u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
PUTUSAN
a
Nomor : 50/Pid.Sus-Anak/2018/PN.Bta
si
ne
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
ng
do
gu
In
A
Nama Lengkap : Anak
Tempat Lahir : Kemu.
Umur / Tanggal Lahir : 14 Tahun / 24 November 2003
ah
lik
Jenis Kelamin : Laki-laki.
Kebangsaan : Indonesia.
Tempat Tinggal : Dusun IV Desa Kemu Ulu Kecamatan Pulau
am
ub
Beringin Kabupaten Ogan Komering Ulu
Selatan
Ag ama : Islam.
ep
Pekerjaan : Pelajar
k
pidana Anak pada tingkat pertama, dengan acara pemeriksaan biasa, telah
R
si
menjatuhkan Putusan seperti terurai di bawah ini, dalam perkara Anak :
ne
ng
do
gu
lik
ub
antara Anak dengan keluarga Anak korban karena perkara a quo tidak
es
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
2
ep
Anak dan Peraturan Mahkamah Agung Nomor : 04 Tahun 2014 tentang
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Pedoman Pelaksanaan Diversi Dalam Sistem Peradilan Pidana Anak.
a
Menimbang, bahwa oleh karena perkara a quo tidak dilakukan diversi
si
antara Anak dengan keluarga Anak korban, maka perkara a quo dilanjutkan
pada proses persidangan.
ne
ng
Anak didampingi oleh orangtua dan Petugas Pembimbing
Kemasyarakatan pada Balai Pemasyarakatan (Bapas) Klas II Lahat, serta
do
gu telah ditunjuk Penasehat Hukum yaitu
penunjukannya berdasarkan Penetapan No. 50/Pen.Pid/2018/PN Bta;
Sdr. Joni Antoni, SH yang
In
A
Pengadilan Negeri tersebut;
Setelah membaca berkas perkara dan surat-surat yang berhubungan
ah
lik
dengan perkara ini;
Setelah mendengar dan memperhatikan laporan hasil Penelitian
am
ub
Kemasyarakatan atas nama Anak Anak tertanggal 30 Oktober 2018;
persidangan;
ah
si
Umum, yang pada pokoknya memohon kepada Hakim Pengadilan Negeri
Baturaja yang memeriksa dan mengadili perkara ini agar memutuskan :
ne
ng
do
gu
lik
ub
dengan perintah Anak yang Berkonflik Dengan Hukum tetap ditahan dan
denda Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah) subsidiair 6 (enam) bulan
ka
penjara.
ep
- 1 (satu) buah kayu balok dengan panjang kurang lebih 1 (satu) meter.
R
ng
on
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
3
ep
- 1 (satu) helai baju berbahan kaos lengan panjang berwarna hijau
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
muda, terdapat lis berwarna hitam dibagian kedua lengan dan terdapat
a
gambar di bagian dada sebelah kiri
si
- 1 (satu) helai baju berbahan kaos lengan panjang berwarna hijau
- 1 (satu) helai celana panjang sekolah berwarna biru.
ne
ng
Dikembalikan kepada saksi HAIRIL MASRUL Bin MATSURI
4. Menetapkan Anak yang Berkonflik Dengan Hukum supaya membayar
do
gu biaya perkara sebesar Rp. 2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah)
In
Setelah mendengar dan memperhatikan pembelaan/ permohonan Anak
A
yang disampaikan oleh Penasehat Hukum Anak secara lisan di persidangan
yang pada pokoknya memohon kepada Hakim agar dapat menjatuhkan
ah
lik
hukuman yang seringan-ringannya atas diri Anak karena Anak melakukan
pembelaan diri;
am
ub
Menimbang, bahwa atas pembelaan/permohonan dari Anak tersebut,
Penuntut Umum menyatakan tetap pada Tuntutannya;
Menimbang, bahwa Anak dalam perkara ini telah didakwa oleh
ep
k
DAKWAAN
R
si
PERTAMA
---------- Bahwa Anak yang berkonflik dengan hukum Anak pada hari Selasa
ne
ng
Tanggal 16 Oktober 2018 sekira Pukul 09.30 Wib atau setidak-tidaknya pada
waktu lain pada bulan Oktober di tahun 2018, bertempat di belakang sekolah
do
gu
SMP Negeri 2 Pulau beringin tepatnya diluar pagar sekolah yang beralamat di
Desa Kemu Kecamatan Pulau Beringin Kabupaten Oku Selatan atau setidak-
tidaknya pada tempat lain yang masih termasuk dalam daerah Hukum
In
A
lik
ub
Bermula pada hari Selasa tanggal 16 Oktober 2018 sekira pukul 09.30 Wib
ka
ep
waktu jam istirahat sekolah lalu anak Anak, Aldi Anggara, anak saksi Anggita
Miharja, Anil Ramadan dan Ari Wiranda dan teman-teman anak saksi yang
ah
lain berkumpul di dekat pagar belakang sekolahan, anak Anak pada saat itu
R
sedang dipijit lehernya oleh Aldi Anggara tidak lama kemudian datang anak
es
M
korban Okta Riandi Bin Masuri mendekati anak Anak sambil berkata “ ay amu
ng
kemasuk nian, dide nak dipijit, dicekik saja ( aii kalau bisa tertidur benar,tidak
on
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
4
ep
usah di pijit,dicekik saja)“ lalu saudara Okta Riandi Bin Masuri berkata lagi “
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
jadilah dipukul saje (pukul saja) “ dan langsung memukul bagian bawah leher
a
bagian belakang anak Anak dari belakang, kemudian Anak berbalik badan dan
si
berkata “ kenapa mukul “ kemudian langsung mendorong badan Anak Korban
sampai mundur kebelakang kemudian anak dengan anak korban saling
ne
ng
dorong, setelah itu Anak Korban berkata “ kenapa kamu tidak senang, kalo
tidak senang kita berkelahi” lalu Anak Korban langsung memukul mata
do
gu sebelah kanan anak Anak hingga hidungnya mengeluarkan darah, melihat hal
itu anak Aidil Sukmajaya memegangi hidungnya dan mengelap hidung dengan
tangan sambil duduk bersama anak saksi Anggita Miharja diatas kayu balok
In
A
yang berukuran panjang kurang lebih 1 meter, melihat kayu balok yang
didudukinya tersebut kemudian anak Aidil Sukmajaya mengusir anak saksi
ah
lik
Anggita Miharja setelah itu anak Aidil Sukmajaya langsung mengambil kayu
tersebut menggunakan kedua tangan lalu anak Aidil Sukmajaya mengangkat
am
ub
kayu balok dan langsung memukul dengan keras ke kepala bagian atas anak
korban dari arah samping kiri sebanyak satu kali, lalu anak korban langsung
tersungkur kedepan sambil memegangi kepalanya, setelah itu anak Aidil
ep
k
sebanyak satu kali setelah itu anak Adil Sukmajaya melepaskan kayu balok
R
si
dan langsung pergi lalu anak korban muntah dan kejang-kejang tidak lama
kemudian datang para guru dan langsung membawa anak korban ke
ne
ng
do
gu
2018.-----------------------------------------------------------------------------------
