Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH HUKUM PIDANA

“ SUMBER HUKUM PIDANA DAN SEJARAHNYA, HUKUM PIDANA DAN ILMU


BANTUANNYA “
Dosen Pengampu : Moh. Mahally Rahman, S.HI.

Disusun Oleh :
Agus Mariyono
Lifa Ayuandira
Siti Fadiyah Amalina

Disusun Oleh :

Agus Mariyono
Lailatul Izza
Salima

YAYASAN PONDOK PESANTREN AL- HIDAYAH


SEKOLAH TINGGI ILMU KEISLAMAN ( STIKA ) AL-HIDAYAH
ARJASA KANGEAN SUMENEP
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu! Puji syukur kehadirat Allah SWT


yang dengan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
Hukum Pidana denagan topik “ SUMBER HUKUM PIDANA DAN SEJARAHNYA,
HUKUM PIDANA DAN ILMU BANTUANNYA “ tepat pada waktunya. Shalawat serta
salam juga semoga selalu tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW, sang manajer
sejati Islam yang selalu becahaya dalam sejarah hingga saat ini. Dalam pembuatan
makalah ini, tentu tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen
Pengampu yang telah membimbing penulis selama ini. Tentunya makalah ini, masih
jauh dari kesempurnaan. Olehnya itu penulis senantiasa mengharapkan kritik dan
saran yang membangun. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amiin Yaa
Robbal „Aalamiin. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu!

Arjasa , 28 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL......................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
 
BAB I PENDAHULUAN.…………………………………………………............………..1
 
Latar belakang.............................................................................................................1
Rumusan permasalahan..............................................................................................1
Manfaat........................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................... 2
A. Sumber Hukum Pidana ……………………………………………………….…….2
B. Sejarah Hukum Pidana ………………………………………………………2
C. Ilmu Hukum Pidana…………………………………………………………………..3
D. Ilmu Pemberian Hukum Pidana………………………………………..……………4

BAB III PENUTUP...................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 7

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hukum pidana adalah keseluruhan dari peraturan-peraturan yang menentukan
perbuatan apa yang dilarang dan termasuk ke dalam tindak pidana, serta menentukan
hukuman apa yang dapat dijatuhkan terhadap yang melakukannya. Hukum pidana
disusun dan dibentuk dengan maksud untuk diberlakukan di dalam masyarakat agar
dapat dipertahankan dari segala kepentingan hukum yang dilindungi dan terjaminnya
kedamaian dan ketertiban Sumber utama dari hukum pidana di indonesia hukum yang
tertulis (KUHP),disamping itu di daerah-daerah tertentu dan orang-orang tertentu
hukum pidana yang tidak tertulis juga dapat menjadi sumber hukum pidana yakni apa
yang disebut dengan hukum adat.Hukum pidana adalah bagian dari hukum positif yang
berlaku di suatu negaradan dibagi menurut waktu, tempat yang memuat dasar-dasar
dan ketentuan-ketentuan mengenai tindakan larangan dan tindakan keharusan dan
bagi siapa yang melanggarnya diancam dengan pidana.Dalam makalah ini maka saya
akan membahas mengenai berlakunya KUHP menurut tempat

B. Rumusan masalah

Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan


sebagai berikut:

1. Apa saja Sumber Hukum Pidana?

2. Bagaimana Sejarah Hukum Pidana?

3. Bagaimana ilmu Hukum Pidana itu?

4. Bagaimana Ilmu Bantuannya?

C. Manfaat

Suatu kenyataan bahwa manusia disebut sebagai makhluk sosial dimana


manusia itu tidak dapat hidup sendiri dan seiring dengan waktu mengadakan hubungan
dengan sesamanya. hubungan ini terjadi karena manusia memiliki kebutuhan, dan
untuk memenuhi kebutuhannya manusia tidak mungkin menjalaninya sendiri. Sebagai
manusia tentunya setiap orang menginginkan kebebasan, namun kebebasan tersebut
tidak selalu membawa hasil yang baik,oleh karena itu harus ada aturan yang mengatur
manusia agar manusia tersebut bisa diterima oleh kelompok sosialnya. Aturan-aturan
tersebut terdapat perintah dan larangan, larangan ini jika dilanggar harus diberikan
sanksi dan hukuman sesuai dengan undang-undang yang berlaku,

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. SUMBER HUKUM PIDANA

Lantas, dari manakah aturan-aturan yang ditetapkan ini berasal?


