Dosen Pengampuh:
Atika Ismail, S.H,.M.H
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Makalah ini dibuat guna melengkapi tugas mata kuliah “Pengantar Hukum
Indonesia”, kami mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan makalah.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
A. Latar Belakang......................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................
C. Tujuan ..................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................
A. Pengertian Dari Hukum Perdata...........................................................
B. Sejarah Hukum Perdata Di Indoneisa...................................................
C. Kedudukan KUH Perdata.....................................................................
D. Sistematika Hukum Perdata..................................................................
E. Pengertian Hukum Peorangan..............................................................
F. Pengertian Hukum Keluarga.................................................................
G. Pengertian Hukum Perikatan................................................................
H. Pengertian Hukum Pembuktian dan Daluwarsa...................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hukum perdata adalah segala hukum pokok yag mengatur
kepentingan-kepentingan perseorangan. Hukum perdata sebagai hukum
yang mengatur kepentingan perseorangan. Hukum perdata ialahhukum
yang mengatur kepentingan antara warga negara perseorangan yang satu
dengan warga negara perseorangan yang lain.
Sumber pokok hukum perdata (Burgerlijkrecht) ialah kitab
undang-undang hukum perdanta (Burgerlijk Wetboek) disingkat KUH
perdata (BW). Sebagian besar isiya adalah hukum perdat prancis (Code
civil), yaitu sebagian besar dari code napoleon tahun 1811-1838. Setelah
indonesia menjadi negara yang merdeka sejak pernyataan Proklamasi
Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, maka berlakunya Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) mengalami banyak
perubahan. Perubahan yang dimaksudkan karena banyak pasal di dalam
KUH Perdata (BW) dicabut oleh undang-undang yang sama atau sejenis
atau dinyatakan tidak berlaku karena tidak sesuai dengan alam pikiran atau
kesadaran hukum bangsa Indonesia yang modern dan religius.
B. Rumusan Masalah
a. Apa Pengertian Dari Hukum Perdata?
b. Bagaimana Sejarah Hukum Perdata Di Indoneisa?
c. Bagaimana Kedudukan KUH Perdata?
d. Bagaimana Sistematika Hukum Perdata?
e. Apa yang dimaksud Hukum Peorangan?
f. Apa yang dimaksud Hukum Keluarga?
g. Apa yang dimaksud Hukum Perikatan?
h. Apa yang dimaksud Hukum Pembuktian dan Daluwarsa?
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
a. Untuk mengetahui apa pengertian dari Hukum Perdata.
b. Untuk mengetahui bagaimana sejarah Hukum Perdara Di Indonesia.
c. Untuk mengetahui bagaimana kedudukan KUH Perdata.
d. Untuk mengetahui bagaimana sistematika Hukum Perdata.
e. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Hukum Perorangan.
f. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Hukum Keluarga.
g. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Hukum Perikatan.
h. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Hukum Pembuktian
dan Daluwarsa.
BAB II
PEMBAHASAN
E. Hukum Perorangan
Hukum tentang orang mengatur tentang orang (nama orang, tempat
tinggal, kecakapan hukum) dan badan hukum sebagai subjek hukum.
Berlakunya seorang manusia sebagai pembawa hak (subjek hukum jalah
mulai saat ia dilahirkan dan berakhir pada saat ia meninggal dunia).
Hukum perdata mengatur seluruh segi kehidupan manusia sejak ia belum
lahir dan masih dalam kandungan ibunya sampai meninggal dunia.
Menurut Pasal 2 ayat (1) KUH Perdata (BW) bahwa “Anak yang
ada dalam kandungan seorang perempuan dianggap sebagai telah
dilahirkan, apabila kepentingan si anak menghendakinya”. Dengan
demikian, seorang anak yang masih dalam kandungan ibunya sudah
dijamin untuk mendapat warisan jika ayahnya meninggal dunia.