ah
Pasal 80 Ayat (2) Jo Pasal 76C UU Nomor 35 Tahun 2014 Tentang perubahan
atas UU No.23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak--------------
m
ub
ATAU
ka
KEDUA
ep
---------- Bahwa Anak yang berkonflik dengan hukum Anak pada hari Selasa
ah
Tanggal 16 Oktober 2018 sekira Pukul 09.30 Wib atau setidak-tidaknya pada
R
es
waktu lain pada bulan Oktober di tahun 2018, bertempat di belakang sekolah
M
SMP Negeri 2 Pulau beringin tepatnya diluar pagar sekolah yang beralamat di
ng
Desa Kemu Kecamatan Pulau Beringin Kabupaten Oku Selatan atau setidak-
on
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
5
ep
tidaknya pada tempat lain yang masih termasuk dalam daerah Hukum
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Pengadilan Negeri Baturaja yang berwenang memeriksa dan mengadili,
a
Setiap orang dilarang menempatkan,membiarkan,melakukan,menyuruh
si
melakukan,atau turut serta melakukan kekerasan terhadap anak yang
mengakibatkan meninggal dunia, Perbuatan tersebut dilakukan Anak yang
ne
ng
berkonflik dengan hukum dengan cara sebagai berikut : -----------------------------
do
Bermula pada hari Selasa tanggal 16 Oktober 2018 sekira pukul 09.30 Wib
gu waktu jam istirahat sekolah lalu anak Anak, bersama Aldi Anggara, saksi
Anggita Miharja, Anil Ramadan dan Ari Wiranda dan teman-teman yang lain
In
A
berkumpul di dekat pagar belakang sekolahan, anak Anak pada saat itu
sedang dipijit lehernya oleh Aldi Anggara tidak lama kemudian datang anak
ah
lik
korban Okta Riandi Bin Masuri mendekati anak Anak sambil berkata “ ay amu
kemasuk nian, dide nak dipijit, dicekik saja ( aii kalau bisa tertidur benar,tidak
usah di pijit,dicekik saja)“ lalu saudara Okta Riandi Bin Masuri berkata lagi “
am
ub
jadilah dipukul saje (pukul saja) “ dan langsung memukul bagian bawah leher
bagian belakang anak Anak dari belakang, kemudian Anak berbalik badan
ep
dan berkata “ kenapa mukul “ kemudian langsung mendorong badan Anak
k
saling dorong, setelah itu Anak Korban berkata “ kenapa kamu tidak senang,
R
si
kalo tidak senang kita berkelahi” lalu Anak Korban langsung memukul mata
ne
sebelah kanan anak Anak hingga hidungnya mengeluarkan darah, melihat hal
ng
do
gu
balok yang berukuran panjang kurang lebih 1 meter, melihat kayu balok yang
didudukinya tersebut kemudian anak Aidil Sukmajaya mengusir anak saksi
In
Anggita Miharja setelah itu anak Aidil Sukmajaya langsung mengambil kayu
A
lik
korban dari arah samping kiri sebanyak satu kali, lalu anak korban langsung
tersungkur kedepan sambil memegangi kepalanya, setelah itu anak Aidil
m
ub
dan langsung pergi lalu anak korban muntah dan kejang-kejang tidak lama
ep
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
6
ep
-----Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam dalam Primair
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Pasal 80 Ayat (3) Jo Pasal 76C UU Nomor 35 Tahun 2014 Tentang perubahan
a
atas UU No.23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak--------------
si
ATAU
ne
ng
KETIGA
---------- Bahwa Anak yang berkonflik dengan hukum Anak pada hari Selasa
do
gu Tanggal 16 Oktober 2018 sekira Pukul 09.30 Wib atau setidak-tidaknya pada
waktu lain pada bulan Oktober di tahun 2018, bertempat di belakang sekolah
In
SMP Negeri 2 Pulau beringin tepatnya diluar pagar sekolah yang beralamat di
A
Desa Kemu Kecamatan.Pulau Beringin Kabupaten Oku Selatan atau setidak-
tidaknya pada tempat lain yang masih termasuk dalam daerah Hukum
ah
lik
Pengadilan Negeri Baturaja yang berwenang memeriksa dan mengadili,
Penganiayaan yang mengakibatkan mati, Perbuatan tersebut dilakukan Anak
am
ub
yang berkonflik dengan hukum dengan cara sebagai berikut : ----------------------
Bermula pada hari Selasa tanggal 16 Oktober 2018 sekira pukul 09.30 Wib
ep
k
waktu jam istirahat sekolah lalu anak Anak, bersama Aldi Anggara, anak saksi
Anggita Miharja, Anil Ramadan dan Ari Wiranda dan teman-teman yang lain
ah
R
berkumpul di dekat pagar belakang sekolahan, anak Anak pada saat itu
si
sedang dipijit lehernya oleh Aldi Anggara tidak lama kemudian datang anak
ne
ng
korban Okta Riandi Bin Masuri mendekati anak Anak sambil berkata “ ay amu
kemasuk nian, dide nak dipijit, dicekik saja ( aii kalau bisa tertidur benar,tidak
usah di pijit,dicekik saja)“ lalu saudara Okta Riandi Bin Masuri berkata lagi “
do
gu
jadilah dipukul saje (pukul saja) “ dan langsung memukul bagian bawah leher
bagian belakang anak Anak dari belakang, kemudian Anak berbalik badan
In
A
saling dorong, setelah itu Anak Korban berkata “ kenapa kamu tidak senang,
lik
kalo tidak senang kita berkelahi” lalu Anak Korban langsung memukul mata
sebelah kanan anak Anak hingga hidungnya mengeluarkan darah, melihat hal
m
ub
ep
balok yang berukuran panjang kurang lebih 1 meter, melihat kayu balok yang
didudukinya tersebut kemudian anak Aidil Sukmajaya mengusir anak saksi
ah
Anggita Miharja setelah itu anak Aidil Sukmajaya langsung mengambil kayu
R
kayu balok dan langsung memukul dengan keras ke kepala bagian atas anak
ng
korban dari arah samping kiri sebanyak satu kali, lalu anak korban langsung
on
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
7
ep
tersungkur kedepan sambil memegangi kepalanya, setelah itu anak Aidil
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Sukmajaya memukul lagi kearah pinggang bagian belakang anak korban
a
sebanyak satu kali setelah itu anak Adil Sukmajaya melepaskan kayu balok
si
dan langsung pergi tidak lama kemudian anak korban muntah dan kejang-
kejang tidak lama kemudian datang para guru dan langsung membawa anak
ne
ng
korban ke Puskesmas Pembantu Kemu.--- ------------------------
Bahwa akibat perbuatan anak yang berkonflik dengan hukum telah
do
gu melakukan kekerasan menyebabkan OKTA RIANDI BIN MASURI meninggal
dunia bedasarkan Visum Et Repertum dari UPTD Puskesmas Pulau
BeringinNomor Ver/881/PKM.PB/2018 Tanggal 24 Oktober 2018.
