Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENEGAKAN KODE ETIK ADOVKAT :


KOMISI PENGAWAS, DEWAN KEHORMATAN, & TATA CARA
PENGADUAN
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keadvokatan

Dosen Pengampu : Faqihudin, S. H . I., M. H.

Disusun Oleh:

1. Umi Hamidah Alfita 2102056047


2. Moh Ikhlasul Adha 2102056067
3. Sabrina Salsabila 2102056070

PRODI ILMU HUKUM

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas semua limpahan rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Penegakan Kode Etik Advokat
: Komisi Pengawas, Dewan Kehormatan, & Tata Cara Pengaduan. Shalawat serta
salam senantiasa kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan
syafaatnya kelak di hari kiamat.

Harapan kami semoga makalah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat
sebagai salah satu rujukan atau pedoman bagi pembaca,menambah wawasan serta
pengalaman dalam kepenulisan. Sekalipun telah diusahakan dengan sebaik
mungkin,namun makalah ini tentunya masih terdapat banyak kekurangan. Oleh
karena itu,saran dan kritik dari pembaca diharapkan bisa untuk disampaikan demi
perbaikan makalah ini.

Semarang, 4 Oktober 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................... iii

BAB I ...................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan ........................................................................ 2

BAB II ..................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ...................................................................................... 3

A. Komisi Pengawas ........................................................................ 3

B. Dewan Kehormatan..................................................................... 4

C. Tata Cara Pengaduan ................................................................... 8

BAB III .................................................................................................. 10

PENUTUP ............................................................................................. 10

A. Kesimpulan ............................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kode etik profesi pada dasarnya adalah norma perilaku yang


sudahdianggap benar atau yang sudah mapan dan tentunya akan lebih efektif
lagiapabila norma perilaku terebut dirumuskan sedemikian baiknya,
sehinggamemuaskan pihak-pihak yang berkepentingan. Kode etik profesi
merupakankristalisasi perilaku yang dianggap benar menurut pendapat umum
karena berdasarkan pertimbangan kepentingan profesi yang bersangkutan.
Dengan demikian, kode etik dapat mencegah kesalahpahaman dan konflik, dan
sebaliknya berguna sebagai bahan refleksi nama baik profesi. Kode etik profesi
yang baikadalah yang mencerminkan nilai moral anggota kelompok profesi
sendiri dan pihak yang membutuhkan pelayanan profesi yang bersangkutan.
Undang-undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 menyatakan
secarategas bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum. Prinsip negara
hukummenuntut adanya jaminan kesederajatan bagi setiap orang di hadapan
hukum (equality before the law). Oleh karena itu, Undang-undang Dasar
jugamenentukan bahwa setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,
perlindungan,dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di
hadapan hukum.
Dalam usaha mewujudkan prinsip tersebut dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara, peran dan fungsi advokat sebagai profesi yang
bebas, mandiri, dan bertanggung jawab merupakan hal yang penting disamping
lembaga peradilan daninstansi penegak hukum lainnya seperti polisi, jaksa, dan
hakim.Secara historis, Advokat termasuk salah satu profesi yang tertua. Dalam
perjalanannya, profesi ini dinamai sebagai officium nobile, jabatan yang mulia.
Penamaan itu terjadi adalah karena aspek “kepercayaan” dari (pemberi
kuasa, klien) yang dijalankannya untuk mempertahankan dan memperjuangkan
hak-haknya di forum yang telah ditentukan.Kemandirian dan kebebasan yang
dimiliki oleh profesi advokat harusdiikuti oleh adanya tanggung jawab dari

