Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PANDANGAN NU TERHADAP ROKOK

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ke-NU-an

Dosen Pengampu :

Abdul Waid, S.H.I., M.S.I.

Disusun Oleh :

1. Dela Salaisya Hikmah


2. Ahmad Nurdiansyah
3. Akrom Amruloh

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH DAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA KEBUMEN

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan kesempatan


kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Berkat rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini “Pandangan NU terhadap Rokok”
dengan tepat waktu.

Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Bahasa Indonesia dengan Dosen pengampu kepada Bapak Abdul Waid, S.H.I., M.S.I.

selain itu, tugas makalah ini menjadi bahan untuk menambah wawasan
tentang “Pandangan NU terhadap Rokok” bagi penulis dan juga pembaca.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam proses penyusunan makaah ini. Penulis menyadari, makalah yang ditulis ini
masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, penulis mengharap kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnan makalah ini.

Kebumen,10 November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................i

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 1
C. Tujuan Pembahasan ......................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 2

A. Apa pengertian rokok dan dalil dalil golongan yang mengharamkan ............ 2
B. Apa pandangan ulama mengenai rokok .......................................................... 4
C. Bagaimana rokok menurut pendapat Syekh Abdul Mun'im Qindil……….8

BAB PENUTUP............................................................................................................... 10

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masyarakat mengakui bahwa industri rokok telah memberikan manfaat
ekonomi dan sosial yang cukup besar. Industri rokok juga telah memberikan
pendapatan yang cukup besar bagi negara. Bahkan, tembakau sebagai bahan
baku rokok telah menjadi tumpuan ekonomi bagi sebagian petani. Namun di sisi
lain, merokok dapat membehayakan kesehatan (dlarar), dan berpotensi
terjadinya pemborosan (israf), dan merupakan tindakan tabdzir. Secara ekonomi
penananggulangan bahaya rokok juga cukup besar..
Menurut ahli kesehatan, rokok mengandung nikotin dan zat lain yang
membahayakan kesehatan. Disamping kepada perokok, tindakan merokok dapat
membahayakan orang lain, khususnya yang berada di sekitar perokok. Hukum
merokok tidak disebutkan secara tegas oleh Al-Quran dan Sunnah Nabi. Oleh
karna itu fuqohah mencari solusinya melalui ijtihad. Sebagaimana layaknya
masalah yang hukumnya digali lewat ijtihad, hukum merokok diperselisihkan
oleh fuqohah (Himpunan Fatwa MUI, 2002:196).
Secara sosial, kebiasaan merokok tidak hanya membahayakan kesehatan
si perokok aktif saja, melainkan juga mengancam kesehatan para perokok pasif,
yaitu orang-orang yang berada disekitar perokok aktif sehingga turut menghirup
berbagai senyawa kimia yang terkandung dalam asap rokok. Bahkan
berdasarkan hasil penelitian medis, tingkat resiko yang harus diderita oleh
perokok pasif, jauh lebih besar dibandingkan resiko yang akan diderita oleh
perokok aktif (Satiti, 2009: 45).

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian rokok dan dalil dalil golongan yang mengharamkan ?
2. Bagaimana pandangan ulama mengenai rokok?
3. Bagaimana rokok menurut pendapat Syekh Abdul Mun'im Qindil ?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian rokok dan dalil dalil golongan yang
mengharamkan
2. Untuk mengetahui alasan golongan yang memakhruhkan
3. Untuk mengetahui rokok menurut pendapat Syehk Abdu Mun‟im Qindil

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Rokok dan Dalil Dalil Golongan yang Mengharamkan


