Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN

HUKUM ACARA PIDANA DAN HUKUM ACARA PERDATA

Disusun Oleh:

1. Nur Wahyuni (210250601073)

2. Harsal Diawan (210250601023)

3. Husril Ramadhan (210250601058)

FAKULTAS HUKUM

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

UNIVERSITAS TOMAKAKA MAMUJU

TAHUN AJARAN 2023

i
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Hukum Acara Pidana dan Hukum Acara Perdata ini dibuat untuk memenuhi tugas
mata kuliah Hukum Acara

Mengetahui

Ketua Pngadilan Negeri Mamuju

RUSTAM,S.H,M.H

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan pertolonganNya kami
dapat menyelesaikan laporan ini. Meskipunbanyak rintangan dan hambatan yang kamialami
dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikan tepat pada waktunya.

Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampuh yang telah
memberikan tugas ini.

kami menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk
itu, kamk menerima saran dan kritikan yang bersifat membangun demi perbaikan ke arah
sempurna.

Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca . Akhir kata saya ucapkanterima kasih.

Mamuju, 17 Januari 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

SAMPUL ........................................................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... iii

DAFTAR ISI...................................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Sejarah Hukum Acara Pidana ................................................................................. 1


B. Sejarah Hukum Acara Perdata ................................................................................ 3

BAB II METODE PEMBELAJARAN ........................................................................... 8

A. Jenis Kegiatan ........................................................................................................ 8


B. Lokasi Kegiatan ...................................................................................................... 8
C. Kasus Yang Dipilih ................................................................................................. 8
D. Lama Waktu Praktek ............................................................................................... 10
E. Riwayat Perkara ...................................................................................................... 12
F. Teknik/alat bantu..................................................................................................... 13

BAB III TAHAPAN-TAHAPAN HUKUM ACARA.................................................... 14

A. Tahapan Hukum Acara Pidana .............................................................................. 14


B. Tahapan Hukum Acara Perdata .............................................................................. 21

BAB IV HASIl PEMBELAJARAN ................................................................................. 23


A. Hasil Pengamatan ................................................................................................... 23
B. Masalah yang didapat ............................................................................................ 24

BAB V PENUTUP............................................................................................................. 25

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 25
B. Saran ....................................................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 27

DOKUMENTASI .............................................................................................................. 28

LAMPIRAN....................................................................................................................... 34

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Sejarah Hukum Acara Pidana

Pada masa pemerintahan Kolonial Belanda, adanya perubahan perundang-


undangan di Negeri Belanda yang dengan asas konkordansi diberlakukan pula di
Indonesia pada tanggal 1 Mei 1848. Pada masa itu di Indonesia dikenal beberapa
kodifikasi peraturan hukum acara pidana, seperti reglement op de rechterlijke organisatie
(RO. Stb 1847-23 jo Stb 1848-57) yang mengatur mengenai susunan organisasi
kehakiman; Inladsch reglement (IR Stb 1848 Nomor 16) yang mengatur tentang hukum
acara pidana dan perdata di persidangan bagi mereka yang tergolong penduduk Indonesia
dan Timur Asing; reglement op de strafvordering (Stb. 1849 nomor 63) yang mengatur
ketentuan hukum acara pidana bagi golongan penduduk Eropa dan yang dipersamakan;
landgerechtsreglement (Stb 1914 Nomor 317 jo Stb. 1917 Nomor 323) mengatur acara di
depan pengadilan dan mengadili perkara-perkara sumir untuk semua golongan penduduk.
Disamping itu diterapkan pula ordonansi-ordonansi untuk daearah luar Jawa dan Madura
yang diatur secara terpisah.

Dalam perkembangannya ketentuan “Inlandsch Reglement” diperbaharui menjadi


“Het Herzien Inlandsch Reglement” (HIR), yang mendapat persetujuan Volksraad pada
tahun 1941. HIR ini memuat reorganisasi atas penuntutan dan pembaharuan

peraturan undang-undang mengenai pemeriksaan pendahuluan. Dengan hadirnya


HIR ini, muncullah Lembaga Penuntut Umum (Openbare Ministrie) yang tidak lagi
dibawah pamongpraja, tetapi langsung berada dibawah Officer van Justitie dan
Procucuer General.

Pada pendudukan Jepang pada umumnya tidak terjadi perubahan yang fundamental
kecuali hapusnya Raad van Justitie sebagai pengadilan unttuk golongan Eropa. Dengan
demikian acara pidanapun tidak berubah. HIR dan reglement voor de Buitengewesten
serta Landgerechtreglment berlaku untuk pengadilan negeri, pengadilan tinggi dan
pengadilan agung.

1
Setelah kemerdekaan 17 Agustus 1945, dilakukan berbagai upaya perubahan
dengan mencabut dan menghapus sejumlah peraturan masa sebelumnya, serta melakukan
unifikasi hukum acara untuk menyelenggarakan kesatuan susunan, kekuasaan dan acara
semua pengadilan negeri dan pengadilan tinggi. Dalam hal ini, melalui penerapan
Undang-Undang Darurat Nomor 1 Drt tahun 1951 ditegaskan, untuk hukum acara pidana
sipil terhadap penuntut umum semua pengadilan negeri dan pengadilan tinggi, masih
berpedoman pada HIR dengan perubahan dan tambahan.

pada tahun 1981, melalui Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Undang-
Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), segala peraturan yang sebelumnya berlaku
dinyatakan dicabut. KUHAP yang disebut-sebut sebagai “karya agung” bangsa Indonesia
merupakan suatu unifikasi hukum yang diharapkan dapat

memberikan suatu dimensi perlindungan hak asasi manusia dan keseimbangannya


dengan kepentingan umum. Dengan terciptanya KUHAP, maka untuk pertama kalinya di
Indonesia diadakan kodifikasi dan unifikasi yang lengkap. Dalam arti, seluruh proses
pidana dari awal (mencari kebenaran) penyelidikan sampai pada kasasi dan peninjauan
kembali di Mahkamah Agung.

1. Acara Pidana Sebelum Zaman Kolonial


Pada waktu penjajah Belanda pertama kali menginjakan kakinya dibumi
nusantara, negeri ini tidaklah gersang dari lembaga tata negara dan lembaga tata
hukum. Telah tercipta hukum yang lahir dari masyarakat tradisional sendiri yang
kemudian disebut hukum adat.
Pada umumnya pada masyarakat primitif pertumbuhan hukum privat dan hukum
publik dalam dunia moderen, tidak membedakan kedua bidang hukum itu. Hukum
acara perdata tidak terpisah dari hukum acara pidana, baik di Indonesia maupun
didunia barat (termasuk Belanda). Tuntutan perdaata dan tuntutan pidana merupakan
kesatuan, termasuk lembaga-lembaganya.
Jadi lembaga seperti jaksa atau penunut umum adalah lembaga baru. Tidak
terdapat masyarakat primitif. Prancis biasa disebut orang sebagai tempat kelahiran
lembaga itu. Pada bagian belakang dapat dibaca bahwa istilah jaksa sendiri yang

2
berasal dari bahasa Sansekerta adhyaksa artinya sama dengan hakim pada dunia
moderen sekarang ini.

