Tentang
KEBEBASAN PROFESI ADVOKAT
DAN WIBAWA PROFESI ADVOKAT
DISUSUN
OLEH :
Assalamualaikum Wr.Wb
Segala puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, shalawat dan
salam juga disampaikan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Serta sahabat
dan keluarganya, seayun langkah dan seiring bahu dalam menegakkan agama Allah.
Dengan kebaikan beliau telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang berilmu
pengetahuan.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isinya.
Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran-saran yang dapat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................2
A. Kebebasan Profesi Advokat Dan Wibawa Profesi Advokat....................2
BAB PENUTUP III .............................................................................................7
A. Kesimpulan .....................................................................................................7
B. Saran .................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa Kebebasan Profesi Advokat Dan Wibawa Profesi Advokat
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Kebebasan Profesi Advokat Dan Wibawa Profesi Advokat
1
BAB II
PEMBAHASAN
Polisi
Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri ) adalah Kepolisian Nasional
di Indonesia , yang bertanggung jawab langsung di bawah Presiden . Polri
mengemban tugas-tugas kepolisian di seluruh wilayah Indonesia . Polri
dipimpin oleh seorang Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
(Kapolri).
Notaris
Notaris Menurut pengertian undang undang no 30 tahun 2004 dalam pasal
1, yaitu: “Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat
akta otentik dan kewenangan lainnya sebagaimana maksud dalam undang-
undang ini.” Pejabat umum adalah orang yang menjalankan sebagian
fungsi publik dari negara, khususnya di bidang hukum perdata.
Sebagai pejabat umum notaris adalah:
1. Berjiwa pancasila;
2. Taat kepada hukum, sumpah jabatan, kode etik notaris;
3. Berbahasa Indonesia yang baik;
Sebagai profesional notaris:
2
Pengacara/ Advocat
Pengacara atau advokat atau Kuasa Hukum adalah kata benda, subyek.
Dalam praktik dikenal juga dengan istilah Konsultan Hukum . Dapat
berarti seseorang yang melakukan atau memberikan nasihat (advis ) dan
pembelaan “mewakili” bagi orang lain yang berhubungan (klien) dengan
penyelesaian suatu kasus hukum.
Istilah pengacara berkonotasi jasa profesi hukum yang berperan dalam
suatu sengketa yang dapat diselesaikan di luar atau di dalam sidang
pengadilan . Dalam profesi hukum, dikenal istilah beracara yang terkait
dengan pengaturan hukum acara dalam Kitab Undang-undang Hukum
Acara Pidana dan Kitab Undang-undang Hukum Acara Perdata . Istilah
pengacara dibedakan dengan istilah Konsultan Hukum yang kegiatannya
lebih ke penyediaan jasa konsultasi hukum secara umum.
Hakim
Hakim (Inggris : Judge ;Belanda : Rechter ) adalah pejabat yang
memimpin persidangan. Hakim bertugas untuk memutuskan hukuman
bagi pihak yang dituntut. Dalam menjatuhkan putusan Hakim memiliki
pertimbangan-pertimbangan khusus yang secara langsung mempengaruhi
hasil putusan tersebut.
Jaksa
Jaksa adalah pegawai pemerintah dalam bidang hukum yang bertugas
menyampaikan dakwaan atau tuduhan di dalam proses pengadilan
terhadap orang yang diduga telah melanggar hukum.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2004
tentang Kejaksaan Republik Indonesia yang dimaksud dengan Jaksa
adalah “Pejabat Fungsional yang diberi wewenang oleh undang undang
untuk bertindak sebagai penuntut umum dan pelaksanaan putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap serta wewenang
lain berdasarkan undang-undang
Sumber:
Ahmad Kemal Firdaus S.H
Profesi Advokat
3
hal yang penting. Selain lembaga peradilan dan instansi penegak hukum
seperti kepolisian dan kejaksaan.
Sebagai salah satu pilar dalam menegakkan supremasi hukum dan hak
asasi manusia, peran Advokat juga terlihat di luar pengadilan. Kebutuhan
jasa hukum Advokat di luar proses peradilan pada saat ini semakin
meningkat. Hal ini sejalan dengan semakin berkembangnya kebutuhan
hukum masyarakat.
4
atau pemerintah bersifat statis, karena seluruh penyelenggaraan
kepentingan advokat dilakukan oleh Organisasi Advokat tanpa adanya
campur tangan dari pemerintah. Profesi advokat sangat berfungsi demi
tegaknya keadilan berdasarkan hukum untuk kepentingan masyarakat
pencari keadilan, termasuk usaha memperdayakan masyarakat dalam
menyadari hak-hak fundamental mereka di depan hukum. Advokat
sebagai salah satu unsur sistem peradilan merupakan salah satu pilar
dalam menegakkan supremasi hukum dan hak asasi manusia. Selain
dalam proses peradilan, peran advokat juga terlihat di luar pengadilan.
