seksual menciptakan rasa ketidakamanan dalam

masyarakat. Rasa takut dan kengerian yang disebabkan oleh kekerasan seksual

dapat mempengaruhi kualitas hidup dan kesejahteraan sosial secara

keseluruhan.

b. Siklus kekerasan: Kekerasan seksual dapat memicu siklus kekerasan yang

berkelanjutan. Korban kekerasan seksual yang tidak mendapatkan bantuan dan

pemulihan yang tepat berisiko menjadi pelaku kekerasan di masa depan.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pencegahan dan penanganan

kekerasan seksual meliputi:

1. Pendidikan dan kesadaran: Masyarakat perlu diberikan pemahaman yang baik

tentang kekerasan seksual, termasuk tentang definisi, jenis, dan dampaknya.

Program-program pendidikan dan kampanye kesadaran yang terfokus pada

pencegahan kekerasan seksual dapat membantu mengubah sikap, perilaku, dan

norma yang mendorong kekerasan seksual.

2. Penguatan hukum dan kebijakan: Penguatan hukum dan kebijakan yang

melindungi korban kekerasan seksual dan menghukum pelaku dengan tegas. Ini

termasuk menerapkan hukuman yang memadai bagi pelaku kekerasan seksual,


menyediakan perlindungan hukum bagi korban, dan mendorong laporan dan

penuntutan yang lebih efektif.

3. Layanan dukungan dan pemulihan: Membangun layanan dukungan yang

komprehensif bagi korban kekerasan seksual, termasuk akses ke layanan medis,

konseling, perlindungan hukum, dan rehabilitasi psikososial. Langkah ini penting

untuk membantu korban memulihkan diri dan mendapatkan pemulihan yang tepat.

4. Pelatihan dan kesadaran bagi para profesional: Melakukan pelatihan bagi tenaga

medis, konselor, penegak hukum, dan pekerja sosial untuk meningkatkan

pemahaman dan keterampilan dalam penanganan kasus kekerasan seksual dengan

sensitivitas dan profesionalisme yang tinggi.

Pemerintah memiliki peran penting dalam pencegahan dan penanganan kekerasan

seksual. Contoh konkret tindakan yang dapat dilakukan oleh pemerintah antara lain:

1. Pembentukan kebijakan dan regulasi: Pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan

dan regulasi yang melindungi korban kekerasan seksual, seperti undang-undang

perlindungan korban kekerasan seksual atau pedoman penanganan kasus

kekerasan seksual.

2. Pendidikan dan kampanye kesadaran: Pemerintah dapat meluncurkan kampanye

nasional untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kekerasan seksual,

mengedukasi publik tentang hak-hak korban, dan mendorong laporan dan

penuntutan kasus kekerasan seksual.

3. Pendanaan program dan layanan: Pemerintah dapat mengalokasikan dana untuk

mendukung program pencegahan, pelatihan, layanan dukungan, dan rehabilitasi

bagi korban kekerasan seksual. Ini meliputi pendanaan untuk layanan medis,

konseling, perlindungan hukum, dan pusat rehabilitasi.


4. Sistem pelaporan dan penegakan hukum: Pemerintah dapat memperkuat sistem

pelaporan dan penegakan hukum, termasuk mendirikan unit khusus dalam

kepolisian untuk menangani kasus kekerasan seksual dan memastikan penegakan

hukum yang adil bagi pelaku.

Dalil/hadis yang terkait dengan masalah kekerasan seksual adalah larangan untuk

menzalimi orang lain dan perlunya menjaga dan melindungi hak-hak individu. Al-

Qur'an Surat Al-Ma'idah ayat 8:

ُ‫ط ۖ َواَل يَ ۡج ِر َمنَّ ُكمۡ َشن َٰانُ قَ ۡو ٍم ع َٰلٓى اَ اَّل ت َۡع ِدلُ ۡوا‌ ؕ اِ ۡع ِدلُ ۡوا هُ َو اَ ۡق َرب‬
‌ِ ‫ٰۤيـاَيُّهَا الَّ ِذ ۡينَ ٰا َمنُ ۡوا ُك ۡونُ ۡوا قَوَّا ا ِم ۡينَ هّٰلِل ِ ُشهَدَٓا َء بِ ۡالقِ ۡس‬

َ‫لِلتَّ ۡق ٰوى‌ َواتَّقُوا هّٰللا ‌َ ؕ اِ َّن هّٰللا َ خَ بِ ۡي ۢ ٌر بِ َما ت َۡع َملُ ۡون‬

“Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena

Allah, (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap

suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena (adil)

itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah

Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”

Tafsir

Ayat selanjutnya memberikan tuntunan agar umat Islam berlaku adil, tidak

hanya kepada sesama umat Islam, tetapi juga kepada siapa saja walaupun kepada

orang-orang yang tidak disukai. Wahai orangorang yang beriman! Jadilah kamu

sebagai penegak keadilan, yakni orang yang selalu dan bersungguh-sungguh

menegakkan kebenaran, karena Allah, ketika kalian menjadi saksi maka bersaksilah

dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum, yakni kepada orang-

orang kafir dan kepada siapa pun, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil terhadap
mereka. Berlaku adillah kepada siapa pun, karena adil itu lebih dekat kepada takwa.

Dan bertakwalah kepada Allah dengan mengerjakan perintah-Nya dan meninggalkan

larangan-Nya, sungguh, Allah Mahateliti, Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan,

baik yang kamu lahirkan maupun yang kamu sembunyikan.

Hadis juga menekankan pentingnya melindungi hak-hak individu, seperti hadis yang

diriwayatkan oleh Bukhari, "Barangsiapa yang tidak memenuhi hak-hak manusia,

maka Allah dapat membebaskan dirinya dari keperluan-Nya."

5. Apa yang dimaksud dengan PPKS (Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual)

dalam perspektif Islam? Jelaskan mengapa hal tersebut sangat penting dalam

kehidupan beragama. Jelaskan beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk

mencegah terjadinya PPKS dalam perspektif Islam. Berikan contoh konkrit.

Bagaimana pandangan Islam tentang pelaku PPKS dan korban PPKS? Jelaskan

dengan singkat.

Jawab :

PPKS (Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual) dalam perspektif

Islam mengacu pada upaya yang dilakukan untuk mencegah kekerasan seksual dan

memberikan perlindungan, pemulihan, dan keadilan bagi korban dalam kerangka

nilai-nilai Islam. Hal ini sangat penting dalam kehidupan beragama karena Islam

menekankan pentingnya melindungi hak-hak individu, menjaga keadilan, dan

memberikan perhatian terhadap kesejahteraan umat.

Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya PPKS dalam

perspektif Islam meliputi:


a. Pendidikan dan kesadaran: Masyarakat perlu diberikan pemahaman yang baik

tentang kekerasan seksual, hak-hak individu, dan nilai-nilai Islam yang

mendorong perlindungan dan keadilan. Kampanye kesadaran, khutbah Jumat,

ceramah, dan pengajaran di sekolah dapat membantu meningkatkan kesadaran dan

pemahaman tentang masalah ini.

b. Penguatan nilai-nilai moral: Islam mendorong individu untuk mengembangkan

karakter moral yang kuat, termasuk menghormati dan melindungi hak-hak

individu. Mengajarkan nilai-nilai kesopanan, ketaatan terhadap norma agama, dan

mengedepankan akhlak yang baik dapat membantu mencegah perilaku kekerasan

seksual.

c. Pelatihan dan pendidikan agama: Melakukan pelatihan bagi pemimpin agama,

guru, dan tokoh masyarakat untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang isu

kekerasan seksual dan bagaimana menghadapinya sesuai dengan ajaran Islam.

Pendidikan agama yang kuat juga dapat memperkuat kesadaran akan nilai-nilai

Islam yang menentang kekerasan seksual.

Pandangan Islam tentang pelaku PPKS dan korban PPKS dapat dijelaskan sebagai

berikut:

a. Pelaku PPKS: Islam mengutuk tindakan kekerasan seksual dan menempatkannya

sebagai perbuatan dosa yang serius. Pelaku PPKS melanggar ajaran Islam yang

menghormati hak-hak individu, memandang perempuan sebagai makhluk yang

harus dihormati dan dilindungi, dan menentang tindakan kekerasan dalam segala

bentuknya. Pelaku PPKS harus bertanggung jawab atas perbuatannya dan dikenai

sanksi sesuai dengan hukum yang berlaku.


b. Korban PPKS: Islam menuntut agar korban kekerasan seksual dilindungi,

didengar, dan mendapatkan keadilan. Islam mengajarkan empati, kepedulian, dan

upaya pemulihan bagi mereka yang mengalami kekerasan seksual. Korban harus

diberikan dukungan medis, konseling, perlindungan hukum, dan pemulihan yang

diperlukan untuk memulihkan diri mereka dan memulai kehidupan yang normal.

