Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENGANTAR HUKUM INDONESIA

“ASAS ASAS HUKUM PERDATA”


DOSEN PENGAMPU : HAKIMATUN SITI AZIZAH

Di Susun oleh :

FADHLAN AMRULLAH(1902046074)
AFINA ZULFATUL MAGHFIROH(1902046075)

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI WALISONGO

1
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan
jahiliyah menuju zaman terang benderang addinul islam.Makalah ini dibuat guna memenuhi
salah satu tugas presentasi mata kuliah “PENGANTAR HUKUM INDONESIA”.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui asas-asas hukum perdata.Kami
menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, baik pada teknis penulisan maupun
materi.Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.
Kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan pembuatan makalah ini.Semoga mereka memperoleh balasan berlipat ganda dari
Allah yang Maha Kuasa.Amin Yaa Robbal Alamin.

Semarang, 11 Oktober 2019

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................................................................................................. 2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................... 3
BAB I .............................................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................................................. 4
A. LATAR BELAKANG MASALAH ............................................................................................................. 4
B. RUMUSAN MASALAH........................................................................................................................ 4
C. TUJUAN PENULISAN .............................................................................................................................. 4
BAB II ............................................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ............................................................................................................................................... 5
A. PENGERTIAN HUKUM PERDATA ........................................................................................................ 5
B. SEJARAH KUH PERDATA (BW) ........................................................................................................... 5
C. SISTEMATIKA HUKUM PERDATA DALAM KUH PERDATA (BW)............................................................. 6
D. SISTEMATIKA HUKUM PERDATA MENURUT ILMU PENGETAHUAN ..................................................... 6
1. 1.Hukum perorangan (Persoonenrecht) ....................................................................................... 7
2. 2. Hukum Keluarga ........................................................................................................................ 8
3. 3.Hukum Harta Kekayaan ........................................................................................................... 11
4. 4. Hukum Waris........................................................................................................................... 14
E. TENTANG WASIAT ............................................................................................................................... 15
PENUTUP ..................................................................................................................................................... 16
A. Kesimpulan ...................................................................................................................................... 16
B. Kritik Dan Saran .............................................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................................... 17

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Perlu kita ketahui terlebih dahulu sebelum kita masuk kepada pembahasan tentang hukum
perdata, hukum perdata itu adalah aturan aturan hukum yang mengatur tingkah laku setiap orang
terhadap orang lain yang berkaitan dengan hak dan kewajiban yang timbul dalam pergaulan
masyarakat maupun pergaulan keluarga.
Hukum perdata dibedakan menjadi dua, yaitu hukum perdata materiil dan hukum perdata
formil.
1. Hukum perdata materiil mengatur kepentingan-kepentingan perdata setiap subjek hukum.
2. Hukum perdata formil mengatur bagaimana cara seseorang mempertahankan haknya apabila
dilanggar orang lain. Hukum perdata formil mempertahan hukum perdata materil, karena hukum
perdata formil berfungsi menerapkan hukum perdata materiil apabila ada yang melanggarnya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud Hukum Perdata?
2. Bagaimana sejarah KUH Perdata?
3. Bagaimana sistematika Hukum Perdata dalam KUHP?
4. Bagaimana sistematika Hukum Perdata menurut IlmuPengetahuan
5. Jelaskan beberapa macam wasiat dalam Hukum Perdata
C. TUJUAN PENULISAN
Untuk mengetahui maksud dari apa itu hukum perdata,mengetahui sejarah dari KUH Perdata itu
sendiri,mengetahui sistematika hukum perdata dalam KUHP dan juga menurut ilmu
pengetahuan, dan mengetahui beberapa macam wasiat.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN HUKUM PERDATA


