Anda di halaman 1dari 22

TUGAS KELOMPOK DOSEN PENGAMPU

ETIKA PROFESI HUKUM SATRIA RAMADHAN,.S.H,.M.H

PELANGGARAN ETIKA PROFESI NOTARIS

UIN SUSKA RIAU

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 4

FITRI AMALIA (11820220893)


M RISKI FADHLAH JUSHANUR (11820212864)
UMMU ZAHRAWANI (11820223057)
USWATUN KHASANAH (11820221113)

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

2021

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarrakatuh.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan petunjuk dan
kemudahan kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Pelanggaran Etika Profesi Notaris” dengan baik dan tepat pada waktu
yang telah ditentukan. Makalah ini dibuat guna untuk memenuhi salah satu
matakuliah yang diampu oleh Satria Ramadhan,.S.H,.M.H selaku dosen
dimatakuliah Etika Profesi Hukum yang sedang kami tempuh. Sholawat serta
salam mari kita haturkan kepada junjungan alam yakni Nabi Muhammad SAW.
Semoga kita mendapatkan syafaatnya di akhirat kelak. Amin.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis mengalami beberapa hambatan


dan rintangan, namun, semua itu dapat diatasi atas bantuan dari semua pihak.
Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing
dan teman-teman yang telah mengapresiasi makalah ini. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran sangat diharapkan guna perbaikan dan penyempurnaan
penulisan makalah berikutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan pemerhati pendidikan pada umumnya. Serta merupakan wujud
sebuah pengabdian kami kepada Allah SWT.

Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Pekanbaru,18 September 2021

Penulis

ii
DATAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………..….. i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………..… ii

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang………………………………………………………..….…1

2. Rumusan Masalah……………………………………………………..…...2

3. Tujuan Penulisan………………………………………………………......2

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian Etika Profesi Notaris ………………………………….…. 3

2. Etika Profesi Notaris ………………………………………………….... 4

3. Dasar Hukum, Kewajiban, Larangan dan Sanksi dalam Pelanggaran


Etika Profesi Notaris …………………………………………….…..…. 7

4. Contoh Kasus Pelanggaran Etika Profesi Notaris …………………...10

a. Kasus Pemuatan Foto dan Papan Nama Notaris di Instagram Sebagai


Bentuk Pelanggaran Kode Etik Notaris Di Kota Malang…………...10
b. Kasus Pelanggaran Notaris Yang Merangkap Jabatan Sebagai Direktur
dan Jasa Hukum Persoroan Terbatas………………………………. 14

c. Kasus Pelanggaran Kode Etik Notaris Yang Memiliki Kantor Lebih


Dari Satu……………………………………………………………. .15

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan……………………………………………………………...18

2. Saran………………………………………………………………….….18

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Notaris sebagai penjabat umum memiliki peranan sentral di Indonesia
sebagai salah satu pembentukan hukum di Indonesia. Undang-undang yang
mengatur mengenai notaris adalah UU No. 2 Tahun 2014 tentang jabatan notaris.
Seorang notaris memberikan sebuah jaminan mengenai perlindungan hukum dan
ketertiban kepada masyarakat umum yang menggunakan jasa hukumnya, menjadi
seorang notaris juga perlu mendapatkan suatu pengawasan terhadap pelaksanaan
tugasnya sebagai notaris, yakni pengawasan mengenai notaris dalam melakukan
tugas, wewenang dan fungsinya dengan adanya Undang-undang yang mengatur
secara khusus mengenai jabatannya sebagai notaris.
Sebagai penjabat umum, notaris berkaitan sangat erat terhadap moral dan
hukum yang tidak terpisahkan dari profesinya. Yakni suatu aturan khusus
mengenai kode etik profesi yang menjadi pedoman dalam menjalankan
profesinya. Notaris dalam menjalankan tugas jabatannya sehari-hari berkewajiban
untuk berkerja secara mandiri, tidak berpihak, jujur serta memiliki tanggung
jawab yang tinggi terhadap akta yang telah dibuatnya. Kode Etik Notaris yang
telah ditentukan oleh perkumpulan Ikatan Notaris Indonesia (INI), dimana
didalam ketentuan yang ada di kode etik notaris tersebut mengatur mengenai
kewajiban dan larangan bagi seorang notaris. Kode etik notaris merupakan seluruh
kaidah moral yang telah ditentukan oleh INI, yang berdasarkan pada keputusan
kongres perkumpulan dan yang telah ditentukan serta diatur oleh peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Franz Magnis Suseno menyatakan, etika profesi baru dapat ditegakkan
apabila ada tiga ciri moralitas utama, yaitu; 1. berani berbuat dngan bertekad
bertindak sesuai dengan tuntutan profesi, 2. sadar akan kewajibannya, dan 3.

1
memiliki idealisme yang tinggi.1 Seorang yang menjabat notaris harus
mmematuhi Undang-Undang jabatan notaris (UUJN) dan berpegang pada kode
etik notaris. Hubungan antara peraturan jabatan notaris dank ode etik notaris
terletak pada ketentuan kode etik notaris yang diangkat dari ketentuan peraturan
jabatan notaris (PNJ).2 Namun, seiring berkembangnya zaman dan teknologi
persaingan tidak sehat notaris dan pelanggaran kode etik profesi notaris dapat
terjadi dalam berbagai bentuk dan cara. Oleh karena itu, makalah ini akan
membahas mengenai bentuk-bentuk kasus pelanggaran kode etik notaris dan
penyebab pelanggaran kode etik tersebut, serta tujuan sanksi etik dan bentuk
sanksi etik yang diberikan untuk para pelanggar kode etik profesi notaris tersebut.

