Anda di halaman 1dari 35

Etika Profesi Hakim

oleh:
Dr. Rizanizarli
KEPUTUSAN BERSAMA
Ketua Mahkamah Agung
dan Komisi Yudisial
Nomor:
047/KMA/SKB/IV/2009
02/SKB/P.KY/IV/2009
tentang
KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU HAKIM

PERATURAN BERSAMA
MAHKAMAH AGUNG RI DAN
KOMISI YUDISIAL RI
Nomor: 02/PB/MA/IX/2012
02/PB/P.KY/09/2012
TENTANG
PANDUAN PENEGAKAN KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU
HAKIM
Kode Etik dan Pedoman
Perilaku Hakim
“Panduan keutamaan moral bagi setiap hakim,
baik di dalam maupun di luar kedinasan
sebagaimana diatur dalam
PERATURAN BERSAMA
MAHKAMAH AGUNG RI DAN
KOMISI YUDISIAL RI
Nomor: 02/PB/MA/IX/2012
02/PB/P.KY/09/2012
TENTANG
PANDUAN PENEGAKAN KODE ETIK DAN
PEDOMAN PERILAKU HAKIM
Perilaku hakim
Sikap, ucapan, dan/atau perbuatan yang
dilakukan oleh seorang hakim dalam
kapasitas pribadinya yang dapat dilakukan
kapan saja termasuk perbuatan yang
dilakukan pada waktu melaksanakan
tugas profesi.
Pengadilan Mandiri:

Pengadilan yang netral (tidak memihak),


kompeten, transparan, akuntabel dan
berwibawa,yang mampyu menegakkan
wibawa hukum, kepastian hukum dan
keadilan merupakan conditio sine qua
non atau persyaratan mutlak dalam
sebuah negara hukum
Tanggung Jawab Hakim
Hakim dalam melaksanakan wewenang dan
tugas harus memadang setiap orang sama di
depan hukum dan dituntut tanggung jawab
yang sangat besar.Oleh karena itu putusan
yang diucapkan selalu dimulai dengan
“Demi Keadilan berdasarkan Ketuhanan
Yang Maha Esa”
hal ini menunjukkan kewajiban untuk
pertanggyungjawaban baik kepada manusia
maupun kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Panduan Penegakan Kode Etik dan Pedoman
Perilaku Hakim
didasarkan pada prinsrpi-prinsip:
a. independensi hakim dan pengadilan;
b. praduga tidak bersalah;
c. penghargaan terhadap profesr hakim dan pengadilan;
d. transparansi;
e. akuntabilitas;
f. kehati-hatian dan kerahasiaan:
g. obyektivitas;
h. efektivitas dan efisiensi:
i. perlakuan yang sama; dan
j. kemitraan.
Prinsip independensi hakim dan pengadil an
“pelaksanaan pengawasan tidak boleh
mengurangi kebebasan hakim dalam memeriksa
dan memutus perkara.

Prinsip praduga tidak bersalah “Terlapor yang


diperiksa berkaitan dengan adanya dugaan
pelanggaran dianggap tidak bersalah sampai
dengan dinyatakan bersalah dan dijatuhi sanksi
admimstratif berdasarkan keputusan yang
ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.
Prinsip penghargaan terhadap profesi hakim
dan lembaga penqadilan “kegiatan
pengawasan dan penanganan dugaan
pelanggaran dilaksanakan sedemikian rupa
agar sedapat mungkin tidak menciderai
kewibawaan hakim dan pengadilan.

Prinsip transparansi “masyarakat dapat selalu


mengakses, baik secara aktif maupun secara
pasif. informasi publik yang berkaitan dengan
kegiatan pengawasan dan penanganan dugaan
pelanggaran.
Prinsip akuntabilitas “dalam setiap kegiatan
pengawasan dan penanganan dugaan pelanggaran
kode etik dan pedoman perilaku hakim, setiap pejabat
pelaksana berkewajiban mempertanggungjawabkan
setrap tindakan dan/atau kebijaKan yang diambilnya,
baik secara internal kepada kolega dan
atasannya, maupun secara eksternal kepada
masyarakat.
Prinsip kehati-hatian dan kerahasiaan setiap
kegiatan pemeriksaan yang berkaitan dengan
dugaan pelanggaran Kode Etik dan Pedoman
Perilaku Hakim dilakukan secara hati-hati dan
hasilnya bersifat rahasia.
Prinsip obyektivitas “Setiap kegiatan
pengawasan dan penanganan dugaan
pelanggaran Kode Etik dan Pedoman Perilaku
Hakim didasarkan pada kritena dan parameter
yang jelas.