Hukum perdata ialah aturan-aturan hukum yang mengatur tingkah laku setiap orang
terhadap orang lain yang berkaitan dengan hak dan kewajiban yang timbul dalam pergaulan
masyarakat maupun pergaulan keluarga.
Hukum perdata dibedakan menjadi dua, yaitu hukum perdata materiil dan hukum perdata
formil.
1. Hukum perdata materiil mengatur kepentingan-kepentingan perdata setiap subjek hukum.
2. Hukum perdata formil mengatur bagaimana seseorang mempertahankan haknya apabila
dilanggar orang lain. Hukum perdata formil mempertahan hukum perdata materiil, karena hukum
perdata formil berfungsi menerapkan hukum perdata materil apabila ada yang melanggarnya.
B. SEJARAH KUH PERDATA (BW)
Kitab undang undang hukum perdata (KUH perdata) yang dikenal dengan istilah burgerlijk
wetboek (BW) adalah kodifikasi hukum perdata yang disusun di negeri belanda.
Penyusun tersebut sangat dipengaruhi oleh hukum perdata Prancis. Code Napoleon sendiri
disusun berdasarkan hukum Romawi yang pada waktu itu dianggap sebagai hukum yang paling
sempurna. Hukum privat yang berlaku diprancis dimuat dalam dua kodifikasi (pembukuan suatu
lapangan hukum secara sistematis dan teratur dalam satu buku } yang bernama : code civil dan
code commerce.
Pada waktu prancis menguasai belanda. Kedua kodifikasi itu diberlakukan dinegeri
belanda. Bahkan sampai 24 tahun sesudah belanda merdeka dari prancis tahun 1915, kedua
kodifikasi itu masih berlaku dinegeri belanda.Jadi,pada waktu pemerintah Belanda telah merdeka
belum mampu dalam waktu pendek menciptakan hukum privat bersifat nasional(asas
konkordansi)
Baru pada tahun 1838 dengan berdasarkan asas yang terdapat dalam code civil dan code de
commerse,pemerintah Belanda dapat menciptakan 2 kodifikasi yang bersifat nasional,yang diberi
nama:
Burgerlijk Wetboek yang disingkat BW.

5
Wetboek van Koophandel disingkat WvK.
Untuk kodifikasi KUH Perdata di Indonesia dibentuk sebuah panitia yang diketuai oleh
Mr.C.C.Hagemann sebagai ketua Mahkamah Agung di Hindia Belanda (hooggerechtshof)yang
diberi tugas istimewa untuk turut mempersiapkan kodifikasi di Indonesia.
Mr.C.C.Hagemann tidak berhasil,sehingga pada tahun 1836 ditarik kembali ke negeri
Belanda.Kedudukannya sebagai ketua Mhkamah Agung di Indinesia diganti oleh
Mr.C.J.Scholten van Oud Harleen.
Pada 31 Oktober 1837 ,Scholten van Oud Harleen diangkat menjadi ketua panitia
kodifikasi dengan Mr.A.A.Van Vloten dan Mr.Meyer masing-masing sebagai anggota.Panitia
tersebut juga belum berhasil.Akhirnya dibentuk panitia baru yang diketuai Mr.C.J.Scholten van
Oud Harleen lagi,tetapi anggotanya diganti yaitu Mr.J.Schneither dan Mr.A.J.van Nes.
Akirnya panitia inilah yang berhasil mengkodifikasi KUH Perdata Indonesia maka KUH
Perdata Belanda banyak menjiwai KUH Perdat Indonesia.
Kodifikasi KUH Perdata (BW)Indonesia diumumkan pada tanggal 30 April 1847 melalui
Staatsblad No.23,dan mulai berlaku pada Januari 1948.
C. SISTEMATIKA HUKUM PERDATA DALAM KUH PERDATA (BW)
Kitab undang-undang hukum perdata (BW) Indonesia terdiri atas empat buku sebagai berikut:
1.Buku I, yang berjudul “perihal orang”(van persoonen), memuat hukum perorangan dan hukum
kekeluargaan.
2.Buku II, yang berjudul “perihal benda”(van zaken), memuat hukum benda dan hukum waris.
3.Buku III yang berjudul “perihal perikatan”(van verbintennisen), memuat hukum harta
kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban yang berelaku bagi orang-orang atau
pihak-pihak tertentu.
4.Buku IV yang berjudul “perihal pembuktian dan daluwarsa”(van berwijs en verjaring), memuat
perihal alat pembuktian dan akibat lewat waktu terhadap hubungan hukum.
D. SISTEMATIKA HUKUM PERDATA MENURUT ILMU PENGETAHUAN
Menurut ilmu pengetahuan, Hukum Perdata sekarang ini lazim dibagi dalam empat
bagian,yaitu sebagai berikut:
1.Hukum tentang orang atau perorangan yang antara lain mengatur tentang :
a. orang sebagai objek hukum,dan