In
A
-----------Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam Pasal 351
ayat (3) KUHP-------------------------------------------------------------------------------------
ah
lik
Menimbang, bahwa atas pembacaan surat dakwaan Penuntut Umum
am
ub
tersebut di atas, Anak menyatakan sudah mengerti akan isi dan maksud Surat
Dakwaan, dan Anak melalui Penasehat Hukumnya menyatakana tidak akan
ep
mengajukan Nota Keberatan/Eksepsi sesuai dengan Pasal 156 KUHAP;
k
si
menerangkan sebagai berikut :
1. ANGGITA MIHARJA BIN AZWAR, memberikan keterangan tidak dibawah
ne
ng
do
gu
Anak korban;
- Bahwa telah terjadi perkelahian antara Anak dengan Anak korban
pada hari selasa tanggal 16 Oktober 2018 sekira pukul 09.30 Wib,
In
A
lik
ub
Anak sambil berkata “Bange nian saling pijit leher, kalu bise tidur
R
benar dak usah saling urut, jadilah ditabok bae...” (Bodoh sekali
es
saling pijit leher, kalau bisa ditidurkan tidak usah saling urut, jadilah
M
ng
on
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
8
ep
ditampar saja...) setelah itu Anak korban Okta Riandi Bin Matsuri
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
berkata lagi “ jadilah dicekik saje” (jadilah dicekik saja)
a
- Bahwa setelah itu tiba-tiba Anak korban langsung mendekat dan
si
memukul belakang leher /punggung Anak satu kali ;
- Bahwa merasa Anak dipukul oleh Anak korban lalu Anak berdiri dari
ne
ng
tempat duduknya dan berkata kepada Anak korban “Ngapo pukul
aku ?” (kenapa memukul saya?) kemudian Anak korban marah-
marah dan berkata “kenapa kamu tidak senang? Kalau tidak
do
gu -
senang kita berkelahi”
Bahwa setelah berkata seperti itu Anak korban tiba-tiba meremas
kedua tangan Anak dan langsung memukul hidung Anak dengan
In
A
keras dan seketika hidung Anak mengeluarkan darah yang banyak
sekali lalu Anak memegang hidung dan mengelap darah yang terus
ah
lik
keluar dari hidung Anak dengan tangan sambil duduk bersama
Anak saksi diatas sebuah kayu balok;
Bahwa kemudian Anak saksi berdiri dari tempat duduk diatas kayu
am
ub
balok tersebut, lalu Anak yang dari tadi masih terus mengusap
darah yang terus keluar dari hidung Anak dan mengelapkannya
ep
k
R
langsung memukulnya kearah kepala Anak korban sebanyak satu
si
kali, kemudian Anak korban jatuh tersungkur ke tanah lalu setelah
ne
ng
do
gu
pergi;
- Bahwa tidak lama setelah itu Anak korban ditolong oleh beberapa
guru dan murid-murid yang lain dan dibawak ke ruang kesehatan
In
A
lik
ub
ep
membenarkannya;
ah
- Bahwa Anak saksi adalah teman satu sekolah dengan Anak dan
ng
Anak korban;
on
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
9
ep
- Bahwa telah terjadi perkelahian antara Anak dengan Anak korban
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
pada hari selasa tanggal 16 Oktober 2018 sekira pukul 09.30 Wib,
a
bertempat di belakang sekolah SMP Negeri 2 Pulau beringin
si
tepatnya diluar pagar sekolah yang beralamat di Desa Kemu
Kecamatan Pulau Beringin Kabupaten Oku Selatan;
ne
ng
- Bahwa Anak saksi mengenal Anak dan Anak korban karena Anak
dan Anak korban adalah satu sekolah;
- Bahwa perkelahian tersebut berawal ketika Anak Anak sedang dipijit
do
gu lehernya (saling pijit) oleh Aldi Anggara ditempat yang memang
untuk bersantai dibelakang sekolah lalu tidak lama kemudian
In
A
datanglah Anak korban Okta Riandi Bin Matsuri mendekati Anak
Anak sambil berkata “Bange nian saling pijit leher, kalu bise tidur
ah
benar dak usah saling urut, jadilah ditabok bae...” (Bodoh sekali
lik
saling pijit leher, kalau bisa ditidurkan tidak usah saling urut, jadilah
ditampar saja...) setelah itu Anak korban Okta Riandi Bin Matsuri
am
ub
berkata lagi “ jadilah dicekik saje” (jadilah dicekik saja)
- Bahwa setelah itu tiba-tiba Anak korban langsung mendekat dan
memukul belakang leher/punggung Anak satu kali ;
ep
k
- Bahsa merasa Anak dipukul oleh Anak korban lalu Anak berdiri dari
tempat duduknya dan berkata kepada Anak korban “Ngapo pukul
ah
R
aku ?” (kenapa memukul saya?) kemudian Anak korban marah-
si
marah dan berkata “kenapa kamu tidak senang? Kalau tidak
ne
ng
do
gu
Anak saksi Anggita Miharja Bin Azwar diatas sebuah kayu balok;
- Bahwa kemudian Anak saksi Anggita Miharja Bin Azwar berdiri dari
ah
lik
tempat duduk diatas kayu balok tersebut, lalu Anak yang dari tadi
masih terus mengusap darah yang terus keluar dari hidung Anak
dan mengelapkannya pada kayu balok yang sedang diduduki Anak,
m
ub
es
on
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
10
ep
- Bahwa keesokan harinya Anak saksi baru mengetahui bahwa Anak
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
korban sudah meninggal dunia;
a
Terhadap keterangan Anak saksi, Anak tidak keberatan dan
si
membenarkannya;
ne
ng
3. CANDRA KIRANA BIN AHYARUDIN, memberikan keterangan tidak
dibawah sumpah yang pada pokoknya sebagai berikut :
do
gu - Bahwa Anak saksi adalah teman satu sekolah dengan Anak dan
Anak korban;
- Bahwa telah terjadi perkelahian antara Anak dengan Anak korban
In
A
pada hari selasa tanggal 16 Oktober 2018 sekira pukul 09.30 Wib,
bertempat di belakang sekolah SMP Negeri 2 Pulau beringin
ah
lik
Kecamatan Pulau Beringin Kabupaten Oku Selatan;
- Bahwa Anak saksi mengenal Anak dan Anak korban karena Anak
am
ub
dan Anak korban adalah satu sekolah;
- Bahwa saat kejadian Anak saksi melihat langsung karena ada
ditempat kejadian;
ep
- Bahwa Anak saksi melihat Anak memukul kepala Anak korban
k
si
korban muntah dan kejang-kejang;
- Bahwa sebelum Anak saksi melihat Anak memukul kepala Anak
ne
ng
korban, Anak saksi terlebih dahulu melihat Anak sedang diurut oleh
Anak saksi bernama Aldi Anggara yang sedang duduk di luar pagar
do
sekolah, tiba-tiba datang Anak korban dan berkata “Bodoh kamu
gu
lik
ub
ep
membenarkannya;
R
es
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
11
ep
- Bahwa saksi adalah teman satu sekolah dengan Anak dan Anak
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
korban;
a
- Bahwa telah terjadi perkelahian antara Anak dengan Anak korban
si
pada hari selasa tanggal 16 Oktober 2018 sekira pukul 09.30 Wib,
bertempat di belakang sekolah SMP Negeri 2 Pulau beringin
ne
ng
