Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

FILSAFAT PENDIDIKAN
ALIRAN PERENILAISME
Dosen Pengampu : Dr. Dwi Septiwiharti, S.S, M.Phil

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 2

SITI RUKMANA A32121051

NELFI A32121038

FATIMAH AZ- ZAHRA A32121062

FEBRIANI A32121043

SASMITA A32121052

ISHAK A32121046

PUTRI APRIANI A32121044

PRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS FKIP

UNIVERSITAS TADULAKO

TAHUN 2022/ 2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat, karunia serta kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini, dengan baik dalam waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini dibuat untuk membahas Aliran Perenialisme. Tujuan dari penyusunan
makalah ini yaitu sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah Filsafat Pendidikan,
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca
demi tercapainya kesempurnaan makalah ini. Kami berharap semoga Makalah ini
dapat bermanfaat untuk berbagai pihak dan perkembangan di Indonesia, khususnya
dalam konteks Aliran Perenialisme.

Palu, 01 Oktober 2022

Penyusun,

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ................................................................ 1


B. RUMUSAN MASALAH ........................................................... 1
C. TUJUAN PEMBAHASAN ........................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ALIRAN PERENIALISME .............................. 2


B. LATAR BELAKANG MUNCULNYA
ALIRAN PERENIALISME ....................................................... 3
C. TOKOH- TOKOH ALIRAN PERENIALISME ......................... 4
D. PRINSIP- PRINSIP PENDIDIKAN PERENIALISME ............... 6
E. KONSEP DASAR/ PANDANGAN ALIRAN
PERENIALISME ...................................................................... 7

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN ....................................................................... 10
B. SARAN ................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perenialisme merupakan aliran pendidikan yang lahir pada abad ke-20.


Secara bahasa Perenialisme berasal dari kata "perenial" yang bermakna abadi,
kekal, dan tanpa akhir. Aliran perenialisme beranggapan bahwa tradisi
dipandang sebagai prinsip-prinsip yang abadi dan akan terus mengalir sepanjang
sejarah manusia. Perenialisme berpendapat bahwa pendidikan itu lebih menuju
ke masa lampau yang di anggap ideal, dan memberikan pengetahuan adanya
suatu nilai-nilai kebenaran yang jelas, absolut, dan abadi. Aliran perenialisme
yaitu suatu aliran tentang pendidikan yang sudah ada sejak abad ke XX. Aliran
perenialisme lahir yang menjadi reaksi terhadap pendidikan progresivisme
dimana aliran ini menekankan pada suatu perubahan dan sesuatu yang baru.
Terdapat 3 tokoh yang membawa pengaruh pendidikan terhadap aliran ini yaitu
Plato, Aristoteles, dan Thomas Aquinas. Aliran perenialisme lebih menekankan
pada kebenaran, keabadian, keindahan pada warisan budaya. Pendidikan yang
menganut aliran ini menekankan pada kebenaran absolut, universal yang tidak
terikat pada tempat dan waktu. Aliran ini bersifat masa lampau, dimana aliran
ini kembali pada nilai-nilai budaya.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan Aliran Perenilaisme?


2. Bagaimanakah Konsep Dasar/ Pandangan Aliran Perenialisme

C. TUJUAN

Untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Hukum Perdata, dan untuk
menambah imu pengetahuan mengenai Hukum Perikatan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ALIRAN PERENIALISME

Perenialisme merupakan suatu aliran dalam pendidikan yang lahir pada


abad ke-20. Perenialisme lahir dari suatu reaksi terhadap pendidikan progresif.
Perenialis menentang pandangan progresivisme yang menekankan perubahan
dan sesuatu yang baru. Perenialisme memandang situasi dunia dewasa ini penuh
kekacauan, ketidakpastian, terutama dalam kehidupan moral, intelektual, dan
sosiokultural. Solusi yang ditawarkan kaum perenialis adalah dengan jalan
mundur ke belakang dengan menggunakan kembali nilai-nilai atau prinsip-
prinsip umum yang telah menjadi pandangan hidup yang kukuh, kuat pada
zaman kuno dan abad pertengahan. Peradaban – kuno (Yunani Purba) dan abad
pertengahan dianggap sebagai dasar budaya bangsa-bangsa di dunia dari masa
ke masa dari abad keabad.

