Anda di halaman 1dari 28

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
PUTUSAN

a
Nomor : 50/Pid.Sus-Anak/2018/PN.Bta

si
ne
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

ng

do
gu

In
A
Nama Lengkap : Anak
Tempat Lahir : Kemu.
Umur / Tanggal Lahir : 14 Tahun / 24 November 2003
ah

lik
Jenis Kelamin : Laki-laki.
Kebangsaan : Indonesia.
Tempat Tinggal : Dusun IV Desa Kemu Ulu Kecamatan Pulau
am

ub
Beringin Kabupaten Ogan Komering Ulu
Selatan
Ag ama : Islam.
ep
Pekerjaan : Pelajar
k

Pendidikan : SMP (masih menjalani)


Pengadilan Negeri Baturaja yang memeriksa dan mengadili perkara
ah

pidana Anak pada tingkat pertama, dengan acara pemeriksaan biasa, telah
R

si
menjatuhkan Putusan seperti terurai di bawah ini, dalam perkara Anak :

ne
ng

Anak dalam perkara ini ditahan berdasarkan surat perintah/penetapan :

do
gu

1. Penyidik sejak tanggal 17 Oktober 2018 sampai dengan tanggal 23


Oktober 2018;
In
2. Penyidik perpanjangan oleh Penuntut Umum sejak tanggal 24 Oktober
A

2018 sampai dengan tanggal 31 Oktober 2018;


3. Penuntut Umum sejak tanggal 31 Oktober 2018 sampai dengan
ah

lik

tanggal 04 November 2018;


4. Hakim Pengadilan Negeri Baturaja tanggal sejak 01 November 2018
m

ub

sampai dengan tanggal 10 November 2018;


5. Ketua Pengadilan Negeri Baturaja sejak tanggal 11 November 2018
ka

sampai dengan tanggal 25 November 2018;


ep
ah

Menimbang, bahwa terhadap perkara a quo tidak dilakukan diversi


R

antara Anak dengan keluarga Anak korban karena perkara a quo tidak
es

memenuhi ketentuan-ketentuan tentang Diversi sebagaimana diatur dalam


M

ng

Undang-undang Nomor : 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
2

ep
Anak dan Peraturan Mahkamah Agung Nomor : 04 Tahun 2014 tentang
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Pedoman Pelaksanaan Diversi Dalam Sistem Peradilan Pidana Anak.

a
Menimbang, bahwa oleh karena perkara a quo tidak dilakukan diversi

si
antara Anak dengan keluarga Anak korban, maka perkara a quo dilanjutkan
pada proses persidangan.

ne
ng
Anak didampingi oleh orangtua dan Petugas Pembimbing
Kemasyarakatan pada Balai Pemasyarakatan (Bapas) Klas II Lahat, serta

do
gu telah ditunjuk Penasehat Hukum yaitu
penunjukannya berdasarkan Penetapan No. 50/Pen.Pid/2018/PN Bta;
Sdr. Joni Antoni, SH yang

In
A
Pengadilan Negeri tersebut;
Setelah membaca berkas perkara dan surat-surat yang berhubungan
ah

lik
dengan perkara ini;
Setelah mendengar dan memperhatikan laporan hasil Penelitian
am

ub
Kemasyarakatan atas nama Anak Anak tertanggal 30 Oktober 2018;

Setelah mendengar keterangan saksi-saksi dan Anak;


ep
Setelah memperhatikan barang bukti dan segala sesuatu yang terjadi di
k

persidangan;
ah

Setelah mendengar pembacaan Tuntutan Pidana dari Jaksa Penuntut


R

si
Umum, yang pada pokoknya memohon kepada Hakim Pengadilan Negeri
Baturaja yang memeriksa dan mengadili perkara ini agar memutuskan :

ne
ng

1. Menyatakan Anak yang Berkonflik Dengan Hukum ANAK secara sah


dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana melakukan kekerasan

do
gu

terhadap anak yang menyebabkan mati sebagaimana dalam dakwaan


Kedua Penuntut Umum yang diatur dan diancam pidana dalam Pasal 80
In
Ayat (3) Jo Pasal 76C UU Nomor 35 Tahun 2014 Tentang perubahan atas
A

UU No.23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.


2. Menjatuhkan pidana terhadap Anak yang Berkonflik Dengan Hukum
ah

lik

ANAK dengan pidana penjara selama 2 (dua) Tahun dikurangi selama


Anak Yang Berkonflik Dengan Hukum berada dalam tahanan sementara
m

ub

dengan perintah Anak yang Berkonflik Dengan Hukum tetap ditahan dan
denda Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah) subsidiair 6 (enam) bulan
ka

penjara.
ep

3. Menyatakan barang bukti berupa :


ah

- 1 (satu) buah kayu balok dengan panjang kurang lebih 1 (satu) meter.
R

Dirampas untuk dimusnahkan


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
3

ep
- 1 (satu) helai baju berbahan kaos lengan panjang berwarna hijau
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
muda, terdapat lis berwarna hitam dibagian kedua lengan dan terdapat

a
gambar di bagian dada sebelah kiri

si
- 1 (satu) helai baju berbahan kaos lengan panjang berwarna hijau
- 1 (satu) helai celana panjang sekolah berwarna biru.

ne
ng
Dikembalikan kepada saksi HAIRIL MASRUL Bin MATSURI
4. Menetapkan Anak yang Berkonflik Dengan Hukum supaya membayar

do
gu biaya perkara sebesar Rp. 2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah)

In
Setelah mendengar dan memperhatikan pembelaan/ permohonan Anak
A
yang disampaikan oleh Penasehat Hukum Anak secara lisan di persidangan
yang pada pokoknya memohon kepada Hakim agar dapat menjatuhkan
ah

lik
hukuman yang seringan-ringannya atas diri Anak karena Anak melakukan
pembelaan diri;
am

ub
Menimbang, bahwa atas pembelaan/permohonan dari Anak tersebut,
Penuntut Umum menyatakan tetap pada Tuntutannya;
Menimbang, bahwa Anak dalam perkara ini telah didakwa oleh
ep
k

Penuntut Umum melakukan tindak pidana sebagai berikut :


ah

DAKWAAN
R

si
PERTAMA

---------- Bahwa Anak yang berkonflik dengan hukum Anak pada hari Selasa

ne
ng

Tanggal 16 Oktober 2018 sekira Pukul 09.30 Wib atau setidak-tidaknya pada
waktu lain pada bulan Oktober di tahun 2018, bertempat di belakang sekolah

do
gu

SMP Negeri 2 Pulau beringin tepatnya diluar pagar sekolah yang beralamat di
Desa Kemu Kecamatan Pulau Beringin Kabupaten Oku Selatan atau setidak-
tidaknya pada tempat lain yang masih termasuk dalam daerah Hukum
In
A

Pengadilan Negeri Baturaja yang berwenang memeriksa dan mengadili,


Setiap orang dilarang menempatkan,membiarkan,melakukan,menyuruh
ah

lik

melakukan,atau turut serta melakukan kekerasan terhadap anak yang


mengakibatkan luka berat, Perbuatan tersebut dilakukan Anak yang berkonflik
m

ub

dengan hukum dengan cara sebagai berikut : -------------------------------------------

Bermula pada hari Selasa tanggal 16 Oktober 2018 sekira pukul 09.30 Wib
ka

ep

waktu jam istirahat sekolah lalu anak Anak, Aldi Anggara, anak saksi Anggita
Miharja, Anil Ramadan dan Ari Wiranda dan teman-teman anak saksi yang
ah

lain berkumpul di dekat pagar belakang sekolahan, anak Anak pada saat itu
R

sedang dipijit lehernya oleh Aldi Anggara tidak lama kemudian datang anak
es
M

korban Okta Riandi Bin Masuri mendekati anak Anak sambil berkata “ ay amu
ng

kemasuk nian, dide nak dipijit, dicekik saja ( aii kalau bisa tertidur benar,tidak
on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
4

ep
usah di pijit,dicekik saja)“ lalu saudara Okta Riandi Bin Masuri berkata lagi “
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
jadilah dipukul saje (pukul saja) “ dan langsung memukul bagian bawah leher

a
bagian belakang anak Anak dari belakang, kemudian Anak berbalik badan dan

si
berkata “ kenapa mukul “ kemudian langsung mendorong badan Anak Korban
sampai mundur kebelakang kemudian anak dengan anak korban saling

ne
ng
dorong, setelah itu Anak Korban berkata “ kenapa kamu tidak senang, kalo
tidak senang kita berkelahi” lalu Anak Korban langsung memukul mata

do
gu sebelah kanan anak Anak hingga hidungnya mengeluarkan darah, melihat hal
itu anak Aidil Sukmajaya memegangi hidungnya dan mengelap hidung dengan
tangan sambil duduk bersama anak saksi Anggita Miharja diatas kayu balok

In
A
yang berukuran panjang kurang lebih 1 meter, melihat kayu balok yang
didudukinya tersebut kemudian anak Aidil Sukmajaya mengusir anak saksi
ah

lik
Anggita Miharja setelah itu anak Aidil Sukmajaya langsung mengambil kayu
tersebut menggunakan kedua tangan lalu anak Aidil Sukmajaya mengangkat
am

ub
kayu balok dan langsung memukul dengan keras ke kepala bagian atas anak
korban dari arah samping kiri sebanyak satu kali, lalu anak korban langsung
tersungkur kedepan sambil memegangi kepalanya, setelah itu anak Aidil
ep
k

Sukmajaya memukul lagi kearah pinggang bagian belakang anak korban


ah

sebanyak satu kali setelah itu anak Adil Sukmajaya melepaskan kayu balok
R

si
dan langsung pergi lalu anak korban muntah dan kejang-kejang tidak lama
kemudian datang para guru dan langsung membawa anak korban ke

ne
ng

Puskesmas Pembantu Kemu .---------------------------------------------------------------

Bahwa akibat perbuatan anak yang berkonflik dengan hukum telah

do
gu

melakukan kekerasan menyebabkan OKTA RIANDI BIN MASURI luka berat


akibat kekerasan benda tumpul bedasarkan Visum Et Repertum dari UPTD
Puskesmas Pulau Beringin Nomor Ver/881/PKM.PB/2018 Tanggal 24 Oktober
In
A

2018.-----------------------------------------------------------------------------------
ah