2. Supomo menunjukan bahwa pandangan rakyat Indonesia terhadap alam semesta


merupakan suatu totalitas. Manusia beserta makhluk yang lain dengan lingkungannya
merupakan kesatuan. Menurut alam pikiran itu, yang paling utama ialah
keseimbangan atau hubungan harmonis yang satu dari yang lain. Segala perbuatan
yang menggangu keseimbangan tersebut merupakan pelanggaran hukum (adat). Pada
tiap pelanggaran hukum para penegak hukum mencari bagaimana mengembalikan
keseimbangan yang terganggu itu. Mungkin hanaya berupa pembayaran
keseimbangan yang terganggu itu. Hukum pembuktian pada masyarakat tradisional
Indonesia sering digantungkan pada kekuasaan Tuhan. Didaerah Wojo dahulu dikenal
cara pembuktian dengan membuat asap pada abu raja yang dianggap paling adil dan
bijaksana (Puang ri Magalatung).

3. Perubahan Perundang-Undangan Dinegeri Belanda Yang Dengan Asas Konkordansi


diberlakukan Diindonesia
KUHAP yang dipandang produk nasional, bahkan ada yang menyebutkannya
suatau karya agung, merupakan penerusan pula asas-asas hukum acara pidana yang
ada dalam HIR ataupun Ned strafvordering 1926 yang lebih moderen itu. Dalam usaha
menengok masa lampau itu kita terbawa oleh rus kepada perubahan penting
perundang-undangan dinegeri Belanda pada tahun 1838, pada waktu mana mereka
baru saja terlepas dari penjajahan Prancis. Pada waktu itu, golongan legis yaitu yang
memandang bahwa semua peraturan hukum seharusnya dalam bentuk undang-undang
sangat kuat.

B. Sejarah Hukum Acara Perdata

Berbicara mengenai sejarah hukum acara perdata, maka dua hal yang akan
diuraikan yaitu tentang sejarah ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur
hukum acara di peradilan dan sejarah lembaga peradilan di Indonesia.

3
Sebagaimana diketahui bahwa ketentuan yang mengatur tentang hukum acara di
lingkungan peradilan umum adalah Herziene Indonesisch Reglement (HIR).

HIR ini mengatur tentang acara di bidang perdata dan di bidang pidana. Dengan
berlakunya Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana, maka pasal-pasal yang mengatur hukum acara pidana dalam HIR dinyatakan
tidak berlaku lagi.

Nama semula dari HIR adalah Indonesisch Reglement yang berarti reglemen
bumiputera, yang dirancang oleh Mr. H.L. Wichers, di mana pada waktu itu Presiden
Hooggerechtshof, yaitu badan pengadilan tertinggi di Indonesia di zaman kolonial
Belanda.

Dengan surat keputusan Gubernur Jenderal Rochussen tertanggal 5 Desember 1846


No. 3, Mr. Wischers diberi tugas untuk merancang sebuah reglemen (peraturan) tentang
administrasi polisi dan proses perdata serta proses pidana bagi golongan bumiputera.

Dalam waktu yang relatif singkat, Mr. Wichers berhasil mengajukan sebuah
rancangan peraturan acara perdata dan pidana yang terdiri dari 432 Pasal.

Reglemen Indonesia atau IR ditetapkan dengan Keputusan Pemerintah tanggal 5


April 1848 dan mulai berlaku tanggal 1 Mei 1848.

Pembaharuan IR menjadi HIR dalam tahun 1849 ternyata tidak membawa


perubahan suatu apapun pada hukum acara perdata di muka pengadilan negeri.

Yang dinamakan pembaharuan pada HIR itu sebenarnya hanya terjadi di bidang
pidana saja, sedangkan dalam hukum acara perdata tidak ada perubahan. Terutama
pembaharuan itu mengenai pembentukan aparatur kejaksaan atau penuntut umum
(Openbare Ministries) yang berdiri sendiri dan langsung berada di bawah pimpinan
Procureur General. Hal ini disebabkan karena dalam IR apa yang dinamakan jaksa yaitu
pada hakikatnya tidak lain dan tidak lebih daripada seorang bawahan dari asisten residen.

Pada zaman Hindia Belanda sesuai dengan dualisme hukum, maka pengadilan
dibagi atas peradilan gubernemen dan peradilan pribumi.

4
Peradilan gubernemen di Jawa dan Madura di satu pihak dan di luar jawa di lain
pihak. Dibedakan peradilan untuk golongan Eropa (Belanda) dan untuk bumiputera.

Pada umumnya peradilan gubernemen untuk golongan eropa ada tingkat peradilan
pertama yaitu Raad Van Justitie, sedangkan untuk golongan bumiputera yaitu Landraad.

Kemudian Raad Van Justitie ini juga menjadi peradilan banding untuk golongan
pribumi yang diputus oleh Landraad.

Hakim-hakim pada kedua macam peradilan tersebut tidak menentu, banyak orang
Eropa (Belanda) menjadi hakim Landraad dan ada pula orang bumiputera di Jawa yang
menjadi hakim pengadilan karesidenan dimana yurisdiksinya untuk orang-orang Eropa.
Dalam perkembangan selanjutnya selama hampir 100 tahun sejak berlakunya reglement
ini, ternyata telah banyak sekali mengalami perubahan dan penambahan yang
disesuaikan dengan kebutuhan praktek peradilan mengenai hal-hal yang belum diatur
dalam reglement tersebut. Dengan demikian ketentuan-ketentuan dalam reglemen itu
hanya merupakan sebagian saja dari ketentuan-ketentuan hukum acara yang tidak
tertulis. Sebenarnya yang paling banyak mengalami perubahan dan penambahan adalah
bagian hukum acara pidana.

Untuk daerah di luar Jawa dan Madura, untuk menjamin adanya kepastian hukum
acara tertulis di muka pengadilan gubernemen bagi golongan bumiputera dan timur asing
di luar Jawa dan Madura, maka pada tahun 1927 Gubernur Jenderal Hindia Belanda
mengumumkan reglemen hukum acara untuk daerah seberang dalam Stb No. 227 Tahun
1927 dengan sebutan Rechtsglement voor de Buitengewesten atau RBb.

