Anda di halaman 1dari 12

KEJURUSITAAN

“Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Administrasi Peradilan & Kepaniteraan”

Dosen Pengampu :
H. HADIYATULLAH, SH.,MH.

Disusun oleh :

Anif Muhammad Husni A NIM 20302055

Anisa Oktavia Nurfadilla NIM 20302058

M. Sholun Syach R NIM 20302099

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI

TAHUN 2022

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Dengan puji syukur kehadirat Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang.
Yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta inayah-Nya kepada kami. Tidak lupa
sholawat serta salam kami haturkan kepada baginda nabi Muhammad SAW. Yang menjadi
tauladan bagi umat manusia.

Oleh karena itu, kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Administrasi Peradilan & Kepaniteraan yaitu Bapak H. Hadiyatullah, SH.,MH.yang
memberikan tugas ini. Sehingga kami bisa berlatih dan dapat menyelesaikannya dengan baik.
Kelompok kami banyak mengalami kesulitan disebabkan kurangnya ilmu pengetahuan.
Namun, berkat kerjasama dan kesungguhan kami dalam mengerjakan makalah ini, akhirnya
dapat diselesaikan dengan baik.

Kami menyadari sebagai mahasiswa yang pengetahuannya tidak seberapa yang masih
perlu belajar dalam penulisan makalah. Bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik saran yang positif. Agar tercipta makalah yang lebih
baik serta berdaya guna di masa yang akan datang.

Besar harapan kami, sehingga makalah ini bermanfaat dan mushlahat bagi semua
orang.

Waalaikumsalam Wr.Wb

Kediri, 08 April 2022

Tim Penulis

1
DAFTAR ISI

Sampul ................................................................................................................................i

Kata Pengantar.....................................................................................................................ii

Daftar Isi .............................................................................................................................iii

Bab I Pendahuluan ..............................................................................................................1

A. Latar Belakang ......................................................................................1


B. Rumusan Masalah .................................................................................1.2
C. Tujuan ...................................................................................................2

Bab II Pembahasan .............................................................................................................2

A. Kaidah fiqiyah ......................................................................................3


B. Kaidah ushuliyah ..................................................................................6
C. Kaidah lughawiyah ...............................................................................10

BAB III Penutup .................................................................................................................13

A. Kesimpulan ...........................................................................................13
B. Saran .....................................................................................................13

Daftar Pustaka .....................................................................................................................14

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kedudukan Pengadilan Agama dengan adanya pembaruan undang-undang yang


terakhir telah mampu menjadikan Peradilan Agama sebagai badan peradilan yang
berwenang untuk melaksanakan putusannya sendiri karena telah dilengkapi dengan fungsi
kejurusitaan yang mandiri

Jurusita Pengadilan Agama diangkat dan diberhentikan oleh Ketua Mahkamah


Agung atas usul Ketua Pengadilan Agama. Sedangkan jurusita pengganti diangkat dan
diberhentikan oleh Ketua Pengadilan Agama. Jurusita, demikian pula Jurusita Pengganti
bertugas melaksanakan semua perintah yang diberikan oleh ketua pengadilan, ketua
sidang dan panitera. Ia menyampaikan pengumuman-pengumuman, teguran-teguran,
somasi dan memberitahukan putusan pengadilan menurut cara-cara berdasarkan
ketentuan-ketentuan Undang-Undang. Atas perintah ketua pengadilan, jurusita / jurusita
pengganti melakukan penyitaan dan dengan teliti melihat lokasi batas-batas objek
sengketa yang disita beserta surat-suratnya yang sah. Membuat berita acara penyitaan,
yang salinan resminya diserahkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan antara lain
Badan Pertahanan Nasional setempat bila terjadi penyitaan sebidang tanah. Melakukan
penerimaan pembayaran uang titipan pihak ketiga serta membuat berita acara. Dalam
melaksanakan tugasnya, ia dibatasi pada wilayah Pengadilan Agama yang bersangkutan.

Dalam melaksanakan tugas kejurusitaan, seringkali ditemukan problematika.


Problematika tersebut terutama saat mengadakan panggilan kepada pihak pengadilan,
sering kali yang dipanggil tidak dapat dihadirkan di pengadilan. Demikian pula dalam
melakukan penyitaan jaminan atas perintah Ketua Majelis, dan sita eksekusi atas perintah
Ketua Pengadilan, sering kali penyitaan mendapatkan perlawanan dari pihak tertentu,
sehingga tugas kejurusitaan tidak dapat terlaksana dengan baiksesuai yang disebutkan
dalam pasal 103 Undang-Undang RI Nomor Tahun 1989 tentang Peradilan Agama.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang sebagaimana tersebut di atas, rumusan masalah dalam


makalah ini adalah sebagai berikut :

1
1. Apa pengertian dari Jurusita ?
2. Apa saja tugas dan fungsi dari Jurusita ?
3. Bagaimana peran jurusita dalam proses pemanggilan tergugat pada persidangan ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Jurusita.
2. Agar mengetahui tugas dan fungsi Jurusita.
3. Agar mengetahui peran jurusita dalam proses pemanggilan tergugat pada persidangan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Jurusita
Jurusita adalah petugas Pengadilan yang harus ada pada setiap Pengadilan,
jika Pengadilan belum memiliki jurusita maka harus diangkat jurusita pengganti.
Untuk lingkungan peradilan agama semuanya telah ada petugas jurusita pengganti,
meskipun belum semuanya ada jurusita. Kata jurusita terdiri dari dua kata yaitu juru
dan sita, dalam pengertian juru diartikan sebagai orang yang pandai dalam suatu
pekerjaan yang memerlukan latihan, kecakapan dan kecermatan. 1
Jurusita adalah salah satu pejabat yang bertugas di pengadilan agama, selain
hakim, panitera dan pejabat lainnya. Pada setiap pengadilan agama ditetapkan adanya
jurusita dan jurusita pengganti (Pasal 38 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989
Tentang Peradilan Agama yang diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006
dan terakhir dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009). Sebelum memangku
jabatannya, jurusita dan jurusita pengganti diambil sumpahnya menurut agama Islam
oleh ketua pengadilan agama (Pasal 41 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989
Tentang Peradilan Agama yang diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006
dan terakhir diubah dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009).
Tugas jurusita dan jurusita pengganti sangat berkaitan erat dengan
administrasi persidangan dan penyelesaian perkara. Pekerjaan jurusita dan jurusita
pengganti diawali sejak masuknya atau diterimanya perkara di pengadilan sampai
pelaksaan (eksekusi) putusan hakim.
Seorang jurusita dan jurusita pengganti berkedudukan sebagai pejabat umum
yang diangkat atas usul ketua pengadilan agama. Jurusita dan jurusita pengganti
termasuk pejabat fungsional di pengadilan agama karena tugasnya sesuai fungsinya
membantu tugas-tugas administrasi pengadilan dan bagian dari fungsi pengadilan
yang bertanggung jawab kepada panitera.
Salah satu tugasnya antara lain memanggil para pihak dengan cara yang sah
dan patut. Agar panggilannya sah dan patut ia harus pandai mengatur waktu panggilan
dengan jeda waktu persidangan, disamping itu ia harus pandai bergaul karena
tugasnya menghubungi media massa tempat panggilan dimuat, menghubungi

1
Kementrian Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ketiga CET. II, (Jakarta:Balai
Pustaka,2022), hlm.482

1
lurah/kepala desa tempat pihak yang dipanggil ketika tidak bertemu dengan yang
bersangkutan. Pandai melobi, berkoordinasi dengan petugas keamanan. Di samping
itu masih banyak tugas-tugas lain yang harus dilaksanakan oleh jurusita dan jurusita
pengganti antara lain melaksanakan perintah penyitaan, eksekusi dan lelang.2
B. Tugas Jurusita
Tugas-tugas jurusita dan jurusita pengganti terdapat dalam beberapa peraturan
perundang-undangan antara lain sebagai berikut :
A. Berdasarkan pasal 103 dan pasal 104 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989
Tentang Peradilan Agama yang telah diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 50 Tahun 2009 jurusita bertugas sebagai berikut :
1) Melaksanakan semua perintah yang diberikan oleh ketua sidang.
2)Menyampaikan pengumuman-pengumuman, teguran-teguran, dan
pemberitahuan penetapan atau putusan pengadilan menurut cara-cara
berdasarkan ketentuan undang-undang.
3) Melakukan penyitaan atas perintah ketua pengadilan.
4) Membuat berita acara penyitaan, yang salinan resminya diberikan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan.3
5) Jurusita berwenang melakukan tugasnya di daerah hukum pengadilan yang
bersangkutan.
B. Berdasarkan Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor
KMA/055/SK/X/1996 Tentang Tugas Dan Tanggung Jawab Serta Tata Kerja
Jurusita Pada Pengadilan Negeri Dan Pengadilan Agama pasal 5, jurusita juga
mempunyai tugas untuk melakukan pemanggilan, melakukan tugas pelaksanaan
putusan pengadilan yang dipimpin oleh ketua pengadilan, membuat berita acara
pelaksanaan putusan yang salinan resminya di sampaikan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan, melakukan penawaran pembayaran uang, serta membuat
berita acara penawaran pembayaran uang dengan menyebutkan jumlah dan uraian
jenis mata uang yang di tawarkan.
C. Berdasarkan Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor
KMA/055/SK/X/1996 pasal 8 telah mengatur tanggung jawab jurusita sebagai
berikut :

2
H. Sarwohadi, S.H., M.H. Sekitar Kejurusitaan. Hlm1
3
H. Sarwohadi, S.H., M.H. Sekitar Kejurusitaan. Hlm2

1
1) Dalam hal ditunjuk melakukan eksekusi, jurusita atau jurusita pengganti
bertanggung jawab kepada ketua pengadilan.

2) Dalam melaksanakan perintah pemanggilan atau penyampaian


pengumuman, teguran, protes-protes dan pemberitahuan jurusita atau jurusita
pengganti bertanggung jawab kepada ketua pengadilan atau ketua sidang.

3) Dalam hal melakukan sita, jurusita atau jurusita pengganti bertanggung


jawab kepada ketua pengadilan atau ketua sidang.4

D. Berdasarkan ketentuan HIR/R.Bg jurusita bertugas sebagai berikut :


1) Pasal 388 (1) HIR/ 716 (1) R.Bg
Semua jurusita dan suruhan yang dipekerjakan pada majelis penyidik dan
pegawai umum pemerintah mempunyai hak yang sama dan diwajibkan untuk
menjalankan panggilan, pemberitahuan dan semua surat jurusita yang lain,
juga menjalankan perintah hakim dan keputusan-keputusan.
2) Pasal 388 (2) HIR/ 716 (2) R.Bg
Jika tidak ada orang yang demikian, maka ketua majelis pengadilan, yang
dalam daerah hukumnya surat jurusita itu harus dijalankan, harus mempunyai
seorang yang cakap dan dapat di percaya untuk mempekerjakannya.
3) Pasal 390 (1) HIR/ 718 (1) R.Bg
Tiap-tiap surat jurusita, kecuali yang akan disebut di bawah ini, harus
disampaikan pada orang yang bersangkutan sendiri di tempat diamnya atau di
tempat tinggalnya dan, jika tidak di jumpai disitu, kepada kepala desanya atau
lurah Bangsa Tionghoa diwajibkan dengan segera memberitahukan surat
jurusita itu pada orang itu sendiri. Dalam terakhir ini tidak perlu pernyataan
menurut hukum.5
4) Pasal 390 (2) HIR/ 718 (2) R.Bg
Jika orang itu sudah meninggal dunia, maka surat jurusita itu disampaikan
pada ahli warisnya, jika ahli warisnya tidak dikenal maka disampaikan pada
kepala desa ditempat tinggal terakhir dari orang yang meninggal dunia itu di
Indonesia, mereka berlaku menurut aturan yang disebut di atas ini. Jika orang

4
H. Sarwohadi, S.H., M.H. Sekitar Kejurusitaan. Hlm3
5
H. Sarwohadi, S.H., M.H. Sekitar Kejurusitaan. Hlm4

1
yang meninggal dunia itu masuk golongan orang asing maka surat jurusita itu
diberitahukan dengan surat tercatat pada balai harta peninggalan.
5) Pasal 390 (3) HIR/ 718 (3) R.Bg
Tentang orang-orang yang tidak diketahui tempat diam atau tinggalnya dan
tentang orang-orang yang tidak dikenal, maka surat jurusita itu disampaikan
pada bupati yang dalam daerahnya terletak tempat tinggal tergugat dan dalam
perkara pidana, yang dalam daerahnya hakim yang berhak berkedudukan,
bupati itu melakukan surat jurusita itu dengan menempelkannya pada pintu
umum kamar persidangan dari hakim yang berhak itu.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan jurusita atau jurusita pengganti bertugas
sebagai berikut :

- Menyampaikan panggilan, pengumuman-pengumuman, teguran-teguran dan


pemberitahuan penetapan atau putusan.

- Melakukan penyitaan dan membuat berita acara.

- Melakukan pelaksanaan putusan (eksekusi) dan membuat berita acara eksekusi.

- Melakukan penawaran pembayaran uang.6

Fungsi Jurusita

Sedangkan fungsi dari juruista/jurusita pengganti adalah membantu kelancaran


pelaksanaan persidangan Pengadilan dan berfungsi sebagai penegak upaya paksa yang
secara administratif bertanggung jawab kepada dan berada dibawah koordinasi
Panitera.