-----Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam dalam Primair


lik

Pasal 80 Ayat (2) Jo Pasal 76C UU Nomor 35 Tahun 2014 Tentang perubahan
atas UU No.23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak--------------
m

ub

ATAU
ka

KEDUA
ep

---------- Bahwa Anak yang berkonflik dengan hukum Anak pada hari Selasa
ah

Tanggal 16 Oktober 2018 sekira Pukul 09.30 Wib atau setidak-tidaknya pada
R

es

waktu lain pada bulan Oktober di tahun 2018, bertempat di belakang sekolah
M

SMP Negeri 2 Pulau beringin tepatnya diluar pagar sekolah yang beralamat di
ng

Desa Kemu Kecamatan Pulau Beringin Kabupaten Oku Selatan atau setidak-
on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
5

ep
tidaknya pada tempat lain yang masih termasuk dalam daerah Hukum
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Pengadilan Negeri Baturaja yang berwenang memeriksa dan mengadili,

a
Setiap orang dilarang menempatkan,membiarkan,melakukan,menyuruh

si
melakukan,atau turut serta melakukan kekerasan terhadap anak yang
mengakibatkan meninggal dunia, Perbuatan tersebut dilakukan Anak yang

ne
ng
berkonflik dengan hukum dengan cara sebagai berikut : -----------------------------

do
Bermula pada hari Selasa tanggal 16 Oktober 2018 sekira pukul 09.30 Wib
gu waktu jam istirahat sekolah lalu anak Anak, bersama Aldi Anggara, saksi
Anggita Miharja, Anil Ramadan dan Ari Wiranda dan teman-teman yang lain

In
A
berkumpul di dekat pagar belakang sekolahan, anak Anak pada saat itu
sedang dipijit lehernya oleh Aldi Anggara tidak lama kemudian datang anak
ah

lik
korban Okta Riandi Bin Masuri mendekati anak Anak sambil berkata “ ay amu
kemasuk nian, dide nak dipijit, dicekik saja ( aii kalau bisa tertidur benar,tidak
usah di pijit,dicekik saja)“ lalu saudara Okta Riandi Bin Masuri berkata lagi “
am

ub
jadilah dipukul saje (pukul saja) “ dan langsung memukul bagian bawah leher
bagian belakang anak Anak dari belakang, kemudian Anak berbalik badan
ep
dan berkata “ kenapa mukul “ kemudian langsung mendorong badan Anak
k

Korban sampai mundur kebelakang kemudian anak dengan anak korban


ah

saling dorong, setelah itu Anak Korban berkata “ kenapa kamu tidak senang,
R

si
kalo tidak senang kita berkelahi” lalu Anak Korban langsung memukul mata

ne
sebelah kanan anak Anak hingga hidungnya mengeluarkan darah, melihat hal
ng

itu anak Aidil Sukmajaya memegangi hidungnya dan mengelap hidung


dengan tangan sambil duduk bersama anak saksi Anggita Miharja diatas kayu

do
gu

balok yang berukuran panjang kurang lebih 1 meter, melihat kayu balok yang
didudukinya tersebut kemudian anak Aidil Sukmajaya mengusir anak saksi
In
Anggita Miharja setelah itu anak Aidil Sukmajaya langsung mengambil kayu
A

tersebut menggunakan kedua tangan lalu anak Aidil Sukmajaya mengangkat


kayu balok dan langsung memukul dengan keras ke kepala bagian atas anak
ah

lik

korban dari arah samping kiri sebanyak satu kali, lalu anak korban langsung
tersungkur kedepan sambil memegangi kepalanya, setelah itu anak Aidil
m

ub

Sukmajaya memukul lagi kearah pinggang bagian belakang anak korban


sebanyak satu kali setelah itu anak Adil Sukmajaya melepaskan kayu balok
ka

dan langsung pergi lalu anak korban muntah dan kejang-kejang tidak lama
ep

kemudian datang para guru dan langsung membawa anak korban ke


ah

Puskesmas Pembantu Kemu.-----------------------------------------------------------


R

Bahwa akibat perbuatan anak yang berkonflik dengan hukum telah


es

melakukan kekerasan menyebabkan OKTA RIANDI BIN MASURI meninggal


M

ng

dunia bedasarkan Visum Et Repertum dari UPTD Puskesmas Pulau Beringin


on

Nomor Ver/881/PKM.PB/2018 Tanggal 24 Oktober 2018.----------------------------


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
6

ep
-----Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam dalam Primair
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Pasal 80 Ayat (3) Jo Pasal 76C UU Nomor 35 Tahun 2014 Tentang perubahan

a
atas UU No.23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak--------------

si
ATAU

ne
ng
KETIGA

---------- Bahwa Anak yang berkonflik dengan hukum Anak pada hari Selasa

do
gu Tanggal 16 Oktober 2018 sekira Pukul 09.30 Wib atau setidak-tidaknya pada
waktu lain pada bulan Oktober di tahun 2018, bertempat di belakang sekolah

In
SMP Negeri 2 Pulau beringin tepatnya diluar pagar sekolah yang beralamat di
A
Desa Kemu Kecamatan.Pulau Beringin Kabupaten Oku Selatan atau setidak-
tidaknya pada tempat lain yang masih termasuk dalam daerah Hukum
ah

lik
Pengadilan Negeri Baturaja yang berwenang memeriksa dan mengadili,
Penganiayaan yang mengakibatkan mati, Perbuatan tersebut dilakukan Anak
am

ub
yang berkonflik dengan hukum dengan cara sebagai berikut : ----------------------

Bermula pada hari Selasa tanggal 16 Oktober 2018 sekira pukul 09.30 Wib
ep
k

waktu jam istirahat sekolah lalu anak Anak, bersama Aldi Anggara, anak saksi
Anggita Miharja, Anil Ramadan dan Ari Wiranda dan teman-teman yang lain
ah

R
berkumpul di dekat pagar belakang sekolahan, anak Anak pada saat itu

si
sedang dipijit lehernya oleh Aldi Anggara tidak lama kemudian datang anak

ne
ng

korban Okta Riandi Bin Masuri mendekati anak Anak sambil berkata “ ay amu
kemasuk nian, dide nak dipijit, dicekik saja ( aii kalau bisa tertidur benar,tidak
usah di pijit,dicekik saja)“ lalu saudara Okta Riandi Bin Masuri berkata lagi “

do
gu

jadilah dipukul saje (pukul saja) “ dan langsung memukul bagian bawah leher
bagian belakang anak Anak dari belakang, kemudian Anak berbalik badan
In
A

dan berkata “ kenapa mukul “ kemudian langsung mendorong badan Anak


Korban sampai mundur kebelakang kemudian anak dengan anak korban
ah

saling dorong, setelah itu Anak Korban berkata “ kenapa kamu tidak senang,
lik

kalo tidak senang kita berkelahi” lalu Anak Korban langsung memukul mata
sebelah kanan anak Anak hingga hidungnya mengeluarkan darah, melihat hal
m

ub

itu anak Aidil Sukmajaya memegangi hidungnya dan mengelap hidung


dengan tangan sambil duduk bersama anak saksi Anggita Miharja diatas kayu
ka

ep

balok yang berukuran panjang kurang lebih 1 meter, melihat kayu balok yang
didudukinya tersebut kemudian anak Aidil Sukmajaya mengusir anak saksi
ah

Anggita Miharja setelah itu anak Aidil Sukmajaya langsung mengambil kayu
R

tersebut menggunakan kedua tangan lalu anak Aidil Sukmajaya mengangkat


es
M

kayu balok dan langsung memukul dengan keras ke kepala bagian atas anak
ng

korban dari arah samping kiri sebanyak satu kali, lalu anak korban langsung
on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
7

ep
tersungkur kedepan sambil memegangi kepalanya, setelah itu anak Aidil
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Sukmajaya memukul lagi kearah pinggang bagian belakang anak korban

a
sebanyak satu kali setelah itu anak Adil Sukmajaya melepaskan kayu balok

si
dan langsung pergi tidak lama kemudian anak korban muntah dan kejang-
kejang tidak lama kemudian datang para guru dan langsung membawa anak

ne
ng
korban ke Puskesmas Pembantu Kemu.--- ------------------------
Bahwa akibat perbuatan anak yang berkonflik dengan hukum telah

do
gu melakukan kekerasan menyebabkan OKTA RIANDI BIN MASURI meninggal
dunia bedasarkan Visum Et Repertum dari UPTD Puskesmas Pulau
BeringinNomor Ver/881/PKM.PB/2018 Tanggal 24 Oktober 2018.

In
A
-----------Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam Pasal 351
ayat (3) KUHP-------------------------------------------------------------------------------------
ah

lik
Menimbang, bahwa atas pembacaan surat dakwaan Penuntut Umum
am

ub
tersebut di atas, Anak menyatakan sudah mengerti akan isi dan maksud Surat
Dakwaan, dan Anak melalui Penasehat Hukumnya menyatakana tidak akan
ep
mengajukan Nota Keberatan/Eksepsi sesuai dengan Pasal 156 KUHAP;
k

Menimbang, bahwa untuk membuktikan Dakwaannya, Penuntut Umum


ah

telah mengajukan saksi-saksi di muka persidangan yang pada pokoknya


R

si
menerangkan sebagai berikut :
1. ANGGITA MIHARJA BIN AZWAR, memberikan keterangan tidak dibawah

ne
ng

sumpah yang pada pokoknya sebagai berikut :


- Bahwa Anak saksi adalah teman satu sekolah dengan Anak dan

do
gu

Anak korban;
- Bahwa telah terjadi perkelahian antara Anak dengan Anak korban
pada hari selasa tanggal 16 Oktober 2018 sekira pukul 09.30 Wib,
In
A

bertempat di belakang sekolah SMP Negeri 2 Pulau beringin


tepatnya diluar pagar sekolah yang beralamat di Desa Kemu
ah

lik

Kecamatan Pulau Beringin Kabupaten Oku Selatan;