Prinsip efektivitas dan efisiensi ”pengawasan


dan pemeriksaan terhadap dugaan pelanggaran
Kode Etik dan Pedoman Perilaku hakim difakukan
secara tepat waktu dan tepat sasaran sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
Prinsip perlakuan yang sama “dalam
penanganan dugaan pelanggaran Kode Etik dan
Pedoman Penlaku Hakim, Pelapor dan Terlapor
memihki hak dan diben kesempatan yang sama.

Prinsip kemitraan “Mahkamah Agung dan


Komisi Yu drsialbekerjasama dan saling
mendukung dalam pengawasan dan
penanganan dugaan pelanggaran Kode Etik dan
Pedoman Perilaku Hakim.
Kewajiban dan larangan bagi Hakim dijabarkan
dari 10 prinsip Kode Etik dan Pedoman Perilaku
Hakim, yaitu:
1. Berperilaku Adil
2. Berperilaku Jujur
3. Berperilaku Arid dan Bijaksana;
4. Bersikap mandiri
5. Berintegritan Tinggi;
6. Bertanggung Jawab;
7. Menjunjung Tinggi Harga Diri;
8. Berdisiplin Tinggi
9. Berperilaku Rendah Diri; dan
10. Bersikap Profesional.
1. Berperilaku Adil
Adil bermakna menempatkan sesuatu pada
tempatnya dan meberikan yang menjadi
haknya, yang didasarkan pada suatu prinsip
bahwa semua orang sama kedudukan di depan
hukum.

Tuntutan dari keadilan adalah: memberikan


perlakuan dan memberi kesempatan yang
sama terhadap setiap orang…
Penerapan Perilaku Adil oleh Hakim
Umum:
1. Wajib melaksanakan tugas-tugas hukumnya dgn menghormati
asas praduga tak bersalah, tanpa mengharapkan imbalan.
2. Wajib tidak memihak, baik di dalam maupun di luar pengadilan,
dan tetap menjaga serta menumbuhkan kepercayaan
masyarakat pencari keadilan;
3. Wajib menghindari hal-hal yg dpt mengakibatkan pencabutan
haknya utk mengadili perkara yg bersangkutan;
4. Dilarang memberikan kesan bahwa salah satu pihak yg tengah
berpekara atau kuasanya termasuk penuntut dan saksi berada
dalam posisi yg istimewa utk mempengaruhi haki m yg
bersangkutan;
5. Dalam menjalankan tugas yudisialnya dilarang menunjukkan
rasa suka atau tidak suka, keberpihakan, prasangka, atau
pelecehan terhadap suatu ras, jenis kelamin, agama, asal
kebangsaan, perbedaan kemampuan fisik atau mental, usia,
atau status sosial ekonomi maupun atas dasar kedekatan
hubungan dengan pencari keadilan atau pihak-pihak yg terlibat
dalam proses peradilan baik melalui perkataan maupun
tindakan
Penerapan Perilaku Adil oleh Hakim
Umum:
6. Dalam suatu proses persidangan wajib meminta kepada
semua pihak yg terlibat proses persidangan utk menerapkan
standar perilaku sebagaimana butir 5;
7. Dilarang bersikap, mengeluarkan perkataan atau melakukan
tindakan lain yg dapat menimbulkan kesan memihak,
berprasangka, mengancam, atau menyudutkan para pihak
atau kuasanya, atau saksi2, dan harus pula menerapkan
standar perilaku yg sama bagi advokat, penuntut, pegawai
pengadilan atau pihak lain yg tunduk pada arahan dan
pengawasan hakim yg bersangkutan;
8. Harus memberikan keadilan kepada semua pihak dan tidak
beritikad semata-mata utk menghukum;
9. Dilarang menyuruh/mengizinkan pegawai pengadilan atau
pihak-pihak lain utk mempengaruhi, mengarahkan, atau
mengontrol jalannya sidang, sehingga menimbulkan
perbedaan perlakuan terhadap para pihak yg terkait dgn
perkara.
Penerapan Perilaku Adil oleh Hakim
Mendengar Kedua Belah Pihak:
1. Harus memberikan kesempatan yg sama kepada
setiap orang khususnya pencari keadilan atau
kuasanya yg mempunyai kepentingan dalam suatu
proses hukum di Pengadilan;

2. Tidak boleh berkomunikasi dengan pihak yg


berperkara di luar persidangan, kecuali dilakukan di
dalam lingkungan gedung pengadilan demi
kepentingan kelancaran persidangan yg dilakukan
secara terbuka, diketahui pihak-pihak yg
berperkara, tdk melanggar prinsip persamaan
perlakuan dan ketidak berpihakan.
2. Berperilaku Jujur
Kejujuran bermakna dapat dan berani
menyatakan bahwa yg benar adalah
benar yg salah adalah salah.