Terdapat beberapa dalil dan hadis yang terkait dengan masalah kekerasan seksual.

Misalnya, Al-Qur'an Surat An-Nisa ayat 19:

َ‫ض َم ۤا ٰات َۡيتُ ُم ۡوه َُّن اِاَّل ۤ اَ ۡن ي َّۡاتِ ۡين‬ ۡ ُ ‫ٰۤيـاَيُّهَا الَّ ِذ ۡينَ ٰا َمنُ ۡوا اَل يَ ِحلُّ لَـ ُكمۡ اَ ۡن ت َِرثُوا النِّ َسٓا َء َك ۡرهًا‌ ؕ َواَل ت َۡع‬
ِ ‫ضلُ ۡوه َُّن لِتَذهَب ُۡوا بِبَ ۡع‬

‫ف ۚ فَا ِ ۡن َك ِر ۡهتُ ُم ۡوه َُّن فَ َع ٰۤسى اَ ۡن ت َۡك َره ُۡوا َش ۡيــًٔـا َّويَ ۡج َع َل هّٰللا ُ فِ ۡي ِه خ َۡيرًا َكثِ ۡيرًا‬
‌ِ ‫بِفَا ِح َش ٍة ُّمبَيِّنَ ٍة‌ ۚ َوعَا ِشر ُۡوه َُّن بِ ۡال َم ۡعر ُۡو‬

“Wahai orang-orang beriman! Tidak halal bagi kamu mewarisi perempuan dengan

jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil

kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, kecuali apabila

mereka melakukan perbuatan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka

menurut cara yang patut. Jika kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah)

karena boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan kebaikan

yang banyak padanya.”

Tafsir

Salah satu tradisi pada masa Jahiliah adalah apabila seorang pria wafat dan

meninggalkan istri, maka keluarga pria itu datang untuk memperistri tanpa memberi

mahar. Boleh jadi yang memperistri tersebut adalah anak tiri, mertua atau ipar wanita

tersebut. Mereka memperlakukan istri dari laki-laki yang meninggal tersebut sesuai

keinginan mereka tanpa memberikan hak apalagi menaruh belas kasihan, lalu turunlah
ayat ini. Wahai orang-orang beriman! Tidak halal, yakni tidak dibenarkan dengan

alasan apa pun, bagi kamu, laki-laki, berlaku seperti kelakuan orang-orang yang tidak

beriman yaitu mewarisi harta atau diri perempuan dengan dipaksa atau tidak boleh

menikah dengan laki-laki lain. Dan janganlah kamu, wahai suami, apabila telah

menceraikan istri-istri kamu, menyusahkan, yakni menghalangi, mereka menikah

dengan laki-laki lain. Tindakan itu kamu lakukan karena hendak mengambil kembali

secara paksa sebagian dari apa saja yang telah kamu berikan kepadanya baik mahar,

atau pemberian lainnya, kecuali apabila mereka sudah terbukti melakukan perbuatan

keji yang nyata seperti nusyuz atau berzina, maka kamu boleh memaksa mereka

menebus diri dengan mengembalikan maskawin yang telah kamu berikan, sebagai

pelajaran bagi mereka. Dan bergaullah, wahai suami, dengan mereka menurut cara

yang patut dan penuh kasih sayang sesuai ketentuan agama. Jika kamu tidak

menyukai mereka lantaran adanya kekurangan pada diri mereka, maka bersabarlah

terhadap segala kekurangan atau keterbatasan mereka. Karena boleh jadi kamu tidak

menyukai sesuatu pada dirinya, padahal Allah ingin menjadikan dalam ikatan

perkawinan bersamanya itu suatu kebaikan yang banyak padanya di kemudian hari.

Karena, di balik kesabaran tersebut tentu ada hikmah yang banyak.

Hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud juga mengutip Rasulullah

Muhammad SAW yang mengatakan, "Barangsiapa yang menzalimi seorang muslim

atau menanggung beban yang terlalu berat baginya atau merampas haknya dengan

cara yang bathil, maka aku akan menjadi pengacaranya pada Hari Kiamat."Dalil-dalil

ini menegaskan pentingnya melindungi hak-hak individu, melarang penindasan dan

kekerasan, serta memberikan keadilan kepada korban.

Anda mungkin juga menyukai