Anda di halaman 1dari 26

KODE ETIK

HAKIM
Rhama Wisnu Wardhana,S.H.,M.H.
MASALAH-MASALAH PROFESI
HUKUM
• Kualitas pengetahuan profesional hukum;
• Terjadi penyalahgunaan profesi hukum;
• Kecenderungan profesi hukum menjadi kegiatan
bisnis;
• Penurunan kesadaran dan kepedulian sosial;
• Kontinuasi sistem yang sudah usang.

Mochtar Kusumaatmadja, "pendidikan ketrampilan


teknis tanpa disertai pendidikan tanggung jawab
professional dan etika adalah berbahaya.
SUBYEK PROFESI HUKUM
• Hakim
• Jaksa
• Advokat
• Polisi
• Notaris
• Koalisi Pemantau Peradilan (KPP) mencatat sedikitnya ada 28 orang
hakim/panitera/pegawai pengadilan yang terjerat berbagai kasus
korupsi (Harian Jogja, 20/05/2016). Kondisi ini menunjukkan
praktik korupsi di lingkungan lembaga peradilan sudah sistemik,
masif, dan mengakar.
• Berdasarkan data Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), sejak
tahun 2005 telah ditetapkan 14 hakim menjadi tersangka dalam
tindak pidana suap (CNN Indonesia, Deretan Hakim Tersangkut
Kasus Suap, 26/05/2016).
• Integritas hakim menjadi dipertanyakan, karena tidak lagi
mencerminkan gambaran karakter yang seharusnya melekat pada
jiwa hakim sebagai penegak hukum, sebagaimana dilambangkan
dalam Panca Dharma yaitu: Kartika, Cakra, Candra, Sari, dan
Tirta.
MAFIA PERADILAN
Indonesia Corruption Watch (ICW), setidaknya ada
empat tahapan yang rentan disusupi praktik mafia
peradilan:

1. Pertama, tahap pendaftaran perkara. (permintaan biaya


tak resmi , menawarkan penggunaan jasa advokat tertentu
yang memiliki hubungan dekat dengan hakim)
2. tahap penetapan majelis hakim. (menunjuk hakim
tertentu yang dianggap mau bekerja sama).
3. tahap pemeriksaan persidangan. (Persidangan
dapat dilakukan secara maraton, memotong
tahapan tertentu dalam persidangan, mengatur
barang bukti, menyusun pertanyaan hakim dan
jawaban hingga pengaturan putusan hakim,
membeli putusan hakim).
4. tahap minutasi putusan. (mengubah putusan yang
dibacakan hakim, memperlambat pengiriman
salinan putusan untuk tujuan tertentu).
SATGAS PMH
• Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 30
Desember 2009 melalui Keputusan Presiden
Nomor 37 tahun 2009 tentang Satuan Tugas
Pemberantasan Mafia Hukum.
• Pada Januari 2012 Satgas PMH resmi
dibubarkan, Sampai dengan 23 Desember
2011, dari hampir 5.000 pengaduan
masyarakat yang diterima Satgas PMH, 4.401 .
HAKIM
• Hakim adalah pegawai negeri sipil yang mempunyai jabatan fungsional.
• Hakim juga adalah pejabat yang melaksanakan tugas kekuasaan kehakiman
yang syarat dan tata cara pengangkatan, pemberhetian dan pelaksanaan
tugasnya ditentukan oleh undang-undang.
• tugas hakim adalah memberikan keputusan atas setiap perkara (konflik)
yang dihadapkan kepadanya. Agar dapat menyelesaikan masalah atau
konflik yang dihadapkan kepadanya secara imparsial berdasarkan hukum
yang berlaku, maka dalam proses pengambilan keputusan, para hakim
harus mandiri dan bebas dari pengaruh pihak yang mana pun, termasuk
dari pemerintah.
• hakim harus memiliki sikap etis atau etika profesi hakim tercermin dalam
perilaku sehari-hari yang bebas dari cela. Hanya dengan bersikap etis
demikian saja, para hakim akan mampu memelihara martabat dan
kewibawaan profesi hakim.
PENGAWASAN HAKIM

Internal : - Mahkamah Agung


- teknis yuridis, administrasi dan
keuangan

Eksternal: - Komisi Yudisial


- Dalam rangka menjaga dan
menegakkan
kehormatan, keluhuran martabat,
serta perilaku hakim
SUMPAH JABATAN HAKIM
Pasal 29 UU No. 14 tahun 1970 tentang
Ketentuan Ketentuan Pokok Kekuasaan
Kehakiman
Pasal 30 ayat (2) UU No. 4 tahun 2004 tentang
Kekuasaan Kehakiman
Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1947
tentang Sumpah Jabatan untuk Hakim, Jaksa,
Panitera serta Panitera Pengganti
Kode Kehormatan Hakim
Rapat Kerja Para Ketua Pengadilan Tinggi dan
Pengadilan Negeri di bawah pimpinan Mahkamah
Agung pada tahun 1966, yang kemudian diteguhkan
dan dimantapkan dalam Musyawarah Nasional
Ikatan Hakim Indonesia (IKAHI) ke IX pada
tanggal 23 Maret 1988.
1. Etika kedinasan pegawai negeri sipil
2. Etika kedinasan hakim sebagai pejabat fungsional
penegak hukum.
3. Etika hakim sebagai manusia pribadi manusia
pribadi anggota masyarakat.
DEKLARASI KODE ETIK
• “The Bangalore Principles of Judicial Conduct
2002” yang telah dianut oleh negara-negara
dengan sistem civil law maupun common law.
• The Bangalore Principle of Judicial Conduct
berisikan enam prinsip kode etik hakim berupa,
independence, impartiality, integrity,
propriety, equality, serta competence and
diligence.
• Etika Profesi Hakim telah dituangkan dalam
keputusan bersama Mahkamah Agung Republik
Indonesia dan Ketua Komisi Yudisial Republik
Indonesia Nomor 047/KMA/SKB/IV/2009 dan
Nomor 02/SKB/P-KY/ IV/2009, tentang Kode
Etik dan Pedoman Perilaku Hakim
• Peraturan MKRI No.02/PMK/2003 tentang Kode
Etik dan Tingah Laku Hakim Konstitusi :
» Kode Etik Hakim
» Pedoman Tingkah Laku
» Majelis Kehormatan Hakim Konstitusi
Prinsip-prinsip Dasar Kode Etik dan
Pedoman Perilaku Hakim
1. Berperilaku Adil,
2. Berperilaku Jujur,
3. Berperilaku Arif dan Bijaksana,
4. Bersikap Mandiri,
5. Berintegritas Tinggi,
6. Bertanggung Jawab,
7. Menjunjung Tinggi Harga Diri,
8. Berdisiplin Tinggi,
9. Berperilaku Rendah Hati,
10. Bersikap Profesional.
BERPERILAKU ADIL
• Wajib melaksanakan tugas-tugas hukumnya dengan
menghormati asas praduga tak bersalah,
• dilarang memberi kesan bahwa pihak-pihak yang
terlibat dalam perkara berada dalam posisi istimewa;
• Hakim harus memberikan keadilan, dan tidak beritikad
semata-mata untuk menghukum;
• Memberi kesempatan yang sama kepada setiap pencari
keadilan dalam suatu proses hukum di Pengadilan;
• Dilarang berkomunikasi dengan pihak yang berperkara
diluar persidangan;
BERPERILAKU JUJUR
• Hakim tidak boleh menerima dan mencegah suami atau
isteri, orang tua, anak dan anggota keluarganya ,
termasuk mengizinkan pegawai pengadilan atau orang
lain di bawah pengaruhnya berupa hadiah, hibah,
warisan, pinjaman, dari orang yang berperkara atau
mungkin berkepentingan dalam perkara, kecuali
pemberian sejumlah tidak lebih dari Rp.500.000 ,-
misalnya untuk acara perkawinan, adat istiadat dll.
• Melaporkan gratifikasi yang diperoleh kepada KPK,
Ketua Muda Pengawasan dan Ketua KY dalam jangka
waktu paling lama 30 hari kerja
BERPERILAKU ARIF DAN
BIJAKSANA
• Dilarang mengadili perkara dimana anggota keluarga sebagai
kuasa atau sebagai pihak yang memiliki kepentingan;
• Hakim dapat melakukan kegiatan antara lain menulis,
memberi kuliah, mengajar dan turut serta dalam kegiatan-
kegiatan yang berkenaan dengan hukum;
• Hakim tidak boleh memberi keterangan, pendapat, komentar,
kritik atau pembenaran secara terbuka atas suatu perkara atau
putusan BHT kecuali dalam forum ilmiah;