Pandangan-pandangan yang telah menjadi dasar budaya manusia tersebut,


telah teruji kemampuan dan kekukuhan oleh sejarah. Pandangan-pandangan
Plato dan Aristoteles mewakili peradapan Yunani Kuno, serta ajaran Thomas
Aquina dari abad pertengahan. Kaum perenialis percaya bahwa ajaran dari
tokoh-tokoh tersebut memiliki kualitas yang dapat dijadikan tuntutan hidup dan
kehidupan manusia pada abad ke dua puluh ini. Mohammad Noor Syam (1984)
mengemukan pandangan perenialisme, bahwa pendidikan harus lebih banyak
mengarahkan pusat perhatiannya pada kebudayaan ideal yang telah teruji dan
tangguh. Perenialisme memandang pendidikan sebagai jalan kembali atau proses
mengembalikan keadaan manusia sekarang seperti dalam kebudayaan ideal.
Perenialisme tidak melihat jalan yang menyakinkan selain, kembali pada
prinsip-prinsip yang telah sedemikian rupa membentuk suatu sikap kebiasaan,
bahwa kepribadian manusia yaitu kebudayaan dahulu (Yunani Kuno).

2
Menurut Ali Saifullah, aliran perenialisme termasuk dalam kategori filsafat
pendidikan akademis-skolastik. Kategori ini meliputi dua kelompok yakni aliran
perenialisme sendiri, essensialisme, idealisme dan realisme, dan kelompok
progressif meliputi progresivisme, rekonstruksionisme dan eksistensialisme.
Perenialisme diambil dari kata perennial, yang diartikan sebagai continuing
throughout the whole yearatau lasting for a very long time, yang bermakna abadi
atau kekal. Dari makna tersebut mempunyai maksud bahwa Perenialisme
mengandung kepercayaan filsafat yang berpegang pada nilai-nilai dan norma-
norma yang bersifat kekal dan abadi (Khobir, 2009:62). Perenialisme
memberikan pemecahan dengan jalan regressive road to culture, yaitu jalan
kembali atau mundur kepada kebudayaan lama (masa lampau), kebudayaan yang
dianggap ideal dan telah teruji ketangguhannya. Disinilah pendidikan
mempunyai peranan yang penting dalam rangka mengembalikan keadaan
manusia modern kepada kebudayaan masa lampau yang ideal tersebut.

B. LATAR BELAKANG MUNCULNYA ALIRAN PERENIALISME

a) Teori kependidikan kalangan perenialis mencuat sebagai sebuah pemikiran


formal (resmi) pada dekade 1930-an sebagai bentuk reaksi terhadap
kalangan progresif. Perenialisme modern secara umum menampilkan
sebuah penolakan besar-besaran terhadap cara pandang progresif. Bagi
kalangan perenealis, permanensi (keajegan), meskipun pergolakan-
pergolakan politik dan sosial yang sangat menonjol, adalah lebih riil (nyata)
dari pada konsep perubahan kalangan pragmatis. Dengan demikian
kalangan perenialis mempelopori gerakan kembali pada hal-hal absolut dan
memfokuskan pada ide-gagasan yang luhur (menyejarah dari budaya
manusia), ide-gagasan ini telah terbukti keabsahan dan kegunaannya karena
mampu bertahan dari ujian waktu. Perenialisme menekankan arti penting
akal budi, nalar, dan karya-karya besar pemikir masa lalu.

3
b) Proses mengembalikan keadaan manusia sekarang seperti dalam
kebudayaan ideal dimaksud, “education as cultural regression.”
Perenialisme tak melihat jalan yang meyakinkan selain kembali kepada
prinsip-prinsip yang telah sedemikian membentuk sikap kebiasaan, bahkan
kepribadian manusia selain kebudayaan dulu dan kebudayaan abad
pertengahan.

C. TOKOH- TOKOH ALIRAN PERENIALISME

1) Plato
Plato (427-347 SM), hidup pada zaman kebudayaan yang sarat dengan
ketidakpastian, yaitu filsafat sofisme. Ukuran kebenaran dan ukuran moral
merupakan sofisme adalah manusia secara pribadi, sehingga pada zaman itu
tidak ada kepastian dalam moral, tidak ada kepastian dalam kebenaran,
tergantung pada masing-masing individu. Plato berpandangan bahwa
realitas yang hakiki itu tetap tidak berubah. Realitas atau kenyataan-
kenyataan itu tidak ada pada diri manusia sejak dari asalnya, yang berasal
dari realitas yang hakiki. Menurut Plato, “dunia ideal”, bersumber dari ide
mutlak, yaitu Tuhan. Kebenaran, pengetahuan, dan nilai sudah ada sebelum
manusia lahir yang semuanya bersumber dari ide yang mutlak tadi. Manusia
tidak mengusahakan dalam arti menciptakan kebenaran, pengetahuan, dan
nilai moral, melainkan bagaimana manusia menemukan semuanya itu.
Dengan menggunakan akal dan rasio, semuanya itu dapat ditemukan
Kembali oleh manusia.

2) Aristoteles
Aristoteles (384-322 SM), adalah murid Plato, namun dalam pemikirannya
ia mereaksi terhadap filsafat gurunya, yaitu idealisme. Hasil pemikirannya
disebut filsafat realism (realism klasik). Cara berfikir Aristoteles berbeda
dengan gurunya, Plato, yang menekankan berfikir rasional spekulatif.
Aristoteles mengambil cara berfikir rasional empiris realitas. Ia

4
mengajarkan cara berfikir atas prinsip realitas, yang lebih dekat dengan
alam kehidupan manusia sehari-hari. Aristoteles hidup pada abad keempat
sebelum Masehi, namun ia dinyatakan sebagai pemikir abad pertengahan.
Karya-karya Aristoteles merupakan dasar berfikir abad pertengahan yang
melahirkan renaissance. Sikap positifnya terhadap inkuiry menyebabkan ia
mendapat sebutan sebagai Bapak Sains Modern. Kebajikan akan
menghasilkan kabahagiaan dan kebajikan, bukanlah pernyataan pemikiran
atau perenuangan pasif, melainkan merupakan sikap kemauan yang baik
dari manusia, Menurut Aristoteles, manusia adalah makhluk materi dan
rohani sekaligus. Sebagai materi, ia menyadari bahwa manusia dalam
hidupnya berada dalam kondisi alam materi dan sosial.

3) Thomas Aquina
Thomas Aquina ini mempunyai pandangan bahwa pendidikan adalah
menarik atau menuntun kemampuan-kemampuan yang masih tidur menjadi
aktif dan nyata yang timbul dan bergantung dari kesadaran-kesadaran yang
mendukungnya pada tiap-tiap individu. Tuntunan yang berasal dari guru
kepada anak didik berwujud sebagai bahan pengajaran, yang berfungsi
untuk membantu substansi manusia untuk berkembang dan kaya akan
pengalaman-pengalaman yang berasal dari luar. Sedangkan tugas seorang
guru dapat dianalogikan dengan seorang dokter. Guru adalah penghubung
antara kebenaran-realita tertinggi dengan anak didik sebagai makhluk yang
selalu berusaha untuk mengerti dan menginsyafi perihal realita dengan
segala macam bentuk dan tingkat-tingkatnya. Dokter membantu organisme
yang sakit atau luka dalam tendensi herensinya untuk menyembuhkan diri
sendiri.

5
D. PRINSIP- PRINSIP PENDIDIKAN PERENIALISME

Dibidang pendidikan, perennialisme sangat dipengaruhi oleh tokoh


tokohnya: Plato, Aristoteles dan Thomas Aquinas. Dalam hal ini pokok pikiran
Plato tentang ilmu pengetahuan dan nilai-nilai adalah manifestasi dari pada
hukum universal yang abadi dan sempurna, yakni ideal, sehingga ketertiban
sosial hanya akan mungkin bila ide itu menjadi ukuran, asas normatif dalam tata
pemerintahan. Maka tujuan utama pendidikan adalah “membina pemimpin yang
sadar dan mempraktekkan asas-asas normatif itu dalam semua aspek kehidupan.
Menurut Plato, manusia secara kodrati memiliki tiga potensi, yaitu: nafsu,
kemauan dan pikiran. Pendidikan hendaknya berorientasi pada potensi itudan
kepada masyarakat, agar supaya kebutuhan yang ada disetiap lapisan masyarakat
bisa terpenuhi. Ide-ide Plato itu dikembangkan oleh Aristoteles dengan lebih
mendekat pada dunia kenyataan. Bagi Aristoteles, tujuan pendidikan adalah
“kebahagiaan”.

