Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
i
KATA PENGANTAR
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Bahasa Indonesia dengan Dosen pengampu kepada Bapak Abdul Waid, S.H.I., M.S.I.
selain itu, tugas makalah ini menjadi bahan untuk menambah wawasan
tentang “Pandangan NU terhadap Rokok” bagi penulis dan juga pembaca.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam proses penyusunan makaah ini. Penulis menyadari, makalah yang ditulis ini
masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, penulis mengharap kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
A. Apa pengertian rokok dan dalil dalil golongan yang mengharamkan ............ 2
B. Apa pandangan ulama mengenai rokok .......................................................... 4
C. Bagaimana rokok menurut pendapat Syekh Abdul Mun'im Qindil……….8
BAB PENUTUP............................................................................................................... 10
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat mengakui bahwa industri rokok telah memberikan manfaat
ekonomi dan sosial yang cukup besar. Industri rokok juga telah memberikan
pendapatan yang cukup besar bagi negara. Bahkan, tembakau sebagai bahan
baku rokok telah menjadi tumpuan ekonomi bagi sebagian petani. Namun di sisi
lain, merokok dapat membehayakan kesehatan (dlarar), dan berpotensi
terjadinya pemborosan (israf), dan merupakan tindakan tabdzir. Secara ekonomi
penananggulangan bahaya rokok juga cukup besar..
Menurut ahli kesehatan, rokok mengandung nikotin dan zat lain yang
membahayakan kesehatan. Disamping kepada perokok, tindakan merokok dapat
membahayakan orang lain, khususnya yang berada di sekitar perokok. Hukum
merokok tidak disebutkan secara tegas oleh Al-Quran dan Sunnah Nabi. Oleh
karna itu fuqohah mencari solusinya melalui ijtihad. Sebagaimana layaknya
masalah yang hukumnya digali lewat ijtihad, hukum merokok diperselisihkan
oleh fuqohah (Himpunan Fatwa MUI, 2002:196).
Secara sosial, kebiasaan merokok tidak hanya membahayakan kesehatan
si perokok aktif saja, melainkan juga mengancam kesehatan para perokok pasif,
yaitu orang-orang yang berada disekitar perokok aktif sehingga turut menghirup
berbagai senyawa kimia yang terkandung dalam asap rokok. Bahkan
berdasarkan hasil penelitian medis, tingkat resiko yang harus diderita oleh
perokok pasif, jauh lebih besar dibandingkan resiko yang akan diderita oleh
perokok aktif (Satiti, 2009: 45).
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian rokok dan dalil dalil golongan yang mengharamkan ?
2. Bagaimana pandangan ulama mengenai rokok?
3. Bagaimana rokok menurut pendapat Syekh Abdul Mun'im Qindil ?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian rokok dan dalil dalil golongan yang
mengharamkan
2. Untuk mengetahui alasan golongan yang memakhruhkan
3. Untuk mengetahui rokok menurut pendapat Syehk Abdu Mun‟im Qindil
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
ulama pada zaman itu dituntut untuk membicarakannya menurut keterangan
hukum syara‟.
Sebagian berpendapat haram; sebagian berpendapat makruh; sebagian lagi
mengatakan boleh(mubah), dan sebagian lagi tidak memberikan hukum secara
mutlak, tetapi menetapkan hukumnya secara rinci, 6.dan sebagian lagi dari
mereka (ulama) berdiam diri, tidak membicarakannya.
1. Memabukan
mengatakan bahwa rokok itu memabukkan, sedangkan tiap-tiap yang
memabukkan itu hukumnya haram.. Yang dimaksud dengan memabukkan
ialah segala sesuatu yang dapat menutup akal, meskipun hanya sebatas tidak
ingat (dialami oleh orang-orang yang pertama kali melakukannya).
Artinya,merokok bisa menjadikan pikirannya kacau, menghilangkan
pertimbangan akalnya, menjadikan nafasnya sesak dan dapat teracuni.
Mabuk dalam hal ini bukan mabuk karena lezat, dan bukan pula menggigil.
Sedangkan sebagian dari mereka tidak memperbolehkan orang yang
merokok itu menjadi imam.
2. Melemahkan Badan
Mereka berkata,”Kalaupun merokok itu tidak sampai memabukkan,
minimal perbuatan itu dapat menyebabkan tubuh menjadi lemah dan loyo.
Dari Ummu Salamah r.a.:
”Bahwa Rasulullah saw. melarang segala sesuatu yang memabukkan
dan
melemahkan.” (HR Ahmad dan Abu Daud).
Menimbulkan Mudharat
a) Mudharat pada badan: menjadikan badan lemah, wajah pucat,
terserang batuk, bahkan dapat menimbulkan penyakit paru-paru.
b) Mudharat pada harta, yang dimaksud ialah bahwa merokok itu
menghamburhamburkan harta, yakni menggunakannya untuk sesuatu
yang tidak bermanfaat bagi badan dan ruh, tidak bermanfaat di dunia
dan akhirat.8 Sedangkan Nabi saw. Telah melarang membuang-
buang harta, Allah Swt berfirman:”….dan janganlah kamu
menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya
pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu
adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” (Al Isra (17) ayat :26-27). .