1
masing-masing advokat dan organisasi profesi yang menaunginya.
Sebagaimana yang telah diamanatkan oleh Undang-undang No. 18 Tahun 2003
tentang Advokat, bahwa organisasi advokat wajibmenyusun kode etik advokat
untuk menjaga martabat dan kehormatan profesiadvokat sebagai profesi yang
terhormat dan mulia (officium mobile), sehingga setiap advokat wajib tunduk
dan mematuhi kode etik tersebut. Kode Etik Advokat Indonesia menyatakan
bahwa kode etik tersebut sebagai hukum tertinggi dalam menjalankan profesi
advokat,yang menjamin dan melindungi namun juga membebankan kewajiban
kepadasetiap advokat untuk jujur dan bertanggun jawab dalam menjalankan
profesinya baik kepada klien, pengadilan, negara, atau masyarakat, dan
terutama kepadadirinya sendiri. Dan untuk melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan kode etiktersebut, maka organisasi advokat membentuk suatu
dewan kehormatan yang juga berwenang untuk memeriksa dan mengadili
perkara pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh advokat.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Komisi Pengawas Dalam Menegakan Kode Etik Advokat ?


2. Bagaimana Dewan Kehormatan Dalam Menegakan Kode Etik Advokat ?
3. Bagaiamana Tata Cara Pengaduan Dalam Menegakan Kode Etik Advokat ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk Mengetahui Tujuan Komisi Pengawas Dalam Menegakan Kode Etik.


2. Untuk Mengetahui Tujuan Dewan Kehormatan Dalam Menegakan Kode
Etik.
3. Untuk Mengetahui Tujuan Tata Cara Pengaduan Dalam Menegakan Kode
Etik.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Komisi Pengawas
Komisi Pengawas Advokat, yang selanjutnya cukup disingkat "Komisi"
adalah perangkat yang diatur dalam Undang-Undang No. 18 tahun 2003 tentang
Advokat, yang dibentuk oleh DPN PERADI yang beranggotakan unsur
Advokat Senior, Para Ahli/ Akademisi dan Masyarakat, yang melakukan
pengawasan sehari-hari terhadap Advokat, memantau, memeriksa dan
merekomendasikan tindakan tertentu terhadap Advokat yang diduga melanggar
Kode Etik. Advokat atau melanggar norma hukum sebagaimana diatur dalam
peraturan perundang-undangan. Anggota Komisi adalah orang yang memenuhi
syarat, yang dipilih dan ditetapkan oleh DPN PERADI. 1 Ketua dan Sekretaris
adalah Anggota Komisi yang dipilih dan ditetapkan oleh DPN PERADI untuk
memimpin dan menatalaksanakan Komisi.
Komisi adalah lembaga yang pendiriannya diatur dalam Undang-Undang
No. 18 Tahun 2003 tentang Advokat dan dibentuk oleh DPN PERADI untuk
melakukan pengawasan sehari-hari terhadap Advokat. Komisi merupakan
lembaga yang dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya bersifat mandiri,
terbuka dan bertanggungjawab. Tujuan Advokat dalam menjalankan profesinya
selalu bertindak sesuai dengan Kode Etik Advokat Indonesia dan peraturan
perundang-undangan yang mengatur profesi dilakukannya pengawasan oleh
Komisi adalah untuk menjaga agar Advokat serta sumpah Advokat.
Tugas Komisi Pengawas dalam menjalankan tugasnya, yaitu :
a. Mengawasi Advokat agar dalam menjalankan profesinya selalu sesuai
dengan Kode Etik Advokat Indonesia dan peraturan perundang-
undangan yang mengatur profesi Advokat serta sumpah Advokat.

1
Harmoko, ‘Kode Etik Profesi Advokat Dalam Menjaga Eksistensi Advokat Sebagai Profesi
Terhormat ( Officium Nobile )’, Jurnal IUS, 02, 2022, 184–93.

3
b. Melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya kepada DPN PERADI apabila
berkaitan dengan masalah tindakan teknis dan administratif yang wajib
ditegakkan terhadap Advokat selaku anggota PERADI dan melaporkan
kepada Dewan Kehormatan apabila diperlukan suatu penindakan
terhadap Advokat.
Selain itu Komisi Pengawas juga berwenang untuk mengawasi :

a. Mengawasi dan mengumpulkan seluruh informasi berkaitan dengan


dugaan pelanggaran oleh Advokat terhadap Kode Etik Profesi dan
peraturan perundang-undangan yang mengatur profesi Advokat serta
sumpah Advokat.
b. Menerima saran, keluhan dan/atau pengaduan dari masyarakat atau
sesama penegak hukum tentang Advokat yang dalam menjalankan
profesinya dinilai tidak sesuai dengan Kode Etik Profesi dan peraturan
perundang-undangan yang mengatur profesi Advokat serta sumpah
Advokat.
c. Berdasarkan kewenangan yang ada pada angka 1 dan angka 2,
melakukan pemeriksaan terhadap Advokat mengenai benar tidaknya
dugaan pelanggaran Kode Etik Profesi dan peraturan perundang-
undangan yang mengatur profesi Advokat serta sumpah Advokat.
d. Melaporkan hasil investigasi kepada DPN PERADI dan Dewan
Kehormatan sesuai dengan fungsi masing-masing.

B. Dewan Kehormatan
Selain organisasi advokat yang mewadahi keseluruhan advokat, dalam
perundang-undangan dikenal pula apa yang dinamakan Dewan Kehormatan
yang dimaksudkan untuk menjaga profesionalitas advokat agar selalu taat pada
Kode Etik. Dewan kehormatan adalah lembaga atau badan yang dibentuk oleh
organisasi profesi advokat (Organisasi advokat) yang berfungsi dan
berkewenangan mengawasi pelaksanaan kode etik advokat sebagaimana

4
semestinya oleh advokat dan berhak menerima dan memeriksa pengaduan
terhadap seorang advokat yang dianggap melanggar kode etik advokat.2

Dewan Kehormatan wajib dibentuk oleh dan sebagai kelengkapan struktur


organisasi advokat. Ketentuan mengenai pembentukan Dewan Kehormatan
diatur dalam Pasal 27 undang-undang Advokat sebagai berikut:
1. Organisasi Advokat membentuk Dewan Kehormatan Organisasi
Advokat baik di tingkat Pusat maupun di tingkat Daerah.

2. Dewan Kehormatan di tingkat Daerah mengadili pada tingkat pertama


dan Dewan Kehormatan di tingkat Pusat mengadili pada tingkat
banding dan terakhir.

3. Keanggotaan Dewan Kehormatan Organisasi Advokat sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) terdiri atas unsur Advokat.

4. Dalam mengadili sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Dewan


Kehormatan membentuk majelis yang susunannya terdiri atas unsure
Dewan Kehormatan, pakar atau tenaga ahli di bidang hukum dan tokoh
masyarakat.

5. Ketentuan lebih lanjut mengenai susunan, tugas, dan kewenangan


Dewan Kehormatan Organisasi Advokat diatur dalam Kode Etik.

Susunan dan kewenangan Dewan Kehormatan advokat juga diatur


dalam Pasal 10 KEAI yang isinya merupakan pengulangan atau penegasan apa
yang dikemukakan dalam undang-undang advokat sebagai berikut :
1. Dewan Kehormatan berwenang memeriksa dan mengadili perkara
pelanggaran Kode Etik yang dilakukan oleh Advokat.
2. Pemeriksaan suatu pengaduan dapat dilakukan melalui dua tingkat,
yaitu: Tingkat Dewan Kehormatan Cabang/Daerah, Tingkat Dewan
Kehormatan Pusat