2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian etika profesi notaris ?
2. Apa saja etika profesi tersebut ?
3. Apa dasar hukum, kewajiban, larangan dan sanksi dalam pelanggaran etika
profesi notaris ?
4. Bagaimana contoh kasus pelanggaran etika profesi notaris ?

3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui etika profesi notaris.
2. Untuk mengetahui bagian-bagian etika profesi notaris.
3. Untuk mengetahui dasar hukum, kewajiban, larangan dan sanksi dalam
pelanggaran etika profesi notaris.
4. Untuk mengetahui contoh kasus pelanggaran etika profesi notaris.

1
Felisa Haryati, Pelanggaran Kode Etik Notaris Terkait Persaingan Tidak Sehat Sesama
Rekan Notaris Di Tinjau Dari Peraturan Kode Etik Ikatan Notaris Indonesia (I.N.I), Jurnal
Volume 3 Nomor 1, Desember, 2018. Hlm. 75.

2
Ibid. Hlm. 77.

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Etika Profesi Notaris

Kode Etik Profesi adalah seperangkat kaidah perilaku yang disusun secara
tertulis secara sistematis sebagai pedoman yang harus dipatuhi dalam
mengembankan suatu profesi bagi suatu masyarakat profesi. 3Sedangkan
pengertian Notaris adalah orang yang mendapat kuasa dari pemerintah (dalam hal
ini adalah Departemen Kehakiman) untuk mengesahkan dan menyaksikan
berbagai surat perjanjian, surat wasiat, akta dan sebagainya.4
Kode Etik Notaris menurut organisasi profesi jabatan Notaris Hasil
Kongres Luar Biasa Ikatan Notaris Indonesia (INI) dalam Pasal 1 angka (2)
adalah “ Seluruh kaedah moral yang ditentukan oteh Perkumpulan lkatan Notaris
Indonesia yang selanjutnya disebut "Perkumpulan" berdasar keputusan Kongres
Perkumpulan dan/atau yang ditentukan oleh dan dialur dalam peraturan
perundang-undangan yang mengatur ten tang hal itu dan yang berlaku bagi setie
wajib ditaati oteh setieo dan semua anggota Perkumpulan dan semua orang yang
menja/ankan tugas jabatan sebagai Noieris, etrmasuk dida/amnya Pejabat
Sementara Noieris, Notaris Pengganti dan Notaris Pengganti Khusus.”
Para Notaris yang berpraktek di Indonesia bergabung dalam suatu
perhimpunan organisasi yaitu Ikatan Notaris Indonesia (INI). INI merupakan
kelanjutan dari De Nederlandsch-Indische Notarieele Vereeniging, yang dahulu
didirikan di Batavia pad a tanggal 1 Juli 1908 yang mendapat pengesahan sebagai
badan hukum dengan Gouvernements Besluit (Penetapan Pemerintah) tanggal 5
September 1908 Nomor 9. Nama Belanda kemudian diganti atau diubah menjadi
Ikatan Notaris Indonesia yang hingga sekarang merupakan satu-satunya wadah
organisasi profesi di Indonesia.
3
I Gede A.B. Wiranata, Dasar dasar Etika dan Moralitas, (Bandung : Citra Aditya
Bakti, 2005), Hlm. 251

4
Kamus Besar Bahasa Indonesia

3
Kemudian mendapat pengesahan dari pemerintah berdasarkan Keputusan
Mentri kehakiman RI pada tanggal 23 Januari 1995 Nomor C2-1011.HT.01.06
Tahun 1995, dan telah diumumkan dalam Berita Negara RI tanggal 7 April 1995
Nomor 28 Tambahan Nomor 1/P-1995, oleh karena itu sebagai dan merupakan
organisasi Notaris sebagaimana dimaksud dalam UUJN nomor 30 tahun 2004
tentang Jabatan Notaris yang diundagkan dalam Lembaran Negara RI Tahun 2004
Nomor 117. Menurut Pasal 1 angka (5) UUJN, menyebutkan bahwa Organisasi
Notaris adalah organisasi profesi jabatan Notaris yang terbentuk perkumpulan
yang berbadan hukum.
Melaksanakan tugas jabatannya seorang Notaris harus berpegang teguh
kepada Kode Etik jabatan Notaris. Dengan demikian Kode etik Notaris adalah
tuntunan, bimbingan, pedoman moral atau kesusilaan Notaris baik selaku pribadi
maupun pejabat umum yang diangkat oleh pemerintah dalam rangka memberikan
pelayanan kepada masyarakat umum khususnya dalam bidang pembuatan akta.5

2. Etika Profesi Notaris


Pembahasan mengenai Kode etik profesi notaris tidak terlepas dari
Undang-Undang Jabatan Notaris Nomor 30 tahun 2004. Dalam kode etik Notaris
terdiri dari kewajiban, larangan maupun sangsi serta penegakan hukum agar
tujuan dari terbentuknya kode etik maupun Uridang-Undang Jabatan Notaris dapat
berjalan tertib.
Menurut Pendapat Prof. Abdul kadir Muhammad, uraian mengenai Kode Etik
Notaris meliputi anta rlain:

a) Etika Kepribadian Notaris

Sebagai pejabat umum, notaris harus:


1. Memiliki moral , akhlak serta kepribadian yang baik
2. Menghormati dan menjunjung tinggi harkat dan martabat jabatan
notaris

5
Liliana Tedjosaputro. Elika Profesi Notaris Da/am Penegakan Hukum Pidana, Bigraf
Publishing, Yogyakarta. 1995, him 29.

4
3. Taat pada hukum, sumpah jabatan dan Kode Etik Notaris;
4. Berbahasa Indonesia yang baik.

b) Etika melakukan tugas jabatan

Notaris sebagai pejabat umum dalam melakukan tugas jabatan harus:


1. Menyadari kewajibannya, bekerja sendiri, jujur, tidak berpihak, dan
penuh rasa tanggung jawab
2. Menggunakan satu kantor yang telah ditetapkan sesuai dengan undang-
undang, tidak mengadakan kantor cabang perwakilan, dan tidak
menggunakan perantara
3. Tidak menggunakan media massa yang bersifat promosi
4. Harus memasang tanda papan nama menurut ukuran yang berlaku.

c) Etika pelayanan terhadap klien

Sebagai pejabat umum, notaris harus:


1. Memberikan pelayanan hukum kepada masyarakat yang memerlukan
jasanya dengan sebaik-baiknya
2. Menyelesaikan akta sampai tahap pendaftaran pada Pengadilan Negeri
dan pengumuman dalam Berita Negara, apabila klien yang
bersangkutan dengan tegas mengatakan akan menyerahkan
pengurusannya kepada Notaris yang bersangkutan dan klien telah
memenuhi syarat-syarat yang diperlukan
3. Memberitahu kepada klien perihal selesainya pendaftaran dan
pengumumam, dan atau mengirim kepada atau menyuruh mengambil
akta yang sudah didaftar atau Berita Negara yang sudah selesai dicetak
tersebut oleh klien yang bersangkutan
4. Memberikan penyuluhan hukum agar masyarakat menyadari hak dan
kewajiban sebagai warga negara dan anggota masyarakat
5. Memberikan jasa kepada anggota masyarakat yang kurang mampu
dengan Cuma-Cuma

5
6. Dilarang menahan berkas seseorang dengan maksud memaksa orang
itu membuat akta pada Notaris yang menahan berkas itu
7. Dilarang menjadi alat orang atau pihak lain untuk semata-mata
menandatangani akta buatan orang lain sebagai akta buatan Notaris
yang bersangkutan
8. Dilarang mengirim minuta kepada klien atau klien-klien untuk
ditandatangani oleh klien atau klien-klien yang bersangkutan
9. Dilarang membujuk-bujuk atau dengan cara apapun memaksa klien
membuat akta padanya, atau membujuk-bujuk seseorang agar pindah
dari Notaris lain dan membentuk kelompok di dalam tubuh Ikatan
Notaris Indonesia dengan tujuan untuk melayani kepentingan suatu
instansi atau lembaga secara khusus/ekslusif, apalagi menutup
kemungkinan anggota lain untuk berpartisipasi.

d) Etika hubungan sesama rekan Notaris


1. Saling menghormati dalam suasana kekeluargaan
2. Tidak melakukan persaingan yang merugikan sesama rekan Notaris,
baik moral maupun material
3. Harus saling menjaga dan membela kehormatan dan nama baik korps
Notaris atas dasar rasa solidaritas dan sikap tolong menolong secara
konstruktif.

Dalam penjelasan diatas, maksud menghormati dalam suasana


kekeluragaan artinya, Notaris tidak mengeritik, menyalahkan akta-akta yang
dibuat rekan notaris lainnya dihadapan klien atau masyarakat. Notaris tidak
membiarkan rekannya berbuat salah dalam jabatannya dan seharusnya
memberitahukan kesalahan rekannya dan menolong memperbaikinya. Tidak
melakukan persaingan yang merugikan sesama rekan dalam arti tidak menarik
karyawan Notaris lain secara tidak wajar, tidak menggunakan perantara yang
mendapat upah..

6
e) Etika Pengawasan

1. Etika pengawasan terhadap Notaris melalui pelaksanaan Kode Etik


Notaris dilakukan oleh Majelis Kehormatan Daerah dan atau Majelis
Kehormatan Pusat Ikatan Notaris Indonesia

2. Tata cara pelaksanaan kode etik, sanksi-sanksi dan eksekusi diatur


dalam peraturan tersendiri

3. Tanpa mengurangi ketentuan mengenai tata cara maupun pengenaan


tingkatan sanksi-sank si berupa peringatan dan teguran, maka
pelanggaran-pelanggaran yang oleh Pengurus Pusat secara mutlak
harus dikenakan sanksi pemberhentian sementara sebagai anggota
Ikatan Notaris Indonesia disertai usul Pengurus Pusat kepada Kongres
untuk memecat anggota yang bersangkutan adalah pelanggaran-
pelanggaran yang disebut dalam Kode Etik Notaris dan Peraturan
Jabatan Notaris yang berakibat bahwa anggota yang bersangkutan
dinyatakan bersalah berdasarkan keputusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap.