- Bahwa Anak saksi mengenal Anak dan Anak korban karena Anak
dan Anak korban adalah satu sekolah;
m

ub

- Bahwa perkelahian tersebut berawal ketika Anak Anak sedang dipijit


lehernya (saling pijit) oleh Aldi Anggara ditempat yang memang
ka

untuk bersantai dibelakang sekolah lalu tidak lama kemudian


ep

datanglah Anak korban Okta Riandi Bin Matsuri mendekati Anak


ah

Anak sambil berkata “Bange nian saling pijit leher, kalu bise tidur
R

benar dak usah saling urut, jadilah ditabok bae...” (Bodoh sekali
es

saling pijit leher, kalau bisa ditidurkan tidak usah saling urut, jadilah
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
8

ep
ditampar saja...) setelah itu Anak korban Okta Riandi Bin Matsuri
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
berkata lagi “ jadilah dicekik saje” (jadilah dicekik saja)

a
- Bahwa setelah itu tiba-tiba Anak korban langsung mendekat dan

si
memukul belakang leher /punggung Anak satu kali ;
- Bahwa merasa Anak dipukul oleh Anak korban lalu Anak berdiri dari

ne
ng
tempat duduknya dan berkata kepada Anak korban “Ngapo pukul
aku ?” (kenapa memukul saya?) kemudian Anak korban marah-
marah dan berkata “kenapa kamu tidak senang? Kalau tidak

do
gu -
senang kita berkelahi”
Bahwa setelah berkata seperti itu Anak korban tiba-tiba meremas
kedua tangan Anak dan langsung memukul hidung Anak dengan

In
A
keras dan seketika hidung Anak mengeluarkan darah yang banyak
sekali lalu Anak memegang hidung dan mengelap darah yang terus
ah

lik
keluar dari hidung Anak dengan tangan sambil duduk bersama
Anak saksi diatas sebuah kayu balok;
Bahwa kemudian Anak saksi berdiri dari tempat duduk diatas kayu
am

ub
balok tersebut, lalu Anak yang dari tadi masih terus mengusap
darah yang terus keluar dari hidung Anak dan mengelapkannya
ep
k

pada kayu balok yang sedang diduduki Anak, seketika Anak


mengangkat kayu balok yang sedang diduduki tersebut dan
ah

R
langsung memukulnya kearah kepala Anak korban sebanyak satu

si
kali, kemudian Anak korban jatuh tersungkur ke tanah lalu setelah

ne
ng

itu Anak memukul lagi kearah pinggang bagian belakang Anak


korban sebanyak satu kali sehingga Anak korban muntah dan
kejang-kejang setelah itu Anak melepaskan kayu balok dan lansung

do
gu

pergi;
- Bahwa tidak lama setelah itu Anak korban ditolong oleh beberapa
guru dan murid-murid yang lain dan dibawak ke ruang kesehatan
In
A

yang ada di sekolah, setelah tidak berapa lama Anak korban


didalam ruang kesehatan di sekolah selanjutnya Anak korban
ah

lik

dipindah dan dibawak ke Puskesmas terdekat untuk dirawat lebih


lanjut;
- Bahwa keesokan harinya Anak saksi baru mengetahui bahwa Anak
m

ub

korban sudah meninggal dunia;


Terhadap keterangan Anak saksi, Anak tidak keberatan dan
ka

ep

membenarkannya;
ah

2. ARYA WIRANDA BIN DIDI ROSADI, memberikan keterangan dibawah


R

sumpah yang pada pokoknya sebagai berikut :


es
M

- Bahwa Anak saksi adalah teman satu sekolah dengan Anak dan
ng

Anak korban;
on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
9

ep
- Bahwa telah terjadi perkelahian antara Anak dengan Anak korban
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
pada hari selasa tanggal 16 Oktober 2018 sekira pukul 09.30 Wib,

a
bertempat di belakang sekolah SMP Negeri 2 Pulau beringin

si
tepatnya diluar pagar sekolah yang beralamat di Desa Kemu
Kecamatan Pulau Beringin Kabupaten Oku Selatan;

ne
ng
- Bahwa Anak saksi mengenal Anak dan Anak korban karena Anak
dan Anak korban adalah satu sekolah;
- Bahwa perkelahian tersebut berawal ketika Anak Anak sedang dipijit

do
gu lehernya (saling pijit) oleh Aldi Anggara ditempat yang memang
untuk bersantai dibelakang sekolah lalu tidak lama kemudian

In
A
datanglah Anak korban Okta Riandi Bin Matsuri mendekati Anak
Anak sambil berkata “Bange nian saling pijit leher, kalu bise tidur
ah

benar dak usah saling urut, jadilah ditabok bae...” (Bodoh sekali

lik
saling pijit leher, kalau bisa ditidurkan tidak usah saling urut, jadilah
ditampar saja...) setelah itu Anak korban Okta Riandi Bin Matsuri
am

ub
berkata lagi “ jadilah dicekik saje” (jadilah dicekik saja)
- Bahwa setelah itu tiba-tiba Anak korban langsung mendekat dan
memukul belakang leher/punggung Anak satu kali ;
ep
k

- Bahsa merasa Anak dipukul oleh Anak korban lalu Anak berdiri dari
tempat duduknya dan berkata kepada Anak korban “Ngapo pukul
ah

R
aku ?” (kenapa memukul saya?) kemudian Anak korban marah-

si
marah dan berkata “kenapa kamu tidak senang? Kalau tidak

ne
ng

senang kita berkelahi”


- Bahwa setelah berkata seperti itu Anak korban tiba-tiba meremas
kedua tangan Anak dan langsung memukul hidung Anak dengan

do
gu

keras dan seketika hidung Anak mengeluarkan darah yang banyak


sekali lalu Anak memegang hidung dan mengelap darah yang terus
keluar dari hidung Anak dengan tangan sambil duduk bersama
In
A

Anak saksi Anggita Miharja Bin Azwar diatas sebuah kayu balok;
- Bahwa kemudian Anak saksi Anggita Miharja Bin Azwar berdiri dari
ah

lik

tempat duduk diatas kayu balok tersebut, lalu Anak yang dari tadi
masih terus mengusap darah yang terus keluar dari hidung Anak
dan mengelapkannya pada kayu balok yang sedang diduduki Anak,
m

ub

seketika Anak mengangkat kayu balok yang sedang diduduki


ka

tersebut dan langsung memukulnya kearah kepala Anak korban


ep

sebanyak satu kali, kemudian Anak korban jatuh tersungkur ke


tanah lalu setelah itu Anak memukul lagi kearah pinggang bagian
ah

belakang Anak korban sebanyak satu kali sehingga Anak korban


R

es

muntah dan kejang-kejang setelah itu Anak melepaskan kayu balok


M

dan lansung pergi;


ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
10

ep
- Bahwa keesokan harinya Anak saksi baru mengetahui bahwa Anak
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
korban sudah meninggal dunia;

a
Terhadap keterangan Anak saksi, Anak tidak keberatan dan

si
membenarkannya;

ne
ng
3. CANDRA KIRANA BIN AHYARUDIN, memberikan keterangan tidak
dibawah sumpah yang pada pokoknya sebagai berikut :

do
gu - Bahwa Anak saksi adalah teman satu sekolah dengan Anak dan
Anak korban;
- Bahwa telah terjadi perkelahian antara Anak dengan Anak korban

In
A
pada hari selasa tanggal 16 Oktober 2018 sekira pukul 09.30 Wib,
bertempat di belakang sekolah SMP Negeri 2 Pulau beringin
ah

tepatnya diluar pagar sekolah yang beralamat di Desa Kemu

lik
Kecamatan Pulau Beringin Kabupaten Oku Selatan;
- Bahwa Anak saksi mengenal Anak dan Anak korban karena Anak
am

ub
dan Anak korban adalah satu sekolah;
- Bahwa saat kejadian Anak saksi melihat langsung karena ada
ditempat kejadian;
ep
- Bahwa Anak saksi melihat Anak memukul kepala Anak korban
k

dengan menggunakan balok kayu sebanyak satu kali setelah itu


ah

memukul lagi di bagian pinggang sebanyak satu sehingga Anak


R

si
korban muntah dan kejang-kejang;
- Bahwa sebelum Anak saksi melihat Anak memukul kepala Anak

ne
ng

korban, Anak saksi terlebih dahulu melihat Anak sedang diurut oleh
Anak saksi bernama Aldi Anggara yang sedang duduk di luar pagar

do
sekolah, tiba-tiba datang Anak korban dan berkata “Bodoh kamu
gu

mau mengurut leher sakit” kemudian Anak korban langsung


mendekat dan memukul bahu kanan Anak lalu memukul lagi di
In
A

bagian hidung Anak hingga mengeluarkan banyak darah, sempat


dipisah sesaat oleh murid-murid yang ada disitu namun Anak tetap
ah

lik

memegang hidung serta mengelap darah-darah yang keluar dari


hidung Anak pada kayu balok yang sedang diduduki Anak lalu Anak
mengambil kayu balok tersebut dan memukulkannya kearah kepala
m

ub

Anak korban dan kearah pinggang Anak korban;


- Bahwa keesokan harinya Anak saksi baru mengetahui bahwa Anak
ka

ep

korban sudah meninggal dunia;


Terhadap keterangan Anak saksi, Anak tidak keberatan dan
ah

membenarkannya;
R

es

4. RIO FEBRIANSYAH BIN SATURI (Alm), memberikan keterangan tidak


M

ng

dibawah sumpah yang pada pokoknya sebagai berikut :


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
11

ep
- Bahwa saksi adalah teman satu sekolah dengan Anak dan Anak
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
korban;

a
- Bahwa telah terjadi perkelahian antara Anak dengan Anak korban

si
pada hari selasa tanggal 16 Oktober 2018 sekira pukul 09.30 Wib,
bertempat di belakang sekolah SMP Negeri 2 Pulau beringin

ne
ng
tepatnya diluar pagar sekolah yang beralamat di Desa Kemu
Kecamatan Pulau Beringin Kabupaten Oku Selatan;
- Bahwa saksi mengenal Anak dan Anak korban karena Anak dan

do
gu -
Anak korban adalah satu sekolah;
Bahwa saat itu Anak saksi sedang bermain volly dengan Anak saksi
bernama Sarmidi Bin Suharmi kemudian datang Sudarno dengan