2
Sartono & Suryani, B. (2013). Prinsip-Prinsip Dasar Profesi Advokat (T. D. Cerdas (cetakan 1).
Dunia Cerdas.

5
3. Dewan Kehormatan Cabang/daerah memeriksa pengaduan pada tingkat
pertama dan Dewan Kehormatan Pusat pada tingkat terakhir.
4. Segala biaya yang dikeluarkan dibebankan kepada:
a. Dewan Pimpinan Cabang/Daerah dimana teradu sebagai anggota
pada tingkat Dewan Kehormatan Cabang/Daerah;
b. Dewan Pimpinan Pusat pada tingkat Dewan Kehormatan Pusat
organisasi dimana teradu sebagai anggota;
c. Pengadu/Teradu.
Penegakan kode etik advokat di Indonesia menjadi kewenangan Dewan
Kehormatan yang harus dibentuk oleh organisasi advokat, baik ditingkat Pusat
maupun di daerah. Selanjutnya meskipun Dewan Kehormatan ini dibentuk oleh
organisasi advokat, tetapi dalam melaksankan tugas pokoknya harus
independen dan bebas dari campur tangan dari organisasi advokat dan pihak-
pihak lain, termasuk pemerintah. Dewan Kehormatan selanjutnya berwenang
menyusun peraturan-peraturan penegakan, seperti tata cara pengaduan, tata cara
pemeriksaan, pengambilan keputusan, dan pelaksanaan putusan.

Pengawasan oleh Dewan Kehormatan bertujuan agar dalam


menjalankan profesinya selalu menjunjung tinggi kode etik advokat profesi
advokat dan peraturan perundang-undangan. Pelaksanaan pengawasan sehari-
hari dilakukan oleh Komisi Pengawas. Keanggotaan Komisi Pengawas terdiri
atas unsur advokat senior, para ahli/akademisi, dan masyarakat yang ahli di
bidang etika atau agama.

Tugas Dewan Kehormatan adalah sebagaimana diatur oleh Pasal 26 ayat


5-7 sebagai berikut:
5) Dewan Kehormatan Organisasi Advokat memeriksa dan mengadili
pelanggaran kode etik profesi Advokat berdasarkan tata cara Dewan
Kehormatan Organisasi Advokat.

6) Keputusan Dewan Kehormatan Organisasi Advokat tidak


menghilangkan tanggung jawab pidana apabila pelanggaran terhadap
kode etik profesi Advokat mengandung unsur pidana.

6
7) Ketentuan mengenai tata cara memeriksa dan mengadili pelanggaran
kode etik profesi Advokat diatur lebih lanjut dengan Keputusan Dewan
Kehormatan Organisasi Advokat.

Aturan lebih detail mengenai susunan dan tatakerja Dewan Kehormatan


ini diatur lebih lanjut oleh organisasi advokat. Dalam hal ini Dewan
Kehormatan Perhimpunan Advokat Indonesia (PERADI) telah mengeluarkan
beberapa peraturan, antara lain: 3

1. Keputusan Dewan Kehormatan Pusat Perhimpunan Advokat


Indonesia Nomor 1 Tahun 2007 Tentang Susunan Dan Kedudukan
Dewan Kehormatan Perhimpunan Advokat Indonesia. Di dalamnya
mengatur susunan DK Pusat, Daerah, Keanggotaan DK, susunan
Majlis Kehormatan, dan rincian tugas masing-masing.
2. Keputusan Dewan Kehormatan Pusat Perhimpunan Advokat
Indonesia Nomor 2 Tahun 2007 Tentang Tata cara Memeriksa dan
Mengadili Pelanggaran Kode Etik Advokat Indonesia. Di dalamnya
mengatur tentang tatacara pengaduan, pemeriksaan tingkat pertama,
tingkat banding, tata cara pengambilan keputusan, sanksi-sanksi,
dan biaya perkara.
3. Keputusan Dewan Kehormatan Pusat Perhimpunan Advokat
Indonesia Nomor 3 Tahun 2007 Tentang Petunjuk Pelaksanaan
Penanganan Perkara Pengaduan Dewan Kehormatan Pusat dan
Daerah. Di dalamnya mengatur tugas-tugas teknis organ-organ DK,
seperti sekretaris DK, Panitera, Ketua Majlis, dan sebagainya.