6
b. orang dalam kecakapannya untuk memiliki hak-hak dan bertindak sendiri umtuk
melaksanakan haknya itu.
2.Hukum kekeluargaan atau hukum keluarga yang memuat antara lain:
a. perkawinan, perceraian beserta hubungan hukum yang timbuk di dalamnya, seperti hukum
harta kekayaan antara suami dan istri.
b. hubungan hukun antara orang tua dan anak-anaknya atau kekuasaan orang tua(ouderlijk
macht)
c. perwalian(voogdij) dan,
d.pengampuan(curatele)
3.Hukum Kekayaan atau Hukum Harta Kekayaan yang mengatur tentang hubungan-hubungan
hukum yang dapat dinilai dengan uang.Hukum Harta Kekayaan ini meliputi:
a. Hak mutlak, adalah hak-hak yang berlaku terhadap setiap orang.
b. Hak perorangan, adalah hak-hak yang berlaku terhadap seorang atau suatu pihak tertentu
saja.
4.Hukum Waris mengatur tentang benda atau kekayaan seseorang jika ia meninggal
dunia(mengatur akibat-akibat hukum dari hubungan keluarga terhadap harta warisan yang
ditinggalkan seseorang).

1. Hukum perorangan (Persoonenrecht)


Di dalam hukum perdata, istilah “orang” atau person menunjuk pada pengertian subjek
hukum yang artinya pembawa hak dan kewajiban.Subjek hukum terdiri atas
1. Manusia
2. Badan hukum.
Manusia sebagai pembawa hak dan kewajiban terjadi sejak ia lahir dan berakhir setelah ia
meninggal dunia.sejak ia lahir hidup, ia dapat dianggap sudah sebagai subjek hukum (Pasal 2
ayat(1)BW).Akan tetapi apabila ia lahir dalam keadaan meninggal, ia dianggap tidak pernah ada
(Pasal 2 ayat (2) BW).Ketentuan yang termuat dalam pasal 2 BW tersebut dinamakan
rechtsfictie.Ketentuan ini sangat penting dalam hal warisan.
Badan hukum yang berstatus sebagai pembawa hak dan kewajiban (sebagai subjek
hukum),misalnya negara,provinsi,kabupaten,perseroan terbatas,yayasan,wakaf,gereja,dan

7
sebagainya.Suatu perkumpulan dapat juga dijadikan Badan Hukum asal saja memenuhi syarat-
syarat yang ditentukan oleh hukum,yaitu:
a.didirikan oleh akta notaris
b.didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri setempat
c.anggaran dasarnya disahkan oleh Mentri Kehakiman
d.diumumkan dalam Berita Negara
Orang untuk dapat melakukan perbuatan hukum harus sudah dewasa(menurut BW harus
sudah berumur 21 tahun)atau sudah kawin sebelum umur tersebut.Batas usia dewasa menurut
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 dan Yurisprudensi MA adalah 18 tahun.Orang yang
sudah dewasa bearti oleh hukum dianggap sudah cakap untuk melakukan perbuatan
hukum/bertindak sendiri.Oorang yang belum dewasa,yang ditaruh dalam
pengampuan/pengawasan oleh hukum dinyatakan sebagai orang yang”tidak cakap”untuk
melakukan perrbuatan hukum sendiri.Perbuatan hukum bagi kepentingan harus dilakukan oleh
wali kuratornya.
Perbuatan hukum yang dapat dilakukan oleh orang atau badan hukum sebagai subjek
hukum,misalnya:
a.mengadakan perjanjian jual beli tanah
b.mengadakan perjanjian sewa-menyewa rumah
c.mengadakan perjanjian pinjam-meminjam uang atau barang
d.mengadakan perjanjian kerja
e.dan lain-lain.
Menurut hukum setiap orang harus mempunyai tempat tinggal atau domisili,juga bagi badan
hukum.Pentingnya domisili bagi orang atau badan hukum adalah untuk urusan tertentu,misalnya:
1.di wilayah hukum mana perkawinan harus dilakukan bila seseorang hendak menikah
2.di mana seseorang atau badan hukum itu harus dipanggil oleh pengadilan
3.pengadilan mana yang berwenang umtuk menyelesaikan perkara yang melibatkan orang atau
badan hukum itu
4.tempat dilaksanakannya pembagian warisan yang ditinggalkan oleh orang yang bersangkutan
di mana ia tinggal sampai meninggal.
2. 2. Hukum Keluarga