In
A
mengatakan “kawan kito belago” (kawan kita berkelahi) dijawab
Anak saksi “siape yang belago?” (siapo yang berkelahi?) “Okta
ah

lik
Riandi belago” (Okta Riandi berkelahi);
- Bahwa selanjutnya Anak saksi langsung pergi ke tempat kejadian
dan sesampainya Anak saksi melihat Anak korban sudah
am

ub
tersungkur dengan posisi sujud dengan terlapak tangan gemetar;
- Bahwa setelah itu Anak saksi melihat Anak korban pingsan dan
ep
dibawak oleh para guru dan beberapa murid ke ruang kesehatan di
k

sekokah;
ah

- Bahwa keesokan harinya Anak saksi baru mengetahui bahwa Anak


R

si
korban sudah meninggal dunia;
Terhadap keterangan Anak saksi, Anak tidak keberatan dan

ne
ng

membenarkannya;

5. SARMIDI BIN SUHARMI, memberikan keterangan dibawah sumpah yang

do
gu

pada pokoknya sebagai berikut :


- Bahwa saksi adalah teman satu sekolah dengan Anak dan Anak
In
A

korban;
- Bahwa telah terjadi perkelahian antara Anak dengan Anak korban
pada hari selasa tanggal 16 Oktober 2018 sekira pukul 09.30 Wib,
ah

lik

bertempat di belakang sekolah SMP Negeri 2 Pulau beringin


tepatnya diluar pagar sekolah yang beralamat di Desa Kemu
m

ub

Kecamatan Pulau Beringin Kabupaten Oku Selatan;


- Bahwa saksi mengenal Anak dan Anak korban karena Anak dan
ka

Anak korban adalah satu sekolah;


ep

- Bahwa saat itu Anak saksi sedang bermain volly dengan Anak saksi
bernama Rio Febriansyah Bin Saturi (Alm) kemudian datang
ah

Sudarno dengan mengatakan “kawan kito belago” (kawan kita


R

berkelahi) dijawab Anak saksi “siape yang belago?” (siapo yang


es
M

berkelahi?) “Okta Riandi belago” (Okta Riandi berkelahi);


ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
12

ep
- Bahwa selanjutnya Anak saksi langsung pergi ke tempat kejadian
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
dan sesampainya Anak saksi melihat Anak korban sudah

a
tersungkur dengan posisi sujud dengan terlapak tangan gemetar;

si
- Bahwa setelah itu Anak saksi melihat Anak korban pingsan dan
dibawak oleh para guru dan beberapa murid ke ruang kesehatan di

ne
ng
sekokah;
- Bahwa keesokan harinya Anak saksi baru mengetahui bahwa Anak
korban sudah meninggal dunia;

do
gu Terhadap keterangan Anak saksi,
membenarkannya;
Anak tidak keberatan dan

In
A
6. ERIKAL SUBARKA BIN JUNAIDI, memberikan keterangan tidak dibawah
sumpah yang pada pokoknya sebagai berikut :
ah

lik
- Bahwa saksi adalah teman satu sekolah dengan Anak dan Anak
korban;
Bahwa telah terjadi perkelahian antara Anak dengan Anak korban
am

ub
pada hari selasa tanggal 16 Oktober 2018 sekira pukul 09.30 Wib,
bertempat di belakang sekolah SMP Negeri 2 Pulau beringin
ep
k

tepatnya diluar pagar sekolah yang beralamat di Desa Kemu


Kecamatan Pulau Beringin Kabupaten Oku Selatan;
ah

- Bahwa saksi mengenal Anak dan Anak korban karena Anak dan
R

si
Anak korban adalah satu sekolah;
- Bahwa perkelahian tersebut berawal ketika Anak Anak sedang dipijit

ne
ng

lehernya (saling pijit) oleh Aldi Anggara ditempat yang memang


untuk bersantai dibelakang sekolah lalu tidak lama kemudian

do
datanglah Anak korban Okta Riandi Bin Matsuri mendekati Anak
gu

Anak sambil berkata “Bange nian saling pijit leher, kalu bise tidur
benar dak usah saling urut, jadilah ditabok bae...” (Bodoh sekali
In
A

saling pijit leher, kalau bisa ditidurkan tidak usah saling urut, jadilah
ditampar saja...) setelah itu Anakkorban Okta Riandi Bin Matsuri
ah

lik

berkata lagi “ jadilah dicekik saje” (jadilah dicekik saja)


- Bahwa setelah itu tiba-tiba Anak korban langsung mendekat dan
memukul belakang leher/punggung Anak satu kali ;
m

ub

- Bahsa merasa Anak dipukul oleh Anak korban lalu Anak berdiri dari
tempat duduknya dan berkata kepada Anak korban “Ngapo pukul
ka

aku ?” (kenapa memukul saya?) kemudian Anak korban marah-


ep

marah dan berkata “kenapa kamu tidak senang? Kalau tidak


ah

senang kita berkelahi”


- Bahwa setelah berkata seperti itu Anak korban tiba-tiba meremas
R

es

kedua tangan Anak dan langsung memukul hidung Anak dengan


M

keras dan seketika hidung Anak mengeluarkan darah yang banyak


ng

sekali lalu Anak memegang hidung dan mengelap darah yang terus
on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
13

ep
keluar dari hidung Anak dengan tangan sambil duduk bersama
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Anak saksi diatas sebuah kayu balok;

a
- Bahwa kemudian Anak saksi berdiri dari tempat duduk diatas kayu

si
balok tersebut, lalu Anak yang dari tadi masih terus mengusap
darah yang terus keluar dari hidung Anak dan mengelapkannya

ne
ng
pada kayu balok yang sedang diduduki Anak, seketika Anak
mengangkat kayu balok yang sedang diduduki tersebut dan

do
gu langsung memukulnya kearah kepala Anak korban sebanyak satu
kali, kemudian Anak korban jatuh tersungkur ke tanah lalu setelah
itu Anak memukul lagi kearah pinggang bagian belakang Anak

In
A
korban sebanyak satu kali sehingga Anak korban muntah dan
kejang-kejang setelah itu Anak melepaskan kayu balok dan lansung
ah

lik
pergi;
- Bahwa tidak lama setelah itu Anak korban ditolong oleh beberapa
guru dan murid-murid yang lain dan dibawak ke ruang kesehatan
am

ub
yang ada di sekolah, setelah tidak berapa lama Anak korban
didalam ruang kesehatan di sekolah selanjutnya Anak korban
ep
dipindah dan dibawak ke Puskesmas terdekat untuk dirawat lebih
k

lanjut;
ah

- Bahwa keesokan harinya Anak saksi baru mengetahui bahwa Anak


R

si
korban sudah meninggal dunia;
Terhadap keterangan Anak saksi, Anak tidak keberatan dan

ne
ng

membenarkannya;

Menimbang, bahwa dimuka persidangan Penuntut Umum telah

do
gu

mengajukan barang bukti berupa :


- 1 (satu) buah kayu balok dengan panjang kurang lebih 1 (satu) meter;
In
A

- 1 (satu) helai baju berbahan kaos lengan panjang berwarna hijau


muda, terdapat lis berwarna hitam dibagian kedua lengan dan terdapat
ah

gambar di bagian dada sebelah kiri;


lik

- 1 (satu) helai baju berbahan kaos lengan panjang berwarna hijau;


- 1 (satu) helai celana panjang sekolah berwarna biru;
m

ub

Barang bukti mana telah disita sesuai dengan peraturan hukum yang
berlaku dan terhadap barang bukti tersebut telah dikenal para saksi dan Anak
ka

ep

sehingga dapat digunakan untuk mendukung pembuktian;


ah

Menimbang, bahwa terhadap dakwaan Penuntut Umum tersebut di


R

es

atas, Anak Anak dimuka persidangan telah memberikan keterangan yang


M

pada pokoknya sebagai berikut :


ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
14

ep
- Bahwa kejadian perkelahian antara Anak dengan Anak korban pada
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
hari selasa tanggal 16 Oktober 2018 sekira pukul 09.30 Wib,

a
bertempat di belakang sekolah SMP Negeri 2 Pulau beringin

si
tepatnya diluar pagar sekolah yang beralamat di Desa Kemu
Kecamatan Pulau Beringin Kabupaten Oku Selatan;

ne
ng
- Bahwa saat itu sedang jam istirahat sekolah;
- Bahwa Anak korban adalah teman satu sekolah dengan Anak;
- Bahwa kejadiannya berawal ketika Anak sedang dipijit lehernya

do
gu (saling pijit) oleh Anak saksi bernama Aldi Anggara ditempat yang
memang untuk bersantai dibelakang sekolah lalu tidak lama
kemudian datanglah Anak korban Okta Riandi Bin Matsuri

In
A
mendekati Anak dan berkata “Bange nian saling pijit leher, kalu
bise tidur benar dak usah saling urut, jadilah ditabok bae...” (Bodoh
ah

lik
sekali saling pijit leher, kalau bisa ditidurkan tidak usah saling urut,
jadilah ditampar saja...) mendengar Anak korban mengatakan hal
am

ub
itu, Anak hanya diam saja tidak menjawab apapun, setelah itu Anak
korban Okta Riandi Bin Matsuri berkata lagi “ jadilah dicekik saje”
(jadilah dicekik saja) namun Anak tetap diam dan tidak menjawab
ep
k

sepatah katapun atas apa yang dikatakan Anak korban,


- Bahwa saat itu ternyata Anak korban sembari mendekati Anak dan
ah

R
tiba-tiba saja Anak korban langsung memukul Anak dibagian

si
belakang leher kebawah/punggung;
- Bahwa setelah Anak korban berhasil memukul Anak, lalu Anak

ne
ng

berdiri membalikkan badan dengan sedikit mendorong dan berkata


kepada Anak korban “kenapa memukul saya?’ dijawab oleh Anak

do
gu

korban “kenapa, kamu tidak senang? Kalau tidak senang kita


berkelahi” setelah Anak korban berkata seperti itu Anak korban
langsung meremas kedua tangan Anak dengan kuat dan seketika
In
A

itu juga Anak korban melepaskan salah satu tangannya dan


memukul kembali mata sebelah kanan Anak yang juga mengenai
ah

lik

hidung Anak sehingga hidung Anak mengeluarkan darah, melihat


kejadian itu murid – murid yang lain yang yang berada disitu
m

ub

sempat melerai keduanya;


- Bahwa darah yang keluar dari hidung Anak tidak berhenti tapi terus
ka

keluar sehingga Anak harus memegangi lobang hidungnya dan


ep

menyeka terus menerus;