Ketentuan hukum acara perdata yang sudah ada dalam IR untuk golongan
bumiputera dan timur asing di Jawa dan Madura ditambah ketentuan-ketentuan hukum
acara perdata yang telah ada dan berlaku di kalangan mereka sebelumnya.

1. Tiga Sumber Hukum Acara Perdata


Dengan terbentuknya RBg ini maka di Hindia Belanda terdapat tiga macam reglemen
acara untuk pemeriksaan perkara di muka pengadilan, yaitu:
a). Reglement op de Burgerlijke Rechtsvordering (BRv), untuk golongan eropa yang
berperkara di Raad van Justitie dan Residentie Gerecht;
5
b). Herziene Inlandsch Reglement (HIR), untuk golongan bumiputera dan timur
asing di Jawa dan Madura yang berperkara di Laandlard;
c). Rechtsglement voor de Buitengewesten (RBg), untuk golongan bumiputera dan
timur asing di luar Jawa dan Madura.

Pada zaman pendudukan jepang, setelah penyerahan kekuasaan oleh pemerintah


Belanda kepada bala tentara Dai Nippon pada bulan Maret 1942, maka pada tanggal 7
Maret 1942 untuk daerah Jawa dan Madura pembesar bala tentara Dai Nippon
mengeluarkan Undang-Undang No. 1 Tahun 1942. Dalam Pasal 3 ditentukan:

“semua badan pemerintah dan kekuasaannya, undang-undang dari pemerintah


yang dulu tetap diakui sah untuk sementara waktu asalkan tidak bertentangan dengan
peraturan pemerintah militer”.

Berdasarkan undang-undang ini, maka peraturan hukum acara perdata untuk


Jawa dan Madura masih tetap berlaku HIR. Untuk daerah di luar Jawa dan Madura
badan kekuasaan bala tentara Dai Nippon juga mengeluarkan peraturan yang sama
seperti di Jawa dan Madura. Dengan demikian hukum acara perdata untuk luar Jawa
dan Madura masih tetap berlaku RBg.

Pada bulan April 1942, pemerintah bala tentara Dai Nippon mengeluarkan
peraturan baru tentang susunan dan kekuasaan pengadilan. Dalam peraturan tersebut
ditentukan:

“Untuk semua golongan penduduk kecuali orang-orang bangsa jepang hanya


diadakan satu jenis pengadilan sebagai pengadilan sehari-hari yaitu pengadilan negeri
(Tihoo Hooin) untuk pemeriksaan perkara tingkat pertama dan pengadilan tinggi
(Kootoo Hooin) untuk pemeriksaan perkara tingkat kedua”.

Berdasarkan peraturan tersebut, semua golongan penduduk termasuk golongan


eropa tunduk pada satu jenis pengadilan untuk pemeriksaan perkara pada tingkat
pertama, yaitu pengadilan negeri menggantikan Laandlard. Sedangkan Raad van
Justitie dan Residente Gerecht dihapuskan.

6
Dengan demikian BRv, sebagai hukum acara yang diperuntukkan bagi golongan
Eropa tidak berlaku lagi. Ketentuan hukum acara perdata yang masih berlaku untuk
pemeriksaan perkara perdata di muka pengadilan negeri adalah HIR untuk Jawa dan
Madura dan RBg untuk daerah di luar Jawa dan Madura.

Sedangkan bagi semua mereka yang hukum materialnya termuat dalam BW dan
WvK masih dapat mengikuti ketentuan BRv, sepanjang itu dibutuhkan karena tidak
diatur dalam HIR dan RBg.

2. Pasca Kemerdekaan
Perkembangan peraturan hukum acara setelah kemerdekaan masih memakai ketentuan
pada masa pemerintahan bala tentara Dai Nippon yang didasarkan atas ketentuan
Aturan Peralihan Pasal II dan Pasal IV Undang-Undang Dasar 1945 tanggal 18
Agustus 1945 jo. Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 1945 tanggal 10 Oktober 1945.

Sekian pembahasan singkat mengenai sejarah dan sumber hukum acara perdata
yang semoga bermanfaat bagi sobat HeyLaw sekalian. Kalian juga bisa mendapatkan
pembahasan lebih lanjut mengenai materi PKPA yang lain pada kelas Pendidikan
Khusus Profesi Advokat di HeyLaw.edu. Atau bisa juga mengikuti pelatihan khusus
tentang Teknik Penyelesaian Perkara Perdata.

7
BAB II
METODE PEMBELAJARAN

A. Jenis Kegiatan

Jenis kegiatan yang kami lakukan adalah mengamati persidangan (observasi)


terhadap 1 kasus pidana dan 1 kasus perdana di pengadilan Negeri Mamuju guna
mengetahui tahapan tahapan dalam hukum acara.

B. Lokasi Kegiatan
Lokasi kegiatan yakni di Pengadilan Negeri Mamuju lebih tepatnya Jl. AP.
Pettarani No.26, Binanga, Kec. Mamuju, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. Telepon :
(0426) 21035.

C. Kasus Yang dipilih

1. Kasus Pidana

Nomor Perkara : 198/Pid.Sus/2023/PN Mam

Tanggal Pendaftaran : Rabu 04 Oktober 2023

Klasifikasi Perkara : Narkotika

Nomor Surat Pelimpahan : B-190/P.6.10.3/E.na.2/09/2023

Penuntut Umum : Kartina.S.H,M.H

Terdakwa : Ahmad Wahyudi Alias Ayyub bin Ramli

Penasihat Hukum : Rustam Timbonga,S.H,M.H

Hakim yang memimpin : Maslikan,S.H

Hakim Anggota : 1. Muhajir,S.H

2. Nona Vivi Sri Dewi

8
2. Kasus Perdata
Nomor Perkara : 20/Pdt.G/2023/PN Mam
Klasifikasi Perkara : Perbuatan Melawan Hukum
Penggugat : Dr.Hj. Sitti Suraidah S,M.Si
Kuasa Hukum Penggugat : Abd Wahab,S.H
Tergugat : 1. Andi Ibrahim Masdar
2. Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
3. Pj. Gubernur Sulawesi Barat
Kuasa Hukum Tergugat :1. Muh. Amin Sangga, S.H.,M.H.Dkk
2. Muh. Amin Sangga,S.H.,M,H.Dkk
3. ⁠Nur Milu,S.H,M.Ap
Turut Tergugat : Hj. Andi Masri Masdar
Kuasa Hukum Turut tergugat : MUH. AMIN SANGGA, S.H.,M.H. DKK
Hakim Mediator : H.Rachmat Ardimal T,S.H,M.H

9
D. Lama waktu praktek

Waktu yang kami butuhkan untuk menyelesaikan kasus ini adalah sebagai
berikut:

1. Kasus Pidana

Perkara pidana dengan nomor perkara 198/Pid.Sus/2023/PN Mam dilakukan selama


47 (empat puluh tujuh) hari.

