Anda di halaman 1dari 15

ROKOK MENURUT PERSFEKTIF ISLAM

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi Tugas pada kuliah : Fikih II


Dosen : Ulfa Futri Hasyimiyah Q, M.Pdi

Disusun Oleh :

Dhiya Sauqi Sobari 021.011.0146 PAI/ 3 A

JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ( STAI ) SILIWANGI
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wa rahmatullahi Wa barakatuh.

Alhamdulillahhirobbil’alamin segala puji dan syukur kami panjatkan ke


hadirat Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya yang telah
memberikan kesehatan, kemaslahatan, kelancaran berupa kesempatan dan
pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya. Solawat serta
salam tak luput kami curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw,
kepada keluarganya, sahabatnya, serta kepada kita sebagai umatnya hingga akhir
jaman.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada semua pihak yang telah
berkontribusi membantu dan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa
disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat, menambah


pengetahuan, dan membawa kemaslahatan bagi para pembaca. Namun terlepas
dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun
demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Jika ada kesalahan dan kekurangan kami mohon maaf sebesar – besarnya.

Wassalamualaikum Wa rahmatullahi Wa barakatuh.

Bandung, 24 November 2022

i
Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I...................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................1
BAB II..................................................................................................................2
PEMBAHASAN..................................................................................................2
A. Sejarah Rokok...........................................................................................2
B. Pengertian Rokok......................................................................................2
C. Rokok Menurut Persfektif Islam...............................................................3
BAB III..............................................................................................................10
PENUTUP.........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Tembakau sebagai bahan baku utama rokok mulai dikenal oleh


umat islam pada akhir abad ke 10 tahun Hijriyah. Saat itu, rokok dibawa
dan dikenalkan oleh pedagang dari Spanyol. Jika kamu mencari hukum
merokok dalam Al Quran dan Hadits tentu saja tidak akan ditemukan. Ini
karena rokok baru ada sekitar 500 tahun yang lalu dan belum ada saat Nabi
Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassallam masih hidup. Oleh karena itu,
untuk menjawab hukum merokok dalam islam harus dilihat dari berbagai
sisi, mulai dari hukum rokok sebagai benda, hukum syariat islam secara
umum, manfaat, dan dampak yang ditimbulkannya.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Sejarah Rokok?


2. Bagaimana Pengertian Rokok?
3. Bagaimana Rokok Menurut Persfektif Islam?

C. Tujuan

1. Mengetahui Sejarah Rokok


2. Mengetahui Pengertian Rokok
3. Mengetahui Rokok Menurut Persfektif Islam
D.

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Sejarah Rokok

Sejarah asal usul rokok dimulai sejak 4.000 tahun Sebelum Masehi di
Amerika Selatan. Saat itu, mengunyah tembakau merupakan bagian dari ritual
spiritual.
Cristopher Colombus sebagai orang Eropa pertama yang menemukan
tumbuhan tembakau akhirnya turut memperkenalkan tembakau ke daratan Eropa.
Setelah itu, orang-orang Eropa membawa tembakau ke berbagai tempat dengan
berjelajah menggunakan kapal laut. Lalu, para pelaut meniru kebiasaan suku
Aborigin yang menggunakan tembakau untuk merokok dengan cara dipadatkan ke
dalam pipa atau cerutu dan dibakar.
Dengan aroma yang wangi, pada saat itu orang-orang menemukan cara
menikmati aroma tembakau selain dengan cara diisap, yaitu dengan cara dihirup.
Bahkan, dengan cara dihirup, orang-orang meyakini jika cara tersebut lebih ramah
lingkungan karena menghasilkan lebih sedikit asap rokok.
Bahkan saat itu menghirup tembakau diyakini dapat menyembuhkan beberapa
penyakit seperti pilek dan radang hidung. Teori tersebut dipercayai oleh orang-
orang Asia, Amerika, Afrika dan sebagian Eropa.
Perkembangan penggunan tembakau semakin berkembang kali ini dengan
cara meletakkan tembakau ke dalam sebuah kertas khusus yang dilinting dengan
menggunakan tangan.
Rokok pun ditemukan. Dengan cepat cara baru menikmati tembakau ini
menyebar dan awalnya amat digemari para pelaut dan tentara. Pada 1830
tembakau yang dilinting di dalam kertas tiba di Perancis dan negeri ini pula istilah
sigaret atau rokok pertama kali ditemukan. Namun, untuk mesin pembuat rokok
pertama yang dipatenkan adalah buatan Juan Nepomuceno Adorno asal Meksiko
pada tahun 1847.
Namun, produksi rokok benar-benar meroket setelah mesin baru
dikembangkan James Albert Bonsack dari Amerika Serikat pada tahun 1880-an.
Mesin buatan Bonsack ini bisa memproduksi rokok dari hanya 40.000 batang
menjadi sekitar 4 juta batang dalam sehari.1

