DISUSUN OLEH
Nama kelompok 3:
1. Mutiara Dian Setiawati
2. Elisa
3. Yayik Ambarwati
4. Dhani
5. Alpin Marge
6. Dwi Saputra
7. Agus Gunawan
Kelas XII.IPS 1
i
KATA PENGANTAR
Puja puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan limpahan
karunia dan rahmatnya kepada kita semua, sehingga pada hari ini penulis telah
menyelesaikan tugas makalah dengan judul “ Advokat” dengan tepat waktu.
Adapun kendala dan masalah ketika penulisan makalah ini dikarenakan kami sebagai
penulis masih banyak kurangnya wawasan dan miskin ilmu yang kami miliki , apabila kami
tidak dibantu oleh pihak-pihak yang terkait, mungkin kami akan mengalami kesulitan dalam
penyusunan makalah, maka kiranya dengan ini izinkan kami mengucapkan rasa terima kasih
kami kepada seluruh pihak-pihak yang telah membantu kami menyelesaikan tugas makalah
ini.
Cukup itu kiranya kata pengantar dari kami apabila ada kesalahan atau kekurangan
dalam penulisan silahkan memberikan kritik dan saran yang membangun guna
penyempurnaan penulisan makalah ini, jika ada benarnya itu semua datangnya dari Allah swt
Yang Maha Benar. Terimakasih semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca yang
budiman.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Perumusan Masalah ................................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Advokat ..................................................................................................... 3
B. Pengertian Advokat ................................................................................................ 4
C. Fungsi dan Peranan ................................................................................................ 5
D. Tugas dan Kewajiban serta Wewenang Advokat.................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bantun hukum dapat diberikan oleh sesorang yang memahami hukum, atau yang
disebut penasehat hukum, seperti pengecara dan Alvokat. Dalam perkara Pidana Pemberi
Bantuan hukum disebut pembela, yang dileksanakan oleh penasehat hukum yang disebut
Advokat. Seoranf Alvokat adalah penasehat hukum yang tidak saja dapat bertindak sebagai
pengecara dalam perkara perdata tapi juga dapat dalam bertindak sebagai perkara pidana.
Menurut pasal 186 RO lama Advokat itu diangkat Menteri Kehakiman dan disaratkan
berkelar Sarjana Hukum.
Didalam perkara pidana tersangka atau terdakwa berhak mendapat bantuan hukum
dari seorang atau lebih penasehat hukum selam dalam waktu dan pada setiap tingkat
pemeriksaan perkara. Untuk mendapatkan penasehat hukum tersaangka atau terdakwa berhak
memilih sendiri penasehat hukumnya (pasal 54-55 KUHAP). Bagi tersangka dan terdakwa
yang disangka atau didakwa melakukan tindak pidana yang diancam dengan mati, yang tidak
mampu dan tidak mempunyai penasehat hukum sendiri, maka pejabat bersangkutan wajib
menunjuk penasehat hukum bagi mereka yang memberikan bantuan hukumnya dengan
Cuma-Cuma (pasal 56 KUHAP).
Dalam meleksanakan tugasnya memberikan bantuan hukum penasehat hukum berhak
menghubungi tersangka sejak saat ia ditangkap atau ditahan pada semua tingkat pemeriksaan.
Bahkan untuk kepentingan pembelaan setiap waktu penasehat hukum dapat menghubungi
dan berbicara dengan tersangka (pasal 69-70 KUHAP). Dengan berhubungan dengan
tersangka penasehat penasehat hukum diawasi oleh penyidik (polisi), penuntut umum (jaksa)
atau petugas lembaga permasyarakatan (petugas penjara) tanpa mendengar isi
pembicaraannya, kecuali dalam hal kejahatan keamanan Negara (pasal 71 KUHAP).
Untuk kepentingan pembelaan penasehat hukum dapat meminta turunan berita acara
pemeriksaan kepada pejabat bersangkutan (pasal 72 KUHAP). Untuk keperluan pembelaan
tersebut penasehat hukum tidak boleh dikurangi kebebasannya berhubungan dengan
tersangka (pasal 74 KUHAP).
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah Advokat di Indonesia?