tepatnya diluar pagar sekolah yang beralamat di Desa Kemu
Kecamatan Pulau Beringin Kabupaten Oku Selatan;
- Bahwa saksi mengenal Anak dan Anak korban karena Anak dan
do
gu -
Anak korban adalah satu sekolah;
Bahwa saat itu Anak saksi sedang bermain volly dengan Anak saksi
bernama Sarmidi Bin Suharmi kemudian datang Sudarno dengan
In
A
mengatakan “kawan kito belago” (kawan kita berkelahi) dijawab
Anak saksi “siape yang belago?” (siapo yang berkelahi?) “Okta
ah
lik
Riandi belago” (Okta Riandi berkelahi);
- Bahwa selanjutnya Anak saksi langsung pergi ke tempat kejadian
dan sesampainya Anak saksi melihat Anak korban sudah
am
ub
tersungkur dengan posisi sujud dengan terlapak tangan gemetar;
- Bahwa setelah itu Anak saksi melihat Anak korban pingsan dan
ep
dibawak oleh para guru dan beberapa murid ke ruang kesehatan di
k
sekokah;
ah
si
korban sudah meninggal dunia;
Terhadap keterangan Anak saksi, Anak tidak keberatan dan
ne
ng
membenarkannya;
do
gu
korban;
- Bahwa telah terjadi perkelahian antara Anak dengan Anak korban
pada hari selasa tanggal 16 Oktober 2018 sekira pukul 09.30 Wib,
ah
lik
ub
- Bahwa saat itu Anak saksi sedang bermain volly dengan Anak saksi
bernama Rio Febriansyah Bin Saturi (Alm) kemudian datang
ah
on
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
12
ep
- Bahwa selanjutnya Anak saksi langsung pergi ke tempat kejadian
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
dan sesampainya Anak saksi melihat Anak korban sudah
a
tersungkur dengan posisi sujud dengan terlapak tangan gemetar;
si
- Bahwa setelah itu Anak saksi melihat Anak korban pingsan dan
dibawak oleh para guru dan beberapa murid ke ruang kesehatan di
ne
ng
sekokah;
- Bahwa keesokan harinya Anak saksi baru mengetahui bahwa Anak
korban sudah meninggal dunia;
do
gu Terhadap keterangan Anak saksi,
membenarkannya;
Anak tidak keberatan dan
In
A
6. ERIKAL SUBARKA BIN JUNAIDI, memberikan keterangan tidak dibawah
sumpah yang pada pokoknya sebagai berikut :
ah
lik
- Bahwa saksi adalah teman satu sekolah dengan Anak dan Anak
korban;
Bahwa telah terjadi perkelahian antara Anak dengan Anak korban
am
ub
pada hari selasa tanggal 16 Oktober 2018 sekira pukul 09.30 Wib,
bertempat di belakang sekolah SMP Negeri 2 Pulau beringin
ep
k
- Bahwa saksi mengenal Anak dan Anak korban karena Anak dan
R
si
Anak korban adalah satu sekolah;
- Bahwa perkelahian tersebut berawal ketika Anak Anak sedang dipijit
ne
ng
do
datanglah Anak korban Okta Riandi Bin Matsuri mendekati Anak
gu
Anak sambil berkata “Bange nian saling pijit leher, kalu bise tidur
benar dak usah saling urut, jadilah ditabok bae...” (Bodoh sekali
In
A
saling pijit leher, kalau bisa ditidurkan tidak usah saling urut, jadilah
ditampar saja...) setelah itu Anakkorban Okta Riandi Bin Matsuri
ah
lik
ub
- Bahsa merasa Anak dipukul oleh Anak korban lalu Anak berdiri dari
tempat duduknya dan berkata kepada Anak korban “Ngapo pukul
ka
es
sekali lalu Anak memegang hidung dan mengelap darah yang terus
on
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
13
ep
keluar dari hidung Anak dengan tangan sambil duduk bersama
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Anak saksi diatas sebuah kayu balok;
a
- Bahwa kemudian Anak saksi berdiri dari tempat duduk diatas kayu
si
balok tersebut, lalu Anak yang dari tadi masih terus mengusap
darah yang terus keluar dari hidung Anak dan mengelapkannya
ne
ng
pada kayu balok yang sedang diduduki Anak, seketika Anak
mengangkat kayu balok yang sedang diduduki tersebut dan
do
gu langsung memukulnya kearah kepala Anak korban sebanyak satu
kali, kemudian Anak korban jatuh tersungkur ke tanah lalu setelah
itu Anak memukul lagi kearah pinggang bagian belakang Anak
In
A
korban sebanyak satu kali sehingga Anak korban muntah dan
kejang-kejang setelah itu Anak melepaskan kayu balok dan lansung
ah
lik
pergi;
- Bahwa tidak lama setelah itu Anak korban ditolong oleh beberapa
guru dan murid-murid yang lain dan dibawak ke ruang kesehatan
am
ub
yang ada di sekolah, setelah tidak berapa lama Anak korban
didalam ruang kesehatan di sekolah selanjutnya Anak korban
ep
dipindah dan dibawak ke Puskesmas terdekat untuk dirawat lebih
k
lanjut;
ah
si
korban sudah meninggal dunia;
Terhadap keterangan Anak saksi, Anak tidak keberatan dan
ne
ng
membenarkannya;
do
gu
ub
Barang bukti mana telah disita sesuai dengan peraturan hukum yang
berlaku dan terhadap barang bukti tersebut telah dikenal para saksi dan Anak
ka
ep
es
on
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
14
ep
- Bahwa kejadian perkelahian antara Anak dengan Anak korban pada
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
hari selasa tanggal 16 Oktober 2018 sekira pukul 09.30 Wib,
a
bertempat di belakang sekolah SMP Negeri 2 Pulau beringin
si
tepatnya diluar pagar sekolah yang beralamat di Desa Kemu
Kecamatan Pulau Beringin Kabupaten Oku Selatan;
ne
ng
- Bahwa saat itu sedang jam istirahat sekolah;
- Bahwa Anak korban adalah teman satu sekolah dengan Anak;
- Bahwa kejadiannya berawal ketika Anak sedang dipijit lehernya
do
gu (saling pijit) oleh Anak saksi bernama Aldi Anggara ditempat yang
memang untuk bersantai dibelakang sekolah lalu tidak lama
kemudian datanglah Anak korban Okta Riandi Bin Matsuri
In
A
mendekati Anak dan berkata “Bange nian saling pijit leher, kalu
bise tidur benar dak usah saling urut, jadilah ditabok bae...” (Bodoh
ah
lik
sekali saling pijit leher, kalau bisa ditidurkan tidak usah saling urut,
jadilah ditampar saja...) mendengar Anak korban mengatakan hal
am
ub
itu, Anak hanya diam saja tidak menjawab apapun, setelah itu Anak
korban Okta Riandi Bin Matsuri berkata lagi “ jadilah dicekik saje”
(jadilah dicekik saja) namun Anak tetap diam dan tidak menjawab
ep
k
R
tiba-tiba saja Anak korban langsung memukul Anak dibagian
si
belakang leher kebawah/punggung;
- Bahwa setelah Anak korban berhasil memukul Anak, lalu Anak
ne
ng
do
gu
lik
ub
tempat duduk dan mendapati sebuah kayu balok lebih kurang satu
on
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
15
ep
meter lalu Anak bersama Anak saksi Anggita Miharja Bin Azwar
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