B. Pengertian Rokok

1
https://kumparan.com/potongan-nostalgia/sejarah-rokok-awalnya-diyakini-sebagai-obat-
1uhl20vz4VX/full

2
3

Pengertian rokok menurut PP No. 81/1999 pasal 1 ayat 1 adalah hasil olahan
tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari
tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya
yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan. Lebih dari
4000 jenis bahan kimia dapat diproduksi hanya dengan membakar dan menghisap
sebatang rokok saja. Dari jumlah tersebut, 400 diantaranya beracun dan 40 dapat
terakumulasi dalam tubuh. Rokok juga bersifat zat adiktif karena dapat
menyebabkan adiksi (ketagihan) dan dependensi (ketergantungan) bagi seseorang
yang menghisap rokok. Dengan kata lain, rokok termasuk golongan NAPZA
(Narkotika, Psikotropika, Alkohol, dan Zat Adiktif).2

Menurut Permenkes RI No. 109 Tahun 2012 Merokok menyebabkan


terjadinya perubahan cepat dan lambat dalam kadar zat uji tertentu. Hanya dengan
menghisap rokok 1-5 batang rokok menyebabkan perubahan drastis dalam waktu
satu jam, yang mengakibatkan peningkatan kadar asam lemak, epinefrin, gliserol
bebas, aldosteron dan kortisol.3

Ada banyak faktor yang memicu satu sama lain sehingga seolah-olah menjadi
lingkungan hitam karena menjadi sulit. Dari segi kesehatan, merokok dapat
menyebabkan penyumbatan pembuluh darah dan menyebabkan kanker,
menyebabkan kematian, meningkatkan kadar kolesterol 7 darah, dan
menyebabkan tekanan darah tinggi (hipertensi), serta penyakit jantung koroner,
oleh karena itu merokok harus dihentikan sebagai upaya pencegahan dini.4

C. Rokok Menurut Persfektif Islam

Tumbuhan yang dikenal dengan nama ad dukhan atau tembakau baru dikenal pada
akhirabad ke-10 Hijriah. Dan semenjak digunakan manusia, para ulama pada
zaman itu dituntutuntuk membicarakannya menurut keterangan hukum syara'.
Sebagian berpendapat haram; sebagian berpendapat makruh; sebagian lagi

2
Setyani,Sodik. 2012. Pengaruh Merokok Bagi Remaja Terhadap Perilaku dan Pergaulan
Sehari-hari. 2 Desember 2022 (15:55)
3
Pemerintah Indonesia .2012. Undang-Undang No. 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan
Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan. Jakarta.
4
Setyani,Sodik, Loc. Cit.
4

mengatakan boleh(mubah), dan sebagian lagi tidak memberikan hukum secara


mutlak, tetapi menetapkan hukumnya secara rinci,5.dan sebagian lagi dari mereka
(ulama) berdiam diri, tidak membicarakannya.

1. Golongan Yang Mengharamkan


a) Memabukan

Mereka mengatakan bahwa rokok itu memabukkan, sedangkan tiap-


tiap yang memabukkan itu hukumnya haram. Yang dimaksud dengan
memabukkan ialahsegala sesuatu yang dapat menutup akal, meskipun
hanya sebatas tidak ingat (dialami oleh orang-orang yang pertama kali
melakukannya). Artinya, merokok bisa menjadikan pikirannya kacau,
menghilangkan pertimbangan akalnya, menjadikan nafasnya sesak dan
dapat teracuni. Mabuk dalam hal ini bukan mabuk karena lezat, dan bukan
pula menggigil.

Sedangkan sebagian dari mereka tidak memperbolehkan orang yang


merokok itu menjadi imam.

b) Melemahkan Badan

Mereka berkata,"Kalaupun merokok itu tidak sampai memabukkan,


minimal perbuatan itu dapat menyebabkan tubuh menjadi lemah dan loyo.

Dari Ummu Salamah r.a.: "Bahwa Rasulullah saw. melarang segala


sesuatu yang memabukkan dan melemahkan. " (HR Ahmad dan Abu
Daud).

c) Memadharatkan

Mudharat pada badan yang maksudnya menjadikan badan lemah,


wajah pucat, terserang batuk, bahkan dapat menimbulkan penyakit paru-
paru.