2. Apa pengertian Advokat?
3. Apa Fungsi dan Peranan Advokat?
4. Bagaimana Tugas dan Kewajiban serta Wewenang Advokat?
C. Tujuan Penulisan
Dari materi yang kami sajikan dalam makalah ini mengenai Kedudukan Bantuan
Hukum dalam System Peradilan Agama mudah-mudahan dapat dijadikan suatu rujukan pada
pembelajaran Advokasiini. Kemudian juga dengan materi ini ilmu kita akan semakin
bertambah dan semakin mantap mengenai topik tersebut.
2
BAB II
PEMBAHASAN
B. Pengertian
Advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik didalam maupun
diluar pengadilan,yang memenuhi persyaratan bedasarkan ketentuan undang-undang, jasa
hukum adalah jasa yang diberikan advokat berupa memberikan konsultasi hukum, bantuan
hukum, menjalankan kuasa, mewakili, mendampingi, membela, dan melakukan tindakan
hukum lain untuk kepentingan hukum klien. Klien adalah orang, badan hukum, atau kembaga
lain menerima jasa hukum dari advokat. Bantuan hukum adalah jasa hujum yang diberikan
advokat secara Cuma-Cuma kepada klien yang tidak mampu.
Kata advokat itu sendiri berasal dari bahasa latin, yaitu “ADVOCARE” yang berarti to
deffend, to call one said, to vouch or to warrant.Sedangkan dalam bahasa Inggris disebut
“ADVOCATE” yang berarti to speakin favorof or defend by argument, to support, indicate or
recommand publicly. Dalam bahasa Belandajuga disebutkan bahwa advokat berasal dari kata
“ADVOCAAT” yakni seorang yang telah resmi dianggakat dalam profesinya sebagai Meester
in de Rechten (Mr).
Di Indonesia sendiri, muncul penamaan-penamaan yang berkaitan dengan profesi
advokat ini diantaranya lawyer, pengacara, barrister, penasehat hukum, dan konsultan hukum.
Variasi dari penamaan-penamaan tersebut dikarenakan dalam undang-undang memakai
4
istilah yang berbeda-beda, misalkan dalam undang-undang no.1 tahun 1981 tentang kitab
undang-undang hukum acara pidana (KUHAP) mengunakan istilah penasehat hukum,
sedangkan dengan disahkannya undang-undang no.18 tahun 2003 tentng advokat, maka
seluruh penamaan yang berhubungan dengan dengan konteks pembelaan baik didalam
ataupun diluar persidangan telah disatukan menjadi “advokat”, sehingga semua penamaan
yang lain sudh tidak dipakai lagi.
Sedangkan menurut Kode Etik Advokat ( disahkan tahun 23 mei tahun 2002 ),
advokat adalah orang yang berpraktek memberi jasa hukum, baik didalam maupun diluar
pengadilan yang memenuhi persyaratan bedasarkan undan-undang yang berlaku, baik sebagai
advokat, pengacara,penasehat hukum, pengacara praktek, ataupun sebgai konsultan hukum.
Dalam hal ini seorang advokat selain memberikan bantuan hukum diluar pengadilan, berupa
konsultasi hukum, negosiasi,maupundalamhal pembuatan perjanjian kontrak-kontrak dagang
ataupun melakukan tindakan hukum lainnya untuk kepentingan hukum dari klien baik orang
maupun lembaga atau badan hukum yang menerima jasa hukum dari advokat.
5
1. Advokat berstatus sebagai penegak hukum bebas dan mandiri yang dijaminoleh hukum
dan peraturn perundang-undangan. Artinya profesi advokat bisa disamakan dengan
kedudukan penegak hukum lainnya dalammenegakan hukum dan keadilan.
2. Memberikan bantuan hukum kepada setiap orang yang membutuhkan dengan tidak boleh
membedakan antara ras, suku, dan agama dalam melakukan praktek penegakan hukum
tersebut.
3. Menjunjung tinggi nilai keadilan dan morlitas serta kebenaran.
4. Sebagai pengawal konstitusi dan hak asasi manusia.
5. Menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan advokat terhadap masyarakat dengan cara
belajar terus menerus (continues legal education) untuk memperluas wawasn
keilmuannya.
6. Membela kepentingan klien (litigsi) diluar pengadilan dan mewakili klien di muka
pengadilan (legal representation).