- Bahwa karena darah yang terus keluar dari hidung Anak hingga
ah

membasahi seragam sekolah yang sedang Anak pakai saat itu


R

Anak merasa pusing, gemetar, pandangan gelap dan tubuhnya


es
M

lemas hingga akhirnya Anak berjalan beberapa langkah mencari


ng

tempat duduk dan mendapati sebuah kayu balok lebih kurang satu
on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
15

ep
meter lalu Anak bersama Anak saksi Anggita Miharja Bin Azwar
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
duduk diatasnya sembari mengelapkan darah darah yang keluar

a
dari hidung Anak pada kayu balok tersebut;

si
- Bahwa setelah Anak korban memukul mata dan hidung Anak, lalu
Anak korban masih berkata lagi dengan ancaman “kau jangan

ne
ng
melawan-melawan jingok rai kau tu sudah bedarah galo” (kau
jangan melawan-melawan lihatlah muka mu itu sudah berdarah

do
gu semua);
- Bahwa setelah Anak korban berkata-kata tersebut, Anak korban
duduk didepan Anak yang berjarak lebih kurang tiga meter dari

In
A
tempat duduk Anak dan Anak saksi Anggita Miharja kemudian tidak
berapa lama Anak saksi Anggita Miharja yang juga duduk disebelah
ah

Anak berdiri, melihat Anak saksi Anggita Miharja berdiri dari tempat

lik
duduk itu seketika itu juga Anak juga berdiri dari tempat duduknya
dan mengangkat kayu balok yang sedari tadi diduduki Anak dan
am

ub
Anak saksi Anggita Miharja lalu dengan kedua tangannya Anak
memukulkan kayu balok tersebut keatas kepala Anak korban
ep
sebanyak satu kali sehingga Anak korban langsung tersungkur
k

kemudian Anak memukul lagi pinggang bagian belakang Anak


ah

korban sebanyak satu kali, setelah itu Anak langsung melepaskan


R

si
kayu balok tersebut dan langsug lari meninggalkan tempat kejadian;

ne
ng

Menimbang, bahwa dipersidangan telah dibacakan Visum et Repertum


(Surat Keterangan Pemeriksaan Luar) atas nama Okta Riandi Bin Matsuri dari

do
gu

UPTD Puskesmas Rawat Inap Pulau Beringin Nomor : Ver/881/PKM.PB/2018


tanggal 24 Oktober 2018 yang ditanda tangani oleh Dr. Wike Ethikasari
dengan kesimpulan hasil pemeriksaan : disimpulkan luka lebam disebabkan
In
A

oleh benda tumpul;


Menimbang, bahwa selanjutnya telah terjadi hal-hal yang secara jelas
ah

lik

dan lengkap dimuat dalam berita acara sidang, dan untuk mempersingkat
uraian putusan ini semua harus dianggap telah termuat dan menjadi satu
m

ub

kesatuan yang tidak terpisahkan dengan putusan ini;

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan para saksi, keterangan


ka

ep

Anak, Visum et Repertum serta adanya barang bukti yang telah diajukan di
muka persidangan maka Hakim setelah mempertimbangkan dalam hubungan
ah

yang bertautan satu dan lainnya atas kebenaran dari peristiwa-peristiwa


R

tersebut diatas, selanjutnya dapat ditarik suatu kesimpulan adanya fakta-fakta


es
M

hukum dipersidangan sebagai berikut :


ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
16

ep
- Bahwa kejadian perkelahian antara Anak dengan Anak korban pada
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
hari selasa tanggal 16 Oktober 2018 sekira pukul 09.30 Wib,

a
bertempat di belakang sekolah SMP Negeri 2 Pulau beringin

si
tepatnya diluar pagar sekolah yang beralamat di Desa Kemu
Kecamatan Pulau Beringin Kabupaten Oku Selatan;

ne
ng
- Bahwa antara Anak dan Anak korban adalah berteman satu
sekokah;
- Bahwa saat kejadian Anak belum genap berusia 15 (lima belas)

do
gu -
Tahun;
Bahwa kejadiannya berawal ketika Anak sedang dipijit lehernya
(saling pijit) oleh Anak saksi bernama Aldi Anggara ditempat yang

In
A
memang untuk bersantai dibelakang sekolah lalu tidak lama
kemudian datanglah Anak korban Okta Riandi Bin Matsuri
ah

lik
mendekati Anak dan berkata “Bange nian saling pijit leher, kalu
bise tidur benar dak usah saling urut, jadilah ditabok bae...” (Bodoh
am

ub
sekali saling pijit leher, kalau bisa ditidurkan tidak usah saling urut,
jadilah ditampar saja...) mendengar Anak korban mengatakan hal
itu, Anak hanya diam saja tidak menjawab apapun, setelah itu Anak
ep
k

korban Okta Riandi Bin Matsuri berkata lagi “ jadilah dicekik saje”
ah

(jadilah dicekik saja) namun Anak tetap diam dan tidak menjawab
R

si
sepatah katapun atas apa yang dikatakan Anak korban,
- Bahwa saat itu ternyata Anak korban sembari mendekati Anak dan

ne
ng

tiba-tiba saja Anak korban langsung memukul Anak dengan


menggunakan tangan dibagian belakang leher kebawah/punggung;
- Bahwa setelah Anak korban berhasil memukul Anak, lalu Anak

do
gu

berdiri membalikkan badan dengan sedikit mendorong dan berkata


kepada Anak korban “kenapa memukul saya?’ dijawab oleh Anak
korban “kenapa, kamu tidak senang? Kalau tidak senang kita
In
A

berkelahi” setelah Anak korban berkata seperti itu Anak korban


langsung meremas kedua tangan Anak dengan kuat dan seketika
ah

lik

itu juga Anak korban melepaskan salah satu tangannya dan


memukul kembali mata sebelah kanan Anak yang juga mengenai
m

ub

hidung Anak sehingga hidung Anak mengeluarkan darah, melihat


kejadian itu murid – murid yang lain yang yang berada disitu
ka

sempat melerai keduanya;


ep

- Bahwa karena darah yang terus keluar dari hidung Anak hingga
membasahi seragam sekolah yang sedang Anak pakai saat itu
ah

Anak merasa pusing, gemetar, pandangan gelap dan tubuhnya


R

es

lemas hingga akhirnya Anak berjalan beberapa langkah mencari


M

tempat duduk dan mendapati sebuah kayu balok lebih kurang satu
ng

meter lalu Anak bersama Anak saksi Anggita Miharja Bin Azwar
on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
17

ep
duduk diatasnya sembari Anak mengelapkan darah darah yang
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
keluar dari hidung Anak pada kayu balok tersebut;

a
- Bahwa setelah Anak korban memukul mata dan hidung Anak, lalu

si
Anak korban masih berkata lagi dengan ancaman “kau jangan
melawan-melawan jingok rai kau tu sudah bedarah galo” (kau

ne
ng
jangan melawan-melawan lihatlah muka mu itu sudah berdarah
semua);
- Bahwa setelah Anak korban berkata-kata dengan ancaman

do
gu tersebut, Anak korban duduk didepan Anak yang berjarak lebih
kurang tiga meter dari tempat duduk Anak dan Anak saksi Anggita

In
A
Miharja kemudian tidak berapa lama Anak saksi Anggita Miharja
yang juga duduk disebelah Anak berdiri, melihat Anak saksi Anggita
ah

Miharja berdiri dari tempat duduk itu seketika itu juga Anak juga

lik
berdiri dari tempat duduknya dan mengangkat kayu balok yang
sedari tadi diduduki Anak dan Anak saksi Anggita Miharja lalu
am

ub
dengan kedua tangannya Anak memukulkan kayu balok tersebut
keatas kepala Anak korban sebanyak satu kali sehingga Anak
ep
korban langsung tersungkur kemudian Anak memukul lagi pinggang
k

bagian belakang Anak korban sebanyak satu kali, setelah itu Anak
ah

langsung melepaskan kayu balok tersebut dan langsug lari


R

si
meninggalkan tempat kejadian;
- Bahwa tidak lama setelah itu Anak korban ditolong oleh beberapa

ne
ng

guru dan murid-murid yang lain dan dibawak ke ruang kesehatan


yang ada di sekolah, setelah tidak berapa lama Anak korban

do
didalam ruang kesehatan di sekolah selanjutnya Anak korban
gu

dipindah dan dibawak ke Puskesmas terdekat untuk dirawat lebih


lanjut;
In
A

- Bahwa Anak korban akhirnya meninggal dunia;

Menimbang, bahwa Anak dalam perkara ini telah didakwa oleh


ah

lik

Penuntut Umum dengan dakwaan yang disusun secara alternatif yaitu


Dakwaan Pertama melanggar Pasal 80 ayat (2) Jo Pasal 76C Undang-undang
m

ub

Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-undang No.23 Tahun


2002 tentang Perlindungan Anak atau Kedua melanggar Pasal 80 Ayat (3) Jo
ka

ep

Pasal 76C Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas


Undang-undang No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak atau Ketiga
ah

melanggar Pasal 351 ayat (3) KUHP ;


R

Menimbang, bahwa oleh karena Anak didakwa dengan dakwaan


es
M

berbentuk alternatif maka secara hukum Hakim dapat langsung memilih salah
ng

satu dakwaan Penuntut Umum, yang menurut Hakim lebih tepat diterapkan
on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
18

ep
terhadap perbuatan yang dilakukan Anak dengan mendasarkan pada alat-alat
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
bukti berupa keterangan para saksi dan keterangan Anak serta barang bukti

a
yang diajukan di persidangan yang bersesuaian satu dengan yang lainnya ;

si
Menimbang, bahwa dengan memperhatikan surat Dakwaan Penuntut
Umum dihubungkan dengan fakta-fakta hukum yang terungkap pada

ne
ng
pemeriksaan dipersidangan maka menurut hemat Hakim dalam perkara ini
lebih tepat diterapkan Dakwaan Kedua yaitu melanggar Pasal 80 Ayat (3) Jo

do
gu Pasal 76C Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas
Undang-undang No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, yang unsur-
unsurnya sebagai berikut :

In
A
1. Setiap Orang;
2. Melakukan Kekerasan Terhadap Anak;
ah

lik
3. Yang Menyebabkan Mati;
am

ub
Ad.1. Setiap Orang
Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan unsur “setiap orang” dalam
KUHP hanyalah ditujukan terhadap orang perseorangan (natuurlijkpersoon)
ep
k

sebagai subjek hukum, pendukung hak dan kewajiban, yang telah diajukan
ah

kepersidangan sebagai Anak Berhadadpan dengan Hukum (ABH) oleh


R

si
Penuntut Umum karena didakwa telah melakukan suatu tindak pidana dan
dituntut untuk dapat mempertanggung jawabkan menurut hukum atas segala

ne
ng

perbuatan yang di dakwa telah dilakukan olehnya;