5
Nurcholis madjid, “Islam Doktrin dan Peradaban: Sebuah Telaah Kritis Tentang Masalah
Keimanan dan Kemoderenan”, Yayasan Paranmadina, 1992, hlm. 110.
5

Mudharat pada harta, yang dimaksud ialah bahwa merokok itu


menghamburhamburkan harta, yakni menggunakannya untuk sesuatu yang
tidak bermanfaat bagi badan dan ruh, tidak bermanfaat di dunia dan
akhirat. Sedangkan Nabi saw. Telah melarang membuang-buang harta,

Firman Allah Ta’ala:


ٰ َّ ‫ش ٰيطِ ين ۖ و َكانَ ٱل‬
ً ُ‫ش ْي َطنُ ل َِر ِّبهِۦ َكف‬
‫ورا‬ َ ِ َ َّ ‫ِإنَّ ٱ ْل ُم َب ِّذ ِرينَ َكا ُن ٓو ۟ا ِإ ْخ ٰ َونَ ٱل‬

" ....dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara


boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara
setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya." (QS. Al-
Isra : 27)

Salah seorang ulama berkata: "Bila seseorang sudah mengakui bahwa ia


tidak menemukan manfaat rokok sama sekali, maka seharusnya rokok itu
diharamkan, bukan dari segi penggunaannya, tetapi dari segi pemborosan.
Karena menghamburhamburkan harta itu tidak ada bedanya, apakah
dengan membuangnya ke laut atau dengan membakarnya, atau dengan
merusaknya."6

2. Golongan yang Memakruhkan


a) Bahaya, merokok itu tidak lepas dari dharar (bahaya), lebih-lebih jika
terlalu banyak melakukannya. Sedangkan sesuatu yang sedikit itu bila
diteruskan akan menjadi banyak.
b) Mengurangkan harta. Dapat mengurangkan harta yang dapat
digunakan untuk hal-hal yang lebih baik dan lebih bermanfaat bagi
sahabatnya dan bagi orang lain.
c) Bau dan asapnya mengganggu serta manyakiti orang lain yang tidak
merokok.
d) Menurunkan harga diri/wibawa bagi orang yang mempunyai
kedudukan sosial terpandang.

6
Abdullah M. Amin, “Kesehatan dan Islam Alternatif”, Wacana Aulia, Bandung, Mizan, 1991, hlm.
63.
6

e) Dapat melalaikan seseorang untuk beribadah secara sempurana.


f) Bagi orang yang biasa merokok, akan membuat pikirannya kacau jika
pada suatu saat ia tidak mendapatkan rokok.
g) Jika perokok menghadiri suatu mejelis/pertemuan, ia akan
mengganggu orang lain, maka hendaklah ia malu melakukannya.

Syekh Abu Sahal Muhammad bin Al Wa'izh Al Hanafi berkata:


"Kemakruhan bagi perokok disebabkan menjadikan pelakunya hina dan
sombong, memutuskan hak dan keras kepala. Selain itu, segala sesuatu yang
baunya mengganggu orang lain adalah makruh, sama halnya dengan memakan
bawang. Maka asap rokok yang memiliki dampak negative ini lebih utama
untuk dilarang, dan perokoknya lebih layak dilarang masuk mesjid serta
menghadiri pertemuan-pertemuan."7

3. Golongan Yang Membolehkan


Golongan ini berpegang pada kaidah bahwa asal segala sesuatu itu boleh,
sedangkan anggapan bahwa rokok itu memabukkan atau menjadikan lemah itu
tidak benar. Memang benar bahwa orang yang tidak biasa merokok akan
meraskan mual bila ia pertama kali melakukannya, tetapi hal ini tidak
menjadikan haram. Jika orang menganggap merokok sebagai perbuatan israf,
maka hal ini tidak hanya terdapat pada rokok.

Syekh Mushthafa As Suyuthi Ar Rabbani berkata: "Setiap orang yang


mengerti tentang pokok-pokok agama dan cabang-cabangnya, yang mau
bersikap objektif, apabila sekarang ia ditanya tentang hukum merokok, setelah
rokok dikenal banyak orang serta banyaknya anggapan yang mengatakan
bahwa rokok dapat membahayakan akal dan badan, niscaya ia akan
memperbolehkannya. Sebab asal segala sesuatu yang tidak membahayakan
dan tidak ada nash yang mengharamkannya adalah halal dan mubah, sehingga
ada dalil syara' yang mengharamkannya.

