Anda di halaman 1dari 2

Nama : Mutiara

Nim : 642019003
Kelas : D1
Mata Kuliah :AIK ( Gerakan Pembaharuan Islam)
Dosen Pembimbing : Zulkipli Djemain, M.Pd.I

TUGAS
BAB IV
1. Jelaskan latar belakang dan faktor-faktor yang memicu berdirinya
Muhammadiyah?
2. Tuliskan tujuan Muhammadiyah berdasarkan hasil Muktamar Muhammadiyah
ke-41 disolo?
3. Tuliskan secara singkat perjuangan Muhammadiyah dimasa awal republik?
JAWAB
1. Latar belakang berdirinya Muhammadiyah yaitu keprihatinan KH. Ahmad
Dahlan terhadap umat islam indonesia yang tertindas oleh penjajahan Belanda
yang mengakibatkan kondisipendidikanya mengalami stagnan.
Adapun faktor-fakto yang melatar belakangi berdirinya persyarikatan
Muhammadiyah secara garis besar dibedakan menjadi dua faktor penyebab yaitu:
a. Faktor Subyektif
Faktor subyektif yang sangat kuat, bahkan dapat dikatakan sebagai faktor
utama dan faktor penentu yang mendorong berdirinya Muhammadiyah
adalah hasil pendalaman KH. Ahmad Dahlan terhadap Al-Qur`an, baik
dalamhal gemar membacamaupun menelaah, membahas, dan mengkaji isi
kandungannya.
b. Faktor Obyektif
Ada beberapa sebba yang bersifat obyektif yang melatar belakangi berdirinya
Muhammadiyah, yang dikelompokkan dalam faktor internal dan faktor
eksternal.
1) Faktor obyektif yang bersifat internal
Faktor obyektif yang bersifat internal melatar belakangi berdirinya
Muhammadiyah adalah
a) Ketidakmurnian amalan Islam akibat tidak dijadikannya Al-Qur`an
dan As-Sunnah sebagai satu-satunya rujukanoleh sebagian besar umat
islam Indonesia.
b) Lembaga pendidikan yang dimiliki umat islam belum mampu
menyiapkan generasi yang siap mengemban misi selaku “Khalifah
Allahdiatas bumi”
2) Faktor obyektif yang bersifat eksternal
a) Semakin meningkatnya Gerakan Kristenisasi di tengah-tengah
masyarakat Indonesia.
b) Penetrasi bangsa-bangsa Eropa, terutama bangsa Belanda ke
Indonesia.
c) Pengaruh dari gerakan pembaharuan dalam dunia Islam. Hal,
75,76,77,81,83,85.
2. Adapun tujuan Muhammadiyah berdasarkan hasil Muktamar Muhammadiyah
ke-41 disolo adalah “ Menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam
sehingga terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridhahi
Allah subhanahu Wata`alah”. Hal,87
3. Pada akhir zaman Jepang, tokoh-tokoh Muhammadiyah ikut mendorong aliran
nasionalisme ke dalam sungai besarnya Pancasila. Pancasila dapat diibaratkan
sebagai muara bertemunya Indonesia merdeka. Di alam penjajahan Belanda
dan di dalam militerisme jepang, kedua aliran itu diadu domba dalam
kerangka politik Devide et Impera. Namun berkat jiwa dan semangat
“okhuwah wathoniyah” yang antara lain disuburkan oleh Muhammadiyah
dalam barisan kepanduan “Hizbul Wathon” maka politik devide et impera itu
dapat dicegah. Hal,88

Anda mungkin juga menyukai