duduk diatasnya sembari mengelapkan darah darah yang keluar
a
dari hidung Anak pada kayu balok tersebut;
si
- Bahwa setelah Anak korban memukul mata dan hidung Anak, lalu
Anak korban masih berkata lagi dengan ancaman “kau jangan
ne
ng
melawan-melawan jingok rai kau tu sudah bedarah galo” (kau
jangan melawan-melawan lihatlah muka mu itu sudah berdarah
do
gu semua);
- Bahwa setelah Anak korban berkata-kata tersebut, Anak korban
duduk didepan Anak yang berjarak lebih kurang tiga meter dari
In
A
tempat duduk Anak dan Anak saksi Anggita Miharja kemudian tidak
berapa lama Anak saksi Anggita Miharja yang juga duduk disebelah
ah
Anak berdiri, melihat Anak saksi Anggita Miharja berdiri dari tempat
lik
duduk itu seketika itu juga Anak juga berdiri dari tempat duduknya
dan mengangkat kayu balok yang sedari tadi diduduki Anak dan
am
ub
Anak saksi Anggita Miharja lalu dengan kedua tangannya Anak
memukulkan kayu balok tersebut keatas kepala Anak korban
ep
sebanyak satu kali sehingga Anak korban langsung tersungkur
k
si
kayu balok tersebut dan langsug lari meninggalkan tempat kejadian;
ne
ng
do
gu
lik
dan lengkap dimuat dalam berita acara sidang, dan untuk mempersingkat
uraian putusan ini semua harus dianggap telah termuat dan menjadi satu
m
ub
ep
Anak, Visum et Repertum serta adanya barang bukti yang telah diajukan di
muka persidangan maka Hakim setelah mempertimbangkan dalam hubungan
ah
on
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
16
ep
- Bahwa kejadian perkelahian antara Anak dengan Anak korban pada
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
hari selasa tanggal 16 Oktober 2018 sekira pukul 09.30 Wib,
a
bertempat di belakang sekolah SMP Negeri 2 Pulau beringin
si
tepatnya diluar pagar sekolah yang beralamat di Desa Kemu
Kecamatan Pulau Beringin Kabupaten Oku Selatan;
ne
ng
- Bahwa antara Anak dan Anak korban adalah berteman satu
sekokah;
- Bahwa saat kejadian Anak belum genap berusia 15 (lima belas)
do
gu -
Tahun;
Bahwa kejadiannya berawal ketika Anak sedang dipijit lehernya
(saling pijit) oleh Anak saksi bernama Aldi Anggara ditempat yang
In
A
memang untuk bersantai dibelakang sekolah lalu tidak lama
kemudian datanglah Anak korban Okta Riandi Bin Matsuri
ah
lik
mendekati Anak dan berkata “Bange nian saling pijit leher, kalu
bise tidur benar dak usah saling urut, jadilah ditabok bae...” (Bodoh
am
ub
sekali saling pijit leher, kalau bisa ditidurkan tidak usah saling urut,
jadilah ditampar saja...) mendengar Anak korban mengatakan hal
itu, Anak hanya diam saja tidak menjawab apapun, setelah itu Anak
ep
k
korban Okta Riandi Bin Matsuri berkata lagi “ jadilah dicekik saje”
ah
(jadilah dicekik saja) namun Anak tetap diam dan tidak menjawab
R
si
sepatah katapun atas apa yang dikatakan Anak korban,
- Bahwa saat itu ternyata Anak korban sembari mendekati Anak dan
ne
ng
do
gu
lik
ub
- Bahwa karena darah yang terus keluar dari hidung Anak hingga
membasahi seragam sekolah yang sedang Anak pakai saat itu
ah
es
tempat duduk dan mendapati sebuah kayu balok lebih kurang satu
ng
meter lalu Anak bersama Anak saksi Anggita Miharja Bin Azwar
on
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
17
ep
duduk diatasnya sembari Anak mengelapkan darah darah yang
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
keluar dari hidung Anak pada kayu balok tersebut;
a
- Bahwa setelah Anak korban memukul mata dan hidung Anak, lalu
si
Anak korban masih berkata lagi dengan ancaman “kau jangan
melawan-melawan jingok rai kau tu sudah bedarah galo” (kau
ne
ng
jangan melawan-melawan lihatlah muka mu itu sudah berdarah
semua);
- Bahwa setelah Anak korban berkata-kata dengan ancaman
do
gu tersebut, Anak korban duduk didepan Anak yang berjarak lebih
kurang tiga meter dari tempat duduk Anak dan Anak saksi Anggita
In
A
Miharja kemudian tidak berapa lama Anak saksi Anggita Miharja
yang juga duduk disebelah Anak berdiri, melihat Anak saksi Anggita
ah
Miharja berdiri dari tempat duduk itu seketika itu juga Anak juga
lik
berdiri dari tempat duduknya dan mengangkat kayu balok yang
sedari tadi diduduki Anak dan Anak saksi Anggita Miharja lalu
am
ub
dengan kedua tangannya Anak memukulkan kayu balok tersebut
keatas kepala Anak korban sebanyak satu kali sehingga Anak
ep
korban langsung tersungkur kemudian Anak memukul lagi pinggang
k
bagian belakang Anak korban sebanyak satu kali, setelah itu Anak
ah
si
meninggalkan tempat kejadian;
- Bahwa tidak lama setelah itu Anak korban ditolong oleh beberapa
ne
ng
do
didalam ruang kesehatan di sekolah selanjutnya Anak korban
gu
lik
ub
ep
berbentuk alternatif maka secara hukum Hakim dapat langsung memilih salah
ng
satu dakwaan Penuntut Umum, yang menurut Hakim lebih tepat diterapkan
on
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
18
ep
terhadap perbuatan yang dilakukan Anak dengan mendasarkan pada alat-alat
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
bukti berupa keterangan para saksi dan keterangan Anak serta barang bukti
a
yang diajukan di persidangan yang bersesuaian satu dengan yang lainnya ;
si
Menimbang, bahwa dengan memperhatikan surat Dakwaan Penuntut
Umum dihubungkan dengan fakta-fakta hukum yang terungkap pada
ne
ng
pemeriksaan dipersidangan maka menurut hemat Hakim dalam perkara ini
lebih tepat diterapkan Dakwaan Kedua yaitu melanggar Pasal 80 Ayat (3) Jo
do
gu Pasal 76C Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas
Undang-undang No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, yang unsur-
unsurnya sebagai berikut :
In
A
1. Setiap Orang;
2. Melakukan Kekerasan Terhadap Anak;
ah
lik
3. Yang Menyebabkan Mati;
am
ub
Ad.1. Setiap Orang
Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan unsur “setiap orang” dalam
KUHP hanyalah ditujukan terhadap orang perseorangan (natuurlijkpersoon)
ep
k
sebagai subjek hukum, pendukung hak dan kewajiban, yang telah diajukan
ah
si
Penuntut Umum karena didakwa telah melakukan suatu tindak pidana dan
dituntut untuk dapat mempertanggung jawabkan menurut hukum atas segala
ne
ng
do
oleh Penuntut Umum kedepan persidangan sebagai Anak Berhadapan
gu
dengan Hukum (ABH) dalam perkara ini adalah Anak, dimana berdasarkan