F. Hukum Keluarga
Hukum keluarga memuat segala peraturan-peraturan hukum yang
timbul dari pergaulan hidup suatu keluarga. Keluarga (dalam arti sempit)
adalah kesatuan masyarakat kecil yang terdiri darimsuami-istri dan
berdiam dalam satu tempat tinggal. Dalam pengertian luas, keluarga
adalah apabila dalam satu tempat tinggal itu berdiam pula pihak lain
sebagai akibat perkawinan, maka berkumpullah anggota keluarga yang
terdiri dari orang-orang yang mempunyai hubungan karena perkawinan
dan karena pertalian darah. Keluarga dalam arti luas dapat terdiri dari
kakek atau nenek, anak-menantu bahkan cucu.
Dengan berlakunya UU No.1 Tahun 1974, sebagian besar pasal-
pasal hukum keluarga di dalam BW dinyatakan tidak berlaku. Pembahsan
hukum keluarga, dalam pembahasan berikut ini ditekankan pada hukum
perkawinan sebagaimana diatur dalam UU No. 1 Tahun 1974 tentang
perkawinan.
1. Kekuasaan Orang Tua Menurut UU No. 1 Tahun 1974
2. Perwalian Menurut UU No. 1Tahun 1974
3. Pengampunan/Curatele (Pasal 433 s.d. 462 BW)
4. Hukum Perkawinan Menurut UU No. 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan
5. Dasar-Dasar Perkawinan
6. Jaminan Kepastian Hukum
7. Pengertiaan Perkawinan
8. Syarat Sahnya Perkawinan
9. Asas Monogami dalam Perkawinan
10. Syarat-syarat untuk Dapat Melangsungkan Perkawinan
11. Larangan perkawinan
12. Pencegahan Perkawinan (Pasal 13 sampai dengan 12)
13. Batalnya Perkawinan (Pasal 22 sampai dengan 28)
14. Perjanjian Perkawinan (Pasal 29 UUP)
15. Hak dan Kewajiban Suami Istri (Pasal 30 sampai dengan 34)
16. Harta Benda Dalam Perkawinan (Pasal 35 sampai dengan 37)
17. Putusnya Perkawinan serta Akibatnya (Pasal 38 sampai dengan 41)
18. Kedudukan Anak
19. Perwalian
20. Ketentuan-ketentuan lain seperti,
a. Pembuktian asal usul anak
b. Perkawinan diluar Indonesia
c. Perkawinan campuran
d. Pengadilan
G. Hukum Benda
Benda (zaak) dalam arti ilmu pengetahuan hukum ialah segala
sesuatu yang dapat menjadi objek hukum. Menurut pasal 499 BW, Benda
ialah tiap-tiap barang dan tiap-tiap hak yang dapat menjadi milik orang
(objek hak milik). Benda-benda tersebut dapat dibedakan menjadi:
1. Benda tetap atau tidak bergerak (onorerend)
2. Benda bergerak (reorend)
H. Hukum Perikatan
Hukum perikatan (verbintenissenrecht) diatur dalam buku III BW
yang memuat masalah-masalah yang berhubungan dengaan perikatan.
Perikatan adalah hubungan hukum antara dua pihak atau lebih, yaitu antara
kreditor dan debitut dibidang hatra kekayaan, di mana pihak yang satu
(kreditor) berhak atas suatu prestasi dan pihak yang lain (debitur)
berkewajiban memenuhi prestasi.
Menurut pasal 1233 BW ada dua macam sumber hukum perikatan
yakni perjanjian (pasal 1313 s.d. 1351 BW), dan undang-undang (pasal
1352 s.d. 1380 BW).
B. Saran
Untuk mengetahui informasi tentang sebuah dasar –dasar huku perdata
maka perlu di ketahui terlebih dahulu ilmu-ilmu yang mempelajari tentang
hal tersebut. Untuk mendapatkan informasi yng sesuai dengan keinginan
kita, maka kita harus sesuikan dengan kitab yang membahas tentang
informasi tersebut. Dengan ini kami selaku penulis memohon kritik dan
saran dari makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulkadir Muhammad. 1989. Hukum Perikatan. Bandung: Alimni.
Bayu Seto. 1992. Dasar-Dasar Hukum Perdata Internasioanl. Bandung; Citra
Aditya Pratama.
Mariam Darus Badrulzaman. 1983. KUH Perdata- Buku III tentang Perikatan.
Bandung: Alumni
Subekti, R. 1977. Pokok-Pokok Hukum Perdata. Jakarta: Intermasa.