8
Hukum keluarga adalh rangkaian peraturan hukum yang timbul untuk mengatur pergaulan
hidup kekeluargaan.Hukum keluarga meliputi sebagai berikut:
a.Kekuasaan orang tua (onderlijke macht)
Semua anak yang masih dibawah umur berada di bawah kekuasaan orang tua.Artinya,bahwa
selama si anak itu belum dewasa maka orang tua mempunyai kewajiban untuk
memelihara,mendidik,memberi nafkah hingga anak-anak itu dewasa atau sudah
kawin.Sebaliknya,si anak juga wajib patuh terhadap orang tua dan apabila anak itu telah
berkeluarga wajib membantu perekonomian orang tua yang tidak mampu menurut garis lurus ke
atas.
Dalam melakukan kekuasaan orang tua,bapak/ibu mempunyai hak menguasai kekayaan
anaknya dan berhak menikmati hasil kekayaan itu.Kekuasaan orang tua berakhir apabila:
1. Anak telah dewasa atau telah kawin
2. Perkawinan orang tua putus
3. Kekuasaan orang tua dicabut oleh hakim,karena alasan tertentu(misalnya
pemboros,pendidikannya tidak baik)
4. Anak dibebaskan dari kekuasaan orang tua,karena terlalu nakal hingga orang tya tidak
mampu menguasai dan mendidik.
b.Perwalian (Voogdij)
Pada dasarnya anak yatim piatu atau anak di bawah umur yang tidak berada dalam kekuasaan
orang tua memerlukan bimbingan dan pemeliharaan.Oleh karena itu,perlu ditunjuk wali yaitu
orang atau yayasan yang akan mengurus keperluan dan kepentingan hukum anak-anak itu.
Hakim biasanya menetapkan seorang wali yangb masih ada hubungan darah terdekat dengan
si anak,atau ayah dari anak itu yang oleh karena sesuatu hal perkawinannya dengan ibu si anak
tersebut telah putus,dapat juga saudara-saudaranya yang dianggap cakap untuk itu.
Namun demikian,Hakim juga dapat menetapkan seseorang atau perkumpulan misalnya
yayasan sebagai wali.Perwalian ini terjadi karena:
a.perkawinan orang tua putus,baik karena kematian atau karena perceraian
b.kekuasaan orang tua dicabut atau dibebaskan
Dalam keadaan yang disebut terakhir ini Hakim mengangkat seorang wali yang disebut
dengan wali pengawas.Wali pengawas di Indonesia dijalankan oleh Balai Harta
Peninggalan(BHP).

9
c. Pengampuan (curatele)
Orang-orang yang perlu ditaruh dibawah pengampuan/pengawasan,adalah orang-orang yang
sudah dewasa tetapi tidak dapat mengurus kepentingannya sendiri dengan baik.Mereka demikian
itu misalnya:
1.orang sakit ingatan
2.orang yang pemboros
3.orang yang lemah daya
4.orang yang tidak mampu mengurus kepentingannya sendiri dengan baik,misalnya orang yang
sering mengganggu keamanan/kelakuannya buruk sekali.
Orang yang ditaruh di bawah pengampuan biasanya diminta oleh suami atau istri,keluarga
sedarah,atau kejaksaan.Dalam hal orang lemah daya yang dibenarkan meminta pengawasan
adalah orang yang bersangkutan,kurator,atau pengampuan ditetapkan oleh Hakim dengan
mengangkat suami atau istri atau orang lain di luar keluarga atau perkumpulan dan disertai
pengampu pengawas,yaitu balai harta peninggalan.Pengampuan terhadap oarang
itu(kurandus)berakhir apabila alasan-alasan untuk dimasukkannya seseorang di bawah curatele
sudah tidak ada.
d. Perkawinan
Perkawinan menurut hukum perdata(BW) adalah hubungsn keperdataan antara seorang pria
dan seorang wanita dalam hidup bersama sebagai suami istri.
Menurut KUH perdata(BW) perkawinan itu sah apabila memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
1.Pihak calon mempelai dalam keadaan tidak kawin
2.Laki-laki berumur 18 tahun,perempuan berumur 15 tahun
3.Dilakukan di muka pegawai Kantor Pencatatan Sipil
4.Tidak ada pertalian darah yang terlarang antara kedua calon mempelai
5.Dengan kemauan bebas tanpa paksaan dari pihak lain.
Setelah perkawinan terjadi, timbul hak dan kewajiban suami istri.Hak dan kewajiban itu ialah
sebagai berikut :
1.Suami mempunyai kekuasaan materiil.Artinya, suami sebagai kepala rumah tangga dan
bertanggung jawab atas istri dan anak-anaknya.
2.Adanya kewajiban memberi nafkah,memelihara,dan mendidik

