1
The Bangalore Principles of Justice Conduct,
merupakan suatu aturan yang dapat menjadi
patokan atau ukuran tingkah laku pejabat
kekuasaan kehakiman, meliputi kode etik
profesi hakim, transparansi keuangan, dan
akuntabilitas;
Disetujui bersama para Ketua Mahkamah
Agung pada pertemuan di Den Haag dari
tanggal 25 – 26 November 2002.
2
Bangalore Principles mengandung prinsip-
prinsip pedoman perilaku hakim (code of
conduct), meliputi:
1) Berperilaku adil, 2) berperilaku jujur, 3)
berperilaku arif dan bijaksana, 4) bersikap
mandiri, 5) berintegritas tinggi, 6) bertanggung
jawab, 7) menjunjung tinggi harga diri, 8)
berdisiplin tinggi, 9) berperilaku rendah hati, dan
10) bersikap profesional.
3
Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim
yang dibuat berdasarkan Keputusan
Bersama Ketua MARI dan Ketua KY
Nomor 047/KMA/SKB/2009-
02/SKB/P.KY.IV/2009 tanggal 08 April
2009, mengandung prinsip-prinsip aturan
perilaku yang sama dengan Bangalore
Principles.
4
Defenisi operasional:
Etika adalah kumpulan asas atau nilai
yang berkenaan dengan akhlak mengenai
benar dan salah yang dianut suatu
golongan atau masyarakat;
Perilaku dapat diartikan sebagai
tanggapan atas reaksi individu yang
terwujud dalam gerakan (sikap) dan
ucapan sesuai dengan apa yang dianggap
pantas oleh kaidah-kaidah hukum yang
berlaku;
5
Poin-poin penting dalam penerapan prinsip
kode etik dan pedoman perilaku hakim:
1. Berperilaku adil:
6
2. Berperilaku jujur:
◦ Hakim tidak boleh menerima dan mencegah suami
atau isteri, orang tua, anak dan anggota keluarganya ,
termasuk mengizinkan pegawai pengadilan atau orang
lain di bawah pengaruhnya berupa hadiah, hibah,
warisan, pinjaman, dari orang yang berperkara atau
mungkin berkepentingan dalam perkara, kecuali
pemberian sejumlah tidak lebih dari Rp. 500.000,-
misalnya untuk acara perkawinan, adat istiadat dll.
◦ Melaporkan gratifikasi yang diperoleh kepada KPK,
Ketua Muda Pengawasan dan Ketua KY dalam jangka
waktu paling lama 30 hari kerja
7
3. Berperilaku arif dan bijaksana:
8
4. Bersikap mandiri:
9
5. Berintegritas tinggi:
◦ Hakim harus menghindari hubungan, baik langsung atau
tidak langsung dengan pihak-pihak yang berperkara,
yang perkaranya sedang diperiksa hakim ybs;
◦ Hakim dilarang melakukan tawar menawar putusan,
memperlambat pemeriksaan, menunda eksekusi, atau
menunjuk advokat tertentu, kecuali ditentukan lain oleh
UU;
◦ Hakim dilarang menerima janji, hadiah, pinjaman dan
manfaat lain yang bersifat rutin, atau terus menerus
dari PEMDA;
10
Hakim dilarang mengadili suatu perkara
apabila memiliki hubungan keluarga, KM,
HA lainnya, PU, Advokat dan Panitera
yang menangani perkara tersebut;
Hakim dilarang mengadili suatu perkara
apabila pernah mengadili, atau menjadi
PU, Advokat atau panitera dalam perkara
tersebut pada pengdilan lebih rendah;
11
6. Bertanggung jawab:
12
7. Menjunjung tinggi harga diri:
13
8. Berdisiplin tinggi:
14
9. Berprilaku rendah hati:
15
10. Bersikap profesional: