Anda di halaman 1dari 4

NAMA KELOMPOK :

1. Etika Tsani 3.32.20.2.08


2. Faisal Raymond A 3.32.20.2.09
3. Farhan Pribadi W 3.32.20.2.10
4. Nafisa 3.32.20.2.17
5. Tulung Azasia 3.32.20.2.24
6. Yohan Wahy P 3.32.20.2.26

ETIKA PROFESI

HIMPUNAN PROFESI JAKSA

Jaksa adalah pejabat fungsional yang diberi wewenang oleh undangundang untuk bertindak
sebagai penuntut umum dan pelaksana www.djpp.depkumham.go.id 3 2012, No.1230 putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap serta wewenang lain berdasarkan
undang-undang. Satuan profesi jaksa di indonesia masuk ke dalam himpunan PJI atau persatuan
jaksa seluruh indonesia

Etika profesi pada dasarnya mengandung nilai-nilai yang memberikan tuntutan tingkah laku.
Etika profesi dan hukum sebenarnya sama-sama bisa dilihat sebagai bagian dari kebudayaan.

Dalam dunia kejaksaan di Indonesia, terdapat lima norma kode etik profesi jaksa,yaitu sebagai
berikut:

1. Bersedia menerima kebenaran dari siapapun, menjaga diri, berani, bertanggung


jawab,dan dapat menjadi teladan di lingkungannya.
2. Mengamalkan dan melaksanakan Pancasila serta secara aktif dan kreatif dalam
pembangunan hukum untuk mewujudkan masyarakat adil.
3. Bersikap adil dalam memberikan pelayanan kepada para pencari keadilan.
4. Berbudi luhur serta berwatak mulia, setia, jujur, arif dan bijaksana dalam diri, berkata dan
bertingkah laku.
5. Mengutamakan kepentingan bangsa dan negara daripada kepentingan pribadi atau
golongan.

Kewajiban jaksa dalam melaksanakan tugas profesi :

1. menjunjung tinggi kehormatan dan martabat profesi dalam melaksanakan tugas dan
kewenangannya dengan integritas, profesional, mandiri, jujur dan adil;
2. memberikan bantuan hukum, pertimbangan hukum, pelayanan hukum, penegakan hukum
atau tindakan hukum lain secara profesional, adil, efektif, efisien, konsisten, transparan
dan menghindari terjadinya benturan kepentingan dengan tugas bidang lain;
3. Menaati peratuan perundang-undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku;
4. Mendasarkan pada keyakinan dan alat bukti yang sah untuk mencapai keadilan dan
kebenaran;
5. Bersikap mandiri bebas pengaruh tekanan atau ancaman opini publik secara langsung
maupun tidak langsung;
6. Bertindak secara objektif dan tidak memihak;
7. Menyimpan dan memegang rahasia sesuatu yang seharusnya dirahasiakan;
8. Menanggap kritik dengan arif dan bijaksana;
9. Bertanggung jawab.

Jaksa dalam melaksanakan tugas Profesi Jaksa berhak:

1. Melaksanakan fungsi Jaksa tanpa intimidasi, gangguan dan pelecehan;


2. Mendapatkan perlindungan hukum untuk tidak dipersalahkan sebagai akibat dari
pelaksanaan tugas dan fungsi Jaksa yang dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku;
3. Mendapatkan perlindungan secara fisik, termasuk keluarganya, oleh pihak yang berwenang
jika keamanan pribadi terancam sebagai akibat dari pelaksanaan tugas dan fungsi Jaksa
yang dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku;
4. Mendapatkan pendidikan dan pelatihan baik teknis maupun nonteknis;
5. Mendapatkan sarana yang layak dalam menjalankan tugas, remunerasi, gaji serta
penghasilan lain sesuai dengan peraturan yang berlaku; www.djpp.depkumham.go.id 2012,
No.1230 8
6. Mendapatkan kenaikan pangkat, jabatan dan/atau promosi berdasarkan parameter obyektif,
kualifikasi profesional, kemampuan, integritas, kinerja dan pengalaman, serta diputuskan
sesuai dengan prosedur yang adil dan tidak memihak;
7. Memiliki kebebasan berpendapat dan berekspresi, kecuali dengan tujuan membentuk opini
publik yang dapat merugikan penegakan hukum; dan
8. Mendapatkan proses pemeriksaan yang cepat, adil dan evaluasi serta keputusan yang
indisipliner.

Dalam melaksanakan tugas Profesi Jaksa dilarang:


1. Memberikan atau menjanjikan sesuatu yang dapat memberikan keuntungan pribadi secara
langsung maupun tidak langsung bagi diri sendiri maupun orang lain dengan
menggunakan nama atau cara apapun;
2. Meminta dan/atau menerima hadiah dan/atau keuntungan dalam bentuk apapun dari
siapapun yang memiliki kepentingan baik langsung maupun tidak langsung;
3. Menangani perkara yang mempunyai kepentingan pribadi atau keluarga, atau finansial
secara langsung maupun tidak langsung;
4. Melakukan permufakatan secara melawan hukum dengan para pihak yang terkait dalam
penanganan perkara;
5. Memberikan perintah yang bertentangan dengan norma hukum yang berlaku;
6. Merekayasa fakta-fakta hukum dalam penanganan perkara;
7. Menggunakan kewenangannya untuk melakukan penekanan secara fisik dan/atau psikis;
8. Menggunakan barang bukti dan alat bukti yang patut diduga telah direkayasa atau diubah
atau dipercaya telah didapatkan melalui cara-cara yang melanggar hukum;

Pelanggaran-pelanggaran atau keburukan profesi jaksa:

1. Merekayasa fakta-fakta hukum dalam penanganan perkara


2. Meminta atau menerima hadiah atau keuntungan (suap) sehubungan dengan jabatannya
ketika menangani perkara
3. Memberikan opini kepada public yang bisa merugikan kepentingan umum

Anda mungkin juga menyukai