7
Al-Halawi Muhammad Abdul Aziz,”Fatwa dan Ijihad Umar bin Khattab Ensiklopedi Berbagai
Persoalan Fiqh”, Risalah Gusti, Surabaya, 1999, hlm. 419.
7

Inilah pendapat yang dikemukakan Syekh Mushthafa yang didasarkan pada


kenyataan yang terjadi pada zaman beliau. Seandainya beliau mengetahui
bahaya yang ditimbulkannya seperti yang tampak pada hari ini, niscaya
dengan penuh keyakinan beliau akan mengubah pendapatnya.

4. Pendapat Ulama Mutaakhirin


Syekh Hasanain makhluf, mufti Mesir, yang menginventarisasi pendapat
sebagian ulama sebelumnya, berpendapat bahwa hukum rokok adalah mubah.
Beliau juga mengatakan bahwa keharaman dan kemakruhannya apabila timbul
faktor-faktor lain, seperti jika menimbulkan mudharat baik banyak atau sedikit
terhadap jiwa maupun harta. Atau karena mendatangkan mafsadat dan
mengabaikan hak istri dan anakanaknya atau orang yang nafkahnya menjadi
tanggungannya manurut syara'. Apabila terdapat unsure-unsur seperti ini maka
hukumnya menjadi makruh atau haram, sesuai dengan dampak yang
ditimbulkannya. Sebaliknya, jika tidak terdapat dampak negative seperti itu,
maka hukumnya halal.

Syekh Muhammad Ibnu Mani' (Ulama Arab Saudi), berkata di dalam


kitabnya ghayatul Muntaha, sebagai berikut: "Pendapat yang memperbolehkan
rokok adalah pendapat orangyangmengigau sehingga tidak perlu dihiraukan.
Di antara mudharat yang ditimbulkannya ialah merusak badan, menimbulkan
bau yang kurang sedap dan mengganggu orang lain, serta dapat menghambur-
hamburkan harta tanpa ada gunanya. Maka janganlah anda terperdaya oleh
perkataan orang-orang yang menganggapnya mubah. Sebab, setiap orang
boleh diambil atau ditolak perkataannya, kecuali Rasulullah Saw. Yang tidak
boleh ditolak perkataannya.

Barangkali pendapat yang paling adil dan paling sahih alasannya dalam
masalah ini ialah pendapat yang dikemukakan oleh Al Maghfur Syekhul
Akbar Mahmud Syaltut, Rektor Al Azhar, di dalam kitab beliau: "Kalaupun
tembakau tidak menjadikan mabuk dan tidak merusak akal, tetapi masih
menimbulkan mudharat yang dapat dirasakan pengaruhnya pada kesehata
orang yang merokok dan yang tidak merokok. Para dokter telah menjelaskan
8

bahwa unsure-unsur yang ada didalamnya diketahuimengndung racun. Karena


itu tidak diragukan lagi bahwa tembakau (merokok) dapat menimbulkan
gangguan dan mudharat, sedangkan hal inimerupakan sesuatu yang burukdan
terlarang menurut pandangan Islam. Disisi lain, pengeluaran belanja untuk
rokok ternyata lebih banyak,padahal anggaran tersebut dapat digunakan
sesuatu yang lebih baik dan bermanfaat. Maka dari sundut pandang ini
merokok jelas-jelas dilarang dan tidak diperbolehkan syara'.

Padahal perlu di ketahui bahwa Syekh Syaltut Rahimahullah terkena


cobaan berupa kebiasaan merokok yang dilakukannya sejak muda sehingga
beliau tidak dapat membebaskan diri daripadanya. Tetapi karena
kesadarannya, beliau menguatkan pendapat yang mangharamkan rokok, sebab
menerapkan 'illat-illat hukum dan kaidah-kaidah tasyri' yang umum.

5. Istinbath
Tampak bahwa perbedaan pendapat ulama dari berbagai mazhab yang
telah dikutip di atas bukanlah terletak pada dalil-dalil yang morena nemuka.
tetapi hanya dalam hal penerapannya. Artinya, mereka sepakat bahwa apa saja
yang menimbulkan mudharat pada badan atau akal terhukum haram, tetapi
mereka berbeda pandangan dalam menerapkan hukum ini terhadap rokok.
Apabila mereka secara keseluruhan menegaskan adanya dharar (bahaya) pada
rokok, niscaya mereka akan sepakat mengharamkannya, tanpa perdebatan.

Adapun jika ada sebagian orang yang merasa mendapatkan ketenangan


karena merokok, maka hal ini bukanlah termasuk manfaat rokok, tetapi hanya
karena ia telah terbisa merokok dan kecanduan. Orang seperti ini hanyalah
memikirkan kesenangan dan ketenangan tanpa mau tahu bahaya panyakit yg
mengancam dirinya apalagi orang lain.

