Anda di halaman 1dari 2

Nama anda (Nim anda)

Program studi anda


Email :

Hakikat ilmu dalam perspektif filsafat ilmu Islami adalah pencarian


pengetahuan yang tidak hanya menggali fenomena secara material, tetapi
juga mencakup dimensi spiritual dan metafisik. Ontologi dalam konteks ini
menunjukkan bahwa ilmu berasal dari sumber yang ilahi dan ditujukan
untuk memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang makna
eksistensi serta hubungan manusia dengan penciptanya.

Epistemologi dalam filsafat ilmu Islami menekankan pentingnya wahyu


dan penggunaan akal sebagai sumber pengetahuan. Ilmu diperoleh
melalui penelitian yang berlandaskan pada Al-Qur'an, Hadis, dan
penalaran yang rasional. Aksiologi, dalam hal ini, menekankan pentingnya
menggunakan pengetahuan dengan bijaksana sesuai dengan nilai-nilai
Islam, mempromosikan kebaikan, dan menjaga keadilan dalam
penerapannya.

Sementara itu, dalam perspektif sains modern, ontologi mencerminkan


pandangan bahwa ilmu dapat dijelaskan melalui observasi, pengukuran,
dan analisis empiris. Ilmuwan modern cenderung mengadopsi pandangan
naturalistik, memusatkan perhatian pada aspek material dan fenomena
alamiah. Epistemologi mereka didasarkan pada metode ilmiah yang
mengutamakan pengalaman empiris dan deduksi logis untuk memperoleh
pengetahuan. Dalam aksiologi, ilmuan modern menekankan pentingnya
etika dalam penelitian, pengembangan teknologi, serta penerapan
pengetahuan untuk kemajuan manusia tanpa mengabaikan tanggung
jawab moral.

Untuk lebih jelasnya dapat kita urutkan sebagai berikut:

Hakikat Ilmu:

1. Ontologi (Hakikat Kehadiran): Dalam perspektif ontologi filsafat ilmu


Islami, ilmu adalah pengetahuan yang diberkahi oleh Allah, merupakan
refleksi dari kehendak dan kenyataan-Nya yang mutlak. Dari sudut
pandang sains modern, ilmu adalah representasi dari kenyataan empiris
yang dapat diamati dan dipelajari.
2. Epistemologi (Hakikat Pengetahuan): Dalam epistemologi filsafat
ilmu Islami, pengetahuan diperoleh melalui wahyu dan akal yang
merupakan karunia Allah, serta pengalaman manusia. Sementara itu,
sains modern menekankan pada penggunaan metode ilmiah yang terdiri
dari observasi, eksperimen, dan analisis untuk memperoleh pengetahuan
yang dapat diuji.

3. Aksiologi (Hakikat Nilai): Dalam aksiologi filsafat ilmu Islami,


pengetahuan dihargai berdasarkan pada nilai moral, etika, dan kebenaran
spiritual yang diturunkan dari ajaran agama. Di sisi lain, dalam sains
modern, nilai-nilai lebih cenderung ditempatkan pada manfaat praktis dan
kontribusi terhadap perkembangan masyarakat.

Hakikat Ilmuan:

1. Ontologi (Hakikat Kehadiran): Ilmuan dalam perspektif ontologi


filsafat ilmu Islami adalah agen pencarian ilmu yang berusaha mendekati
kebenaran yang terkandung dalam kehendak Ilahi. Dari segi ontologi
sains modern, ilmuan dilihat sebagai peneliti yang mempelajari fenomena
empiris yang ada di alam semesta.

2. Epistemologi (Hakikat Pengetahuan): Ilmuan dalam epistemologi


filsafat ilmu Islami harus menggabungkan pengetahuan dari wahyu dan
akal dalam pencariannya, sementara ilmuan dalam sains modern
menggunakan metode ilmiah untuk memperoleh pengetahuan yang lebih
teruji dan terukur.

3. Aksiologi (Hakikat Nilai): Ilmuan dalam perspektif aksiologi filsafat


ilmu Islami harus mengikuti etika dan moralitas yang ditetapkan oleh
ajaran agama, sementara dalam sains modern, ilmuan dituntut untuk
memegang nilai-nilai seperti objektivitas, kejujuran, dan pengabdian pada
kemajuan ilmiah.

Kesimpulannya, meskipun dalam perspektif filsafat ilmu Islami dan sains


modern berasal dari kerangka ontologi, epistemologi, dan aksiologi yang
berbeda, keduanya memberikan nilai pada pencarian pengetahuan yang
memiliki dampak penting bagi masyarakat, keduanya memiliki fokus yang
berbeda namun saling melengkapi. Keduanya menunjukkan pentingnya
sumber pengetahuan, metode pencarian, dan nilai-nilai moral dalam
memperoleh, mengembangkan, serta menerapkan ilmu pengetahuan
untuk kesejahteraan manusia dan alam semesta.

Anda mungkin juga menyukai