Untuk mencapai tujuan pendidikan itu, maka aspek jasmani, emosi yang
intelek harus dikenbangkan secara seimbang. Seperti halnya prinsip-prinsip
Plato dan Aristoteles, pendidikan yang dimaui oleh Thomas Aquinas adalah
sebagai ”Usaha mewujutkan kapasitas yang ada dalam individu agar menjadi
aktualitas” aktif dan nyata. Dalam hal ini peranan guru adalah mengajar –
memberi bantuan pada anak didik untuk mengembangkan potensi-potensi yang
ada padanya. Prinsip pendidikan perenialisme tersebut perkembangannya telah
mempengaruhi sistem pendidikan modern, seperti pembagian kurikulum untuk
sekolah dasar, menengah perguruan tinggi dan pendidikan orang dewasa.

6
E. KONSEP DASAR/ PANDANGAN ALIRAN PERENIALISME

a) Pandangan Ontologi Perenialisme


Ontologi perenialisme terdiri dari pengertian-pengertian seperti benda
individual, esensi, aksiden dan substansi. Secara ontologis, perenialisme
membedakan suatu realita dalam aspek-aspek perwujudannya. Benda
individual di sini adalah benda sebagaimana yang tampak di hadapan manusia
dan yang ditangkap dengan panca indra seperti batu, lembu, rumput, orang
dalam bentuk, ukuran, warna, dan aktivitas tertentu. Esensi dari suatu kualitas
menjadikan suatu benda itu lebih intrinsik daripada fisiknya, seperti manusia
yang ditinjau dari esensinya adalah makhluk berpikir. Sedangkan aksiden
adalah keadaan-keadaan khusus yang dapat berubah-ubah dan sifatnya kurang
penting dibandingkan dengan esensial. Dengan demikian, segala yang ada di
alam semesta ini, seperti manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan, merupakan
hal yang logis dalam karakternya. Setiap sesuatu yang ada tidak hanya
merupakan kombinasi antara zat atau benda, tapi juga merupakan unsur
potensialitas dengan bentuk yang merupakan unsur aktualitas.

b) Pandangan Epistemologis Perenialisme


Perenialisme berpangkal pada tiga istilah yang menjadi asas di dalam
epistemologi yaitu truth, self evidence, dan reasoning. Bagi perenialisme truth
adalah prasyarat asas tahu untuk mengerti atau memahami arti realita semesta
raya. Sedangkan , self evidence adalah suatu bukti yang ada pada diri (realita,
eksistensi) itu sendiri, jadi bukti itu tidak pada materi atau realita yang lain,
pengertian kita tentang kebenaran hanya mungkin di atas hukum berpikir
(reasoning), sebab pengertian logis misalnya berasal dari hukum-hukum
berpikir.

c) Pandangan Aksiologi Perenialisme


Dalam aksiologi, prinsip pikiran demikian bertahan dan tetap berlaku.
Secara etika, tindakan itulah yang bersesuaian dengan sifat rasional manusia,

7
karena manusia itu secara alamiah condong pada kebaikan.Menurut Plato,
manusia secara kodrat memiliki tiga potensi: nafsu, kemauan, dan pikiran.

d) Pandangan Perenialisme Mengenai Kenyataan


Perenialisme berpendapat bahwa apa yang dibutuhkan manusia terutama
ialah jaminan bahwa realita itu bersifat universal dan ada di mana saja dan
sama di setiap waktu.Dengan keputusan yang bersifat ontologisme kita akan
sampai pada pengertian pengerian hakikat.Esensi dari sesuatu adalah suatu
kualitas tertentu yang menjadikan benda itu lebih baik intrinsik daripada
halnya, misalnya manusia ditinjau dari esensinya adalah berpikir Aksiden
adalah keadaan khusus yang dapat berubah-ubah dan sifatnya kurang penting
dibandingkan dengan esensialnya, misalnya orang suka barang-barang antik.
Substansi adalah suatu kesatuan dari tiap-tiap hal individu dari yang khas dan
yang universal, yang material dan yang spiritual.