Kejujuran mendorong terbentuknya


pribadi yg kuat dan mengakibatkan
kesadaran akan hakekat yg hak dan yg
batil.
Penerapan Perilaku Jujur oleh Hakim
Umum :
(1) Hakim harus berprilaku jujur (fair) dan
menghindari perbuatan yang tercela atau
yang dapat menimbilkan kesan tercela.
(2) Hakim harus memastikam bahwa sikap,
tingkah laku dan tindakannya, baik di dalam
maupun luar pengadilan, selalu menjaga
dan meningkatkan kepercayaan
masyarakat,penegak hukum lain serta pihak
berperkara, sehingga tercermin sikap
ketidakberpihakan Hakim dan lembaga
peradilan (impartiality)
Penerapan Perilaku Jujur oleh Hakim
Pemberian hadiah
(1) Hakim tidak boleh meminta \ menerima dan harus mencegah suami
atau istri hakim, orang tua, anak atau anggota keluarga Hakim
lainnya, untuk meminta dan menerima janji, hadiah, hibah, warisan ,
pemberian,penghargaan dan pinjamaandari
a. Advokat
b.Penuntut
c. Orang yang diaduli
d. Pihak lain yang kemungkinan kuat akan diadili;
e. Pihak yang memiliki kepentingan baik langsung maupun
tidak langsung terhadap suatu perkara yang srdang
diadili atau kemungkinan kuat akan diadili oleh Hakim
yang bersangkutan yang secara wajar (reasonable)
patut di anggap bertujuan atau mengandung maksud
untuk mempengaruhi Hakuim dalam menjalankan tugas
peradilannya
(2) Hakim dilarang menyuruh/mengizinkan pegawai
pengadilan atau pihak lain yg dibawah pengaruh,
petunjuk atau kewenangan hakim yg bersangkutan untuk
meminta atau menerima hadiah, hibah, warisan,
pemberian, pinjaman atau bantuan apapun sehubung
dgn segala hal yg dilakukan atau tidak di ketahui oleh
hakim yg bersangkutan berkaitan dgn tugas dan fungsi
dari :
a. Advokat ;
b. Penuntut ;
c. Orang yang sedang diadili oleh hakim tersebut
d. Pihak lain yg kemungkinan kuat akan diadili oleh hakim tersebit
e. Pihak yang memiliki kepentingan langsung maupun tidak
langsung terhadap suatu perkara yang sedang diadili atau
kemungkinan kuat akan diadili oleh hakim yang bersangkutan.yang
secara wajar patut diduga bertujuan untuk mempengaruhi
hakim dalam menjalankan tugas peradilannya.
Terima Imbalan dan
Pengeluaran/Ganti Rugi
Hakim dpt menerima imbalan dan atau
kompensasi biaya untuk
Kegiatan ekstra yudisial dari pihak yang
tidak mempunyai konflik kepentingan,
sepanjang imbalan itau kompensasi
terseut tidak mempengaruhi pelaksdanaan
tugas-tugas yudisial dari hakim yang
bersangkutan
Pencatatan dan Pelaporan Hadiah
Kekayaan

1. Hakim wajib melaporkan secara tertulis gratifikasi


yang di terima kepada komosi pemberantasan
korupsi (KPK), Ketua Muda Pengawasan
Mahkamah Agung, dan Ketua Komisial Yudisial
paling lambat 30(tiga puluh) hari kerja terhitung
sejak tanggal gratifikasi terserbut di terima
2. Hakim wajib menyarahkan laporan kekayaan
kepada Komisi Pemberantas Korupsi sebelum,
selama,dan setelah, menjabat, serta bersedia di
periksa kekayaan sebelum, selama,dan setelah,
menjabat
3. BERPERILAKU ARIF DAN
BIJAKSANA
Arif dan bijaksana bermakna mampu bertindak sesuai
dengan norma-norma yang hidup dalam masyarakat
baik norma- norma hukum, norma-norma keagamaan,
kebiasaan-kebiasaan maupun kesusilaan dengan
memperhatikan situasi dan kondisi saat itu, serta
mampu memperhitungkan akibat dari tindakannya.

Perilaku yang arif dan bijaksana mendorong


terbentuknya pribadi yang berwawasan luas,
mempunyai tenggang rasa yang tinggi, serta mampu
memperhitungkan akibat dari tindakannya.
Penerapan Berprilaku Arif dan Bijaksana