10
3.Istri wajib mengikuti kewarganegaraan suami
4.Istri wajib mengikuti tempat tinggal suami.
Perkawinan dapat putus oleh seba-sebab tertentu, yaitu :
1.Karena kematian salah satu pihak atau kedua-duanya
2.Kkarena kepergian suami/istri selama 10 tahun berturut-turut tanpa adanya
pemberitahuan/kabar
3.Karena perpisahan meja dan ranjang
4.Karena perceraian
Perceraian terjadi karena beberapa sebab :
1.zina
2.meninggalkan tempat tinggal bersama dengan sengaja
3.karena salah satu pihak dihukum selama minimal 5 tahun,dan
4.penganiayaan yang mengakibatkan luka berat.
Perceraian sah sesudah diumumkan dan didaftarkan pada pegawai Kantor Pencatatan Sipil di
tempat perkawinan itu berlangsung.Setelah perceraian terjadi,segala hak dan kewajiban yang
berhubungan dengan perkawinan tidak ada lagi.
Perceraian juga membawa akibat hukum bagi anak-anak yang masih di bawah umur dan
terhadap harta kekayaan.Setelah berlakunya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan, perkawinan yang diatur dalam buku I KUH Perdata sebagian besar kini tidak
berlaku lagi.Maka mengenai pengertian perkawinan, syarat-syarat, hak dan kewajiban suami
istri, putusnya perkawinan, dan alasan-alasan perceraian diatur menurut Undang-Undang Nomor
1 Tahun 1974 dan peraturan pelaksanaannya.

3. 3.Hukum Harta Kekayaan


Hukum harta kekayaan adalah peraturan-peraturan hukum yang mengatur tentang hak dan
kewajiban manusia yang bernilai uang.
Hak dan kewajiban itu timbul karena adanya hubungan antara subjek hukum yang satu
dengan yang lainnya.Hubungan antara sesama subjek hukum tersebut berkaitan dengan benda
sebagai objek hukumnya dan benda tersebut dapat dinilai dengan uang.
Hubungan yang dilakukan antara sesama subjek hukum tersebut adalah dalam rangka untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya.

11
Hukum harta kekayaan meliputi dua lapangan,yaitu :
1.Hukum benda yang berupa peraturan-peraturan yang mengatur hak-hak kebendaan yang
mutlak sifatnya.Artinya, bahwa terhadap hak-hak atas benda itu wajib menghormatinya.
2.Hukkum perikatan ialah peraturan-peraturan yang mengatur hubungan hukum yang bersifat
kehartaan antara dua orang atau lebih di mana pihak yang satu berhak atas suatu prestasi tertentu,
sedangkan pihak yang lain wajib memenuhi prestasi.Contoh: perikatan dalan perjanjian jual beli.
Pengertian benda menurut ilmu pengetahuan adalah segala sesuatu yang dapat menjadi objek
hukum.Sedangkan pengertian benda menurut pasal 499 KUH Perdata adalah segala barang dan
hak yang dapat dipakai orang (menjadi objek hak milik).
Benda dapat dibedakan menjadi sebagai berikut :
1.Benda tetap, yaitu benda-benda yang karena sifatnya,tujuannya, atau karena penetapan undang-
undang dinyatakan sebagai benda tidak bergerak(tanah, bangunan, tanaman = karena sifatnya;
mesin-mesin pabrik = karena tujuannya;hak guna usaha, hak guna bangunan, hak hipotek =
karena penetapan undang-undang).
2.Benda bergerak, yaotu benda-benda yang karena sifatnya atau karena penetapan undang-
undang dianggap benda bergerak (perkakas, kendaraan, binatang = karena sifatnya;hak terhadap
surat berharga = karena penetapan undang-undang).
Benda dapat dibedakan lagi menjadi dua,yaitu :
1.Bbenda berujud (benda-benda yang dapat dilihat dengan panca indera)
2.Benda tidak berujud (macam-macam hak).