Terdapat beberapa sumber dari hukum pidana yang berlaku di Indonesia,
di antaranya yaitu dapat melalui:
1. KUHP
KUHP merupakan sumber utama hukum pidana Indonesia. Sebagaimana yang tadi
juga sudah disebutkan, KUHP yang dapat menjadi sumber lahirnya hukum pidana
adalah pada KUHP mengenai ketentuan umum, KUHP tentang kejahatan dan KUHP
tentang pelanggaran. 

2. Undang-undang di luar KUHP


Undang-undang ini memuat aturan-aturan untuk tindakan pidana khusus seperti
pemberantasan tindak pidana korupsi, kekerasan dalam rumah tangga, narkotika, dan
lain sebagainya. 

3. Hukum adat.
Pada daerah tertentu untuk perbuatan-perbuatan yang tidak tercantum dalam
peraturan tertulis seperti KUHP atau Undang-undang lainnya, keberadaan hukum
pidana adat di suatu daerah masih tetap berlaku.

B. SEJARAH HUKUM PIDANA INDONESIA

Jonkers dalam bukunya “Het Nederlandsch-Indische Strafstelsel” yang diterbitkan


pada tahun 1940 menuliskan pada kalimat pertama mengatakan De Nederlander, die
over wijdezeeen en oceanen baan koos naar de koloniale gebieden, nam zijn
eigenrecht mee (orang-orang Belanda yang dengan melewati lautan dan samudra luas
memiliki jalan untuk menetap di tanah-tanah jajahannya, membawa hukumnya sendiri
untuk berlaku baginya.
Sejarah hukum pidana Indonesia secara umum tidak dapat dilepaskan dari
keberadaan masyarakat Indonesia, masyarakat Indonesia yang terbagi dalam banyak
kerajaan, masyarakat Indonesia di bawah jajahan Belanda dan masyarakat Indonesia
setelah masa kemerdekaan. Hukum pidana modern Indonesia dimulai pada masa
masuknya bangsa Belanda di Indonesia, adapun hukum yang ada dan berkembang
sebelum itu atau setelahnya, yang hidup dimasyarakat tanpa pengakuan pemeritah
Belanda dikenal dengan hukum adat. Pada masa penjajahan Belanda pemerintah
Belanda berusaha melakukan kodifikasi hukum di Indonesia, dimulai tahun 1830 dan
berakhir pada tahun 1840, namun kodifikasi hukum ini tidak termasuk dalam lapangan
hukum pidana.
Dalam hukum pidana kemudian diberlakukan interimaire strafbepalingen. Pasal 1
ketentuan ini menentukan hukum pidana yang sudah ada sebelum tahun 1848 tetap
berlaku dan mengalami sedikit perubahan dalam sistem hukumnya. Walaupun sudah
ada interimaire strafbepalingen, pemerintah Belanda tetap berusaha menciptakan

2
kodifikasi dan unifikasi dalam lapangan hukum pidana, usaha ini akhirnya
membuahkan hasil dengan diundangkannya koninklijk besluitn 10 Februari
1866. wetboek van strafrech voor nederlansch indie (wetboek voor de
europeanen) dikonkordinasikan dengan Code Penal Perancis yang sedang berlaku di
Belanda. Inilah yang kemudian menjadi Wetboek van Strafrecht atau dapat disebut
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang berlaku sampai saat ini dengan
perubahan-perubahan yang dilakukan oleh pemerintah Republik Indonesia.
Zaman Indonesia merdeka untuk menghindari kekosongan hukum berdasarkan Pasal II
Aturan Peralihan UUD 1945 semua perundang-undangan yang ada masih berlaku
selama belum diadakan yang baru. Untuk mengisi kekosongan hukum pada masa
tersebut maka diundangkanlah Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang
berlakunya hukum pidana yang berlaku di Jawa dan Madura (berdasarkan Peraturan
Pemerintah No 8 Tahun 1946 diberlakukan juga untuk daerah Sumatra) dan
dikukuhkan dengan Undang-Undang Nomor 73 Tahun 1958 untuk diberlakukan untuk
seluruh daerah Indonesia untuk menghapus dualsme hukum pidana Indonesia. Dengan
demikian hukum pidana yang berlaku di Indonesia sekarang ialah KUHP sebagaimana
ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 Jo Undang-Undang
Nomor 73 Tahun 1958 beserta perubahan-perubahannya antara lain dalam Undang-
Undang 1 Tahun 1960 tentang perubahan KUHP, Undang-Undang Nomor 16 Prp
Tahun 1960 tentang Beberapa Perubahan dalam KUHP, Undang-Undang Nomor 18
Prp. Tahun 1960 tentang Perubahan Jumlah Maksimum Pidana Denda Dalam KUHP,
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1976 tentang Penambahan KetentuanKetentuan
Mengenai Pembajakan Udara pada Bab XXIX Buku ke II KUHP.