3. Dasar Hukum, Kewajiban, Larangan dan Sanksi dalam Pelanggaran Etika


Profesi Notaris
Ikatan Notaris Indonesia menyusun kode etik notaris pada tahun 2005
yang menjadi Dasar hukum Undang-Undang Nomor 30 tahun 2004 tentang
Jabatan Notaris adalah Pasal 20, Pasal 21, dan Pasal 24 ayat (3) Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan diperbarui pada tahun 2015
lalu menjadi Undang-undang (UU) No. 2 Tahun 2014. Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris. Dalam kode etik ini
terdapat ketentuan tentang tanggung jawab profesi notaris antara lain kewajiban,
larangan dan pengecualian profesi notaris.

a. Kewajiban notaris dalam menjalankan profesinya


Kewajiban adalah sikap, perilaku, perbuatan atau tindakan yang harus
dilakukan anggota perkumpuan maupun orang lain yang memangku dan

7
menjalankan jabatan notaris, dalam rangka menjaga dan memelihara serta
menjunjung tinggi martabat lembaga notaris. UU No. 30 Tahun 2004 tentang
Jabatan Notaris pasal 16 ayat (1) Notaris berkewajiban :
1. bertindak jujur, saksama, mandiri, tidak berpihak, dan menjaga
kepentingan pihak yangterkait dalam perbuatan hukum;
2. membuat akta dalam bentuk Minuta Akta dan menyimpannya sebagai
bagian dari Protokol Notaris;
3. mengeluarkan Grosse Akta, Salinan Akta, atau Kutipan Akta berdasarkan
Minuta Akta;
4. memberikan pelayanan sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang
ini, kecuali ada alasan untuk menolaknya.
5. merahasiakan segala sesuatu mengenai akta yang dibuatnya dan segala
keterangan yang diperoleh guna pembuatan akta sesuai dengan
sumpah/janji jabatan, kecuali undang-undang menentukan lain;
6. menjilid akta yang dibuatnya dalam 1 (satu) bulan menjadi buku yang
memuat tidak lebih dari 50 (limapuluh) akta, dan jika jumlah akta tidak
dapat dimuat dalam satu buku, akta tersebut dapat dijilid menjadi lebih
dari satu buku, dan mencatat jumlah Minuta Akta, bulan, dan tahun
pembuatannya pada sampul setiap buku;
7. membuat daftar dari akta protes terhadap tidak dibayar atau tidak
diterimanya surat berharga;
8. membuat daftar akta yang berkenaan dengan wasiat menurut urutan waktu
pembuatan akta setiap bulan;
9. mengirimkan daftar akta sebagaimana dimaksud dalam huruf h atau daftar
nihil yang berkenaan dengan wasiat ke Daftar Pusat Wasiat Departemen
yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang kenotariatan dalam waktu 5
(lima) hadi pada minggu pertama setiap bulan berikutnya;
10. mencatat dalam repertorium tanggal pengiriman daftar wasiat pada setiap
akhir bulan;

8
11. mempunyai cap/stempel yang memuat lambang negara RepublikIndonesia
dan pada ruang yang melingkarinya dituliskan nama, jabatan, dan tempat
kedudukan yang bersangkutan;
12. membacakan akta di hadapan penghadap dengan dihadiri oleh paling
sedikit 2 (dua) orang saksi dan ditanda tangani pada saat itu juga oleh
penghadap, saksi, dan Notaris;
13. menerima magang calon Notaris6.

b. Larangan notaris dan pelanggaran dalam menjalankan profesi notaris


Larangan adalah sikap perilaku, perbuatanatau tindakan yang tidak boleh
dilakukan oleh anggota perkumpulan maupun orang lain yang memangku dan
menjalankan jabatan notaris, yang dapat menurunkan citra serta wibawa lembaga
notaris. Sedangkan Dalam kode etik notaris Indonesia, pelanggaran ialah
perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh perkumpulan maupun orang lain
yang memangku dan menjalankan jabatan notaris yang melanggar ketentuan kode
etik notaris. Dalam UU No. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris, Notaris
dilarang :
1. Mempunyai lebih dari satu kantor dan menjalankan jabatan di luar wilayah
jabatannya;
2. meninggalkan wilayah jabatannya lebih dan7 (tujuh) hari kerja berturut-
turut tanpa alasan yang sah;
3. melakukan publikasi atau promosi diri, baik diri sendiri maupun secara
bersama-sama dengan mencantumkan nama dan jabatan;
4. merangkap jabatan sebagai pejabat negara;
5. merangkap jabatan sebagai advokat;
6. merangkap jabatan sebagai pemimpin atau pegawai badan Usaha milik
negara, badan usaha milik daerah atau badan usaha swasta;
7. merangkap jabatan sebagai Pejabat Pembuat Akta Tanah diluar wilayah
jabatan Notaris;

6
UU No. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris pasal 15

9
8. menjadi Notaris Pengganti;
9. melakukan pekerjaan lain yang bertentangan dengan norma agama,
kesusilaan, atau kepatutan yang dapat mempengaruhi kehormatan dan
martabat jabatan Notaris;
10. merangkap sebagai pegawai negeri.

c. Sanksi notaris dalam menjalankan jabatannya


Sanksi merupakan suatu hukuman yang dimaksudkan sebagai sarana,
upaya dan sifat pemaksaan ketaaatan dan disiplin anggota perkumpulan maupun
oranglain yang memangku dan menjalankan jabatan notaris.
Dalam Bab IV Pasal 6 Kode Etik Notaris Ikatan Notaris Indonesia, diatur
tentang Sanksi terhadap setiap pelanggaran Kode Etik Notaris, dikenakan
beberapa kemungkinan Sanksi yaitu :
1. Teguran;
2. Peringatan;
3. Schorsing (pemecatan sementara) dari keanggotaan Perkumpulan;
4. Onzetting (pemecatan) dari keanggotaan Perkumpulan;
5. Pemberhentian dengan tidak hormat dari keanggotaan Perkumpulan.

