DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3 :
FAKULTAS FKIP
UNIVERSITAS TADULAKO
2022
1
KATA PENGANTAR
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas
makalah ini. Kepada kedua orang tua kami yang telah memberikan banyak
kontribusi bagi kami, dosen pembimbing kami, Bapak Nasran, S.Pd., M.Pd dan
juga kepada teman-teman seperjuangan yang membantu kami dalam berbagai hal.
Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT.
Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami memohon kritik dan saran yang
membangun bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aturan hukum pidana yang berlaku di In donesia hingga saat ini masih
merupakan aturan hukum pidana peninggalan kolonial Belanda yang secara
substansial hukum adalah aturan hukum penjajah untuk bangsa yang terjajah.
Karena aturan hukum pidana yang berlaku di Indonesia hingga saat ini
merupakan adopsi dari aturan pidana peninggalan kolonial Belanda dalam
bentuk perundang-undangan pidana hasil terjemahan dari aturan hukum
pidana yang termuat dalam kitab “Wetboek van Strafrecht voor Nederlandsch
Indie 1915” dengan perbaikan dan penyesuaian di sanasini. Berdasarkan
firman raja Belanda (Invoerings-verordening) tanggal 4 Mei 1917 (Stb. 1917
nomor 497) aturan pidana dimaksud secara khusus telah diberlakukan oleh
pemerintahan kolonial Belanda terhadap bangsa jajahannya di nusantara sejak
1 Januari 1918. Sedangkan aturan pidana yang diberlakukan oleh
pemerintahan Belanda untuk bangsanya sendiri adalah aturan pidana yang
disusun untuk bangsa Belanda yang merdeka termuat dalam kitab “Wetboek
van Strafrecht 1881”.
Mengingat suatu teori prinsip sosiologi hukum bahwa suatu aturan hukum
akan dapat berjalan tegak, diterima dan dianut serta dijunjung oleh suatu
masyarakat apabila hukum yang berlaku sesuai dengan jiwa dan semangat
hukum masyarakat yang bersangkutan. Agar suatu aturan pidana yang
diberlakukan di Indonesia lebih efektif dapat mewujudkan misi dan tujuan
hukum itu sendiri maka idealnya hukum pidana yang berlaku di Indonesia
adalah hukum yang sesuai dengan jiwa dan semangat hukum bangsa
Indonesia. Sebagai realita sekarang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang
merdeka, berjiwa hukum dan semangat keadilan hukum tertentu. Secara fakta,
mayoritas bangsa Indonesia terdiri dari masyarakat muslim beraliran hukum
Syâfi„iyah.
Dari itu semua maka yang menjadi permasalahan dalam kajian ini adalah:
Mungkinkah suprimasi hukum pidana dapat berjalan tegak dan dijunjung oleh
masyarakat bangsa Indonesia yang merdeka dengan tetap mempertahankan
berlakunya aturan pidana peninggalan kolonial Belanda di Indonesia?
4
hukum di Indonesia tidak lepas dari uraian mengenai seluk-beluk Hukum
Pidana yang berlaku atau pernah berlaku dan mungkin berlaku sebagai acuan
bertidak dan berbuat bagi bangsa Indonesia, Baik secara substansi material
hukum (material law) maupun budaya hukumnya (cultural law). Oleh karena
itu sifat penelitian ini adalah Penelitian Normatif yang akan mengurai seluk-
beluk Hukum Pidana yang berlaku di Indonesia sehingga layak untuk
diberlakukan, dianut dan dijunjung serta dapat menjamin tegaknya supremasi
hukum pidana di Indonesia, dengan merujuk kepada sumber-sumber
kepustakaan dengan menggunakan pendekatan sejarah sosial.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Semua ini merupakan bukti sejarah bahwa bangsa Indonesia sejak lama
telah mengenal aturan hukum, termasuk aturan hukum pidana.
6
nusantara, bagi bangsa Indonesia berlaku atasnya dua tatanan hukum, yaitu
Hukum Kapal Belanda dan Hukum Adat. Hukum Kapal ini berlaku terus
sampai beberapa tahun setelah berdirinya V.O.C (Verinigde Of Indische
Compagne) tahun 1602.
7
nederlandsch-Indie 1915 dan ketentua-ketentuan pidana pemerintahan
Jepang) masih tetap berlaku selama belum diganti dengan yang baru
menurut UUD 1945 itu sendiri. Dengan demikian sampai dengan 18
Agustus 1945, dualisme hukum pidana kembali berlaku karena Aturan
Pidana Pemerintahan Jepang masih berlaku terus di Indonesia.
8
penolakan dari masyarakat di daerah yang menganggap jika dilaksanakan
akan mempengaruhi esensi pelaksanaan kegiatan adat di daerah mereka
C. Isi Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
Adapun isi dari KUHP disusun dalam 3 (tiga) buku, antara lain:
9
13) Bab XIII - Kejahatan Terhadap Asal-Usul Dan Perkawinan
14) Bab XIV - Kejahatan Terhadap Kesusilaan
15) Bab XV - Meninggalkan Orang Yang Perlu Ditolong
16) Bab XVI - Penghinaan
17) Bab XVII - Membuka Rahasia
18) Bab XVIII - Kejahatan Terhadap Kemerdekaan Orang
19) Bab XIX - Kejahatan Terhadap Nyawa
20) Bab XX - Penganiayaan
21) Bab XXI - Menyebabkan Mati Atau Luka-Luka Karena
Kealpaan
22) Bab XXII - Pencurian
23) Bab XXIII - Pemerasan Dan Pengancaman
24) Bab XXIV - Penggelapan
25) Bab XXV - Perbuatan Curang
26) Bab XXVI - Perbuatan Merugikan Pemiutang Atau Orang
Yang Mempunyai Hak
27) Bab XXVII - Menghancurkan Atau Merusakkan Barang
28) Bab XXVIII - Kejahatan Jabatan
29) Bab XXIX - Kejahatan Pelayaran
30) Bab XXIX A - Kejahatan Penerbangan Dan Kejahatan
Terhadap Sarana/Prasarana Penerbangan (UU No. 4 Tahun
1976)
31) Bab XXX - Penadahan Penerbitan Dan Percetakan
32) Bab XXXI - Aturan Tentang Pengulangan Kejahatan Yang
Bersangkutan Dengan Berbagai-Bagai Bab
10
BAB III PENUTUP
11
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/Lenovo/Downloads/%23%23common.file.namingPattern%23
%23%20(1).pdf
https://www.hukumonline.com/klinik/a/perbedaan-kodifikasi-hukum-dan-
unifikasi-lt59492221a0477
https://id.wikipedia.org/wiki/Kitab_Undang
Undang_Hukum_Pidana_Indonesia
12