Hukum Islam adalah sebuah aturan atau hukum yang bersumber dari
AlQur‟an dan hadist yang hanya berlaku untuk orang yang beragama islam dan
kemudian oleh para ulama‟ besar dikembangkan menjadi beberapa sumber lagi
seperti ijma‟ (konsensus para ulama‟), qiyas (penalaran analogis), istihsan
(penilaian baik), maslahah mursalah (kemaslahatan yang tidak di nashshkan),
istishab (keberlanjutan berlakunya hukum), qoul ash-shahabi (pendapat para
sahabat), urf (adat kebiasaan), syar‟un man qoblana (syari‟at sebelum islam).
Dengan seiring perkembangan zaman dan meluasnya wilayah Islam yang
merupakan agama yang penganutnya cukup besar dan memiliki perbedaan suku,
ras, serta budaya disetiap wilayahnya, maka disetiap negara memiliki sebuah
lembaga yang merupakan gabungan dari berbagai ulama‟, cendikia, dan zu‟ama
yang ada di negara tersebut. Lembaga tersebut merupakan lembaga yang
menampung berbagai pemikiran para ulama‟ yang melahirkan sebuah hukum
yang bisa di anut oleh seluruh masyarakat Islam yang menempati wilayah
tersebut.
Pengertian rokok itu sendiri adalah hasil olahan
tembakau,termasuk cerutu Atau bentuk lainnya. Rokok filter/kretek
tembakau dan bahantambahan lain yang digulung /dilinting dengan kertas
baik dengan tangan atau menggunakaan mesin. Cerutu tembakau murni
dalam bentuk lembaran yang menyerupai rokok.
Di Indonesia yang mati mencapai 200rb-400rb tiap tahun karena pecandu
rokok Pajak rokok 180 triliun disumbangkan dari orang yang membeli rokok.
Tetapi sumbangan perusahaan/industri rokok kepada perokok, hanya asapnya.
Tumbuhan yang dikenal dengan nama ad dukhan atau tembakau baru
dikenal pada akhir abad ke-10 Hijriah. Dan semenjak digunakan manusia, para

3
ulama pada zaman itu dituntut untuk membicarakannya menurut keterangan
hukum syara‟.
Sebagian berpendapat haram; sebagian berpendapat makruh; sebagian lagi
mengatakan boleh(mubah), dan sebagian lagi tidak memberikan hukum secara
mutlak, tetapi menetapkan hukumnya secara rinci, 6.dan sebagian lagi dari
mereka (ulama) berdiam diri, tidak membicarakannya.

1. Memabukan
mengatakan bahwa rokok itu memabukkan, sedangkan tiap-tiap yang
memabukkan itu hukumnya haram.. Yang dimaksud dengan memabukkan
ialah segala sesuatu yang dapat menutup akal, meskipun hanya sebatas tidak
ingat (dialami oleh orang-orang yang pertama kali melakukannya).
Artinya,merokok bisa menjadikan pikirannya kacau, menghilangkan
pertimbangan akalnya, menjadikan nafasnya sesak dan dapat teracuni.
Mabuk dalam hal ini bukan mabuk karena lezat, dan bukan pula menggigil.
Sedangkan sebagian dari mereka tidak memperbolehkan orang yang
merokok itu menjadi imam.

2. Melemahkan Badan
Mereka berkata,”Kalaupun merokok itu tidak sampai memabukkan,
minimal perbuatan itu dapat menyebabkan tubuh menjadi lemah dan loyo.
Dari Ummu Salamah r.a.:
”Bahwa Rasulullah saw. melarang segala sesuatu yang memabukkan
dan
melemahkan.” (HR Ahmad dan Abu Daud).
Menimbulkan Mudharat
a) Mudharat pada badan: menjadikan badan lemah, wajah pucat,
terserang batuk, bahkan dapat menimbulkan penyakit paru-paru.
b) Mudharat pada harta, yang dimaksud ialah bahwa merokok itu
menghamburhamburkan harta, yakni menggunakannya untuk sesuatu
yang tidak bermanfaat bagi badan dan ruh, tidak bermanfaat di dunia
dan akhirat.8 Sedangkan Nabi saw. Telah melarang membuang-
buang harta, Allah Swt berfirman:”….dan janganlah kamu
menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya
pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu
adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” (Al Isra (17) ayat :26-27). .