C. ILMU HUKUM PIDANA

     Defenisi hukum pidana menurut ilmu pengetahuan, dapat diadakan beberapa


penggolongan pendapat (Bambang Poernomo, 1978 : 13-15), yaitu :

1.    Hukum pidana adalah hukum sanksi

Definisi ini diberikan berdasarkan ciri hukum pidana yang membedakan


dengan lapangan hukum yang lain yaitu bahwa hukum pidana sebenarnya tidak
mengadakan norma tersendiri melainkan sudah terletak pada lapangan hukum
yang lain, dan sanksi hukum pidana diadakan untuk menguatkan ditatainya
norma-norma tersebut.

2.    Hukum pidana adalah keseluruhan aturan–aturan ketentuan hukum mengenai


perbuatan-perbuatan yang dapat dihukum dan aturan pidananya.

3.    Hukum pidana dalam arti :

a.    Objektif (jus poenale) meliputi :

-    perintah dan larangan yang pelang-garannya diancam dengan sanksi


pidana oleh badan yang berhak;

-    Ketentuan-ketentuan yang mengatur upaya yang dapat dipergunakan,


apabila norma itu dilanggar, yang dinamakan Hukum Penintentiaire;

3
-    Aturan-aturan yang menentukan kapan dan dimana berlakunya norma-
norma tersebut diatas.

b.    Subjektif (jus puniendi), yaitu :

Hak negara menurut hukum untuk menuntut pelanggran delik dan untuk
menjatuhkan serta melaksanakan pidana.

4.    Hukum pidana dibedakan dan diberikan arti :

a.    Hukum pidana materiel yang menunjuk pada perbuatan pidana (strafbare


feiten) dan yang oleh sebab perbuatan itu dapat dipidana, dimana perbuatan
pidana itu mempunyai dua bagian, yaitu :
-    Bagian Objektif merupakan suatu perbuatan atau natalen yang bertentang-
an dengan hukum positif, dus melawan hukum, yang menyebabkan
tuntutan hukum dengan ancaman pidana atas pelangarannya ;
-    Bagian subjektif yaitu mengenai kesa-lahan, yang menunjuk kepada si
pembuat (dader) untuk dipertanggungjawabkan menutut hukum.
b.   Hukum pidana formil yang mengatur cara hukum pidana materiel dapat
dilaksanakan.

5.    Hukum pidana diberikan arti bekerjanya sebagai:

a.  Peraturan hukum, objektif (jus poenale) yang dibagi menjadi :


-  Hukum pidana materiel yaitu tentang peraturan tentang syarat-syarat
bilamakah sesuatu itu dapat dipidana
-  Hukum pidana formil, yaitu hukum acara pidananya
b.  Hukum subjektif (jus puniendi) yaitu meliputi hukum dalam memberikan
ancaman pidana, menetapkan pidana dan melaksanakan pidana, yang hanya
dapat dibebankan kepada Negara dan pejabat untuk itu.
c.   Hukum pidana umum (algemen strafrecht) yaitu hukum pidana yang berlaku
bagi semua orang dan hukum pidana khusus (bijondere starfrecht) yaitu
dalam bentuknya sebagai jus speciale seperti hukum pidana militer.