No Tanggal Sidang Jam Agenda Ruangan Alasan Ditunda


1 Rabu, 11 Okt. 13:00:00 s/d Pembacaan Dakwaan RUANG SIDANG Untuk Pemeriksaan
2023 13:20:00 GARUDA UTAMA Saks
(Semua Pihak)

2 Senin, 16 Okt. 13:00:00 s/d Sidang Lanjutan RUANG SIDANG Saksi tidak hadir
2023 13:15:00 GARUDA UTAMA
(Semua Pihak)
3 Senin, 23 Okt. 13:00:00 s/d Pemeriksaan Saksi dan RUANG SIDANG Untuk Tuntutan
2023 14:15:00 Terdakwa GARUDA UTAMA
(Semua Pihak)
4 Senin, 30 Okt. 10:00:00 s/d Pembacaan Tuntutan RUANG SIDANG Untuk Putusan
2023 10:20:00 GARUDA UTAMA
(Semua Pihak)
5 Selasa, 14 13:00:00 s/d Sidang Lanjutan RUANG SIDANG Putusan Belum siap
Nov. 2023 13:20:00 GARUDA UTAMA
(Semua Pihak)
6 Kamis, 16 Nov. 13:00:00 s/d Sidang lanjutan RUANG SIDANG Putusan belum siap
2023 13:15:00 GARUDA UTAMA
(Semua Pihak)
7 Senin, 20 Nov. 14:00:00 s/d Pembacaan Putusan RUANG SIDANG
2023 14:30:00 GARUDA UTAMA
(Semua Pihak)

10
2. Kasus Perdata

Perkara Perdata dengan nomor perkara 20/Pdt.G/2023/PN Mam dilakukan selama 91


(Sembilan Puluh Satu) hari

No Tanggal Sidang Jam Agenda Ruangan Alasan Ditunda


1 Senin, 09 Okt. 10:00:00 s/d SIDANG PERTAMA, RUANG SIDANG Upaya Perdamaian
2023 11:25:00 Pemeriksaan identiotas GARUDA UTAMA
pihak ()

2 Senin, 23 Okt. 10:00:00 s/d Sidang lanjutan penetapan RUANG SIDANG Mediasi gagal
2023 10:40:00 Mediator GARUDA UTAMA dipanggil Lagi Kuasa
(Semua Pihak) Penggugat. Tergugat I,
Tergugat II , Tergugat
III dan Turut Tergugat
3 Selasa, 12 Des. 10:00:00 s/d Pembacaan gugatan RUANG SIDANG Untuk jawaban
2023 11:55:00 GARUDA UTAMA
(Semua Pihak)
4 Selasa, 19 Des. 14:00:00 s/d Jawaban dari Tergugat dan RUANG SIDANG Repblik dari Penggugat
2023 15:15:00 turut tergugat GARUDA UTAMA
(Semua Pihak)
5 Rabu, 27 Des. 09:35:00 s/d Replik dari Penggugat RUANG SIDANG Duplik dari Tergugat
2023 10:55:00 GARUDA UTAMA dan Turut Tergugat
(Semua Pihak)
6 Rabu, 03 Jan. 09:20:00 s/d Duplik dari Tergugat dan RUANG SIDANG Untuk bukti surat dari
2024 10:35:00 Turut Tergugat GARUDA UTAMA Penggugat dan
(Semua Pihak) Tergugat
7 Selasa, 09 Jan. 09:3
2024

11
E. Riwayat Perkara

1. Perkara Pidana

No Tanggal Tahapan Proses


1 Rabu, 04 Okt. 2023 Pendaftaran Pendaftaran Perkara
2 Rabu, 04 Okt. 2023 Penetapan Penetapan Majelis Hakim/Hakim
3 Rabu, 04 Okt. 2023 Penetapan Penunjukan Panitera Pengganti
4 Rabu, 04 Okt. 2023 Penetapan Penunjukan Jurusita
5 Rabu, 04 Okt. 2023 Penetapan Penetapan Hari Sidang Pertama
6 Rabu, 11 Okt. 2023 Penetapan Sidang pertama
7 Senin, 20 Nov. 2023 Persidangan Persidangan
8 Senin, 30 Okt. 2023 Persidangan Tuntutan
9 Senin, 20 Nov. 2023 Putusan Putusan
10 Senin, 20 Nov. 2023 Putusan Pemberitahuan Putusan
11 Rabu, 22 Nov. 2023 Putusan Minutasi

2. Perkara perdata

No Tanggal Tahapan Proses


1 Senin, 18 Sep. 2023 Pendaftaran Perkara Pendaftaran Perkara
2 Senin, 18 Sep. 2023 Penetapan Penetapan Majelis Hakim/Hakim
3 Rabu, 22 Nov. 2023 Penetapan Penetapan Kembali Majelis
Hakim/Hakim
4 Senin, 18 Sep. 2023 Penetapan Penunjukan Panitera Pengganti
5 Senin, 18 Sep. 2023 Penetapan Penunjukan Jurusita
6 Senin, 18 Sep. 2023 Penetapan Penetapan Hari Sidang Pertama
7 Senin, 09 Okt. 2023 Penetapan Sidang pertama
8 Senin, 23 Okt. 2023 Mediasi Penetapan Mediator
9 Senin, 23 Okt. 2023 Mediasi Penetapan Tanggal Mediasi
10 Senin, 23 Okt. 2023 Mediasi Mulai Mediasi
11 Selasa, 21 Nov. 2023 Mediasi Kesepakatan Mediasi
12 Selasa, 21 Nov. 2023 Mediasi Mediasi Tidak Berhasil
13 Selasa, 23 Jan. 2024 Persidangan Persidangan
14 Selasa, 23 Jan. 2024 Persidangan Persidangan

12
F. Teknis/alat bantu

Teknis observasi di pengadilan melibatkan pemeriksaan teliti terhadap proses


persidangan, pengamatan perilaku para pihak, pengumpulan data melalui pencatatan
tertulis , dan mungkin alat bantu seperti kamera dan laptop untuk dokumentasi.
Tujuannya adalah untuk memahami dinamika persidangan dan mendapatkan informasi
yang akurat.