7. Memberikan bantuan hukum secara cuma-cuma kepada masyarakat yang lemah dan tidak
mampu (pro bono publico).
8. Memberikan pelayanan hukum (legal service), konsultasi hukum (legal
consultation),nasehat hukum (legal advice), pendapat hukum (legal opinion), informasi
hukum (legal information), dan dan menyusun kontrak-kontrak atau perjanjian (legal
drafting).
9. Memegang teguh sumpah advokat dalam rangka menegakan hukum, keadilan, dan
kebenaran.
10. Melindungi dan memelihara kemandirian, kebebasan, derajat, dan martabat advokat.
11. Menjaga hubungan baik dengan klien maupun dengan teman sejawat.
12. Memelihara persatuan dan kesatuan advokat agar sesuai dengan maksud dan tujuan
organisasi advokat.
13. Menangani perkara-perkara sesuai dengan kode etik advokat, baik secara nasional
mauoun internasional.
14. Mencegah penyalahgunaan keahlian dan pengetahuan yang merugikan masyarakat
dengan cara mengawasi pelaksanaan etika profesi advokat melalui Dewan Kehormatan
Asosiasi Advokat.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik didalam maupun
diluar pengadilan,yang memenuhi persyaratan bedasarkan ketentuan undang-undang ,adapun
peran dan fungsi advokat tidak akan lepas dari yang namanya penegakan hukum karena
advokat merupakan satu dari empat catur wangsa penegakan hukum selain dari hakim, jaksa
dan polisi.
Pemahaman masyarakat terhadap advokat itu sendiri sangatlah penting, karena dapat
membantu masyarakat yang awam terhadap hukum, membantu untuk nyelesaikan perkara
dan karena kebutuhan masyarakat sesuai dengan kebutuhan hukumnya hampir sama dengan
proses memilih jasa profesi lainnya seperti membutuhkan jsa dokter, guru, arsitek, konsultan,
notaris dan lain-lain.
Profesi advokat sudah diatur dalam undang-undang telah diatur dalam undang-undang
nomer 18 tahun 2003 dan pengaturan tentang kode etik advokat yang disahkan pada tanggal
23 mei tahun 2002 didalamnya mengatur jug mengenai pelanggaran dan sanksi yang di
berikan kepada advokat yang melanggar tersebut seperti sanksi-sanksi hukuman sebagaimana
tertuang dalam pasal 16 kode etik advokat berupa peringatan biasa, peringatan keras,
pemberhentian sementara untuk waktu tertentu dan pemecatan dari keanggotaan organisasi
profesi.
Dalam organisasi advokat yang diakui oleh undang-undang terdapat dewan
kehormatan. Dewan kehormatan inilah yang berperan untuk memberikan sanksi kepada
seorang advokat yang melanggar kode etik. Sejauh ini, peranan Dewan Kehormatan
dipandang cukup efektif. Kode etik advokat merupakan hukum tertinggi dalam menjalankan
profesi, yang menjamin dan melindungi, tetapi membebankan kewajiban kepada setiap
advokat untuk jujur dan bertanggung jawab dalam menjalankan profesinya, baik pada klien,
pengadilan, teman sejawat, negara atau masyarakat, dan terutama kepada dirinya sendiri. Jadi
dalam hal ini hubungan antara undang-undang yang mengatur tentang advokat
berkesinambungan dengan kode etik advokat yang mengatur tata cara bagaimana advokat itu
bekerja sesuai dengan aturan-aturan yang ada dalam kode etik tersebut agar apa yang
dialkukan tidak melenceng jauh dari apa yang telah diatur dan ditetapkan.
10
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini sudah barang tentu akan terdapat kesalahan, baik
kesalahan dalam pengetikan maupun kesalahan dalam memasukkan data-data yang
berkenaan dengan penulisan makalah ini. Karena fitrah kami sebagai manusia
memungkinkan kesalahan dan kekhilafan atas diri kami. Karena tidak ada gading yang tak
retak seperti itu juga kami. Oleh karena itu kepada pembaca dan khusus kepada dosen
pembimbing Mata Kuliah Advokasi ini kami meminta saran dan kritikan untuk perbaikan
makalah kami di waktu mendatang
11
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document/432726941/Makalah-Advokat
12