D. ILMU PEMBERIAN BANTUAN HUKUM


Bantuan yang dimaksud dalam Program Bantuan Hukum Bagi Masyarakat Tidak
Mampu, adalah bantuan jasa berupa :
a. Memberikan nasehat atau advis hukum bagi masyarakat yang
membutuhkannya;
b. Bertindak sebagai pendamping atau kuasa hukum, untuk menyelesaikan
perselisihan tentang hak dan kewajiban (perdata) seseorang di depan
Pengadilan;
c. Bertindak sebagai pendamping dan pembela, terhadap seseorang yang
disangka/didakwa melakukan tindak pidana di depan Pengadilan.Program
pemberian bantuan hukum bagi masyarakat tidak mampu dilakukan
berdasarkan ketentuan-ketentuan tersebut di bawah ini :
d. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman;
i. Pasal 13 (1) tentang : Organisasi , administrasi , dan finansial Mahkamah
Agung dan badan peradilan yang berada di bawah kekuasaan Mahkamah
Agung.

4
ii. Pasal 37 tentang : Setiap orang yang tersangkut perkara berhak
memperloleh bantuan hukum.
e. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum
Acara Pidana :
i. Pasal 56 (1) tentang : Dalam hal tersangka atau terdakwa disangka atau
didakwa melakukan tindak pidana mati atau ancaman pidana lima belas
tahun atau lebih atau bagi mereka yang tidak mampu yang diancam dengan
pidana lima tahun atau lebih yang tidak mempunyai penaeihat hukum
sendiri, pejabat yang bersangkutan pada semua tingkat pemeriksaan dalam
proses peradilan wajib menunjuk penasehat hukum bagi mereka ;
ii. Pasal 56 (2) tentang : Setiap penasehat hukum yang ditunjuk untuk bertindak
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), memberikan bantuannya dengan
cuma-cuma.
f. Kitab Undang-Undang Hukum Acara Perdata (HIR/RBG) Pasal 237 HIR/273
RBG tentang : Barangsiapa yang hendak berperkara baik sebagai penggugat
maupun sebagai tergugat, tetapi tidak mampu menanggung biayanya, dapat
memperoleh izin untuk berperkara dengan cuma-cuma.
g. Instruksi Menteri Kehakiman RI No. M 01-UM.08.10 Tahun 1996, tentang
Petunjuk Pelaksanaan Program Bantuan Hukum Bagi Masyarakat Yang Kurang
Mampu Melalui Lembaga Bantuan Hukum
h. Instruksi Menteri Kehakiman RI No. M 03-UM.06.02 Tahun 1999, tentang
Petunjuk Pelaksanaan Program Bantuan Hukum Bagi Masyarakat Yang Kurang
Mampu Melalui Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tata Usaha Negara.
i. Surat Edaran Direktur Jenderal Badan Peradilan Umum dan Peradilan Tata
Usaha Negara No. D.Um.08.10.10 tanggal 12 Mei 1998 tentang JUKLAK
Pelaksanaan Bantuan Hukum Bagi Golongan Masyarakat Yang Kurang Mampu
Melalui LBH.

5
BAB III

PENUTUP

Nah, bagaimana sudah cukup belajarnya mengenai “SUMBER HUKUM PIDANA


DAN SEJARAHNYA, HUKUM PIDANA DAN ILMU BANTUANNYA”? Jangan merasa
cukup dengan membaca ini saja ya.
Untuk mempelajari lebih lanjut tentang hukum pidana tentunya kalian harus banyak
membaca literasi atau sumber bacaan tentang buku hukum lainnya. Selamat belajar!
Terimakasih Kami ucapkan kepada kalian yang sudi membaca Makalah yang kami
buat ini, semoga makalah ini bermamfaat bagi kita semua. Amin, Amin, Amin Ya
RABB.

6
DAFTAR PUSTAKA

Lamintang P.A.F., 1984 , Dasar-dasar hukum pidana Indonesia, Sinar Baru , Bandung.


Moelyatno, 1987, Azas-azas Hukum Pidana, Biana Aksara, Jakarta.
Utrecht, E., 1956, hukum pidana I, penerbitan Universitas, Djakarta.
van Bemmalem, 1979, Hukum Pidana 1 Hukum pidana materiel bagian umum, terjemahan
Hasnan, Bina cipta , Bandung.
Zainal Abidin Farid, A. 1995, Hukum Pidana I, sinar Grafika, Jakarta.
Prof,Dr.Teguh Prasetyo,S.H., M.Si Hukum Pidana cetakan ke 1 april 2010A. Zainal Abidin
Farid, 1995 Erdianto Effendi, 2011. HUKUM PIDANA INDONESIA Suatu Pengantar.Kitab
undang-undang hukum pidana cetakan 2016

Anda mungkin juga menyukai