3
Khoirin, N. (2015). Keadvokatan dan Lembaga Bantuan Hukum di Indonesia (cetakan
1). CV. Karya Abadi Jaya.

7
4. Keputusan Dewan Kehormatan Pusat Perhimpunan Advokat Indonesia
Nomor 4 Tahun 2007 Tentang Susunan Dan Tata Laksana Kerja Majlis
Kehormatan Dewan Kehormatan Perhimpunan Advokat Indonesia.4

C. Tata Cara Pengaduan


Dalam pasal 12 Kode Etik Advokat Indonesia, yaitu :
1. Pengaduan terhadap Advokat sebagai teradu yang dianggap melanggar
Kode Etik Advokat harus disampaikan secara tertulis disertai dengan
alasan-alasannya kepada Dewan Kehormatan Cabang/Daerah atau kepada
dewan Pimpinan Cabang/Daerah atau Dewan Pimpinan Pusat dimana
teradu menjadi anggota.
2. Bilamana di suatu tempat tidak ada Cabang/Daerah Organisasi, pengaduan
disampaikan kepada Dewan Kehormatan Cabang/Daerah terdekat atau
Dewan Pimpinan Pusat.
3. Bilamana pengaduan disampaikan kepada Dewan Pimpinan
Cabang/Daerah, maka Dewan Pimpinan Cabang/Daerah meneruskannya
kepada Dewan Kehormatan Cabang/Daerah yang berwenang untuk
memeriksa pengaduan itu.
4. Bilamana pengaduan disampaikan kepada Dewan Pimpinan Pusat/Dewan
Kehormatan Pusat, maka Dewan Pimpinan Pusat/Dewan Kehormatan Pusat
meneruskannya kepada Dewan Kehormatan Cabang/ Daerah yang
berwenang untuk memeriksa pengaduan itu baik langsung atau melalui
Dewan Dewan Pimpinan Cabang/Daerah. 5
Kesalahan atau kekhilafan yang melanggar kode etik telah dilakukan oleh
seorang advokat dalam menjalankan profesinya tentunya akan mendapatkan
sanksi dari organisasi advokat. Dalam pemberian sanksi terhadap advokat yang
melanggar kode etik profesi atau yang dididuga melanggar kode etik tidak
semerta- merta hukuman itu langsung dijatuhkan kepada advokat. Tetapi harus

4
Agus Raharjo and Sunarnyo Sunarnyo, ‘Penilaian Profesionalisme Advokat Dalam Penegakan
Hukum Melalui Pengukuran Indikator Kinerja Etisnya’, Jurnal Media Hukum, 21.2 (2014), 184–85
<http://journal.umy.ac.id/index.php/jmh/article/view/1186>.
5
‘Peraturan Komwas No. 1 2021.Pdf-on-Peraturan-Komwas-No-1-20216489.Pdf’.