keterangan para saksi dan keterangan Anak sendiri ternyata Anak telah
In
A
lik
ub
es
kekerasan, namun dalam pasal 89 KUHP (R. Soesilo, 1984 : 84) disebutkan
on
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
19
ep
bahwa yang disamakan dengan melakukan kekerasan itu, membuat orang
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
menjadi pingsan atau tidak berdaya lagi (lemah);
a
Menimbang, bahwa pada penjelasan Pasal 89 KUHP (R. Soesilo,
si
1984 : 84) dijelaskan bahwa, melakukan kekerasan artinya mempergunakan
tenaga atau kekuatan jasmani tidak kecil secara tidak sah, misalnya memukul
ne
ng
dengan tangan atau dengan segala macam senjata, menyepak, menendang
dan lain-lain;
do
gu Menimbang, bahwa berdasarkan fakta yang terungkap di persidangan
bahwa Anak Anak dengan sengaja mengambil kayu balok dengan
menggunakan kedua tangannya yang sebelumnya kayu balok tersebut
In
A
dijadikan tempat duduk oleh Anak lalu memukulkan kayu balok tersebut
kearah kepala bagian atas Anak korban sebanyak satu kali, lalu setelah Anak
ah
lik
korban tersungkur kedepan, Anak memukul lagi kearah pinggang bagian
belakang Anak korban sebanyak satu kali, dengan demikian unsur ini telah
am
ub
pula terpenuhi;
bahwa Anak Anak memukul bagian atas kepala dan bagian pinggang
R
si
belakang Anak korban dengan kayu balok sebanyak satu kali sehingga Anak
korban tersungkur kemudian muntah-muntah dan kejang-kejang lalu Anak
ne
ng
do
Menimbang, bahwa berdasarkan Visum et Repertum Nomor
gu
Oktober 2018 pukul 10.30 WIB Anak korban sudah dalam keadaan meninggal
dunia, berdasarkan pertimbangan diatas unsur ini telah terpenuhi;
ah
lik
ub
es
pertanggung jawaban pidana disebutkan bahwa tidak dipidana jika tidak ada
M
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
20
ep
-asas Hukum Pidana” pada halaman 154 sampai dengan 155 bahwa
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
hubungan antara perbuatan pidana dengan kesalahan dinyatakan dengan
a
hubungan antara sifat melawan hukumnya perbuatan (wederrehtelijkheid dan
si
schuld)...bahwa schuld tidak dapat dimengerti tanpa adanya
wederrehtelijkheid, tapi sebaliknya wederrehtelijkheid mungkin ada tanpa
ne
ng
adanya kesalahan...orang tidak mungkin dipertanggung jawabkan (dijatuhi
pidana) kalau dia tidak melakukan perbuatan pidana. Tapi meskipun
do
gu melakukan perbuatan pidana, tidak selalu dapat dipidana. Selanjutnya
Prof.Mulyatno, SH pada halaman 161 menyatakan bahwa “...untuk adanya
kesalahan, hubungan antara keadaan bathin dengan perbuatannya (atau
In
A
dengan suatu keadaan yang menyertai perbuatan)...harus berupa
kesengajaan (dolus) atau kealpaan (culpa), kemudian pada akhir
ah
lik
pembahasannya (halaman 164) Prof. Mulyatno, SH menyimpulkan “...bahwa
untuk adanya kesalahan harus :
am
ub
- Melakukan perbuatan pidana (sifat melawan hukum);
- Diatas umur tertentu mampu bertanggung jawab;
- Mempunyai suatu bentuk kesalahan yang berupa kesengajaan atau
ep
k
kealpaan;
ah
si
Menimbang, bahwa dalam doktrin hukum pidana telah diterima
pengertian umum bahwa tindak pidana adalah perbuatan yang memenuhi
ne
ng
rumussan delik dan bersifat melawan hukum. Hal ini mengandung pengertian
bahwa suatu perbuatan barulah dapat dikatakan sebagai tindak pidana
do
apabila perbuatan itu disamping memenuhi rumusan tindak pidana, juga
gu
lik
ub
suatu perbuatan telah mencocoki semua unsur yang termuat dalam rumusan
ep
tindak pidana, perbuatan tersebut adalah tindak pidana. Jika ada alasan-
alasan pembenar, maka alasan-alasan tersebut harus juga disebutkan secara
ah
es
memenuhi rumusan dari tindak pidana, harus pula benar-benar dirasakan oleh
ng
masyarakat sebagai perbuatan yang tidak patut atau tercela sehingga diakui
on
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
21
ep
pula adanya alasan pembenar selain yang ditentukan oleh Undang-undang
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
(Komariah Emong Sapardjaja, Ajaran Melawan Hukum Materiel dalam
a
Hukum Pidana Indonesia : Study kasus tentang penerapan dan
si
perkembangannya dalam Yurisprudensi, Alumni, Bandung, 2002. hlm.24-25) ;
Menimbang, bahwa menurut doktrin hukum pidana, alasan pembenar
ne
ng
adalah alasan yang menghapuskan sifat melawan hukum perbuatan,
sehingga apa yang dilakukan oleh Terdakwa menjadi perbuatan yang patut
do
gu dan benar. Dalam KUHP alasan pembenar ini ditentukan dalam Pasal 49 ayat
(1) mengenai pembelaan terpaksa (noodweer), Pasal 50 mengenai
melaksanakan ketentuan Undang-undang, Pasal 51 ayat (1) tentang
In
A
melaksanakan perintah dari atasan;
Disamping itu dalam KUHP diatur pula ketentuan tentang alasan
ah
lik
pemaaf, yaitu alasan yang menghapuskan kesalahan Terdakwa. Perbuatan
yang dilakukan oleh terdakwa tetap bersifat melawan hukum jadi tetap
am
ub
merupakan perbuatan pidana, tetapi pelakunya tidak dapat dipidana, karena
tidak ada kesalahan pada dirinya. Hal ini diatur KUHP dalam Pasal 49 ayat (2)
tentang pembelaan yang melampaui batas (noodweer axces), Pasal 51 ayat
ep
k
(2) tenteng menjalankan perintah jabatan yang tanpa wewenang dengan itikad
ah
si
hlm.137-138);
Menimbang, bahwa di persidangan, Anak melalui Penasehat
ne
ng
do
Menimbang, bahwa sekilas apa yang dikatakan oleh Penasehat Hukum
gu
Anak tersebut apabila dilihat dari sudut pandang hukum pidana merupakan
hal yang kontradiktif, karena tidaklah mungkin seorang dianggap melakukan
In
A
lik
ub
es
on
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
22
ep
dan kesalahannya secara sah menurut cara yang diatur dalam ketentuan
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Perundang-undangan;
a
Menimbang, bahwa sesuai dengan prinsip hukum acara pidana bahwa
si
Hakim berkewajiban mencari kebenaran materiel dalam suatu perkara pidana,
oleh karena itulah Hakim secara ex-officio akan menilai dan
ne
ng
mempertimbangkan, apakah terdapat hal yang dapat dijadikan dasar tentang
adanya alasan pemaaf bagi Anak dalam melakukan perbuatan tersebut,
do
gu dengan kata lain apakah perbuatan Anak tersebut dapat dianggap sebagai
pembelaan diri terpaksa yang melampaui batas yang dilakukan oleh Anak