B. Pandangan Ulama Mengenai Rokok

 Pandangan Ulama Mengenai Bahwa Rokok Itu Haram

4
Siapa yang meniliti dengan baik kalam ulama, pasti akan
menemukan bahwa hukum rokok itu haram, demikian menurut pendapat
para ulama madzhab. Hanya pendapat sebagian kyai saja (-maaf- yang
barangkali doyan rokok) yang tidak berani mengharamkan sehingga
ujung-ujungnya mengatakan makruh atau ada yang mengatakan mubah.
Padahal jika kita meneliti lebih jauh, ulama madzhab tidak pernah
mengatakan demikian, termasuk ulama madzhab panutan di negeri kita
yaitu ulama Syafi‟iyah.
Berikut beberapa ulama yang Mengharamkan rokok:
 Ulama Syafi‟iyah seperti Ibnu „Alaan dalam kitab Syarh Riyadhis
Sholihin dan Al Adzkar serta buku beliau lainnya menjelaskan akan haramnya
rokok. Begitu pula ulama Syafi‟iyah yang mengharamkan adalah Asy Syaikh
„Abdur Rahim Al Ghozi, Ibrahim bin Jam‟an serta ulama Syafi‟iyah lainnya
mengharamkan rokok.
 Qalyubi (Ulama mazhab Syafi‟I wafat: 1069 H) ia berkata dalam kitab Hasyiyah
Qalyubi ala Syarh Al Mahalli, jilid I, hal. 69, “Ganja dan segala obat bius yang
menghilangkan akal, zatnya suci sekalipun haram untuk dikonsumsi. Oleh
karena itu para Syaikh kami berpendapat bahwa rokok hukumnya juga haram,
karena rokok dapat membuka jalan agar tubuh terjangkit berbagai penyakit
berbahaya“.
 Ulama madzhab lainnya dari Malikiyah, Hanafiyah dan Hambali pun
mengharamkannya. Artinya para ulama madzhab menyatakan rokok itu haram.
Silakan lihat bahasan dalam kitab „Hukmu Ad Diin fil Lihyah wa Tadkhin‟
(Hukum Islam dalam masalah jenggot dan rokok) yang disusun oleh Syaikh „Ali
Hasan „Ali „Abdul Hamid Al Halabi hafizhohullah terbitan Al Maktabah Al
Islamiyah hal. 42-44.

 Alasan Ulama Mengapa Rokok Itu Makhruh

 Bahaya, merokok itu tidak lepas dari dharar (bahaya), lebih-lebih jika
terlalubanyak melakukannya. Sedangkan sesuatu yang sedikit itu bila diteruskan
akan menjadi banyak.
 Mengurangkan harta. Dapat mengurangkan harta yang dapat digunakan untuk
hal-hal yang lebih baik dan lebih bermanfaat bagi sahabatnya dan bagi orang
lain.
 Bau dan asapnya mengganggu serta manyakiti orang lain yang tidak merokok.
 Menurunkan harga diri/wibawa bagi orang yang mempunyai kedudukan social
terpandang.
 Dapat melalaikan seseorang untuk beribadah secara sempurana.
Jika perokok menghadiri suatu mejelis/pertemuan, ia akan menggangguorang
lain.

5
Maka hendaklah ia malu melakukannya. Syekh Abu Sahal Muhammad
bin Al Wa‟izh Al Hanafi berkata: “Kemakruhan bagi perokok disebabkan
menjadikan pelakunya hina dan sombong, memutuskan hak dan keras kepala.
Selain itu, segala sesuatu yang baunya mengganggu orang lain adalah makruh,12
sama halnya dengan memakan bawang. Maka asap rokok yang memiliki
dampak negative ini lebih utama untuk dilarang, dan perokoknya lebih layak
dilarang masuk mesjid serta menghadiri pertemuan-pertemuan.”

 Alasan Beberapa Golongan Memperbolehkan

Golongan ini berpegang pada kaidah bahwa asal segala sesuatu


itu boleh, sedangkan anggapan bahwa rokok itu memabukkan atau
menjadikan lemah itu tidak benar. Memang benar bahwa orang yang
tidak biasa merokok akan meraskan mual bila ia pertama kali
melakukannya, tetapi hal ini tidak menjadikan haram. Jika orang
menganggap merokok sebagai perbuatan israf, maka hal ini tidak hanya
terdapat pada rokok.

Syekh Mushthafa As Suyuthi Ar Rabbani berkata: “Setiap orang


yang mengerti tentang pokok-pokok agama dan cabang-cabangnya,
yang mau bersikap objektif, apabila sekarang ia ditanya tentang hukum
merokok setelah rokok dikenal banyak orang serta banyaknya anggapan
yang mengatakan bahwa rokok dapat membahayakan akal dan
badanniscaya ia akan memperbolehkannya.

Sebab asal segala sesuatu yang tidak membahayakan dan tidak


ada nash yang mengharamkannya adalah halal dan mubah, sehingga ada
dalil syara‟ yang mengharamkannya. Inilah pendapat yang dikemukakan
Syekh Mushthafa yang didasarkan pada kenyataan yang terjadi pada
zaman beliau. Seandainya beliau mengetahui bahaya yang
ditimbulkannya seperti yang tampak pada hari ini, niscaya dengan penuh
keyakinan beliau akan mengubah pendapatnya.