13
BAB III

TAHAPAN-TAHAPAN HUKUM ACARA

A. Tahapan-tahapan Hukum Acara Pidana


1. Sidang pertama pembacaan dakwaan pada hari Rabu 11 Oktober 2023

PERTAMA :

Bahwa ia terdakwa AHMAD WAHYUDI ALIAS AYYUB BIN RAMLI pada hari
Jumat tanggal 26 Mei 2023 sekitar pukul 12.30 wita atau setidak-tidaknya pada
waktu lain dalam bulan Mei tahun 2023 atau setidak-tidaknya pada tahun 2023
bertempat di Gunung Kapal Dusun Sipodeceng Desa Tobadak Kecamatan Tobadak
Kabupaten Mamuju Tengah Provinsi Sulawesi Barat atau setidak-tidaknya pada
tempat lain dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Mamuju yang berwenang
memeriksa dan mengadili perkaranya, “Tanpa hak atau melawan hukum,
menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam
jual beli, menukar, atau menyerahkan Narkotika golongan I ” yang dilakukan
Terdakwa dengan cara dan perbuatan sebagai berikut :

a). Bahwa pada hari Jum'at tanggal 26 Mei 2023,sekitar pukul 12.30 wita di kebun
Sdr.BA'MANG (DPO) yang bertempat di Gunung Kapal Dusun Sipodeceng Desa
Tobadak Kecamatan Tobadak Kabupaten Mamuju Tengah, Terdakwa langsung
memberikan uang tunai untuk membeli Narkotika jenis sabu sejumlah
Rp.400.000,- (empat ratus ribu rupiah) kepada Sdr.BA'MANG (DPO) kemudian
Sdr.BA'MANG (DPO) langsung memberikan 1(satu) sachet narkotika jenis sabu
kepada Terdakwa

b). Bahwa selanjutnya pada hari yang sama yakni Pada hari Jum'at tanggal 26 Mei
2023 sekitar Pukul 13.00 wita, Terdakwa sementara berada di Kebun Gunung
Kapal Dsn.Sipodeceng Ds.Tobadak Kec.Tobadak Kab.Mamuju Tengah, tiba-tiba
datang petugas kepolisian Sat Resnarkoba Polres mamuju Tengah dengan
membawa dan memperlihatkan kepada Terdakwa surat Perintah Tugas, setelah
itu petugas langsung melakukan penangkapan dan penggeledahan terhadap
Terdakwa dan dalam penggeledahan tersebut petugas kepolisian Sat Resnarkoba

14
Polres mamuju Tengah menemukan 1 (Satu) sachet berisi serbuk Kristal bening
yang diduga Narkotika jenis sabu yang Terdakwa simpan dalam dompet di
kantong belakang sebelah kanan Terdakwa, Selanjutnya Terdakwa bersama
barang bukti di amankan petugas kepolisian

c). Sesuai dengan Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik pada


Laboratorium Forensik Polda Sul-Sel No. Lab. : 2331/NNF/V/2023 hari Senin
tanggal 05 Juni 2023 dengan hasil pemeriksaan sebagai berikut :

 1 (satu) sachet plastik berisikan Kristal bening dengan berat netto seluruhnya
0,4037 gram yang setelah dilakukan pemeriksaan secara laboratoris
kriminalistik dengan berat sisa 0,3821 gram dengan nomor barang bukti
4988/2023/NNF benar mangandung METAMFETAMINA;

 1 (satu) botol plastik bekas minuman berisi urine dengan nomor barang bukti
4989/2023/NNF milik Ahmad Wahyudi Alias Ayyub Bin Ramli benar tidak
ditemukan bahan Narkotika;

METAMFETAMINA terdaftar dalam Golongan I Nomor Urut 61 Lampiran


Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2021
tentang perubahan Penggolongan Narkotika didalam lampiran UURI Nomor
35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.

d). Bahwa terdakwa membeli atau menerima Narkotika Golongan I tersebut tanpa
adanya izin dari pihak yang berwenang. Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur
dan diancam pidana dalam Pasal 114 Ayat (1) Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

ATAU

KEDUA :

Bahwa ia terdakwa AHMAD WAHYUDI ALIAS AYYUB BIN RAMLI pada hari
Jumat tanggal 26 Mei 2023 sekitar pukul 13.00 wita atau setidak-tidaknya pada
waktu lain dalam bulan Mei tahun 2023 atau setidak-tidaknya pada tahun 2023
bertempat di Gunung Kapal Dusun Sipodeceng Desa Tobadak Kecamatan Tobadak
Kabupaten Mamuju Tengah Provinsi Sulawesi Barat atau setidak-tidaknya pada
15
tempat lain dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Mamuju yang berwenang
memeriksa dan mengadili perkaranya, “Tanpa hak atau melawan hukum, memiliki,
menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan Tanaman”
yang dilakukan Terdakwa dengan cara dan perbuatan sebagai berikut :

a). Bahwa pada hari Jum'at tanggal 26 Mei 2023 sekitar Pukul 13.00 wita,
Terdakwa sementara berada di Kebun Gunung Kapal Dsn.Sipodeceng
Ds.Tobadak Kec.Tobadak Kab.Mamuju Tengah, tiba-tiba datang petugas
kepolisian Sat Resnarkoba Polres mamuju Tengah dengan membawa dan
memperlihatkan kepada Terdakwa surat Perintah Tugas, setelah itu petugas
langsung melakukan penangkapan dan penggeledahan terhadap Terdakwa dan
dalam penggeledahan tersebut petugas kepolisian Sat Resnarkoba Polres mamuju
Tengah menemukan 1 (Satu) sachet berisi serbuk Kristal bening yang diduga
Narkotika jenis sabu yang Terdakwa simpan di dalam dompet di kantong
belakang sebelah kanan Terdakwa, Selanjutnya Terdakwa bersama barang bukti
di amankan petugas kepolisian

b). Sesuai dengan Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik pada


Laboratorium Forensik Polda Sul-Sel No. Lab. : 2331/NNF/V/2023 hari Senin
tanggal 05 Juni 2023 dengan hasil pemeriksaan sebagai berikut :

 1 (satu) sachet plastik berisikan Kristal bening dengan berat netto seluruhnya
0,4037 gram yang setelah dilakukan pemeriksaan secara laboratoris
kriminalistik dengan berat sisa 0,3821 gram dengan nomor barang bukti
4988/2023/NNF benar mangandung METAMFETAMINA;

 1 (satu) botol plastik bekas minuman berisi urine dengan nomor barang bukti
4989/2023/NNF milik Ahmad Wahyudi Alias Ayyub Bin Ramli benar tidak
ditemukan bahan Narkotika;

METAMFETAMINA terdaftar dalam Golongan I Nomor Urut 61 Lampiran


Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2021
tentang perubahan Penggolongan Narkotika didalam lampiran UURI Nomor
35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.