(noodweer axces) sebagaimana ditentukan dalam Pasal 49 ayat (2) KUHP;
In
A
Menimbang, bahwa perlu difahami perbuatan pembelaan terpaksa
melampaui batas ini pada dasarnya merupakan tindakan menghakimi sendiri
ah
lik
(daad van eigenrichting) terhadap adanya perbuatan atau serangan orang
lain, akan tetapi perbuatan tersebut menjadi diperkenankan oleh hukum
am
ub
(rechtmatig). Hal ini dilandasi dasar filosofis dimana Negara melalui organ
pemerintahan dalam hal ini kepolisian yang berfungsi melindungi dan
mengayomi masyarakat sudah pasti tidak dapat untuk setiap waktu dan setiap
ep
k
tempat mampu malaksanakan fungsi tersebut, oleh karena itu dalam hal
ah
si
melakukan perbuatan pembelaan terpaksa (noodweer) dan pembelaan
terpaksa melampaui batas (noodweer axces) untuk melindungi kepentingan
ne
ng
do
Menimbang, bahwa pada prinsipnya rumusan Pasal 49 ayat (1) KUHP
gu
lik
yang ditujukan pada fisik atau badan atas dirinya sendiri atau orang lain;
- Untuk membela kehormatan kesusilaan;
- Untuk membela harta benda sendiri atau orang lain;
m
ub
Namun yang membedakan pada Pasal 49 ayat (2) KUHP terdapat rumusan
ka
sebagai berikut :
ep
es
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
23
ep
keperluan itu telah dilampaui yaitu baik apabila cara-cara yang telah
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
dipergunakan untuk melakukan pembelaan itu telah dilakukan secara
a
berlebihan;
si
Bahwa batas-batas dari suatu pembelaan itu telah dilampaui yaitu apabila
setelah pembelaan yang sebenarnya itu telah selesai, orang masih tetap
ne
ng
menyerang si penyerang, walaupun serangan dari si penyerang itu sendiri
sebebarnya telah berakhir. Perbuatan memukul penyerang, walaupun
do
gu perbuatan tersebut tidak dapat lagi disebut sebagai suatu pembelaan,
sesuai dengan ketentuan pidana, tidak membuat pelakunya menjadi dapat
dihukum;
In
A
- Disebabkan oleh kegoncangan jiwa yang hebat karena serangan atau
ah
lik
ancaman serangan itu;
Bahwa pembentuk Undang-undang tidak menjelaskan secara rinci
am
ub
mengenai arti “kegoncangan jiwa yang hebat” namun secara gramatikal
makna ”kegoncangan jiwa yang hebat” ialah suatu keadaan bathin atau
jiwa seseorang yang tidak tetap dalam artian menimbulkan suatu
ep
k
si
sangat (dahsyat) yang berakibat terganggunya keadaan jiwa atau bathin
seseorang.
ne
ng
do
1. Adanya serangan seketika atau langsung yang melawan hukum;
gu
lik
perkara ini berawal ketika Anak sedang dipijit lehernya (saling pijit) oleh Anak
saksi bernama Aldi Anggara ditempat yang memang untuk bersantai
dibelakang sekolah, lalu tidak lama kemudian datanglah Anak korban Okta
m
ub
Riandi Bin Matsuri mendekati Anak dan berkata “Bange nian saling pijit leher,
ka
kalu bise tidur benar dak usah saling urut, jadilah ditabok bae...” (Bodoh
ep
sekali saling pijit leher, kalau bisa ditidurkan tidak usah saling urut, jadilah
ditampar saja...) mendengar Anak korban mengatakan hal itu, Anak hanya
ah
diam saja tidak menjawab apapun, setelah itu Anak korban Okta Riandi Bin
R
es
Matsuri berkata lagi “ jadilah dicekik saje” (jadilah dicekik saja) namun si Anak
M
tetap diam dan tidak menjawab sepatah katapun atas apa yang dikatakan
ng
Anak korban,
on
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
24
ep
Menimbang, bahwa setelah Anak korban berkata-kata seperti itu Anak
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
korban sembari mendekati Anak dan tiba-tiba saja Anak korban langsung
a
memukul Anak dibagian belakang leher kebawah/ punggung Anak;
si
Menimbang, bahwa setelah Anak korban berhasil memukul Anak, lalu
Anak berdiri membalikkan badan dengan sedikit mendorong dan berkata
ne
ng
kepada Anak korban “kenapa memukul saya?’ dijawab oleh Anak korban
“kenapa, kamu tidak senang? Kalau tidak senang kita berkelahi” setelah Anak
do
gu korban berkata seperti itu Anak korban langsung meremas kedua tangan Anak
dengan kuat dan seketika itu juga Anak korban melepaskan salah satu
tangannya dan langsung memukul kembali mata sebelah kanan Anak yang
In
A
juga mengenai hidung Anak sehingga hidung Anak mengeluarkan darah;
Menimbang, bahwa kedua tangan Anak yang diremas dengan sangat
ah
lik
kuat oleh kedua tangan Anak korban tidak dapat dilepaskan dan tidak sempat
ditarik untuk dilepas oleh Anak sehingga saat itu juga Anak korban langsung
am
ub
memukul mata kanan yang juga mengenai hidung Anak sehingga
mengeluarkan banyak darah, Hakim berpendapat telah terbukti adanya
serangan seketika atau langsung yang melawan hukum yang dilakukan Anak
ep
k
korban;
ah
si
Ad.2. Pembelaannya saat itu juga dan Pembelaan itu melampaui batas;
Menimbang, bahwa sesuai dengan fakta yang terungkap
ne
ng
do
mengeluarkan darah, telah ternyata darah segar terus keluar dari lobang
gu
sekolah yang sedang Anak pakai, sehingga saat itu juga Anak langsung
pusing, gemetar, pandangan gelap dan tubuhnya lemas hingga akhirnya Anak
ah
lik
ub
darah darah yang masih terus keluar dari hidung Anak pada kayu balok
ka
tersebut;
ep
es
semua);
ng
on
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
25
ep
Menimbang, bahwa Anak yang sudah dalam keadaan pusing, gemetar,
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
pandangan gelap dan tubuhnya lemas dikarenakan darah yang terus keluar
a
dari hidung Anak sudah tidak menghiraukan lagi ancaman Anak korban
si
tersebut, selanjutnya Anak korban duduk didepan Anak yang berjarak lebih
kurang tiga meter dari tempat duduk Anak dan Anak saksi Anggita Miharja
ne
ng
kemudian selang berapa lama Anak saksi Anggita Miharja yang juga duduk
disebelah Anak berdiri, melihat Anak saksi Anggita Miharja berdiri dari tempat
do
gu duduk itu seketika itu juga Anak juga berdiri dari tempat duduknya dan
langsung mengambil kayu balok yang sedari tadi diduduki oleh Anak dan Anak
saksi Anggita Miharja lalu dengan kedua tangannya Anak memukulkan kayu
In
A
balok tersebut keatas kepala Anak korban sebanyak satu kali sehingga Anak
korban langsung tersungkur kemudian Anak memukul lagi pinggang bagian
ah
lik
belakang Anak korban sebanyak satu kali, setelah itu Anak langsung
melepaskan kayu balok tersebut dan langsug lari meninggalkan tempat
am
