Anda di halaman 1dari 7

PROFESIONALISME, INTEGRITAS MORAL DAN KARAKTER

HAKIM DALAM PERSIDANGAN

Oleh :

SARJOKO, SH.MH

Wakil Ketua Pengadilan TUN Pontianak

KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU HAKIM


(Keputusan Bersama Ketua Mahkamah Agung dan Ketua Komisi Yudisial
Nomor : 047/KMA/SKB/IV/2009 – 02/SKB/P.KY/IV/2009 tanggal 8 April
2009 tentang Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim)
10 PRINSIP PPH
1. BERPERILAKU ADIL
Adil bermakna menempatkan sesuatu pada tempatnya dan memberikan yang
menjadi haknya, prinsip yang terkandung adalah equality and fairness yaitu
memberikan perlakuan dan kesempatan yang sama terhadap setiap orang dan
tidak membeda-bedakan orang;
Penerapan :
1.1. Umum
- Penerapan asas Praduga tak bersalah tanpa mengharapkan imbalan
- Tidak memihak
- Menghindari hal-hal yang mengakibatkan hak mengadili dicabut
- Memberi kesan salah satu pihak istimewa
- Dilarang berpihak, melecehkan, prasangka berdasar ras, agama, jenis
kelamin, status sosial dll
- Meminta para pihak menghormati peradilan
- Memberikan keadilan kepada semua pihak
- Tidak melakukan pembedaan perlakuan terhadap Para Pihak
1.2. Mendengar Kedua Belah Pihak
- Hakim memberikan kesempatan yang sama kepada Para
Pihak/kuasanya
- Hakim tidak boleh berkomunikasi dengan para pihak di luar persidangan
2. BERPERILAKU JUJUR
Jujur bermakna berani menyatakan yang benar itu benar dan yang salah itu
salah;
2.1. Umum
- Hakim harus berperilaku jujur dan tidak melakukan perbuatan tercela
- Hakim sikap dan perbuatannya di dalam dan di luar pengadilan menjaga
dan meningkatkan kepercayaan masyarakat dan pencari keadilan
sehingga tercermin sikap ketidakberpihakan (impartiality)
2.2. Pemberian Hadiah dan Sejenisnya
- Hakim tidak boleh meminta/menerima/mencegah keluarganya menerima
hadiah, Janji, hibah, warisan, penghargaan, fasilitas dari Advokat,
Penuntut, orang yang diadili, pihak lain yang kemungkinan kuat diadili,
pihak yang memiliki kepentingan langsung/tidak langsung atau
kemugkinan kuat akan diadili yang secara wajar (reasonable) patut
dianggap mempengaruhi hakim dalam tugas;
- Hakim dlarang menyuruh/mengizinkan pegawai/pihak lain di bawah
pengaruh untuk meminta atau menerima hibah, hadiah, warisan,
pemberian dari Advokat, Penuntut, orang yang diadili, pihak lain yang
kemungkinan kuat diadili, pihak yang memiliki kepentingan
langsung/tidak langsung atau kemugkinan kuat akan diadili yang secara
wajar (reasonable) patut dianggap mempengaruhi hakim dalam tugas.
2.3. Terima Imbalan dan Pengeluaran/Ganti Rugi
- Hakim dapat terima imbalan/kompensasi biaya untuk kegiatan ektra
yudisial dari pihak yang tidak mempunyai konflik kepentingan, sepanjang
tidak mempengaruhi tugas yudisial Hakim.
2.4. Pencatatan dan Pelaporan Hadiah dan Harta Kekayaan
- Hakim wajib melaporkan secara tertulis gratifikasi yang diteriam kepada
KPK, Ketua Muda Pengawasan dan Ketua Komisi Yudisial paling lambat
30 hari kerja sejak tanggal gratifikasi diterima
- Hakim wajib menyerahkan laporan kekayaan kepada KPK sebelum,
selama dan setelah menjabat dan bersedia diperiksa kekayaannya.
3. BERPERILAKU ARIF DAN BIJAKSANA
Arif dan bijaksana bermakna mampu bertindak sesuai dengan norma-norma