16
c). Bahwa terdakwa memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika
Golongan I bukan Tanaman tersebut tanpa adanya izin dari pihak yang
berwenang.

------------Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam


Pasal 112 Ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009
tentang Narkotika. ------------

ATAU

KETIGA

Bahwa ia terdakwa AHMAD WAHYUDI ALIAS AYYUB BIN RAMLI pada hari
Jumat tanggal 26 Mei 2023 sekitar pukul 13.00 wita atau setidak-tidaknya pada
waktu lain dalam bulan Mei tahun 2023 atau setidak-tidaknya pada tahun 2023
bertempat di kebun di Gunung Kapal Dusun Sipodeceng Desa Tobadak Kecamatan
Tobadak Kabupaten Mamuju Tengah Provinsi Sulawesi Barat atau setidak-tidaknya
pada tempat lain dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Mamuju yang berwenang
memeriksa dan mengadili perkaranya,, telah menyalahgunakan Narkotika Golangan
I bagi diri sendiri, yang dilakukan Terdakwa dengan cara dan perbuatan sebagai
berikut:

a). Bahwa awalnya pada hari Jum'at tanggal 26 Mei 2023,sekitar pukul 12.30 wita
di kebun Sdr.BA'MANG (DPO) yang bertempat di Gunung Kapal Dusun
Sipodeceng Desa Tobadak Kecamatan Tobadak Kabupaten Mamuju Tengah,
Terdakwa langsung memberikan uang tunai untuk membeli Narkotika jenis
sabu sejumlah Rp.400.000,- (empat ratus ribu rupiah) kepada Sdr.BA'MANG
(DPO) kemudian Sdr.BA'MANG (DPO) langsung memberikan 1(satu) sachet
narkotika jenis sabu kepada Terdakwa

b). Bahwa selanjutnya pada hari yang sama yakni Pada hari Jum'at tanggal 26 Mei
2023 sekitar Pukul 13.00 wita, Terdakwa sementara berada di Kebun Gunung
Kapal Dsn.Sipodeceng Ds.Tobadak Kec.Tobadak Kab.Mamuju Tengah, tiba-
tiba datang petugas kepolisian Sat Resnarkoba Polres mamuju Tengah dengan
membawa dan memperlihatkan kepada Terdakwa surat Perintah Tugas, setelah
itu petugas langsung melakukan penangkapan dan penggeledahan terhadap
17
Terdakwa dan dalam penggeledahan tersebut petugas kepolisian Sat
Resnarkoba Polres mamuju Tengah menemukan 1 (Satu) sachet berisi serbuk
Kristal bening yang diduga Narkotika jenis sabu yang Terdakwa simpan dalam
dompet di kantong belakang sebelah kanan Terdakwa, Selanjutnya
Terdakwa bersama barang bukti di amankan petugas kepolisian

c). Bahwa Adapun tujuan Terdakwa membeli 1 (Satu) sachet berisi serbuk Kristal
bening yang diduga Narkotika jenis sabu yakni untuk terdakwa konsumsi yang
rencananya terdakwa konsumsi sebelum terdakwa bekerja di kebun

d). Bahwa Terdakwa terakhir kali mengonsumsi Narkotika jenis sabu pada hari
kamis tanggal 25 mei 2023 di kebun milik Terdakwa di Kebun Gunung Kapal
Dsn.Sipodeceng Ds.Tobadak Kec.Tobadak Kab.Mamuju Tengah dengan cara
awalnya Terdakwa membuat alat hisap/Bong dari botol bekas yang penutupnya
telah Terdakwa hubungkan dengan 2 buah pipet yang selanjutnya
Terdakwa menyambungkan salah satu pipet tersebut dengan pirex kaca yang
berisi sabu lalu Terdakwa memanaskan pirex kaca yang berisi sabu dengan
korek api sambil salah satu pipetnya Terdakwa hisap dan setelah
mengkonsumsi Narkotika jenis sabu, terdakwa membuang alata-alat yang
digunakan untuk mengkonsumsi Narkotika jenis sabu agar tidak meninggalkan
jejak

e). Sesuai dengan Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik pada


Laboratorium Forensik Polda Sul-Sel No. Lab. : 2331/NNF/V/2023 hari Senin
tanggal 05 Juni 2023 dengan hasil pemeriksaan sebagai berikut :

 1 (satu) sachet plastik berisikan Kristal bening dengan berat netto seluruhnya
0,4037 gram yang setelah dilakukan pemeriksaan secara laboratories
kriminalistik dengan berat sisa 0,3821 gram dengan nomor barang bukti
4988/2023/NNF benar mangandung METAMFETAMINA;

 1 (satu) botol plastik bekas minuman berisi urine dengan nomor barang bukti
4989/2023/NNF milik Ahmad Wahyudi Alias Ayyub Bin Ramli benar tidak
ditemukan bahan Narkotika;

18
METAMFETAMINA terdaftar dalam Golongan I Nomor Urut 61 Lampiran
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2021
tentang perubahan Penggolongan Narkotika didalam lampiran UURI Nomor
35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.

f. Bahwa terdakwa tidak mempunyai ijin untuk mengkonsumsi Narkotika jenis


sabu

------------Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam


Pasal 127 Ayat (1) huruf a Undang-Undang Republik Indonesia nomor 25 tahun
2008 tentang narkotika------------

2. Sidang lanjutan pada Senin 16 Oktober 2023

Sidang lanjutan ini adalah pemeriksaan saksi. Namun saksi tidak hadir sehingga
sidang ditunda sampai dengan Senin 23 Oktober 2023

3. Pemeriksaan Saksi dan terdakwa Senin 23 Oktober 2023


Saksi dalam kasus ini terdiri atas 2 (dua) orang yakni sebagai berikut:
a. Muh Zulfikar alias Kifli bin Sudirman
b. Herianto alias Heri bin La Olling
4. Pembacaan tuntutan

------------------------------------- M E N U N T U T ----------------------------- -------------


---------Supaya Hakim Pengadilan Negeri Mamuju yang memeriksa dan mengadili perkara ini
berkenan memutuskan:-------------

1. Menyatakan terdakwa AHMAD WAHYUDI ALIAS AYYUB BIN RAMLI telah


terbukti bersalah melakukan tindak pidana “penyalahguna Narkotika golongan 1 bagi
diri sendiri sebagaimana Dakwaan ketiga Penuntut Umum melanggar Pasal 127 Ayat
(1) huruf a UU RI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
2. Menjatuhkan pidana terhadap diri terdakwa AHMAD WAHYUDI ALIAS AYYUB
BIN RAMLI berupa pidana penjara selama 2 (dua) Tahun dikurangpenangkapan dan
terdakwa dengan perintah terdakwa tetap ditahan;
3. Menyatakan barang bukti berupa :
19
 1 (satu) sachet kecil berisi serbuk kristal bening Narkotika jenis sabu Dirampas
untuk dimusnahkan
 1 (satu) unit Handphone Android merek Oppo warna biru Dirampas untuk Negara
4. Menetapkan agar terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp.2.000,- (dua ribu
rupiah)
5. Pemberitahuan Putusan melalui e-court pada hari Kamis 14 Desember 2023