ub
kejadian;
Menimbang, bahwa sebagaimana diketahui bahwa pelaku dalam
perkara ini bukanlah orang dewasa melainkan seorang anak yang saat
ep
k
kejadian masih berusia belum genap 15 (lima belas) tahun yang menurut
ah
si
Anak, bahwa batas usia anak-anak adalah 18 (delapan belas) tahun, dengan
demikian usia Anak yang belum dewasa atau tergolong anak-anak tentu tidak
ne
ng
memiliki kejiwaan atau tingkat emosional layaknya orang dewasa yang sudah
stabil yang dapat mengendalikan emosi dan perasaan serta lebih tahan
do
terhadap tekanan, rasa takut dan lain sebagainya, dengan demikian kondisi
gu
Anak saat kejadian sebagaimana yang telah diuraikan diatas adalah dalam
keadaan kegoncangan jiwa yang hebat (dahsyat) atas serangan yang ia Anak
In
A
lik
beberapa saat diatas kayu balok sebelum akhirnya kayu balok yang diduduki
Anak tersebut diambil dan dipukulkan ke atas kepala Anak korban, Hakim
berpendapat durasi waktu tersebut masih dalam koridor perbuatan pembelaan
m
ub
saat itu juga mengingat keadaan Anak saat itu seperti yang telah
ka
serangan dengan cara dipukul menggunakan tangan oleh Anak korban yang
mengenai mata kanan dan juga hidung Anak namun Anak tidak membalas
ah
es
menggunakan kayu balok yang sebelumnya kayu balok tersebut diduduki oleh
M
on
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
26
ep
Menimbang, bahwa berdasarkan keadaan yang demikian, perbuatan
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
yang dilakukan Anak telah memenuhi “pembelaan saat itu juga dan
a
pembelaan itu melampaui batas”
si
Menimbang, bahwa dari uraian pertimbangan diatas, Hakim
berpendapat fakta adanya Alasan Pemaaf atas perbuatan Anak sebagaimana
ne
ng
ditentukan dalam Pasal 49 ayat (2) KUHP;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, maka
do
gu Hakim berpendapat sekalipun perbuatan Anak tetap bersifat melawan hukum
atau tetap merupakan perbuatan pidana, akan tetapi oleh karena terbukti
adanya pembelaan terpaksa yang melampaui batas (noodweer axces) pada
In
A
diri Anak maka oleh karena alasan pemaaf menghapuskan kesalahan Anak
sehingga Anak tidak dapat dipidana;
ah
lik
Menimbang, bahwa setelah Penuntut Umum membacakan tuntutannya,
Hakim menanyakan kepada orangtua Anak terhadap tuntutan yang dibacakan
am
ub
dan apa yang ingin disampaikan orangtua Anak, lalu orangtua Anak
menyampaikan bahwa sebelum Anak disidangkan, antara orangtua Anak dan
keluarga Anak korban telah ada perdamaian yang dituangkan dalam Surat
ep
k
si
perdamaian sejumlah Rp. 35.000.000,- (tiga puluh lima juta rupiah) dan uang
tersebut sudah orangtua Anak berikan kepada keluarga Anak korban;
ne
ng
do
Wilayah Sumatera Selatan Balai Pemasyarakatan Kelas II Lahat yang dibuat
gu
lik
masa depanya masih panjang untuk dapat merubah sikap, prilaku dan
pergaulannya untuk menjadi pribadi yang lebih baik;
Klien Anak mengakui perbuatannya dan klien Anak sangat menyesalinya
m
ub
pengawasan, bimbingan, dorongan kearah yang fositif agar klien Anak kelak
ah
hukum;
es
ng
ketentuan Pasal 97 ayat (1) KUHAP Jo. Pasal 14 ayat (1) Peraturan
on
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
27
ep
Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan KUHAP, dipulihkan
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
hak-haknya dalam kemampuan, kedudukan dan harkat serta martabatnya;
a
Menimbang, bahwa oleh karena selama pemeriksaan dalam perkara ini
si
Anak telah ditahan sedangkan Anak dinyatakan lepas dari segala tuntutan
hukum maka sesuai ketentuan Pasal 191 ayat (3) KUHAP kepada Anak
ne
ng
haruslah dibebaskan dari tahanan segera setelah Putusan ini diucapkan;
Menimbang, bahwa terhadap barang bukti beriupa :
do
gu - 1 (satu) buah kayu balok dengan panjang kurang lebih 1 (satu) meter;
Oleh karena merupakan alat yang dipergunakan oleh Anak dalam
melakukan perbuatannya maka terhadap barang bukti tersebut
In
A
haruslah dirampas untuk dimusnahkan;
- 1 (satu) helai baju berbahan kaos lengan panjang berwarna hijau
ah
lik
muda, terdapat lis berwarna hitam dibagian kedua lengan dan terdapat
gambar di bagian dada sebelah kiri
am
ub
- 1 (satu) helai baju berbahan kaos lengan panjang berwarna hijau
- 1 (satu) helai celana panjang sekolah berwarna biru.
Adalah milik dari Anak korban maka barang bukti tersebut dikembalikan
ep
k
si
Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 222 ayat (1) KUHAP,
oleh karena Anak dilepaskan maka biaya perkara dibebankan kepada Negara;
ne
ng
do
Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 23
gu
lik
MENGADILI:
ub
ka
tindak pidana yang didakwakan kepadanya, akan tetapi tidak dapat dijatuhi
pidana karena didasarkan pada bela paksa yang melampaui batas
ah
(Noodweer Akses);
es
2. Melepaskan Anak tersebut oleh karena itu dari segala Tuntutan Hukum;
M
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
28
ep
4. Memerintahkan agar Anak dikeluarkan dari Lembaga Penempatan Anak
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Sementara (LPAS) segera setelah Putusan ini diucapkan;
a
5. Memerintahkan agar terhadap barang bukti berupa :
si
- 1 (satu) buah kayu balok dengan panjang kurang lebih 1 (satu) meter.
Dirampas untuk dimusnahkan
ne
ng
- 1 (satu) helai baju berbahan kaos lengan panjang berwarna hijau
muda, terdapat lis berwarna hitam dibagian kedua lengan dan terdapat
do
gu gambar di bagian dada sebelah kiri
- 1 (satu) helai baju berbahan kaos lengan panjang berwarna hijau
In
- 1 (satu) helai celana panjang sekolah berwarna biru.
A
Dikembalikan kepada saksi Hairil Masrul Bin Matsuri
6. Membebankan biaya perkara ini kepada Negara sejumlah : NIHIL
ah
lik
Demikian diputuskan pada hari RABU tanggal 21 NOVEMBER 2018
am
ub
oleh FERRI IRAWAN, S.H.,M.H. Hakim Anak pada Pengadilan Negeri
Baturaja, Putusan mana diucapkan pada hari itu juga dalam sidang yang
ep
terbuka untuk umum oleh Hakim Anak tersebut dengan dibantu oleh
k
dihadiri oleh DESI ARYANI, S.H. Penuntut Umum Anak pada Kejaksaan
R
si
Negeri Ogan Komering Ulu Selatan, di-Muaradua, dihadapan Anak,
Penasehat Hukum Anak serta Orangtua Anak;
ne
ng
do
gu
lik
m
ub
ka
ep
ah
es
M
ng
on
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28