Menimbang, bahwa orang sebagai subjek hukum yang telah diajukan

do
oleh Penuntut Umum kedepan persidangan sebagai Anak Berhadapan
gu

dengan Hukum (ABH) dalam perkara ini adalah Anak, dimana berdasarkan
keterangan para saksi dan keterangan Anak sendiri ternyata Anak telah
In
A

mengakui dan membenarkan serta tidak merasa berkeberatan bahwa


identitas orang sebagaimana termuat dalam surat Dakwaan Penuntut Umum
ah

lik

adalah benar identitas Anak;


Menimbang, bahwa di persidangan Anak terlihat dalam keadaan sehat
jasmani maupun rohani sebagaimana halnya orang yang mampu
m

ub

membedakan perbuatan yang baik atau buruk, dan mampu untuk


ka

mempertanggung jawabkan perbuatan yang dilakukannya, sehingga Hakim


ep

berpendapat unsur ini telah dapat terpenuhi;


ah

Ad.2. Melakukan Kekerasan Terhadap Anak;


R

es

Menimbang, bahwa Kitab Undang-undang Hukum Pidana tidak


M

memberikan pengertian yang otentik tentang apa yang dimaksudkan dengan


ng

kekerasan, namun dalam pasal 89 KUHP (R. Soesilo, 1984 : 84) disebutkan
on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
19

ep
bahwa yang disamakan dengan melakukan kekerasan itu, membuat orang
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
menjadi pingsan atau tidak berdaya lagi (lemah);

a
Menimbang, bahwa pada penjelasan Pasal 89 KUHP (R. Soesilo,

si
1984 : 84) dijelaskan bahwa, melakukan kekerasan artinya mempergunakan
tenaga atau kekuatan jasmani tidak kecil secara tidak sah, misalnya memukul

ne
ng
dengan tangan atau dengan segala macam senjata, menyepak, menendang
dan lain-lain;

do
gu Menimbang, bahwa berdasarkan fakta yang terungkap di persidangan
bahwa Anak Anak dengan sengaja mengambil kayu balok dengan
menggunakan kedua tangannya yang sebelumnya kayu balok tersebut

In
A
dijadikan tempat duduk oleh Anak lalu memukulkan kayu balok tersebut
kearah kepala bagian atas Anak korban sebanyak satu kali, lalu setelah Anak
ah

lik
korban tersungkur kedepan, Anak memukul lagi kearah pinggang bagian
belakang Anak korban sebanyak satu kali, dengan demikian unsur ini telah
am

ub
pula terpenuhi;

Ad. 3. Yang Menyebabkan Mati;


ep
k

Menimbang, bahwa sebagaimana fakta yang terungkap di persidangan


ah

bahwa Anak Anak memukul bagian atas kepala dan bagian pinggang
R

si
belakang Anak korban dengan kayu balok sebanyak satu kali sehingga Anak
korban tersungkur kemudian muntah-muntah dan kejang-kejang lalu Anak

ne
ng

korban dilarikan ke Puskesmas Pembantu di Kemu Ogan Komering Ulu


Selatan;

do
Menimbang, bahwa berdasarkan Visum et Repertum Nomor
gu

Ver/881/PKM.PB/2018 tanggal 24 Oktober 2018 dengan kesimpulan Anak


korban mengalami luka lebam disebabkan oleh benda tumpul tanggal 16
In
A

Oktober 2018 pukul 10.30 WIB Anak korban sudah dalam keadaan meninggal
dunia, berdasarkan pertimbangan diatas unsur ini telah terpenuhi;
ah

lik

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan unsur diatas,


selanjutnya Hakim akan mempertimbangkan apakah dengan telah
m

ub

terpenuhinya semua unsur-unsur Pasal 80 Ayat (3) Jo Pasal 76C Undang-


ka

undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-undang No.23


ep

Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak tersebut, Anak dapat dipertanggung


jawabkan atas perbuatannya tersebut;
ah

Menimbang, bahwa berdasarkan asas hukum pidana dalam hal


R

es

pertanggung jawaban pidana disebutkan bahwa tidak dipidana jika tidak ada
M

kesalahan (geen straf zonder schuld). Lebih lanjut diuraikan Promovendus


ng

Hukum Pidana Indonesia, Prof. Mulejatno, SH dalam karya populernya “Asas


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
20

ep
-asas Hukum Pidana” pada halaman 154 sampai dengan 155 bahwa
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
hubungan antara perbuatan pidana dengan kesalahan dinyatakan dengan

a
hubungan antara sifat melawan hukumnya perbuatan (wederrehtelijkheid dan

si
schuld)...bahwa schuld tidak dapat dimengerti tanpa adanya
wederrehtelijkheid, tapi sebaliknya wederrehtelijkheid mungkin ada tanpa

ne
ng
adanya kesalahan...orang tidak mungkin dipertanggung jawabkan (dijatuhi
pidana) kalau dia tidak melakukan perbuatan pidana. Tapi meskipun

do
gu melakukan perbuatan pidana, tidak selalu dapat dipidana. Selanjutnya
Prof.Mulyatno, SH pada halaman 161 menyatakan bahwa “...untuk adanya
kesalahan, hubungan antara keadaan bathin dengan perbuatannya (atau

In
A
dengan suatu keadaan yang menyertai perbuatan)...harus berupa
kesengajaan (dolus) atau kealpaan (culpa), kemudian pada akhir
ah

lik
pembahasannya (halaman 164) Prof. Mulyatno, SH menyimpulkan “...bahwa
untuk adanya kesalahan harus :
am

ub
- Melakukan perbuatan pidana (sifat melawan hukum);
- Diatas umur tertentu mampu bertanggung jawab;
- Mempunyai suatu bentuk kesalahan yang berupa kesengajaan atau
ep
k

kealpaan;
ah

- Tidak adanya alasan pemaaf;


R

si
Menimbang, bahwa dalam doktrin hukum pidana telah diterima
pengertian umum bahwa tindak pidana adalah perbuatan yang memenuhi

ne
ng

rumussan delik dan bersifat melawan hukum. Hal ini mengandung pengertian
bahwa suatu perbuatan barulah dapat dikatakan sebagai tindak pidana

do
apabila perbuatan itu disamping memenuhi rumusan tindak pidana, juga
gu

haruslah bersifat melawan hukum (wederrechtelijkheid). Oleh karena itu sifat


melawan hukum merupakan unsur yang harus selalu ada dari suatu tindak
In
A

pidana (Wirjono Prodjodikoro, Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia,


Refika Aditama, Bandung, 2003, hlm.64-65);
ah

lik

Menimbang, bahwa berkaitan dengan apakah melawan hukum tersebut


harus dicantumkan atau tidak dalam setiap rumusan delik, hal tersebut
berkaitan erat dengan ajaran tentang sifat melawan hukum formal maupun
m

ub

materiel. Menurut ajaran melewan hukum formal menghendaki apabila


ka

suatu perbuatan telah mencocoki semua unsur yang termuat dalam rumusan
ep

tindak pidana, perbuatan tersebut adalah tindak pidana. Jika ada alasan-
alasan pembenar, maka alasan-alasan tersebut harus juga disebutkan secara
ah

tegas dalam Undang-undang. Sedangkan ajaran melawan hukum materiel


R

es

menghendaki bahwa disamping perbuatan yang dilakukan terdakwa telah


M

memenuhi rumusan dari tindak pidana, harus pula benar-benar dirasakan oleh
ng

masyarakat sebagai perbuatan yang tidak patut atau tercela sehingga diakui
on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
21

ep
pula adanya alasan pembenar selain yang ditentukan oleh Undang-undang
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
(Komariah Emong Sapardjaja, Ajaran Melawan Hukum Materiel dalam

a
Hukum Pidana Indonesia : Study kasus tentang penerapan dan

si
perkembangannya dalam Yurisprudensi, Alumni, Bandung, 2002. hlm.24-25) ;
Menimbang, bahwa menurut doktrin hukum pidana, alasan pembenar

ne
ng
adalah alasan yang menghapuskan sifat melawan hukum perbuatan,
sehingga apa yang dilakukan oleh Terdakwa menjadi perbuatan yang patut

do
gu dan benar. Dalam KUHP alasan pembenar ini ditentukan dalam Pasal 49 ayat
(1) mengenai pembelaan terpaksa (noodweer), Pasal 50 mengenai
melaksanakan ketentuan Undang-undang, Pasal 51 ayat (1) tentang

In
A
melaksanakan perintah dari atasan;
Disamping itu dalam KUHP diatur pula ketentuan tentang alasan
ah

lik
pemaaf, yaitu alasan yang menghapuskan kesalahan Terdakwa. Perbuatan
yang dilakukan oleh terdakwa tetap bersifat melawan hukum jadi tetap
am

ub
merupakan perbuatan pidana, tetapi pelakunya tidak dapat dipidana, karena
tidak ada kesalahan pada dirinya. Hal ini diatur KUHP dalam Pasal 49 ayat (2)
tentang pembelaan yang melampaui batas (noodweer axces), Pasal 51 ayat
ep
k

(2) tenteng menjalankan perintah jabatan yang tanpa wewenang dengan itikad
ah

baik (Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana, Rineke Cipta, Jakarta, 2002,


R

si
hlm.137-138);
Menimbang, bahwa di persidangan, Anak melalui Penasehat

ne
ng

Hukumnya secara lisan menyatakan mohon hukuman yang seringan-


ringannya dikarenakan apa yang Anak lakukan merupakan pembelaan diri;

do
Menimbang, bahwa sekilas apa yang dikatakan oleh Penasehat Hukum
gu

Anak tersebut apabila dilihat dari sudut pandang hukum pidana merupakan
hal yang kontradiktif, karena tidaklah mungkin seorang dianggap melakukan
In
A

tindak pidana apabila perbuatan yang dilakukannya merupakan pembelaan


diri dan oleh karenanya tidaklah mungkin pula kepadanya untuk dijatuhi
ah

lik

pidana, sekalipun dengan hukuman yang seringan-ringannya;