4. Contoh Kasus Pelanggaran Etika Profesi Notaris


Seorang notaris dalam menjalankan jabatan profesinya harus berpegang
tenguh berdasarkan kode etik jabatannya, menggingat pentingnya kode etik suatu
notaris. Pertama, karena sifat dan hakikat perkerjaan notaris yang berorientasi
pada suatu legalitas, sehingga dapat menjadi suatu fundamen hukum utama, serta
mmemenuhi hak dan kewajiban sebgai notaris pada klien yang menggunakan
jasannya. Kedua, agar tidak terjadi ketidakadilan sebagai suatu akibat dari
pemberian suatu harta benda, hak dan kewajiban, yang tidak sesuai dengan
prinsip-prinsip hukum dan keadilan, suhingga dapat mengacaukan ketertiban
umum dan mengacaukan hak-hak pribadi dari masyarakat, sehingga seorang
notaris dituntut untuk menjaga kode etik profesinya.

a. Kasus Pemuatan Foto dan Papan Nama Notaris di Instagram Sebagai


Bentuk Pelanggaran Kode Etik Notaris Di Kota Malang

10
1. Kasus pelanggaran kode etik notaris

Larangan merupakan suatu perilaku, sikap maupun perbuatan dari


tindakan apapun yang tidak boleh dilakukan oleh anggota perkumpulan maupun
oleh orang lain yang memangku jabatan notaris, karena dapat menurunkan
wibawa dari lembaga dan martabat jabatan notaris dan berakibat sanksi bagi
pelaku yang melanggar larangan tersebut oleh Dewan Kehormatan sebagai suatu
upaya pemaksa ketaatan untuk diikuti semua anggota perkumpulan maupun
pemangku jabatan notaris. Larangan tentang publikasi atau promosi yang
dilakukan oleh notaris diatur dalam Pasal 4 ayat (3) Kode Etik Notaris.7
Promosi merupakan suatu tindakan yang tidak diperbolehkan dalam
jabatan notaris, karena ini merupakan salah satu pelanggaran kode etik. Namun
dalam lapangan, menunjukkan banyaknya notaris khususnya dikota malang yang
melakukan tindakan tersebut. Notaris sebagai pejabat umum yang diberi
kewenangan oleh Negara untuk membuat alat bukti berupa akta otentik dalam
menjalankan jabatannya wajib menjunjung tinggi harkat dan martabatnya. Dalam
sudut pandang pemasaran, promosi merupakan salah satu variable dalam bauran
pemasaran yang sangat penting untuk dilaksanakan perusahaan dalam
memasarkan produk jasanya. Promosi juga merupakan alat untuk mempengaruhi
konsumen dalam kegiatan pembelian atau penggunaan jasa sesuai dengan
keinginan dan kebutuhannya. Kegiatan ini dilakukan dengan alat-alat promosi.
Bentuk larangan promosi yang ada di media elektronik dan melanggar
kode etik notaris sesuai dengan peraturan perundang-undangan tentang jabatan
notaris yaitu: a). Mencantumkan nama dan jabatan notaris di media internet, kartu
ucapan berduka cita, ucapan terimakasih, pemasaran, belasungkawa, ucapan
selamat ataupun dalam bentuk papan bunga, b). memberikan suatu informasi di
media elektronik yang memiliki sifat arahan kepada alamat kantor notaris yang

7
Ahmad M. Ramli, Cyber Law & HAKI- Dalam Sistem Hukum Indonesia, Bandung:
Rafika Aditama, 2004, Hlm. 1.

11
bersangkutan, c). mempergunakan bahasa-bahasa iklan dengan mencantumkan
nama dan jabatan notaris dengan tujuan khusus.8
Instagram merupakan suatu media yang bias digunakan untuk
menampilkan kegiatan sehari-hari, foto sampai melakukan transaksi jual beli
lewat dunia maya atau internet, sehingga tidak jarang promosi berbagai produk di
instagram. Namun kualifikasi terhadap setiap postingan yang ada di instagram
menjadi permasalahan jika digunakan oleh notaris sebagai media promosi diri,
baik langsung maupun tidak karena hal ini dikualifikasikan melanggar kode etik
notaris. Pemuatan foto dan papan nama di media Instagram merupakan suatu hal
yang baru, dan merupakan suatu pelanggaran yang dapat dilakukan pengawas
terhadap pelaksanaan notaris di Kota Malang. Hal ini karena seorang notaris
dilarang untuk mengiklankan diri, promosi apapun baik dimedia cetak, maupun
media elektronik.9

2. Penyebab pelanggaran etika profesi notaris


Dalam kehidupan sehari-hari manusia pasti memiliki berbagai media
untuk menunjang aktifitasnya, salah satu yaitu media handphone yang dapat
dikoneksikan secara langsung dengan internet atau wifi dan dapat diakses dengan
mudah dimanapun dan kapanpun. Dengan perkembangan teknologi dan zaman
seperti ini memang tidak menutup kemungkinan untuk terjadi persaingan yang
tidak sehat. Pengunaan media Instagram sebagai media promosi oleh notaris
dengan pemuatan foto dan papan nama dengan tujuan untuk menarik klien dengan
mudah dan cepat. Hal ini karena media instagram suatu media yang dapat
dimainkan oleh siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa, sehingga tidak
heran jika banyak para notaris yang memanfaatkan kesempatan ini sebagai media
untuk menarik klien, dan menunjukkan dirinya kepada calon kliennya. Disamping
itu, kota malang merupakan salah satu kota terbesar dijawa timur, yang jumlah

8
Suci Rahmawati, Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan.. Volume
4, No 1, Juni, 2019, Hlm. 163.

9
Ibid.

12
penduduknya dan perekonomiannya mengalami peningkatan setiap tahunnya
begitu juga dengan pertumbuhan notaris dikota malang.