yang hidup dalam masyarakat baik norma hukum, keagamaan, kebiasaan,
kesusilaan.
Penerapan :
3.1. Umum
- Menghindari tindakan tercela
- Menghindari keberpihakan
- Dilarang mengadili perkara jika anggota keluarga Hakim bertindak
mewakili pihak
- Dilarang tempat kediamannya untuk praktek profesi hukum
- Terbebas dari pengaruh pihak ketiga
- Dilarang menggunakan wibawa hakim untuk kepentingan pribadi,
keluarga
- Dilarang mempergunakan keterangan dalam proses peradilan untuk
tujuan tidak terkait tugas yudisial
- Hakim dapat ikut serta dalam organisasi profesi hakim
- Hakim dapat melakukan kegiatan ekstra yudisial, sepanjang tidak
menganggu pelaksanaan tugas yudisial, seperti menulis, member kuliah,
mengajar.
3.2. Pemberian Pendapat atau Keterangan kepada Publik
- Hakim dilarang mengeluarkan pernyataan di masyarakat yang dapat
mempengaruhi proses persidangan
- Hakim dilarang memberi pendapat mengenai substansi perkara diluar
proses persidangan
- Hakim yang diberi tugas resmi pengadilan dapat menjelaskan ke
masyarakat prosedur beracara
- Hakim dapat memberikan keterangan di surat kabar tentang administrasi
peradilan secara umum dan tidak berhubungan dengan substansi
perkara
- Hakim tidak boleh memberi keterangan, pendapat atas suatu
perkara/putusan pengadilan yang belum in kracht atau sudah in kracht,
kecuali dalam forum ilimiah yang hasilnya untuk tidak dipublikasikan yang
dapat mempengaruhi putusan hakim dalam perkara lain.
3.3. Kegiatan keilmuan, Sosial Kemasyarakatan dan Kepartaian
- Hakim dapat menulis, memberi kuliah, mengajar dan berpartisipasi dalam
kegiatan keilmuan selam kegiatan tersebut tidak dimaksudkan untuk
memanfaatkan posisi Hakim membahas suatu perkara
- Hakim boleh menjabat sebagai pengurus/anggota organisasi nirlaba
sepanjang tidak mempengaruhi kemandirian hakim
- Hakim tidak boleh menjadi Pengurus/anggota Partai Politik
- Hakim dapat berpartisipasi dalam kegiatan amal yang tidak mengurangi
sikap netral
4. BERSIKAP MANDIRI
Mandiri bermakna mampu bertindak sendiri tanpa bantuan pihak lain, bebas
dari campur tangan siapapun dan bebas dari pengaruh apapun
Penerapan :
- Hakim harus menjalankan fungsi peradilan secara mandiri dan bebas dari
pengaruh teknan ancaman atau bujukan baik bersifat langsung maupun tidak
langsung dari pihak manapun
- Hakim wajib terbebas dari hubungan yang tidak patut dengan lembaga
eksekutif, legislative dan kelompok lain yang berpotensi mengancam
kemandirian hakim
- Hakim wajib berperilaku mandiri guna memperkuat kepercayaan masyarakat
terhadap badan peradilan
5. BERINTEGRITAS TINGGI
Integritas bermakna sikap dan kepribadian yang utuh, berwibawa, jujur dan tak
tergoyahkan. Integritas tinggi pada hakekatnya terwujud pada sikap setia dan
tangguh berpegang pada nilai2 atau norma2 yang berlaku dalam melaksanakan
tugas.
Penerapan :
5.1. Umum
5.1.1.Hakim harus berperilaku tidak tercela
5.1.2.Hakim tidak boleh mengadili suatu perkara apabila memiliki konflik
kepentingan
5.1.3.Hakim harus menghindari hubungan baik langsung maupun tidak
langsung dengan advokat, penuntut dan pihak2 berperkara
5.1.4.Hakim harus membatasi hubungan yang akrab baik langsung
maupun tidak langsung dengan advokat yang sering berperkara di
wilayah hukumnya
5.1.5.Pimpinan Pengadilan diperbolehkan menjalin hubungan yang wajar
dengan lembaga eksekutif dan legislative dan dapat memberikan
keterangan/pertimbangan/nasihat hukum selama tidak berhubungan
dengan perkara yang ditangani atau diduga akan diajukan ke
Pengadilan
5.1.6.Hakim harus bersikap terbuka dan memberikan informasi mengenai
kepentingan pribadi yang menunjukkan tidak adanya konflik
kepentingan mengenai suatu perkara
5.1.7.Hakim dilarang melakukan tawar menawar putusan, memperlambat
pemeriksaan, menunda eksekusi, menunjuk advokat tertentu dalam
menangani perkara.
5.2. Konflik Kepentingan
5.2.1.Hubungan Pribadi dan Kekeluargaan
-Hakim dilarang mengadili perkara apabila ada hubungan
kekeluargaan dengan KM, Hakim Anggota, penuntut, advokat,
Panitera
- Hakim dilarang mengadili perkara apabila memiliki hubungan
pertemanan yang akrab dengan pihak berperkara, penuntut,
advokat yang menangani perkara tersebut.
5.2.2.Hubungan Pekerjaan
-Hakim dilarang mengadili perkara apbila pernah mengadilinpada
tingkat yang lebih rendah
-Hakim dilarang mengadili perkara apabila pernah menangani hal-hal
yang berhubungan dengan perkara atau para pihak saat
menjalankan pekerjaan atau profesi lain sebelum menjadi Hakim
-Hakim dilrang mengizinkan seseorang yang akan menimbulkan
kesan seakan2 berada dalam posisi khusus yang dapat
mempengaruhi Hakim dalam menjalankan tugas
-Hakim dilarang mengadili perkara yang salah satu pihaknya
organisasi/kelompok/partai politik apabila Hakim tersebut pernah
aktif/masih aktif dalam organisasi/kelompok/partai politik tersebut
5.2.3.Hubungan Finansial
-Hakim harus mengetahui urusan keuangan pribadinya dan
keluarganya
- Hakim dilarang menggunakan wibawa jabatan untuk mengejar
kepentingan pribadi, keluarga atau siapapun juga dalam hubungan
financial
- Hakim dilarang mengizinkan pihak lain yang akan menimbulkan
kesan berada dalam posisi khusus yang dapat memperoleh
keuntungan finansial
5.2.4.Prasangka dan Pengetahuan atas Fakta
-Hakim dilarang mengadili perkara apabila memiliki
prasangka/mengetahui fakta/bukti yang berkaitan dengan perkara
yang disidangkan
5.2.5.Hubungan dengan Pemerintah Daerah
- Hakim dilarang menerima janji, hadiah, hibah, pemberian, pinjaman
atau manfaat lainnya yang bersifat rutin dan terus menerus dari
pemda walaupun tidak mempengaruhi tugas2 yudisial
5.3. Tata Cara Pengunduran Diri
- Hakim yang memiliki konflik kepentingan sebagaimana butir 5.2 wajib
mengundurkan diri dan apabila ada keragu-raguan wajib meminta
pertimbangan ketua
6. BERTANGGUNGJAWAB
Bertanggungjawab bermakna kesediaan untuk melaksanakan sebaik2nya
segala sesuatu yang menjadi wewenang dan tugasnya serta memiliki
keberanianuntuk menanggung segala akibat atas pelaksanaan wewenang dan
tugas tersebut
Penerapan :
6.1. Penggunaan Predikat Jabatan
- Hakim dilarang menyalahgunakan jabatan untuk kepentingan pribadi,
keluarga atau pihak lain
6.2. Penggunaan Informasi Pengadilan
- Hakim dilarang mengungkapkan informasi rahasia yang didapat dalam
kedudukannya sebagai Hakim untuk tujuan yang tidak ada hubungannya
dengan tugas peradilan.
7. MENJUNJUNG TINGGI HARGA DIRI
Harga diri bermakna bahwa pada diri manusia melekat martabat dan
kehormatan yang harus dipertahankan dan dijunjung tinggi oleh setiap orang,
Prinsip menjunjung tinggi harga diri akan mendorong dan membentuk pribadi
yang kuat dan tangguh sehingga terbentuk pribadi yang senantiasa menjaga
kehormatan dan martabat hakim
Penerapan :
7.1. Umum
Hakim harus menjaga kewibawaan serta martabat lembaga peradilan dan
profesi baik di dalam maupun diluar pengadilan
7.2. Aktivitas Bisnis
- Hakim dilarang terlibat dalam transaksi usaha/keuangan yang
memanfaatkan posisi Hakim
- Hakim wajib menganjurkan anggota keluarga tidak ikut kegiatan yang
mengekploitasi jabatan Hakim
7.3. Aktivitas Lain
- Hakim dilarang menjadi Advokat/pekerjaan lain yang ada hubungan
dengan perkara
7.3.1. Hakim dilarang bekerja dan menjalankan fungsi layaknya advokat,
kecuali hakim tsb sebagai pihak dan memberikan nasehat hukum
Cuma2 untuk anggota keluarga dan teman sesama Hakim
7.3.2. Hakim dilarang bertindak sebagai arbiter/mediator dalam kapasitas
pribadi, kecuali menjalankan tugas
7.3.3.Hakim dilarang menjabat sebagai eksekutor, administrator atau
kuasa pribadi lainnya, kecuali untuk urusan pribadi anggota
keluarga dan hanya diperbolehkan jika wajar tidak mempengaruhi
pelaksanaan tugas
7.3.4.Hakim dilarang rangkap jabatan yang ditentukan peraturan
perundang2an.
7.4. Aktivitas Masa Pensiun
- Mantan Hakim sedapat mungkin tidak menjalankan pekerjaan sebagai
advokat sekurang2nya 2 tahun sejak pension/berhenti menjadi Hakim
8. BERDISIPLIN TINGGI
Disiplin bermakna ketaatan pada norma2 atau kaidah2 yang diyakini sebagai
panggilan luhur untuk mengemban amanah dan kepercayaan pencari keadilan
yang akan mendorong terbentuknya pribadi yang tertib dalam melaksanakan
tugas, ikhlas dalam pengabdian dan berusaha menjadi teladan serta tidak
menyalahgunakan amanah.
9. BERPERILAKU RENDAH HATI
Rendah hati bermakna kesadaran akan keterbatasan kemampuan diri, jauh dari
kesempurnaan dan terhindar dari setiap bentuk keangkuhan. Rendah hati akan
menumbuhkan sikap realistis, membuka diri untuk belajar, menghargai orang
lain, tenggang rasa, sederhana, syukur dan ikhlas dalam mengemban tugas.
Penerapan :
9.1. Pengabdian
Hakim harus melaksanakan pekerjaan sebagai pengabdian yang tulus,
pekerjaan hakim bukan semata2 sebagai mata pencaharian melainkan
amanat yang dipertanggungjawabkan kepada Tuhan YME
9.2. Popularitas
Hakim tidak bolrh bersikap, bertingkah laku atau melakukan tindakan
mencari Popularitas, pujian, penghargaan dan sanjungan dari siapapun
10. BERSIKAP PROFESIONAL
Profesional bermakna sikap moral yang dilandasi tekad untuk melaksanakan
pekerjaan yang dipilihnya dengan kesunguhan yang didukung keahlian atas
dasar pengetahuan, keterampilan dan wawasan luas. Sikap professional akan
mendorong terbentuknya pribadi yang senantiasa menjaga dan
mempertahankan mutu pekerjaan dan berusaha meningkatkan pengetahuan
dan kinerja shg tercapai setingi2nya mutu hasil pekerjaan, efektif dan efisien.

Pontianak, 7 September 2022


Narasumber

Ttd.

SARJOKO, SH.MH.

 Disampaikan dalam Rapat Kerja Peningkatan SDM Penyelesaian Sengketa


BAWASLU Kota Pontianak

Anda mungkin juga menyukai