Menimbang, bahwa Hakim dapat memahami apa yang disampaikan
oleh Penasehat Hukum Anak tersebut, karena bagi kebanyakan orang yang
m

ub

awam dengan hukum, manakala ia dihadapkan ke muka persidangan karena


ka

didakwa telah melakukan tindak pidana, maka akan beranggapan Pengadilan


ep

pasti akan menjatuhkan hukuman (pidana) kepada mereka, padahal


“mengadili” tidak sama artinya dengan “menghukum” melainkan serangkaian
ah

tindakan Hakim untuk menerima, memeriksa dan memutus perkara pidana


R

es

yang dilandaskan pada asas praduga tidak bersalah (presumption of


M

innocence), sampai dibuktikan kebenaran telah dilakukannya tindak pidana


ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
22

ep
dan kesalahannya secara sah menurut cara yang diatur dalam ketentuan
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Perundang-undangan;

a
Menimbang, bahwa sesuai dengan prinsip hukum acara pidana bahwa

si
Hakim berkewajiban mencari kebenaran materiel dalam suatu perkara pidana,
oleh karena itulah Hakim secara ex-officio akan menilai dan

ne
ng
mempertimbangkan, apakah terdapat hal yang dapat dijadikan dasar tentang
adanya alasan pemaaf bagi Anak dalam melakukan perbuatan tersebut,

do
gu dengan kata lain apakah perbuatan Anak tersebut dapat dianggap sebagai
pembelaan diri terpaksa yang melampaui batas yang dilakukan oleh Anak
(noodweer axces) sebagaimana ditentukan dalam Pasal 49 ayat (2) KUHP;

In
A
Menimbang, bahwa perlu difahami perbuatan pembelaan terpaksa
melampaui batas ini pada dasarnya merupakan tindakan menghakimi sendiri
ah

lik
(daad van eigenrichting) terhadap adanya perbuatan atau serangan orang
lain, akan tetapi perbuatan tersebut menjadi diperkenankan oleh hukum
am

ub
(rechtmatig). Hal ini dilandasi dasar filosofis dimana Negara melalui organ
pemerintahan dalam hal ini kepolisian yang berfungsi melindungi dan
mengayomi masyarakat sudah pasti tidak dapat untuk setiap waktu dan setiap
ep
k

tempat mampu malaksanakan fungsi tersebut, oleh karena itu dalam hal
ah

seseorang mendapat serangan yang melawan hukum diperkenankan


R

si
melakukan perbuatan pembelaan terpaksa (noodweer) dan pembelaan
terpaksa melampaui batas (noodweer axces) untuk melindungi kepentingan

ne
ng

hukum sendiri atau kepentingan hukum orang lain sepanjang memenuhi


persyaratan yang ditentukan oleh Undang-undang;

do
Menimbang, bahwa pada prinsipnya rumusan Pasal 49 ayat (1) KUHP
gu

mengenai pembelaan terpaksa (noodweer) dan Pasal 49 ayat (2) KUHP


mengenai pembelaan terpaksa melampaui batas (noodweer axces)
In
A

disimpulkan apabila dilakukan dalam tiga hal, yaitu :


- Untuk membela dirinya sendiri atau orang lain terhadap adanya serangan
ah

lik

yang ditujukan pada fisik atau badan atas dirinya sendiri atau orang lain;
- Untuk membela kehormatan kesusilaan;
- Untuk membela harta benda sendiri atau orang lain;
m

ub

Namun yang membedakan pada Pasal 49 ayat (2) KUHP terdapat rumusan
ka

sebagai berikut :
ep

- Pembelaan terpaksa yang melampaui batas;


Bahwa sebagaimana yang disampaikan oleh Pompe yang dikutip oleh
ah

Lamintang dalam bukunya Dasar-dasar Hukum Pidana Indonesia


R

es

(hal.502) bahwa perbuatan melampaui batas itu dapat berkenaan dengan


M

perbuatan melampaui batas keperluan dan dapat pula berkenaan dengan


ng

perbuatan melampaui batas dari pembelaanya itu sendiri. Batas-batas dari


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
23

ep
keperluan itu telah dilampaui yaitu baik apabila cara-cara yang telah
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
dipergunakan untuk melakukan pembelaan itu telah dilakukan secara

a
berlebihan;

si
Bahwa batas-batas dari suatu pembelaan itu telah dilampaui yaitu apabila
setelah pembelaan yang sebenarnya itu telah selesai, orang masih tetap

ne
ng
menyerang si penyerang, walaupun serangan dari si penyerang itu sendiri
sebebarnya telah berakhir. Perbuatan memukul penyerang, walaupun

do
gu perbuatan tersebut tidak dapat lagi disebut sebagai suatu pembelaan,
sesuai dengan ketentuan pidana, tidak membuat pelakunya menjadi dapat
dihukum;

In
A
- Disebabkan oleh kegoncangan jiwa yang hebat karena serangan atau
ah

lik
ancaman serangan itu;
Bahwa pembentuk Undang-undang tidak menjelaskan secara rinci
am

ub
mengenai arti “kegoncangan jiwa yang hebat” namun secara gramatikal
makna ”kegoncangan jiwa yang hebat” ialah suatu keadaan bathin atau
jiwa seseorang yang tidak tetap dalam artian menimbulkan suatu
ep
k

kegoncangan yang menyebabkan perasaan gelisah, perasaan takut,


ah

perasaan tidak aman, perasaan cemas yang dirasakan secara teramat


R

si
sangat (dahsyat) yang berakibat terganggunya keadaan jiwa atau bathin
seseorang.

ne
ng

Menimbang, bahwa mengenai bagaimana tentang pembelaan terpaksa


melampaui batas dilakukan harus memenuhi hal-hal sebagai berikut :

do
1. Adanya serangan seketika atau langsung yang melawan hukum;
gu

2. Pembelaannya saat itu juga dan Pembelaan itu melampaui batas;


In
A

Ad.1. Adanya serangan seketika atau langsung yang melawan hukum


Menimbang, bahwa berdasarkan fakta di persidangan, peristiwa dalam
ah

lik

perkara ini berawal ketika Anak sedang dipijit lehernya (saling pijit) oleh Anak
saksi bernama Aldi Anggara ditempat yang memang untuk bersantai
dibelakang sekolah, lalu tidak lama kemudian datanglah Anak korban Okta
m

ub

Riandi Bin Matsuri mendekati Anak dan berkata “Bange nian saling pijit leher,
ka

kalu bise tidur benar dak usah saling urut, jadilah ditabok bae...” (Bodoh
ep

sekali saling pijit leher, kalau bisa ditidurkan tidak usah saling urut, jadilah
ditampar saja...) mendengar Anak korban mengatakan hal itu, Anak hanya
ah

diam saja tidak menjawab apapun, setelah itu Anak korban Okta Riandi Bin
R

es

Matsuri berkata lagi “ jadilah dicekik saje” (jadilah dicekik saja) namun si Anak
M

tetap diam dan tidak menjawab sepatah katapun atas apa yang dikatakan
ng

Anak korban,
on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
24

ep
Menimbang, bahwa setelah Anak korban berkata-kata seperti itu Anak
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
korban sembari mendekati Anak dan tiba-tiba saja Anak korban langsung

a
memukul Anak dibagian belakang leher kebawah/ punggung Anak;

si
Menimbang, bahwa setelah Anak korban berhasil memukul Anak, lalu
Anak berdiri membalikkan badan dengan sedikit mendorong dan berkata

ne
ng
kepada Anak korban “kenapa memukul saya?’ dijawab oleh Anak korban
“kenapa, kamu tidak senang? Kalau tidak senang kita berkelahi” setelah Anak

do
gu korban berkata seperti itu Anak korban langsung meremas kedua tangan Anak
dengan kuat dan seketika itu juga Anak korban melepaskan salah satu
tangannya dan langsung memukul kembali mata sebelah kanan Anak yang

In
A
juga mengenai hidung Anak sehingga hidung Anak mengeluarkan darah;
Menimbang, bahwa kedua tangan Anak yang diremas dengan sangat
ah

lik
kuat oleh kedua tangan Anak korban tidak dapat dilepaskan dan tidak sempat
ditarik untuk dilepas oleh Anak sehingga saat itu juga Anak korban langsung
am

ub
memukul mata kanan yang juga mengenai hidung Anak sehingga
mengeluarkan banyak darah, Hakim berpendapat telah terbukti adanya
serangan seketika atau langsung yang melawan hukum yang dilakukan Anak
ep
k

korban;
ah

si
Ad.2. Pembelaannya saat itu juga dan Pembelaan itu melampaui batas;
Menimbang, bahwa sesuai dengan fakta yang terungkap

ne
ng

dipersidangan, bahwa setelah Anak korban memukul mata sebelah kanan


Anak yang juga mengenai hidung Anak sehingga hidung Anak lansung

do
mengeluarkan darah, telah ternyata darah segar terus keluar dari lobang
gu

hidung Anak tersebut sehingga Anak harus terus memegangi hidungnya


sembari menyeka darah yang tetap keluar hingga membasahi seragam
In
A

sekolah yang sedang Anak pakai, sehingga saat itu juga Anak langsung
pusing, gemetar, pandangan gelap dan tubuhnya lemas hingga akhirnya Anak
ah

lik

berjalan beberapa langkah mencari tempat duduk dan mendapati sebuah


kayu balok lebih kurang satu meter lalu Anak bersama Anak saksi Anggita
Miharja Bin Azwar duduk diatasnya sembari Anak terus saja mengelapkan
m

ub

darah darah yang masih terus keluar dari hidung Anak pada kayu balok
ka

tersebut;
ep

Menimbang, bahwa setelah Anak korban memukul mata yang juga


mengenai hidung Anak, Anak korban masih juga berkata lagi dengan
ah

ancaman “kau jangan melawan-melawan jingok rai kau tu sudah bedarah


R

es

galo” (kau jangan melawan-melawan lihatlah muka mu itu sudah berdarah


M

semua);
ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
25

ep
Menimbang, bahwa Anak yang sudah dalam keadaan pusing, gemetar,
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
pandangan gelap dan tubuhnya lemas dikarenakan darah yang terus keluar

a
dari hidung Anak sudah tidak menghiraukan lagi ancaman Anak korban

si
tersebut, selanjutnya Anak korban duduk didepan Anak yang berjarak lebih
kurang tiga meter dari tempat duduk Anak dan Anak saksi Anggita Miharja

ne
ng
kemudian selang berapa lama Anak saksi Anggita Miharja yang juga duduk
disebelah Anak berdiri, melihat Anak saksi Anggita Miharja berdiri dari tempat

do
gu duduk itu seketika itu juga Anak juga berdiri dari tempat duduknya dan
langsung mengambil kayu balok yang sedari tadi diduduki oleh Anak dan Anak
saksi Anggita Miharja lalu dengan kedua tangannya Anak memukulkan kayu