3. Tujuan pemberian pelanggaran sanksi etika profesi notaris


Pemberian sanksi dalam masalah pemasangan foto dan papan nama notaris
di media instagram bertujuan untuk menerapkan Pasal 4 ayat (3) Kode Etik
Notaris tentang larangan notaris melakukan promosi/pengiklanan diri dan
jabatannya dalam hal menarik klien. Saksi ini bertujuan untuk memberikan efek
jera notaris agar tidak memanfaatkan kesempatan dalam perkembangan teknologi
, sekaligus sebagai media dalam upaya pencegahan persaingan notaris secara tidak
sehat antar sesama rekan notaris dikota Malang.

4. Bentuk sanksi etik yang diberikan untuk pelanggar etika profesi


notaris
Dewan kehormatan malang, setelah menemukan fakta dugaan pelanggaran
kode etik ini, maka selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari kerja
wajib memanggil secara tertulis anggota yang melanggar dan memastikan kembali
telah terjadi pelanggaran kode etik oleh anggota perkumpulan, serta memberikan
kesempatan kepada yang bersangkutan untuk memberikan suatu penjelasan dan
pembelaan. Namun, jika yang bersangkutan tidak hadir, maka Dewan Kehormatan
yang memeriksa dapat kembali memanggil dengan surat pemanggilan kedua
selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja setelah pemanggilan pertama.
Dalam mengetahui akibat hukum yang dikenakan oleh notaris apabila
melanggar ketentuan Pasal 4 ayat (3) Kode Etik Notaris dalam pemuatan foto dan
papan nama notaris yang ada di media Instagram yang dikualifikasikan kedalam
pelanggaran jabatan notaris, maka yang bersangkutan akan dikenakan sanksi
berupa teguran, peringatan, pemberhentian sementara dari keanggotaan
perkumpulan, sanksi pemberhentian dengan hormat dari keanggotaan
perkumpulan serta sanksi pemberhentian secara tidak hormat dari keanggotaan
perkumpulan.10

10
Op. Cit, Hlm. 165.

13
b. Kasus Pelanggaran Notaris Yang Merangkap Jabatan Sebagai Direktur dan
Jasa Hukum Persoroan Terbatas

1. Kasus pelanggaran kode etik notaris


Dalam kasus ini Seorang Notaris diketahui bahwa dalam jeda waktu
terteentu telah melakukan rangkap jabatan dengan tindakannya yang menjadi
Direktur Perseroan saat sedang tidak cuti, serta secara tidak langsung menjadi
advokat dengan mencantumkan pekerjaannya sebagai jasa hukum untuk mewakili
kepentingan perseroan, yang berarti sengaja berusaha melakukan penyelundupan
hukum karena tindakan yang dilakukan oleh notaris dengan mewakili perseroan
dalam urusan di pengadilan untuk membela kepentingan PT.BMM bukan
merupakan wewenang notaris dan telah melanggar prinsip tidak berpihak
sebagaimana diatur dalam ketentuan pasal 16 ayat 1 dan pasal 17 ayat 1 UUJN.
Pada dasarnya, UUJN memberikan peluang bagi notaris yang ingin
menjadi anggota direksi perseroan atau menjadi advokat, maupun profesi atau
pekerjaan lainnya yang dilarang untuk dirangkap ketika dirinya telah menjabat
sebagai notaris. Hal ini dapat dilakukan dengan permohonan pengajuan cuti oleh
notaris secara tertulis, disertai usulan penunjukan notaris pengganti. Perohal cuti
notaris dan notaris pengganti diatur dalam pasal 25 sampai dengan pasal 35
UUJN.11
2. Penyebab pelanggaran etika profesi notaris
Menurut sumaryono, adanya kemungkinan terjadinya penyalahgunaan
profesi hukum ini ialah karena adanya persaingan individu profesional hukum,
atau karena tidak adanya disiplin diri.12 Dalam hal ini, penyimpangan yang notaris
lakukan dapat dipicu karena ada rasa persaingan antara para notaris, sehingga
mengenyampingkan integritas dan moral untuk bersikap profesional dengan
tujuan untuk menguntungkan diri sendiri. karena tingginya persaingan antar