Kebutuhan jasa hukum advokat di luar proses peradilan pada saat
sekarang semakin meningkat, sejalan dengan semakin berkembangnya
kebutuhan hukum masyarakat terutama dalam memasuki kehidupan yang
semakin terbuka dalam pergaulan antar bangsa melalui pemberian jasa
konsultasi, negosiasi, maupun dalam pembuatan kontak-kontrak dagang.
Profesi advokat ikut memberi sumbangan berarti bagi pemberdayaan 4
masyarakat serta pembaharuan hukum nasional khususnya di bidang
ekonomi dan perdagangan, termasuk dalam penyelesaian di luar
pengadilan. Dalam UU Advokat diatur berbagai prinsip/ dasar dalam
penyelenggaraan tugas profesi advokat khususnya dalam peranannya
dalam menegakkan keadilan serta terwujudnya prinsip-prinsip negara
hukum pada umumnya. Berdasarkan ketentuan Pasal 15 UU Advokat
menyatakan bahwa : “Advokat bebas dalam menjalankan tugas
profesinya untuk membela perkara yang menjadi tanggung jawabnya
dengan tetap berpegang pada kode etik profesi dan peraturan
perundangundangan.” Kemudian Pasal 16 UU Advokat menyatakan
bahwa : “Advokat tidak dapat dituntut baik secara perdata maupun
pidana dalam menjalankan tugas profesinya dengan iktikad baik untuk
kepentingan pembelaan klien dalam sidang pengadilan.” Adapun maksud
dimaksud dengan “iktikad baik” adalah menjalankan tugas profesi demi
tegaknya keadilan berdasarkan hukum untuk membela kepentingan
kliennya. Kemudian yang dimaksud dengan “sidang pengadilan” adalah
sidang pengadilan dalam setiap tingkat pengadilan di semua lingkungan
peradilan. 2 Berdasarkan ketentuan Pasal 16 di atas, aturan tersebut lebih
menguatkan profesi dan tanggungjawab advokat dengan memberikan
kekebalan advokat (advocacy immunity) untuk tidak dapat dituntut baik
secara perdata maupun pidana di dalam sidang pengadilan untuk
membela kepentingan klien dalam mencari keadilan. 2 Lihat Penjelasan
Pasal 16 UU No. 18 Tahun 2003 tentang Advokat. 5 Namun apabila
melihat kenyataan saat ini, banyak sekali advokat yang dilaporkan ke
5
pihak yang berwajib atas kelalaian ataupun kesalahannya dalam
menjalankan tugas profesinya.
6
mendapat perhatian serius dalam RUU Advokat ini adalah Pasal 65
dimana disebutkan bahwa hanya advokat yang diangkat sampai dengan
tahun 2012 yang dapat dikategorikan sebagai advokat. Ketentuan ini
akan menimbulkan kekacauan dalam implementasinya, karena: 1. Tidak
jelas advokat mana yang dimaksud diangkat dan diangkat oleh siapa? 2.
Fakta bahwa PERADI sebagai pelaksana telah mengangkat ribuan
advokat setelah tahun 2012. Mengacu kepada putusan Mahkamah
Konstitusi maka hanya PERADI yang diberikan kewenangan untuk
mengangkat dan memberhatikan advokat. Putusan MK No. 066 tahun
2004 yang pertimbangannya sbb: Pengertian dari melaksanakan fungsi
negara adalah kewenangan mengangkat advokat yang oleh UU Advokat
diberikan kepada organisasi advokat yaitu kepada PERADI. Wadah
profesi lain boleh saja ada tetapi sebatas organsiasi biasa berdasarkan
asas kebebasan berkumpul dan berserikat yang dijamin Konsitusi, tetapi
kewenangannya tidak untuk mengangkat advokat. Pada awal
pembentukan UU No.18 Tahun 2003, tidak ada sama sekali perbedaan
pendapat di kalangan DPR, Pemerintah dan advokat tentang bentuk
Single Bar. Semua teori dan fakta-fakta tentang organisasi advokat di
beberapa negara telah disampaikan sebagai dasar pilihan terhadap Single
Bar. Semua pihak juga sepakat bahwa tidak boleh ada campur tangan
dari pihak manapun termasuk pemerintah terhadap organisasi advokat
karena advokat adalah profesi yang bebas dan mandiri. Sampai saat ini
tidak ada argumen yang kuat terutama secara akademis yang
membuktikan bahwa UU No.18 Tahun 2003 merugikan advokat maupun
pencari keadilan.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Semoga pembahasan makalah ini bisa bermanfaat untuk kita semuanya.
Apabila didalam makalah ini terdapat kesalahan, kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya karena kami sebagai pembuat makalah ini masih dalam proses
pembelajaran. Demikian terimakasih
8
DAFTAR PUSTAKA
https://heylawedu.id/blog/kode-etik-advokat-kepribadian-dan-hubungan-advokat
http://repository.um-palembang.ac.id/id/eprint/10856/1/Etika%20Profesi%20Hukum.pdf