In
A
balok tersebut keatas kepala Anak korban sebanyak satu kali sehingga Anak
korban langsung tersungkur kemudian Anak memukul lagi pinggang bagian
ah

lik
belakang Anak korban sebanyak satu kali, setelah itu Anak langsung
melepaskan kayu balok tersebut dan langsug lari meninggalkan tempat
am

ub
kejadian;
Menimbang, bahwa sebagaimana diketahui bahwa pelaku dalam
perkara ini bukanlah orang dewasa melainkan seorang anak yang saat
ep
k

kejadian masih berusia belum genap 15 (lima belas) tahun yang menurut
ah

Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana


R

si
Anak, bahwa batas usia anak-anak adalah 18 (delapan belas) tahun, dengan
demikian usia Anak yang belum dewasa atau tergolong anak-anak tentu tidak

ne
ng

memiliki kejiwaan atau tingkat emosional layaknya orang dewasa yang sudah
stabil yang dapat mengendalikan emosi dan perasaan serta lebih tahan

do
terhadap tekanan, rasa takut dan lain sebagainya, dengan demikian kondisi
gu

Anak saat kejadian sebagaimana yang telah diuraikan diatas adalah dalam
keadaan kegoncangan jiwa yang hebat (dahsyat) atas serangan yang ia Anak
In
A

alami sehingga bathin Anak berkecamuk dan tidak terkontrol;


Menimbang, bahwa dengan demikian Anak yang sempat duduk
ah

lik

beberapa saat diatas kayu balok sebelum akhirnya kayu balok yang diduduki
Anak tersebut diambil dan dipukulkan ke atas kepala Anak korban, Hakim
berpendapat durasi waktu tersebut masih dalam koridor perbuatan pembelaan
m

ub

saat itu juga mengingat keadaan Anak saat itu seperti yang telah
ka

dipertimbangkan sebelumnya, demikian juga Anak yang mendapatkan


ep

serangan dengan cara dipukul menggunakan tangan oleh Anak korban yang
mengenai mata kanan dan juga hidung Anak namun Anak tidak membalas
ah

dengan memukul menggunakan tangan juga melainkan memukul dengan


R

es

menggunakan kayu balok yang sebelumnya kayu balok tersebut diduduki oleh
M

Anak dan Anak saksi Anggita Miharja;


ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
26

ep
Menimbang, bahwa berdasarkan keadaan yang demikian, perbuatan
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
yang dilakukan Anak telah memenuhi “pembelaan saat itu juga dan

a
pembelaan itu melampaui batas”

si
Menimbang, bahwa dari uraian pertimbangan diatas, Hakim
berpendapat fakta adanya Alasan Pemaaf atas perbuatan Anak sebagaimana

ne
ng
ditentukan dalam Pasal 49 ayat (2) KUHP;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, maka

do
gu Hakim berpendapat sekalipun perbuatan Anak tetap bersifat melawan hukum
atau tetap merupakan perbuatan pidana, akan tetapi oleh karena terbukti
adanya pembelaan terpaksa yang melampaui batas (noodweer axces) pada

In
A
diri Anak maka oleh karena alasan pemaaf menghapuskan kesalahan Anak
sehingga Anak tidak dapat dipidana;
ah

lik
Menimbang, bahwa setelah Penuntut Umum membacakan tuntutannya,
Hakim menanyakan kepada orangtua Anak terhadap tuntutan yang dibacakan
am

ub
dan apa yang ingin disampaikan orangtua Anak, lalu orangtua Anak
menyampaikan bahwa sebelum Anak disidangkan, antara orangtua Anak dan
keluarga Anak korban telah ada perdamaian yang dituangkan dalam Surat
ep
k

Keterangan Perdamaian (terlampir dalam berkas) selanjutnya orangtua Anak


ah

menyampaikan juga bahwa keluarga Anak korban ada meminta uang


R

si
perdamaian sejumlah Rp. 35.000.000,- (tiga puluh lima juta rupiah) dan uang
tersebut sudah orangtua Anak berikan kepada keluarga Anak korban;

ne
ng

Menimbang, bahwa berdasarkan hasil dari Penelitian kemasyarakatan


Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Kantor

do
Wilayah Sumatera Selatan Balai Pemasyarakatan Kelas II Lahat yang dibuat
gu

dan ditandatangani oleh Zulkarnain Selaku Pembimbing Kemasyarakatan


tertanggal 30 Oktober 2018 yang pada pokoknya menyimpulkan bahwa
In
A

memohon kepada Hakim untuk mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut;


 Klien Anak An. Anak adalah seorang anak yang masih berusia 15 tahun,
ah

lik

masa depanya masih panjang untuk dapat merubah sikap, prilaku dan
pergaulannya untuk menjadi pribadi yang lebih baik;
 Klien Anak mengakui perbuatannya dan klien Anak sangat menyesalinya
m

ub

dan berjanji untuk tidak mengulangi perbuatan yang melanggar hukum;


ka

 Kepada keluarga/wali sangat diharapkan untuk dapat memberikan


ep

pengawasan, bimbingan, dorongan kearah yang fositif agar klien Anak kelak
ah

dapat memahami dan tidak mengulangi perbuatan yang dapat melanggar


R

hukum;
es

Menimbang, bahwa oleh karena Anak dilepaskan, maka berdasarkan


M

ng

ketentuan Pasal 97 ayat (1) KUHAP Jo. Pasal 14 ayat (1) Peraturan
on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
27

ep
Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan KUHAP, dipulihkan
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
hak-haknya dalam kemampuan, kedudukan dan harkat serta martabatnya;

a
Menimbang, bahwa oleh karena selama pemeriksaan dalam perkara ini

si
Anak telah ditahan sedangkan Anak dinyatakan lepas dari segala tuntutan
hukum maka sesuai ketentuan Pasal 191 ayat (3) KUHAP kepada Anak

ne
ng
haruslah dibebaskan dari tahanan segera setelah Putusan ini diucapkan;
Menimbang, bahwa terhadap barang bukti beriupa :

do
gu - 1 (satu) buah kayu balok dengan panjang kurang lebih 1 (satu) meter;
Oleh karena merupakan alat yang dipergunakan oleh Anak dalam
melakukan perbuatannya maka terhadap barang bukti tersebut

In
A
haruslah dirampas untuk dimusnahkan;
- 1 (satu) helai baju berbahan kaos lengan panjang berwarna hijau
ah

lik
muda, terdapat lis berwarna hitam dibagian kedua lengan dan terdapat
gambar di bagian dada sebelah kiri
am

ub
- 1 (satu) helai baju berbahan kaos lengan panjang berwarna hijau
- 1 (satu) helai celana panjang sekolah berwarna biru.
Adalah milik dari Anak korban maka barang bukti tersebut dikembalikan
ep
k

kepada Hairil Masrul Bin Matsuri;


ah

si
Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 222 ayat (1) KUHAP,
oleh karena Anak dilepaskan maka biaya perkara dibebankan kepada Negara;

ne
ng

Memperhatikan, Pasal 80 ayat (3) Jo Pasal 76C Undang-undang

do
Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 23
gu

Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, Undang-undang Nomor 11


Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak dan segala ketentuan
In
A

hukum yang berkenaan dengan perkara ini antara lain Undang-undang


Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana dan peraturan –
ah

lik

peraturan lain yang berhubungan dengan perkara ini :


m

MENGADILI:
ub
ka

1. Menyatakan ANAK telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan


ep

tindak pidana yang didakwakan kepadanya, akan tetapi tidak dapat dijatuhi
pidana karena didasarkan pada bela paksa yang melampaui batas
ah

(Noodweer Akses);
es

2. Melepaskan Anak tersebut oleh karena itu dari segala Tuntutan Hukum;
M

ng

3. Memulihkan hak Anak dalam kemampuan, kedudukan dan harkat serta


martabatnya;
on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
28

ep
4. Memerintahkan agar Anak dikeluarkan dari Lembaga Penempatan Anak
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Sementara (LPAS) segera setelah Putusan ini diucapkan;

a
5. Memerintahkan agar terhadap barang bukti berupa :

si
- 1 (satu) buah kayu balok dengan panjang kurang lebih 1 (satu) meter.
Dirampas untuk dimusnahkan

ne
ng
- 1 (satu) helai baju berbahan kaos lengan panjang berwarna hijau
muda, terdapat lis berwarna hitam dibagian kedua lengan dan terdapat

do
gu gambar di bagian dada sebelah kiri
- 1 (satu) helai baju berbahan kaos lengan panjang berwarna hijau

In
- 1 (satu) helai celana panjang sekolah berwarna biru.
A
Dikembalikan kepada saksi Hairil Masrul Bin Matsuri
6. Membebankan biaya perkara ini kepada Negara sejumlah : NIHIL
ah

lik
Demikian diputuskan pada hari RABU tanggal 21 NOVEMBER 2018
am

ub
oleh FERRI IRAWAN, S.H.,M.H. Hakim Anak pada Pengadilan Negeri
Baturaja, Putusan mana diucapkan pada hari itu juga dalam sidang yang
ep
terbuka untuk umum oleh Hakim Anak tersebut dengan dibantu oleh
k

MUJIANTO, S.H. Panitera Pengganti pada Pengadilan Negeri tersebut,


ah

dihadiri oleh DESI ARYANI, S.H. Penuntut Umum Anak pada Kejaksaan
R

si
Negeri Ogan Komering Ulu Selatan, di-Muaradua, dihadapan Anak,
Penasehat Hukum Anak serta Orangtua Anak;

ne
ng

Panitera Pengganti tersebut, Hakim Anak tersebut,

do
gu

MUJIANTO, S.H. FERRI IRAWAN, S.H., M.H.


In
A
ah

lik
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28

Anda mungkin juga menyukai