11
Alwesius, Dasar-Dasar Teknik Pembuatan Akta Notaris, hlm. 41

12
Prayitno, Kode Etik Notaris, hlm. 88

14
notaris pada saat ini dan menyebabkan notaris menghalalkan segala cara, salah
satunya notaris yang melakukan rangkap jabatan.
3. Tujuan pemberian sanksi pelanggaran etika profesi notaris
Larangan rangkap jabatan notaris berkaitan erat dengan bentuk dan
spesialisasi yang mengharuskan seorang notaris untuk bersikap profesional,
dimana salah satunya yaitu dengan berkonsentrasi pada satu profesi yang telah
notaris putuskan untuk dijalani. Larangan tersebut juga bertujuan untuk mencegah
terjadinya benturan kepentingan, serta agar notaris tetap independen dan netral.
Notaris sebagai pejabat umum harus bersikap tidak berpihak, tidak merangkap
jabatan sebagai advokat atau kuasa hukum dan tidak merangkap jabatan sebagai
pemimpin dan atau pegawai dalam sebuah badan usaha serta tidak merangkap
jabatan lain yang dilarang oleh undang-undang.13 Dikarenakan rangkap jabatan
oleh notaris merupakan perbuatan yang dilarang berdasarkan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku dan termasuk ke dalam pelanggaran kode etik
notaris.
4. Sanksi yang diberikan untuk pelanggar etika profesi notaris
Kewajiban notaris yang diatur Pasal 16 ayat 1 huruf A UUJN yaitu Notaris
tersebut telah tidak amanah dan berpihak kepada salah satu pihak. Melanggar
ketentuan mengenai larangan notaris yang diatur dalam pasal 17 ayat 1 huruf e
dan f yaitu larangan notaris untuk merangkap jabatan sebagai pemimpin atau
pegawai badan usaha swasta dan atau sebagai advokat. Notaris CA dapat
dikenakan sanksi administratif yaitu dianataranya dapat berupa peringatan tertulis,
pemberhentian semestara, pemberhentian dengan hormat, atau pemberhentian
tidak hormat, sebagai bentuk tanggung jawab atas pelanggarannya.

c. Kasus Pelanggaran Kode Etik Notaris Yang Memiliki Kantor Lebih Dari
Satu

13
Wanis Aisyah Oktavia, Anita Afriana dan Tien Norman Lubis, “Kedudukan Akta dan
Akibat Hukum terhadap Notaris yang Melakukan Rangkap Jabatan.”, Acta djurnal Volume 3 No.1
(Desember 2019), hlm. 28

15
1. Kasus pelanggaran kode etik notaris
Dalam kasus ini diketahui bahwa adanya pejabat notaris yang melanggar
kode etik notaris, hal ini bermula dengan terlapor bernama Netty Maria Machdar
yang membuka kantor cabang yang dilakukan oleh notaris pengganti bernama
Jonni karena ia telah mendapat Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM
Republik Indonesia, sebagai notaris pengganti, maka menurut ia berhak membuat
papan nama sendiri.
Kasus tersebut terjadi pada saat Majelis Pengawas Notaris mendapati
adanya satu Kantor Notaris dengan mempunyai 2 (dua) papan nama yaitu di
Komplek Perkantoran Harmoni Mas Jl. Kunir Blok A/3 dan di Jalan Kembangan
nomer 72 Jakarta Barat, kemudian terjadinya pemerikasaan terhadap Notaris
Netty Maria Machdar S.H dengan Nomor: UM.MPDNJAKBAR.10.16 – 188
tanggal 31 Oktober 2016 dan bersama Notaris Pengganti yang bernama Jonni
Tambunan, S.H, M.H, M.Kn bahwa Jonni selaku notaris pengganti. Di dalam
jalannya persidangan Sidang Majelis Pengawas Daerah Notaris Jakarta Barat
secara tertutup dimulai pada jam 13.00 WIB, disamping dihadiri oleh Notaris
Netty Maria Machdar,S.H dan penggantinya yaitu Sdr. Jonni Tambunan, S.H,
M.H, M.kn juga dihadiri oleh Majelis Pengawas Daerah Notaris Jakarta Barat.
Pasal 19 Undang-Undang Nomor 2 tahun 2014 tentang Jabatan Notaris
14
mengatakan bahwa : Notaris wajiib mempunyaii hanya satu kantor, yaitu dii
tempat kedudukannya; Tempat kedudukan notaris sebagai Pejabat Pembuat Akta
Tanah wajib mengiikuti tempat kedudukan notaris; Notaris tidak berwenang
secara berturut-turut dengan tetap menjalankan jabatan dii luar tempat
kedudukannya.
2. Penyebab pelanggaran etika profesi notaris
Menurut sumaryono, adanya kemungkinan terjadinya penyalahgunaan
profesi hukum ini ialah karena adanya persaingan antar individu profesional
hukum, atau karena tidak adanya disiplin diri.15 Dalam hal ini, penyimpangan