4
Siapa yang meniliti dengan baik kalam ulama, pasti akan
menemukan bahwa hukum rokok itu haram, demikian menurut pendapat
para ulama madzhab. Hanya pendapat sebagian kyai saja (-maaf- yang
barangkali doyan rokok) yang tidak berani mengharamkan sehingga
ujung-ujungnya mengatakan makruh atau ada yang mengatakan mubah.
Padahal jika kita meneliti lebih jauh, ulama madzhab tidak pernah
mengatakan demikian, termasuk ulama madzhab panutan di negeri kita
yaitu ulama Syafi‟iyah.
Berikut beberapa ulama yang Mengharamkan rokok:
Ulama Syafi‟iyah seperti Ibnu „Alaan dalam kitab Syarh Riyadhis
Sholihin dan Al Adzkar serta buku beliau lainnya menjelaskan akan haramnya
rokok. Begitu pula ulama Syafi‟iyah yang mengharamkan adalah Asy Syaikh
„Abdur Rahim Al Ghozi, Ibrahim bin Jam‟an serta ulama Syafi‟iyah lainnya
mengharamkan rokok.
Qalyubi (Ulama mazhab Syafi‟I wafat: 1069 H) ia berkata dalam kitab Hasyiyah
Qalyubi ala Syarh Al Mahalli, jilid I, hal. 69, “Ganja dan segala obat bius yang
menghilangkan akal, zatnya suci sekalipun haram untuk dikonsumsi. Oleh
karena itu para Syaikh kami berpendapat bahwa rokok hukumnya juga haram,
karena rokok dapat membuka jalan agar tubuh terjangkit berbagai penyakit
berbahaya“.
Ulama madzhab lainnya dari Malikiyah, Hanafiyah dan Hambali pun
mengharamkannya. Artinya para ulama madzhab menyatakan rokok itu haram.
Silakan lihat bahasan dalam kitab „Hukmu Ad Diin fil Lihyah wa Tadkhin‟
(Hukum Islam dalam masalah jenggot dan rokok) yang disusun oleh Syaikh „Ali
Hasan „Ali „Abdul Hamid Al Halabi hafizhohullah terbitan Al Maktabah Al
Islamiyah hal. 42-44.
Bahaya, merokok itu tidak lepas dari dharar (bahaya), lebih-lebih jika
terlalubanyak melakukannya. Sedangkan sesuatu yang sedikit itu bila diteruskan
akan menjadi banyak.
Mengurangkan harta. Dapat mengurangkan harta yang dapat digunakan untuk
hal-hal yang lebih baik dan lebih bermanfaat bagi sahabatnya dan bagi orang
lain.
Bau dan asapnya mengganggu serta manyakiti orang lain yang tidak merokok.
Menurunkan harga diri/wibawa bagi orang yang mempunyai kedudukan social
terpandang.
Dapat melalaikan seseorang untuk beribadah secara sempurana.
Jika perokok menghadiri suatu mejelis/pertemuan, ia akan menggangguorang
lain.
5
Maka hendaklah ia malu melakukannya. Syekh Abu Sahal Muhammad
bin Al Wa‟izh Al Hanafi berkata: “Kemakruhan bagi perokok disebabkan
menjadikan pelakunya hina dan sombong, memutuskan hak dan keras kepala.
Selain itu, segala sesuatu yang baunya mengganggu orang lain adalah makruh,12
sama halnya dengan memakan bawang. Maka asap rokok yang memiliki
dampak negative ini lebih utama untuk dilarang, dan perokoknya lebih layak
dilarang masuk mesjid serta menghadiri pertemuan-pertemuan.”
6
b) Barangsiapa yang apabila menggunakannya menimbulkan
mudharat, maka hukumnya haram, seperti orang yang
mendapatkan mudharat bila menggunakan madu.
c) Barangsiapa yg memanfaatkannya untuk menolak mudharat,
semisal panyakit, maka wajib manggunakannya. Jadi, hukum-
hukum ini ditetapkan berdasarkan sesuatu yang akan
ditimbulkannya sedangkan pada asalnya adalah mubah,
sebagaimana yang telah kita ketahui.
7
Juga sabda Rasulullah SAW tentang Apa yang dirasakan malaikat ketika
melihat orang yang menyakiti diri. Beliau bersabda. "Sesungguhnya malaikat
merasa sakit dari apa yang menyakiti manusia."
"Tidak diragukan lagi bahwa asap rokok memiliki bau yang tidak disukai
dan menyakiti manusia sebagaimana malaikat juga merasakan sakit dirinya,"
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
9
DAFTAR PUSTAKA
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/4456/
https://pustaka.unand.ac.id/component/k2/item/215-rokok-itu-haram
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4740548/5-bahaya-merokok-
yang-menakutkan-bagi-kesehatan
10
11