 Golongan yang Merinci Pendapatnya

Golongan ini mengatakan bahwa sesungguhnya tumbuhan ini


(tembakau) pada dasarnya adalah suci, tidak memabukkan, tidak
membahayakan, dan tidak kotor. Jadi, pada asalnya adalah mubah,
kemudian berlaku padanya hukum-hukum syariat seperti :
a) Barangsiapa yang menggunakannya tetapi tidak menimbulkan
mudharat pada badan atau akalnya, maka hukumnya adalah jaiz
(boleh).

6
b) Barangsiapa yang apabila menggunakannya menimbulkan
mudharat, maka hukumnya haram, seperti orang yang
mendapatkan mudharat bila menggunakan madu.
c) Barangsiapa yg memanfaatkannya untuk menolak mudharat,
semisal panyakit, maka wajib manggunakannya. Jadi, hukum-
hukum ini ditetapkan berdasarkan sesuatu yang akan
ditimbulkannya sedangkan pada asalnya adalah mubah,
sebagaimana yang telah kita ketahui.

C. Rokok Menurut Pendapat Syekh Abdul Mun'im Qindil

Syekh Abdul Mun'im Qindil dalam kitabnya At-Tadawi bi


Alquran menegaskan, merokok merupakan jalan menuju penyakit berbahaya.
Selama ini ada orang bertanya, apa hubungan merokok dengan dampak medis.

"Apakah merokok masuk dalam hal-hal yang memabukkan atau


melemahkan yang dilarang Islam?". Syekh Abdul meminta umat membaca
Alquran dengan cermat dan teliti. Beliau meminta sesudah membaca, agar
dipahami firman Allah dalam Surat An-Nisa ayat 29.

Janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha


Penyayang kepadamu." Merokoknya juga bagian dari pemborosan. Hal itu
sesuai dalan surah Al Isra ayat 27 Allah SWT berfirman. "Sesungguhnya
pemborosan-pemborosan itu adalah saudara setan dan setan itu adalah sangat
ingkar kepada Tuhannya."

Kemudian Syekh Abdul Mun'im meminta umat memahami hadits


Rasulullah SAW yang melarang setiap hal-hal yang memabukkan dan
melemahkan? Contohnya pemahaman hadits Rasulullah yang berbunyi: "Siapa
yang memakan bawang putih atau merah (Yang mentah) maka hendaklah
menjauhi masjid kami dan duduk di rumahnya."(Bukhari dan Muslim).

7
Juga sabda Rasulullah SAW tentang Apa yang dirasakan malaikat ketika
melihat orang yang menyakiti diri. Beliau bersabda. "Sesungguhnya malaikat
merasa sakit dari apa yang menyakiti manusia."

Syekh Abdul Mun'im mengatakan apabila kita melihat bahaya yang


diakibatkan merokok, niscaya kita dapati hubungan yang kuat dengan ayat dan
hadis rasulullah tersebut. Allah SWT melarang kita membunuh diri kita sendiri.
"Tembakau di dalamnya mengandung nikotin yang secara ilmiah dapat
mempercepat kematian manusia daripada racun tikus," Allah SWT melarang
kita boros. Rokok tembakau mengeluarkan harta yang bermanfaat untuk
merokok yang terkadang harta itu merupakan kebutuhan mendasar dalam hidup.
Rasulullah SAW menyuruh orang yang memakan bawang putih atau
merah (mentah) agar menjauhi masjid hingga bau mulutnya tidak mengganggu
orang yang sehat.

"Tidak diragukan lagi bahwa asap rokok memiliki bau yang tidak disukai
dan menyakiti manusia sebagaimana malaikat juga merasakan sakit dirinya,"

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Merokok adalah kebiasaan buruk yang berpotensi merusak organ tubuh,


dan menimbulkan berbagai penyakit mematikan. Kenikmatan rokok ternyata
tak sebanding dengan bahayanya bagi kesehatan. Efek dari gaya hidup
seperti ini memang tidak langsung terjadi, namun seiring berjalannya waktu,
berbagai zat yang terkandung di dalamnya akan merusak dan
membahayakan tubuh.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://repo.iain-tulungagung.ac.id/4456/

https://pustaka.unand.ac.id/component/k2/item/215-rokok-itu-haram

https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4740548/5-bahaya-merokok-
yang-menakutkan-bagi-kesehatan

10
11

Anda mungkin juga menyukai