Umum
(1) Hakim wajib menghindari tindakan tercela
(2) Hakim, dalam hubungan pribadinya dengan anggota
profesi hukum lain yang secara teratur beracara di
pengadilan, wajib menghindari situasi yang dapat
meiumbulkan kecurigaan atau sikap keberpihakan.
(3) Hakim dilarang mengadili perkara dimana anggota
keluarga hakim yang bersangkutan bertindak mewakili
suatu pihak yang berperkara atau sebagai pihak yang
mewakili kepentingan dengan perkara tersebut.
(4) Hakim dilarang mengizinkan tempat kediaman
digunakan oleh seseorang anggota suatu
profesi hukum untuk menerima klien atau
menerima anggota-anggota lainnya dari profesi
hukum tersebut.
(5) Hakim dalam menjalankan tugas-tugas
yudisialnya wajib terbebas dari pengaruh
keluarga dan pihak ketiga lainnya.
(6) Hakim dilarang menggunakan wibawa
pengadilan untuk kepentingan pribadi, keluarga
atau pihak ketiga lainnya.
(7) Hakim dilarang mempergunakan keterangan yang di
peroleh dalam proses pengadilan untuk tujuan lain yang
tidak terkait dengan wewenang dan tugas yudisialnya.
(8) Hakim dapat membentuk atau ikut serta dalam
organisasi para hakim atau turut serta dalam lembaga
yang mewakili kepentingan para hakim.
(9) Hakim berhak melakukan kegiatan ekstra yudisial,
sepanjang tidak mengganggu pelaksanaan tugas
yudisial, antara lain: menulis, memberi kuliah, mengajar
dan turut serta dalam kegiatan2 yg berkenaan dgn
hukum, sistem hukum, ketatalaksanaan, keadilan atau
hal-hal lain yg terkait dengannya.
4. Bersikap Mandiri

Mandiri bermakna mampu bertindak sendiri


tanpa bantuan pihak lain, bebas dari campur
tangan siapapun dan bebas dari pengaruh
apapun

Sikap mandiri mendorong terbentuknya perilaku


Hakim yg tangguh, berpegang teguh pada
prinsip dan keyakinan atas kebenaran sesuai
tuntutan moral dan ketentuan hukum yg
berlaku.
5. Berintegrasi Tinggi
Integritas bermakna sikap dan kepribadian yg
utuh, berwibawa, jujur dan tidak tergoyahkan.
Integritas tinggi pada hakekatnya terwujud pada
sikap setia dan tangguh berpegang pada nilai-2
atau norma yg berlaku dalam melaksanakan
tugas.
Integritas tinggi akan mendorong terbentuknya
pribadi yang bereni menolak godaan dan
segala bentuk intervensi, dengan
mengedepankan tuntutan hati nurani untuk
menegakkan kebenarandan keadilan dan serta
selalu berusaha melakukan tugas dengan cara-
cara terbaik untuk mencapai tujuan terbaik.
6. BERTANGGUNG JAWAB
Bertanggung jawab bermakna kesediaan untuk
melaksanakan sebaikbaiknya segala sesuatu
yang menjadi wewengan dan tugasnya, serta
memiliki keberaniaan untuk menaggung jawab
segala akibat atas pelaksanaan wewenang dan
tugasnya tersebut.
7. MENJUNJUNG TINGGI HARGA
DIRI

Harga diri bermakna bahwa pada diri manusia


melekat martabat dan kehormatan yang harus
di pertahankan dan di junjung tinggi oleh setiap
manusia
Prinsip menjunjung tinggi harga diri, khususnya
hakim, akan mendorong dan membentuk
pribadi kuat dan tangguh, sehingga terbentuk
pribadi yang senantiasa menjaga kehormatan
dan martabat sebagai aparatur pengadilan.
8. BERDISIPLIN TINGGI

Disiplin bermakna ketaatan pada norma-norma atau


kaidah-kaidah yang diyakini sebagai panggilan luhur
untuk mengemban amanah serta kepercayaan
masyarakat pencari keadeilan.
Disiplin tinggi akan mendorong terbentuknya pribadi
yang tertib di dalam melaksanakan tugas, ikhlas dalam
pengabdian dan berusaha untuk menjadi teladan dalam
lingkungannya, serta tidak menyalahgunakan amanah
yang di percayakan kepadanya
9. BERPRILAKU RENDAH HATI
Rendah hati bermakna kesabaran akan
keterbatasan kemampuan diri, jauh dari
kesempurnaan dan terhindar dari setiap bentuk
keangkuhan.
Rendah hati akan mendorong terbentuknya
sikap realistis, mau membuka diri untuk terus
belajar, menghargai pendapat orang lain,
menumbuh kembang sikap tenggang rasa serta
mewujudkan kesederhanaan, penuh rasa
syukur dan ikhlas di dalam mengemban tugas.
10.Bersikap Profesional

Profesional bermakna suatu sikap moral


yang dilandasi oleh tekad utk
melaksanakan pekerjaan yg dipilihnya
dgn kesungguhan, yg didukung oleh
keahlian atas dasar pengetahuan,
ketrampilan dan wawasan luas,
Pensiunan ???

Anda mungkin juga menyukai