Dalam hukum perikatan sebagai objek perikatan adalah prestasi.Ada tiga macam bentuk
prestasi,yaitu sebagai berikut :
1.Prestasi untuk memberi sesuatu, misalnya menyerahkan barang, membayar harga.
2.Prestasi untuk berbuat sesuatu, misalnya memperbaiki barang rusak.
3.Prestasi untuk tidak berbuat sesuatu, misalnya tidak menggunakan merek dagang tertentu.
Jika dalam perikatan seseorang tidak memenuhi prestasi berarti yang bersangkutan telah
cedera janji (wanprestasi).Sebelum seseorang dinyatakan wanprestasi, ia harus lebih dulu
diperingatkan atau dilakukan somasi(teguran).
Perikatan dapat dibedakan menjadi beberapa macam yaitu sebagai berikut:
a. Perikatan sipil adalah perikatan yang apabila tidak dipenuhi dapat dilakukan gugatan.

12
b. Perikatan wajar adalah perikatan yang tidak mempunyai hak tagihan, tetapi apabila sudah
dibayar tidak dapat diminta kembali (utang karena perjudian).
a. Perikatan yang dapat dibagi adalah perikatan yang dapat dibagi-bagi pemenuhannya
(perjanjian kerja harian).
b. Perikatan yang tidak dapat dibagi adalah perikatan yang tidak dapat dibagi-bagi
pemenuhan prestasinya(perjanjian untuk rekaman lagu tertentu).
a. Perikatan pokok adalah perikatan yang berdiri sendiri, tidak tergantung pada perikatan
yang lain (perjanjian jual-beli, sewa-menyewa).
b. Perikatan tambahan adalah perikatan yang merupakan tambahan dari perikatan lainnya
(perjanjian gadai, hipotek).
a. Perikatan murni adalah perikatan yang prestasinya harus dipenuhi seketika juga.
b. Perikatan bersyarat adalah perikatan yang pemenuhannya oleh debitur digantungkan pada
suatu syarat tertentu (pinjam uang baru akan dibayar kalau penjualan barang dari si
debitur laku).
a. Perikatan spesifik adalah perikatan yang prestasinya ditetapkan secara khusus (pinjam
uang sebagain pembayarannya adalah tenaga kerja si debitur).
b. Perikatan generik adalah perikatan yang hanya ditentukanmenurut jenisnya.
Perikatan berakhir dengan beberapa cara, yaitu:
1.dengan pembayaran (kalau perikatan itu jual beli)
2.dengan pembauran uang (novasi)
3.dengan pembebasan utang
4.dengan pembatalan
5.dengan hilangnya benda yang diperjanjikan
6.dengan telah lewatnya waktu (daluwarsa)
Sumber-sumber hukum perikatan adalah
1.perjanjian
2.undang-undang
Hukum perikatan yang bersumber dari perjanjian, misalnya :
1.jual beli
2.tukar-menukar
3.pinjam pakai