e) Pandangan Perenialisme Mengenai Nilai


Perenialisme berpandangan bahwa persoalan nilai adalah persoalan
spiritual, sebab hakikat manusia adalah pada jiwanya. Sedangkan perbuatan
manusia merupakan pancaran isi jiwanya yang berasal dari dan dipimpin oleh
Tuhan.

f) Pandangan Perenialisme Mengenai Pendidikan


Pendidikan menurut filsafat ini mesti membangun sejumlah mata pelajaran
yang umum, bukan spesialis, liberal bukan vokasionalis, yang humanistik
bukan teknikal. Dengan cara inilah pendidikan akan memenuhi fungsi
humanistiknya, yakni pembelajaran secara umum yang mesti dimiliki oleh
manusia. Sebagai filsafat pendidikan umumnya, filsafat pendidikan
Perenialisme juga mempengaruhi sekolah-sekolah modern sekarang, dimana
pandangan-pandangan kurikulumnya mempengaruhi praktik Pendidikan :

8
1) Pendidikan Dasar dan (Sekolah) Menengah
a. Pendidikan sebagai persiapan
Perbedaan Progresivisme dengan Perenialisme terutama pada
sikapnya tentang “education as preparation”. Perenialisme berpendapat
bahwa pendidikan adalah persiapan bagi kehidupan di masyarakat. Dasar
pandangan ini berpangkal pada ontologi, bahwa anak ada dalam fase
potensialitas menuju aktualitas, menuju kematangan.

b. Kurikulum Sekolah Menengah


Prinsip kurikulum pendidikan dasar, bahwa pendidikan sebagai
persiapan, berlaku pula bagi pendidikan menengah. Perenialisme
membedakan kurikulum pendidikan menengah antara program,“general
education” dan pendidikan kejuruan, yang terbuka bagi anak 12-20 tahun.

2) Pendidikan Tinggi dan Adult Education

a. Kurikulum Universitas
Program “General Education” dipersiapkan untuk pendidikaan
tinggi dan adult education. Pendidikan tinggi sebagai lanjutan pendidikan
menengah dengan program general education yang telah selesai disiapkan,
bagi umur 21 tahun sebab dianggap telah cukup mempunyai kemampuan
melaksanakan program pendidikan tinggi.

b. Kurikulum Pendidikan Orang Dewasa (Adult Education)


Tujuan pendidikan orang dewasa adalah meningkatkan pengetahuan
yang telah dimilikinya dalam pendidikan lama sebelum itu, menetralisir
pengaruh-pengaruh jelek yang ada. Nilai utama pendidikan orang dewasa
secara filosofis ialah mengembangkan sikap bijaksana guna mereorganisasi
pendidikan anak-anaknya, dan membina kebudayaannya.

9
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Perenialisme merupakan suatu aliran dalam pendidikan yang lahir pada


abad ke-20. Perenialisme lahir dari suatu reaksi terhadap pendidikan progresif.
Perenialis menentang pandangan progresivisme yang menekankan perubahan
dan sesuatu yang baru. Perenialisme memandang situasi dunia dewasa ini penuh
kekacauan, ketidakpastian, terutama dalam kehidupan moral, intelektual, dan
sosiokultural. Solusi yang ditawarkan kaum perenialis adalah dengan jalan
mundur ke belakang dengan menggunakan kembali nilai-nilai atau prinsip-
prinsip umum yang telah menjadi pandangan hidup yang kukuh, kuat pada
zaman kuno dan abad pertengahan. Peradaban – kuno (Yunani Purba) dan abad
pertengahan dianggap sebagai dasar budaya bangsa-bangsa di dunia dari masa
ke masa dari abad keabad.

B. SARAN

Diharapkan kepada pembaca agar lebih banyak membaca mengenai materi


Aliran Perenialisme.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://azharb48.blogspot.com/2018/06/pengertian-aliran-perenialisme-dan.html

https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/files_dosen/modul/Pertemuan_11MPI04081
5.pdf

https://yahanu87.blogspot.com/2017/03/makalah-filsafat-pendidikan-
perenialisme.html?m=1

11

Anda mungkin juga menyukai