MENGADILI:

1. Menyatakan Ahmad Wahyudi Alias Ayyub Bin Ramli tersebut diatas, telah terbukti
secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Menyalahgunakan
Narkotika golongan I bagi diri sendiri” sebagaimana dalam dakwaan alternatif Ketiga
Penuntut Umum;

2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 1
(satu) Tahun dan 6 (enam) Bulan;

3. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani Terdakwa,


dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;

4. Menetapkan Terdakwa tetap berada dalam tahanan;

5. Menetapkan barang bukti berupa :

 1 (satu) sachet kecil berisi serbuk kristal bening narkotika jenis sabu;

Dimusnahkan;

 1 (satu) unit Handphone Android merek Oppo warna biru;

Dirampas untuk Negara;

Membebankan kepada Terdakwa membayar biaya perkara sejumlah Rp.5.000,00 (lima


ribu rupiah);

20
B. Tahapan-tahapan Hukum Acara Perdata

Petitum:

Primer:

1. Menenerima dan mengabulkan Gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

2. Menyatakan sah Pelaksanaan Musda yang diadakan di Kabupaten Mamasa tanggal


30 s/d 31 Mei 2023 tersebut;

3. Menyatakan Sah hasil dari Pelaksanaan Musda yang diadakan di Kabupaten


Mamasa yang menetapkan Dr. Hj. SITTI SURAIDAH S, M.Si selaku Ketua
terpilih Musyawarah Daerah ( Musda ) di Kabupaten Mamasa dengan masa bakti
2023 s/d 2028 serta Memiliki Kekuatan Hukum Yang Mengikat ;

4. Menyatakan tidak Sah Pelaksanaan dan hasil Musda yang diadakan di Kabupaten
Polman pada tanggal 9 September 2023 yang menetapkan Turut Tergugat / ANDI
MASRI MASDAR, selaku Ketua terpilih tersebut tidak Memiliki Kekuatan
Hukum Yang Mengikat ;

5. Menyatakan memerintahkan kepada Tergugat III untuk membuat dan


menandatangani Rekomendasi Penerbitan Surat Keputusan (SK) Kepengurusan Dr.
Hj. SITTI SURAIDAH S, M.Si selaku Ketua Kwarda Sulawesi Barat Masa Bakti
2023 – 2028, hasil Musda di Kabupaten Mamasa pada Tanggal 30 – 31 Mei 2023;

6. Menyatakan memerintahkan kepada Tergugat II untuk membuat dan


menandatangani Surat Keputusan (SK) Kepengurusan Dr. Hj. SITTI SURAIDAH
S, M.Si selaku Ketua Kwarda Sulawesi Barat Masa Bakti 2023 – 2028, hasil
Musda di Kabupaten Mamasa pada Tanggal 30 – 31 Mei 2023;

7. Menyatakan bahwa perbuatan para Tergugat maupun Turut Tergugat adalah


merupakan Perbuatan Melawan Hukum yang mengakibatkan Penggugat tidak
mendapatkan Surat Keputusan selaku Ketua Kwarda Sulawesi Barat hasil Musda
yang dilaksanakan di Kabupaten Mamasa tanggal 30 s/d 31 Mei 2023 ;

8. Menyatakan menghukum Para Tergugat dan Turut Tergugat secara tanggung


renteng untuk membayar kerugian Materiil sebesar Rp 100.000.000
21
(Seratus Juta Rupiah) Dan Kerugian Immateriil sebesar Rp. 20.000.000.000,-(dua
puluh miliar rupiah) ;

9. Menyatakan bahwa putusan dalam perkara ini dapat dijalankan terlebih dahulu
(Uitvoerbaar Bij Voorraad), sekalipun terhadapnya diajukan upaya hukum berupa
Verzet, Banding maupun Kasasi;

10. Menghukum Para Tergugat dan Turut Tergugat untuk membayar uang paksa
(Dwangsom) sebesar Rp. 10.000.000,-(sepuluh juta rupiah) untuk setiap hari
keterlambatannya melaksanakan Hasil Musda di Kabupaten Mamasa yang
dilaksanakan pada tanggal 30 s/d 31 Mei 2023 kepada Penggugat terhitung sejak
Putusan Perkara ini mempunyai kekuatan hukum yang tetap ( Inkrach );

11. Menghukum Para Tergugat serta turut Tergugat untuk membayar biaya perkara
yang timbul dalam perkara ini secara tanggung renteng;

Dengan tahapan-tahapan persidangan sebagai berikut:

1. Sidang pertama Pemeriksaan Identitas Pihak pada Hari Senin 09 Oktober 2023

2. Sidang Lanjutan penetapan mediator pada hari Senin 23 Oktober 2023

3. Pembacaan Gugatan pada hari Selasa 12 Desember 2023

4. Jawaban dari tergugat dan turut tergugat pada hari Selasa 19 Desember 2023

5. Replik dari Penggugat pada hari Rabu 27 Desember 2023

6. Duplik dari tergugat dan turut tergugat pada hari Selasa 03 Januari 2024

7. Pengajuan bukti surat awal atau permulaan dari penggugat dan tergugat pada
hari Selasa 09 Januari 2024

8. Putusan sela secara e-court/online pada hari Selasa 16 Januari 2023

22
BAB IV
HASIL PEMBELAJARAN

A. Hasil Pengamatan
1. Kasus Pidana
a. Sikap Hakim
Hakim memimpin jalannya sidang dengan berwibawa
b. Terdakwa dan Kuasa Hukum terdakwa
Terdakwa dan kuasa hukum terdakwa tenang saat jalannya proses sidang
c. Panitera
Panitera terlihat fokus mencatat jalannya proses persidangan
d. Penuntut Umum
Penuntut umum terlihat fokus dan tenang melakukan tugasnya membaca dakwaan
dan tuntutan
e. Security
Security berjaga di pintu untuk memastikan sidang berjalan dengan lancar dan
mencegah orang yang tidak berkepentingan masuk kedalam ruangan
2. Kasus Perdata
a. Hakim
Hakim terlihat berwibawa dalam memimpin jalannya persidangan
b. Para Pihak
Baik penggugat,tergugat,turut tergugat dan kuasa hukumnya menaati peraturan
persidangan dan bersikap tenang selama jalannya persidangan
c. Emosional
Sempat terjadi cekcok emosial diantara masing masing kuasa hukum yakni kuasa
hukum penggugat dan kuasa hukum penggugat
d. Pengacara
Pengacara sangat aktif dalam memberikan pembelaan terhadap kliennya
e. Panitera
Panitera terlihat fokus mencatat jalannya proses persidangan
f. Kasus