• Hakim tidak boleh menjadi pengurus atau anggota parpol, atau
secara terbuka menyatakan dukungan terbuka kepada salah
satu parpol;
BERSIKAP MANDIRI
• Hakim harus menjalankan fungsi peradilan
secara mandiri dan bebas dari pengaruh,
tekanan, ancaman, baik yang bersifat langsung
maupun tidak langsung;
• Hakim wajib bebas dari hubungan yang tidak
patut dengan lembaga eksekutif, legislative
serta kelompok lain yang mengancam
independen
BERINTEGRITAS TINGGI
• Hakim harus menghindari hubungan, baik langsung atau tidak langsung
dengan pihak-pihak yang berperkara, yang perkaranya sedang diperiksa
hakim ybs;
• Hakim dilarang melakukan tawar menawar putusan, memperlambat
pemeriksaan, menunda eksekusi, atau menunjuk advokat tertentu, kecuali
ditentukan lain oleh UU;
• Hakim dilarang menerima janji, hadiah, pinjaman dan manfaat lain yang
bersifat rutin, atau terus menerus dari PEMDA;
• Hakim dilarang mengadili suatu perkara apabila memiliki hubungan
keluarga, KM, HA lainnya, PU, Advokat dan Panitera yang menangani
perkara tersebut;
• Hakim dilarang mengadili suatu perkara apabila pernah mengadili, atau
menjadi PU, Advokat atau panitera dalam perkara tersebut pada pengdilan
lebih rendah;
BERTANGGUNG JAWAB
• Hakim dilarang menyalahgunakan jabatan
untuk kepentingan pribadi, keluarga, atau
pihak lain;
• Hakim dilarang mengungkapkan atau
menggunakan informasi yang bersifat rahasia
yang didapat dari jabatannya;
MENJUNJUNG TINGGI HARGA
DIRI
• Hakim dilarang terlibat dalam transaksi
keuangan, dan transaksi usaha yang berpotensi
memanfaatkan posisi sebagai hakim;
• Hakim dilarang menjadi Advokat, atau
pekerjaan lain yang berhubungan dengan
perkara, kecuali memberi nasihat hukum
cuma-cuma untuk anggota keluarga atau
teman sesama hakim;
BERDISIPLIN TINGGI
• Disiplin tinggi mendorong terbentuknya
pribadi yang tertib di dalam melaksanakan
tugas, ikhlas dalam pengabdian dan berusaha
untuk menjadi teladan dalam lingkungannya,
(penerapan prinsip ini telah dicabut
berdasarkan Putusan Nomor: 36 P/HUM/2011
tanggal 09 Februari 2012).
BERPERILAKU RENDAH
HATI
• Dalam melaksanakan pekerjaan bukan semata-
mata sebagai mata pencaharian melainkan
suatu amanat yang harus
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat
dan TYME;
• Hakim tidak boleh bertingkah laku mencari
popularitas, pujian, penghargaan dan
sanjungan dari siapapun.
BERSIKAP PROFESIONAL
• Sikap profesional akan mendorong terbentuk
pribadi yang menjaga dan mempertahankan
mutu pekerjaan, meningkatkan pengetahuan
dan kinerja, sehingga tercapai mutu hasil
pekerjaan, serta efektif dan efisien, (penerapan
prinsip ini telah dicabut berdasarkan Putusan
Nomor: 36 P/HUM/2011 tanggal 09 Februari
2012).
PANCA DHARMA

• Kartika : Bintang melambangkan keTuhanan Yang Maha Esa-hakim


harus percaya & taqwa kpd Tuhan Yang Maha Esa (Beriman)
• Cakra: Senjata utk memusnahkan sgl macam Kebatilan dan ketdkadilan
(adil & tdk memihak).
• Candra: Bulan yang menerangi segala tempat yang gelap, sinar
penerangan dalam kegelapan (Kebijaksanaan & kewibawaan)
• Sari : bunga yg mengharumi kehidupan manusia (berbudi luhur dan
berkelakuan yg tdk tercela).
• Tirta : air, yang membersihkan segala kotoran di dunia (Harus jujur).
SIKAP HAKIM
a. Di dalam kedinasan :
• Dalam persidangan
• Terhadap sesama rekan
• Terhadap bawahan/pegawai
• Terhadap atasan
• Terhadap sesama rekan hakim
• Keluar/terhadap instansi lain
b. Di luar kedinasan :
• Pribadi
• Rumah Tangga
• Masyarakat

Anda mungkin juga menyukai