8
diperiksa terlabih dahulu oleh Dewan Kehormatan. Dewan Kehormatan
Organisasi dalam memeriksa dan mengadili advokat yang melanggar kode etik
harus berjalan sesuai dengan aturan yang ada dalam pasal 13, 14 dan 15 Kode
Etik Advokat Indonesia. Putusan Dewan Kehormatan Organisasi yang
menyatakan seorang advokat terbukti telah melanggar Kode Etik Profesi akan
mendapatkan sanksi sesuai pasal 16 pada Kode Etik Advokat Indonesia,
Hukuman yang diberikan dalam keputusan dapat berupa:
a) Peringatan biasa.
b) Peringatan keras.
c) Pemberhentian sementara untuk waktu tertentu.
d) Pemecatan dari keanggotaan organisasi profesi.
Sama halnya dengan penegakan hukum adalah penegakan kode etik.
Penegakan kode etik adalah usaha melaksanaan kode etik sebagaimana
mestinya, mengawasi pelaksanaannya supaya tidak terjadi pelanggaran, dan
jika terjadi pelanggaran memulihkan kode etik yang dilanggar itu supaya
ditegakkan kembali. Karena kode etik adalah bagian dari hukum positif, maka
norma-norma penegakan hukum undang-undang juga berlaku pada penegakan
kode etik.
Kode etik bermuara pada hukum undang-undang, maka terhadap
pelanggar kode etik sejauh merugikan kepentingan negara atau kepentingan
umum, di berlakukannya sanksi undang-undang yang keras itu sesuai dengan
berat ringannya pelanggaran yang dilakukan. Kode Etik harus di tegakkan
untuk memberikan shock therapy bagi advokat yang melanggar kode etik. Demi
menjaga martabat advokat sebagai profesi mulia atau terhormat (officium
nobile) dan tegaknya keadilan. Sanksi inilah yang akan menjadi sosok yang
mengerikan bagi profesi advokat karena memberikan dampak buruk terhadap
kariernya. Sanksi ini pula memberikan efek jerah bagi Pelaku Pelanggaran dan
memberikan efek cegah bagi advokat lain yang berpotensi untuk tidak
melakukan pelanggaran.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Komisi pengawas Advokat merupakan komisi yang dibentuk oleh
PERADI yang beranggotakan unsur Advokat Senior, Para Ahli/ Akademisi dan
Masyarakat, yang melakukan pengawasan sehari-hari terhadap Advokat,
memantau, memeriksa dan merekomendasikan tindakan tertentu terhadap
Advokat yang diduga melanggar Kode Etik. Dalam pembentukannya Komisi
Pengawas dibentuk berdasarkan UU No.18 Tahun 2003, dalam melaksanakan
tugasnya Komisi Pengawas menjalankan tugas secara mandiri, terbuka, dan
bertanggung jawab.
Advokat juga memiliki sebuah wadah yang bertujuan untuk mewadahi
keseluruhan advokat, dalam perundang-undangan dikenal pula apa yang
dinamakan Dewan Kehormatan. Dewan kehormatan adalah lembaga atau badan
yang dibentuk oleh organisasi profesi advokat (Organisasi advokat) yang
berfungsi dan berkewenangan mengawasi pelaksanaan kode etik advokat
sebagaimana semestinya oleh advokat dan berhak menerima dan memeriksa
pengaduan terhadap seorang advokat yang dianggap melanggar kode etik
advokat. Setelah kedua elemen ini terbentuk maka terdapat tata cara dalam
mengajukan pengaduan mengenai kode etik Advokat. Berdasarkan pasal 12
Kode Etik Adovkat terdapat 4 tata cara dalam mengajukan pengaduan terkait
kode etik Advokat.

10
DAFTAR PUSTAKA

Harmoko, ‘Kode Etik Profesi Advokat Dalam Menjaga Eksistensi Advokat Sebagai
Profesi Terhormat ( Officium Nobile )’, Jurnal IUS, 02, 2022, 184–93

Khoirin, N. (2015). Keadvokatan dan Lembaga Bantuan Hukum di Indonesia


(cetakan 1). CV. Karya Abadi Jaya.

‘Peraturan Komwas No. 1 2021.Pdf-on-Peraturan-Komwas-No-1-20216489.Pdf’

Raharjo, Agus, and Sunarnyo Sunarnyo, ‘Penilaian Profesionalisme Advokat


Dalam Penegakan Hukum Melalui Pengukuran Indikator Kinerja Etisnya’,
Jurnal Media Hukum, 21.2 (2014), 184–85
<http://journal.umy.ac.id/index.php/jmh/article/view/1186>

Sartono & Suryani, B. (2013). Prinsip-Prinsip Dasar Profesi Advokat (T. D. Cerdas
(cetakan 1). Dunia Cerdas.

11

Anda mungkin juga menyukai