14
Indonesia, Undang-undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris. Pasal 19

15
Prayitno, Kode Etik Notaris, hlm. 88

16
yang notaris lakukan dapat dilihat dari mendirikan kantor notaris lebih dari satu .
karena tingginya persaingan antar notaris pada saat ini dan menyebabkan notaris
menghalalkan segala cara untuk menedapatkan keuntungan yang besar, salah
satunya notaris yang mendirikan kantor lebih dari satu. Di tambah Notaris tersebut
merasa bahwa “karena Saya telah mendapat SK Menteri Hukum Dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia, sebagai Notaris Pengganti, maka menurut Prof X
saya berhak membuat papan nama tersendiri.
3. Tujuan pemberian sanksi etik notaris
Konsep pertanggungg jawab hukum berkaitaan erat dengan konsep hak
dan kewajban Akibat yang ditimbul dari Notaris Netty Maria Machdar yang
mendirikan kantor cabang dengan namanya sendiri yang telah melanggar Pasal
19 UUJN yang mengatakan sebagamana dimaksud pada ayat (2) dapat dikenai
sanksi berupa: Peringatan tertulis, Pemberhentian sementara, Pemberhentian
dengan hormat, atau Pemberhentian dengan tidak horamat. Penjatuhan sanki-
sanksi sebagaimana tesebut di atas terhadap anggota yang melangar Kode Etik
disusuaikan dengan kuantitas dan kualitas pelanggaran yang dilakukan
anggota tersebit. Jika misalnya, suatu pelanggaran – meskipun bersifat ringan
– telah dilakukan secara berulang- ulang, maka terhadapnya dapat saja dijatuhkan
sanksi yang sifatnya lebih berat daripada kualitas pelanggarannya dan sehingga
memiliki efek jera bagi notaris “bandel”, agar tidak menimbulkan kerugian
kepada phak-pihak yang mersa dirugiikan.
4. Sanksi yang diberikan untuk pelanggar etika profesi notaris
Kewajiban notaris yang diatur Pasal Pasal 19 Undang-Undang Nomor 2
tahun 2014 tentang Jabatan Notaris ayat (2) dapat diikenai sanksi berupa:
Peringatan tertulis, Pemberhentian sementara, Pemberhentian dengan hormat;
atau Pemberhentian dnegan tidak hormat. terdapat juga sanksi yang telah diatur
pada Pasal 6 Kode Etik yaitu: Teguuran, Peringaatan, Schorsing (Pemecatan
Seentara) dari keanggotaan Perkumpulan, Onzetting (Pemecatan) dri
Keanggotan Perkumpuln, Pemberhentian dngan tidak hormat dari Keanggotan
Perkumpulaan.

17
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Notaris sebagai penjabat umum memiliki peranan sentral di Indonesia
sebagai salah satu pembentukan hukum di Indonesia. Undang-undang yang
mengatur mengenai notaris adalah UU No. 2 Tahun 2014 tentang jabatan notaris.
Seorang notaris memberikan sebuah jaminan mengenai perlindungan hukum dan
ketertiban kepada masyarakat umum yang menggunakan jasa hukumnya, menjadi
seorang notaris juga perlu mendapatkan suatu pengawasan terhadap pelaksanaan
tugasnya sebagai notaris, yakni pengawasan mengenai notaris dalam melakukan
tugas, wewenang dan fungsinya dengan adanya Undang-undang yang mengatur
secara khusus mengenai jabatannya sebagai notaris.
Seorang notaris dalam menjalankan jabatan profesinya harus berpegang
tenguh berdasarkan kode etik jabatannya, menggingat pentingnya kode etik suatu
notaris. Pertama, karena sifat dan hakikat perkerjaan notaris yang berorientasi
pada suatu legalitas, sehingga dapat menjadi suatu fundamen hukum utama, serta
mmemenuhi hak dan kewajiban sebgai notaris pada klien yang menggunakan
jasannya. Kedua, agar tidak terjadi ketidakadilan sebagai suatu akibat dari
pemberian suatu harta benda, hak dan kewajiban, yang tidak sesuai dengan
prinsip-prinsip hukum dan keadilan, suhingga dapat mengacaukan ketertiban
umum dan mengacaukan hak-hak pribadi dari masyarakat, sehingga seorang
notaris dituntut untuk menjaga kode etik profesinya.
2. Saran
Berdasarkan uraian tentang kewajiban dan larangan sebagaimana terinci
diatas, diharapkan notaris dalam menjalankan jabatannya senantiasa bercermin
pada etika moral profesi yang diembannya, taat atas asas, serta tunduk dan patuh
pada setiap peraturan yang mengatur jabatannya tersebut sehingga masyarakat
benar-benar memaknai profesi notaris adalah profesi bermartabat. Kritik dan
saran yang membangun juga penulis harapkan guna perbaikan makalah penulis
kedepannya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Alwesius. 2018. Dasar-Dasar Teknik Pembuatan Akta. Jakarta: LP3H Inp


Jakarta.
Indonesia, Undang-undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris. Pasal
19.

M. Ramli, Ahmad. 2004. Cyber Law & HAKI- Dalam Sistem Hukum Indonesia.
Bandung: Rafika Aditama.

Prayitno, Roesnatiti. 2019. Kode Etik Notaris. Jakarta:s.n.


Tedjosaputro, Liliana. 1995. Etika Profesi Notaris Dalam Penegakan Hukum
Pidana. Bigraf Publishing: Yogyakarta.
Wiranata, I Gede A.B. 2005. Dasar dasar Etika dan Moralitas. Bandung : Citra
Aditya Bakti.
Anindita,Tasya. 2018. Analisis Terhadap Pelanggaran Kode Etik Notaris
Sebagai Pejabat Umum Dikota Medan. Fakultas Hukum Universitas
Sumatra Utara.

Gunawan Djajaputra, Febry Yanti. 2017. Pertanggungjawaban Hukum


Terhadap Notaris Yang Mendirikan Kantor Cabang Atas Nama Sendiri,
(Putusan Nomor : 2/PTS/Mj.PWN.Prov.DKIJakarta/XI/2017)
Haryati, Felisa . 2018. Pelanggaran Kode Etik Notaris Terkait Persaingan Tidak
Sehat Sesama Rekan Notaris Di Tinjau Dari Peraturan Kode Etik Ikatan
Notaris Indonesia (I.N.I), Jurnal Volume 3 Nomor 1, Desember.

Oktavia, Wanis Aisyah, et. Dkk. 2019. Kedudukan Akta dan Akibat Hukum
Terhadap Notaris yang melakukan Rangkap Jabatan. Acta Djurnal
Volume 3 No.1 (Desember).

Rahmawati, Suci. 2019. Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila Dan


Kewarganegaraan.. Volume 4, No 1, Juni.

19

Anda mungkin juga menyukai