Imam Ibnu Hazm berkata, bahwa perbuatan israf itu haram, maksud israf
yaitu berbuat boros pada sesuatu yang tidak diperlukan, dan menghambur-
hamburkan harta secara sia-sia,meskipun dalam jumlah kecil.
9

Firman Allah Ta’ala:

َ ٰ ‫ت َو َغ ْي َر َم ْع ُرو‬ َ ٰ ‫ت َّم ْع ُرو‬ ٰ َ ‫َّ َأ‬


‫ٱلز ْر َع ُم ْخ َتلِ ًفا ُأ ُكلُ ُهۥ‬
َّ ‫ت َوٱل َّن ْخل َ َو‬ ٍ ‫ش‬ ٍ ‫ش‬ ٍ ‫شَأ َج َّن‬ ‫ِى ن‬ٓ ‫َوه َُو ٱلذ‬
‫وا َح َّق ُهۥ َي ْو َم‬ ۟ ‫وا مِن َث َم ِر ِهۦٓ ِإ َذٓا َأ ْث َم َر َو َءا ُت‬
۟ ُ‫ش ِب ٍه ۚ ُكل‬ َ ٰ ‫ش ِب ًها َو َغ ْي َر ُم َت‬َ ٰ ‫ٱلر َّمانَ ُم َت‬ُّ ‫ٱلز ْي ُتونَ َو‬
َّ ‫َو‬
َ‫ِب ٱ ْل ُم ْس ِرفِين‬ ُّ ‫صا ِدهِۦ ۖ َواَل ُت ْس ِر ُف ٓو ۟ا ۚ ِإ َّن ُهۥ اَل ُيح‬ َ ‫َح‬

“Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang


tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam
buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak
sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila
dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan
disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-
An'am: 141).
BAB III

PENUTUP
A. Simpulan
1. Sejarah asal usul rokok dimulai sejak 4.000 tahun Sebelum Masehi di
Amerika Selatan. Saat itu, mengunyah tembakau merupakan bagian
dari ritual spiritual.Pada saat itu orang-orang menemukan cara
menikmati aroma tembakau selain dengan cara diisap, yaitu dengan
cara dihirup.Pada 1830 tembakau yang dilinting di dalam kertas tiba di
Perancis dan negeri ini pula istilah sigaret atau rokok pertama kali
ditemukan.
2. Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau
bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum,
Nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang
mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan.
3. Tampak bahwa perbedaan pendapat ulama dari berbagai mazhab yang
telah dikutip di atas bukanlah terletak pada dalil-dalil yang morena
nemuka. tetapi hanya dalam hal penerapannya. Artinya, mereka
sepakat bahwa apa saja yang menimbulkan mudharat pada badan atau
akal terhukum haram, tetapi mereka berbeda pandangan dalam
menerapkan hukum ini terhadap rokok. Apabila mereka secara
keseluruhan menegaskan adanya dharar (bahaya) pada rokok, niscaya
mereka akan sepakat mengharamkannya, tanpa perdebatan.

B. Saran

Dengan adanya pembahasan tentang rokok menurut persfektif Islam ini,


pemakalah berharap kepada kita semua agar selalu ingat akan kematian dan
mempersiapkan diri untuk menyambut kematian itu. Selain itu, pemakalah juga
berharap agar pembahasan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita

10
11

semua serta dapat mengajarkannya dengan baik ketika telah menjadi seorang guru
di masa yang akan datang.

Demi kesempurnaan makalah ini kritik dan saran sangat kami harapkan dari
para pembaca. Apabila ada kekurangan dalam penyusunan makalah ini,
kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah M. Amin, “Kesehatan dan Islam Alternatif”, Wacana Aulia, Bandung,


Mizan, 1991.

Al-Halawi Muhammad Abdul Aziz,”Fatwa dan Ijihad Umar bin Khattab


Ensiklopedi Berbagai Persoalan Fiqh”, Risalah Gusti, Surabaya, 1999.

https://kumparan.com/potongan-nostalgia/sejarah-rokok-awalnya-diyakini
sebagai-obat-1uhl20vz4VX/full

Nurcholis madjid, “Islam Doktrin dan Peradaban: Sebuah Telaah Kritis Tentang
Masalah Keimanan dan Kemoderenan”, Yayasan Paranmadina, 1992.

Pemerintah Indonesia .2012. Undang-Undang No. 109 Tahun 2012 tentang


Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk
Tembakau Bagi Kesehatan. Jakarta.

Setyani,Sodik. 2012. Pengaruh Merokok Bagi Remaja Terhadap Perilaku dan


Pergaulan Sehari-hari. 2 Desember 2022 (15:55).

12

Anda mungkin juga menyukai