23
Kasus ini terlalu lama dan memakan waktu lebih dari 3 bulan akibat seringnya
ditunda jadwal sidang
g. Tata Tertib Ruang Siang
Semua pihak didalam ruangan tertib dan mengikuti semua aturan yang sudah
ditetapkan di ruang sidang

B. Masalah yang di dapatkan


1. Kasus pidana
a. Jadwal sidang beberapa kali ditunda
b. Pembacaan putusan melalui e-court sehingga kami tidak bisa melihat secara
langsung pembacaan putusan yang ditetapkan oleh hakim
2. Kasus perdata
a. Terlalu banyak perubahan jadwal dan sidang seringkali ditunda sampai
berminggu-minggu
b. Karena terlalu seringnya sidang ditunda sidang perkara ini sudah sudah 4 (bulan)
dan masih belum ditetapkan putusan
c. Ada beberapa agenda sidang yang dibacakan secara e-court/online sehingga kami
tidak bisa melihat agenda sidang tersebut
d. Para pihak merupakan orang-orang penting dan sibuk dengan urusannya masing-
masing sehingga membuat jadwal sidang selalu molor atau tidak tepat waktu serta
berkas gugatan,eksepsi,replik dan duplik tidak dapat kami salin.

24
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan perkara pidana nomor 198/Pid.Sus/2023/PN MamMenyatakan Ahmad


Wahyudi Alias Ayyub Bin Ramli tersebut diatas, telah terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Menyalahgunakan Narkotika
golongan I bagi diri sendiri” sebagaimana dalam dakwaan alternatif Ketiga Penuntut
Umuum”. Sehingga Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan
pidana penjara selama 1 (satu) Tahun dan 6 (enam) Bulan. Adapun hasil observasi
dari perkara ini adalah Sikap hakim,terdakwa, panitera,Security dan penuntut umum
Seta masalah yang didapatkan adalah jadwal sidang yang sering ditunda dan
pembacaaan putusan melalui e-court.

2. Berdasarkan perkara perdata nomor 20/Pdt.G/2023/PN Mam masih dalam agenda


Pembacaan putusan sela akibat seringnya sidang ditunda. sehingga, kami tidak
dapat mengikuti kasus tersebut sampai selesai. Adapun kasus ini sudah berjalan
sangat lama yakni 4 bulan. Hasil observasi dari perkara ini adalah Hakim, para
pihak,emosional,pengacara panitera kasus,dan tata tertib ruang sidang. Serta masalah
yang didapatkan adalah sidang yang sering ditunda, agenda sidang dilakukan secara
e-court dan para pihak yang berperkara adalah orang-orang penting.

25
B. Saran

1. Hakim harusnya tidak terlalu sering menunda persidangan sehingga persidangan


cepat selesai.

2. Hakim harusnya lebih tegas agar para pihak yang berperkara tidak datang terlambat

3. Agenda sidang seharusnya tidak dilakukan secara online agar para pihak dan
mahasiswa yang ingin belajar tentang persidangan dapat melihat langsung
persidangan tersebut

26
DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.unila.ac.id/8926/11/Bab%20II.pdf

https://tribratanews.kepri.polri.go.id/2020/03/06/sejarah-hukum-undang-undang-hukum-
acara-pidana-kuhap

https://repository.uir.ac.id/1839/1/HUKUM%20ACARA%20PIDANA%20EDISI%20I.pdf

27
DOKUMENTASI

A. Dokumentasi kasus pidana

1. Sidang pertama pembacaan dakwaan pada hari Rabu 11 Oktober 2023

2. Sidang lanjutan pada Senin 16 Oktober 2023

3. Pemeriksaan Saksi dan terdakwa Senin 23 Oktober 2023

28
4. Pembacaan tuntutan Senin 30 Oktober 2023

29
B. Dokumentasi kasus Perdata

1. Sidang pertama Pemeriksaan Identitas Pihak pada Hari Senin 09 Oktober 2023

2. Sidang Lanjutan penetapan mediator pada hari Senin 23 Oktober 2023

3. Pembacaan Gugatan pada hari Selasa 12 Desember 2023

30
4. Jawaban dari tergugat dan turut tergugat pada hari Selasa 19 Desember 2023

5. Replik dari Penggugat pada hari Rabu 27 Desember 2023

31
6. Duplik dari tergugat dan turut tergugat pada hari Selasa 03 Januari 2024

7. Pengajuan bukti surat awal atau permulaan dari penggugat dan tergugat pada hari
Selasa 09 Januari 2024

32
33
LAMPIRAN

Berkas yang dilimpahkan kepada pengadilan adalah sebagai berikut:

1. Dakwaan
2. Tuntutan
3. Gugatan
4. Eksepsi
5. Replik
6. Duplik

Struktur Organisasi Pengadilan Negeri Mamuju:


Ketua : Rustam,S.H,M.H
Hakim Karier :
1. Ignatius Yulyanto Ariwibowo,S.H
2. Rahid Pambingkas,S.H
3. Muhajir, S.H
4. Yurhanuddin Kona,S.H
5. Mawardy Rivai,S.H
6. Achmadi Ali,S.H
7. H. Rachmat Ardimal T,S.H,M.H
8. Nona Vivi Sri Dewi,S.H

Hakim Adhoc :

1. Asri Rahim,S.Kom
2. Yudikasi Waruwu,S.H,M.H
3. Syamsuardi,S.E,S.H
4. I Gede Subagyo,S

34
Panitera : Lukas Genakama,S.H
Panitera Muda Perdata : Taufan,S.H
Panitera Muda Pidana : Sutiman,S.H
Panitera Muda Tipikor : Satri Ruddin,S.H
Panitera Muda PHI : Muh.Saleh,S.H

PLH Panitera Muda Hukum : Andi Muhammad Syahrul K, S.H

Sekretaris : H. Surahman H,S.E.


K.A Sub Bagian Perencanaan, Teknologi Informasi dan Pelaporan : Maman Suparman,S.H

K.A Sub Bagian Kepegawaian, Organisasi dan Tata Laksana : Abdul Rahman

K.A Sub Bagian Umum dan Keuangan : Jusri

35

Anda mungkin juga menyukai