13
4.sewa-menyewa
5.penitipan
6.perjanjian kerja
Hukum perikatan yang bersumber dari undang-undang, misalnya :
a.perikatan yang terjadi karena undang-undang itu sendiri (wajib nafkah)
b.perikatan yang terjadi karena undang-undang dan disertai dengan tindakan
manusia.(Zaakwarneming, yaitu tindakan manusia yang menurut hukum dan hakiki;tindakan
melanggar hukum yang diatur dalam pasal 1365 KUH Perdata).
4. 4. Hukum Waris
Hukum waris adalah hukum yang mengatur tentang kedudukan harta kekayaan seseorang
setelah ia meninggal dunia, dan cara-cara berpindahnya harta kekayaan itu kepada orang lain.
Ada dua macam cara untuk mengatur berpindahnya harta kekayaan seseorang yang telah
meninggal(pewarisan),yaitu sebagai berikut:
1.Pewarisan menurut undang-undang ialah pembagian warisan kepada ahli waris (orang-
orang yang mempunyai hubungan darah terdekat dengan pewaris).Pada pewarisan menurut
undang-undang ada pengisian tempat,artinya jika ahli waris yang berhak menerima warisan itu
telah meninggal sebelum pembagian warisan, hak warisnya dapat digantikan oleh
anaknya.Apabila pewaris meninggal dunia tanpa meninggalkan keturunan, suami, istri, dan
saudara-saudara, harta warisan itu dipecah menjadi dua.Setengah bagian untuk keluarga bapak
dengan garis lurus ke atas dan yang setengah bagian lainnya diberikan kepada keluarga ibu
menurut garis lurus ke atas pula (terjadi kovling).
2.Pewarisan berdasarkan wasiat, yaitu pembagian warisan kepada orang-orang yang
berhak menerima warisan menurut kehendak terakhir si pewaris(wasiat pewaris).Wasiat itu harus
dinyatakan dalam bentuk akta notaris(warisan testamenter).Pemberi warisan disebut
erflater,sedangkan penerima warisan atas dasar wasiat disebut legataris.
Berdasarkan penetapan garis kekeluargaan ahli waris dapat dibagi menjadi empat
golongan, yaitu :
Golongan I : meliputi suami/istri ysng hidup terlama dan keturunan dari pewaris dalam
garis lurus ke bawah.
Golongan II : meliputi orang tua, saudara-saudara sekandung dan keturunan dari pewaris.
Golongan III : adalah leluhur pewaris baik dari pihak suami/istri

14
Golongan IV : adalah keluarga sedarah sampai derajat keenam.
Hak waris dari golongan-golongan ini tergantung dari ada atau tidak adanya golongan
sebelumnya.Artinya, golongan I menutup hak waris golongan II, golongan II menutup hak waris
golongan III, dan seterusnya.Apabila golongan I sampai dengan IV tidak ada, harta warisan
menjadi milik negara.

E. TENTANG WASIAT
Wasiat ada beberapa macam, yaitu :
1. Wasiat olografis, adalah surat wasiat yang ditulis sendiri oleh pewaris kemudian
disimpan di Kantor Notaris sampai pembuatnya meninggal.
2. Wasiat rahasia, adalah surat wasiat yang dibuat sendiri oleh pewaris atau oleh orang lain
yang disegel,kemudian disimpan di Kantor Notaris sampai pembuatnya meninggal dunia.
3. Wasiat umum, adalah surat wasiat yang dibuat di hadapan seorang Notaris dan dihadiri
oleh dua orang saksi.Sifat wasiat umum ini autentik dan sah.Setelah wasiat ini selesai
dibuat, disimpan di Kantor Notaris sampai pembuatnya meninggal.
4. Cosidil, adalah suatu akta di bawah tangan yang isinya kurang penting dan merupakan
pesan seseorang setelah meninggal dunia.

15
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sesuai dengan pembahasan diatas tadi dari sana kita semua bisa melihat betapa
pentingnya kita mempelajari tentang hukum perdata ini ,sebab ini sangat berguna untuk kita
sekarang maupun sampai saat yang akan datang dan kita juga perlu lebih utama mengatahui
tentang bangaimana tata cara pembagian harta waris dari pada orang tua kita, karna apa dalam
pembahasan ini lebih utama yang disimpulkan yaitu tentang waris..karna kadang-kadang orang
banyak berpecah belah oleh sebab warisan ini, jadi sekarang sepatutnyalah kita mengatahui yang
namanya tentang warisan harta bangaimana cara pembagian harta warian dengan baik dan benar.
B. Kritik Dan Saran
Demikianlah kami dari pemakalah telah mempresentasikan makalah kami semoga
dengan adanya penampilan dari makalah kami hari ini, kita semua mengerti hendaknya, dan
semoga pelajaran yang kita dapatkan hari ini menjadi bermanfaat untuk nusa dan bangsa amin ya
rabbal’alamin.Kami akhiri wallahul muwaffiq ila aqwamitthoriq wassalamu’alaikum
warohmatullahi wabarokatuh.

16
DAFTAR PUSTAKA
Masriani,Yulies Tiena. 2013. Pengantar Hukum Indonesia. Jakarta : Sinar Grafika.

17

Anda mungkin juga menyukai