C. Peran Jurusita dalam proses pemanggilan Tergugat pasa persidangan


Sesuai dengan ketentuan yang ada peran tentang tugas jurusita telah dimuat
dalam Undang-Undang No.7 Tahun 1989 Pasal 103 serta Undang-Undang No.2
Tahun 1986 Pasal 65.7 Dari beberapa faktor penyampaian relas amat mempengaruhi
peran jurusita/jurusita pengganti dalam pemanggilan, hal tersebut bisa merusak sesuai
tugas pokok fungsi yang ada.
Kesalahan tersebut tidak bisa disalahkan sepenuhnya terhadap jurusita sepihak
saja, para pihak yang terlibat dalam perkara seharusnya memberikan alamat yang

6
H. Sarwohadi, S.H., M.H. Sekitar Kejurusitaan. Hlm5
7
Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 4 Tahun 2004

1
sesuai kepada pihak yang akan dipanggil di Persidangan, agar memudahkan jurusita
dalam mencari keberadaan Tergugat yang akan berperkara di persidangan.
Terkait jurusita/jurusita pengganti adalah pejabat resmi negara, yang diangkat
berdasarkan Surat Keputusan (SK), jurusita dan jurusita pengganti adalah bagian dari
kepaniteraan suatu pengadilan sebagaimana SK No.004/SK/II/92 Mahkamah Agung
RI tentang organisasi dan tata kepaniteraan Pengadilan.
Dalam upaya jurusita menghadirkan pihak Tergugat, pemanggilan patut dan
sah adalah syarat diterimanya dari awal proses persidangan yang baik, untuk ini
efektivitas jurusita selalu di kontrol agar bekerja semaksimal mungkin dalam
memberikan pelayanan kepada para pencari keadilan. Tidak hanya menjalankan
tugasnya dengan baik bahkan jurusita harus memaksimalkan perannya sebagai
petugas yang menyampaikan panggilan agar para tergugat hadir di persidangan.
Peran yang harus di maksimalkan jurusita agar tergugat hadir di persidangan
antara lain :
1. Juruista menggunakan komunikasi yang baik ketika menyampaikan relas.
2. Memberikan bantuan kepada tergugat untuk memahami isi dan maksud
yang ada di dalam surat tersebu, jika tergugat tidak paham atas isi surat
tersebut maka dengan senang hati jurusita harus membantu
menjelaskannya.
3. Jurusita harus memberikan arahan serta pemahaman kepada tergugat akan
pentingnya hadir di persidangan, upaya dilakukan agar pihak tergugat yang
berkesan menganggap sepele atas panggilan yang di sampaikan pada
dirinya akan paham pentingnya hadir di persidangan dan paham akan
konsekuensi hukum yang akan ditimbulkan jika tidak hadir di
persidangan.8

BAB III

8
Muhammad Ais Setiawan, “Peran Jurusita Dalam Upaya Menghadirkan Tergugat Kasus Perceraian”, Skrpsi
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, (2014, hlm.50

1
PENUTUP

A. Kesimpulan

Jurusita adalah salah satu pejabat yang bertugas di pengadilan agama, selain
hakim, panitera dan pejabat lainnya. Pada setiap pengadilan agama ditetapkan adanya
jurusita dan jurusita pengganti (Pasal 38 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang
Peradilan Agama yang diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009).

Sesuai dengan ketentuan yang ada peran tentang tugas jurusita telah dimuat dalam
Undang-Undang No.7 Tahun 1989 Pasal 103 serta Undang-Undang No.2 Tahun 1986
Pasal 65. Tugas jurusita dan jurusita pengganti sangat berkaitan erat dengan administrasi
persidangan dan penyelesaian perkara. Pekerjaan jurusita dan jurusita pengganti diawali
sejak masuknya atau diterimanya perkara di pengadilan sampai pelaksaan (eksekusi)
putusan hakim.

Sedangkan fungsi dari juruista/jurusita pengganti adalah membantu kelancaran


pelaksanaan persidangan Pengadilan dan berfungsi sebagai penegak upaya paksa yang
secara administratif bertanggung jawab kepada dan berada dibawah koordinasi Panitera.

B. Saran

Demikian makalah sederhana ini kami susun. Terima kasih kepada pembaca yang
sudi menelaah isi makalah ini, ternyata masih banyak kekurangan dan kelemahannya.
Penulis berharap pembaca berkenan memberikan kritik dan saran kepada penulis demi
sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga
para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA
1
Kementrian Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ketiga CET. II,
(Jakarta:Balai Pustaka,2022), hlm.482

H. Sarwohadi, S.H., M.H. Sekitar Kejurusitaan. Hlm1

H. Sarwohadi, S.H., M.H. Sekitar Kejurusitaan. Hlm2

H. Sarwohadi, S.H., M.H. Sekitar Kejurusitaan. Hlm3

H. Sarwohadi, S.H., M.H. Sekitar Kejurusitaan. Hlm4

H. Sarwohadi, S.H., M.H. Sekitar Kejurusitaan. Hlm5

Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 4 Tahun 2004

Muhammad Ais Setiawan, “Peran Jurusita Dalam Upaya Menghadirkan Tergugat Kasus
Perceraian”, Skrpsi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, (2014, hlm.50

Anda mungkin juga menyukai