DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan petunjuk dan
kemudahan kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Pelanggaran Etika Profesi Notaris” dengan baik dan tepat pada waktu
yang telah ditentukan. Makalah ini dibuat guna untuk memenuhi salah satu
matakuliah yang diampu oleh Satria Ramadhan,.S.H,.M.H selaku dosen
dimatakuliah Etika Profesi Hukum yang sedang kami tempuh. Sholawat serta
salam mari kita haturkan kepada junjungan alam yakni Nabi Muhammad SAW.
Semoga kita mendapatkan syafaatnya di akhirat kelak. Amin.
Penulis
ii
DATAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………..….. i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..… ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang………………………………………………………..….…1
2. Rumusan Masalah……………………………………………………..…...2
3. Tujuan Penulisan………………………………………………………......2
BAB II PEMBAHASAN
1. Kesimpulan……………………………………………………………...18
2. Saran………………………………………………………………….….18
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Notaris sebagai penjabat umum memiliki peranan sentral di Indonesia
sebagai salah satu pembentukan hukum di Indonesia. Undang-undang yang
mengatur mengenai notaris adalah UU No. 2 Tahun 2014 tentang jabatan notaris.
Seorang notaris memberikan sebuah jaminan mengenai perlindungan hukum dan
ketertiban kepada masyarakat umum yang menggunakan jasa hukumnya, menjadi
seorang notaris juga perlu mendapatkan suatu pengawasan terhadap pelaksanaan
tugasnya sebagai notaris, yakni pengawasan mengenai notaris dalam melakukan
tugas, wewenang dan fungsinya dengan adanya Undang-undang yang mengatur
secara khusus mengenai jabatannya sebagai notaris.
Sebagai penjabat umum, notaris berkaitan sangat erat terhadap moral dan
hukum yang tidak terpisahkan dari profesinya. Yakni suatu aturan khusus
mengenai kode etik profesi yang menjadi pedoman dalam menjalankan
profesinya. Notaris dalam menjalankan tugas jabatannya sehari-hari berkewajiban
untuk berkerja secara mandiri, tidak berpihak, jujur serta memiliki tanggung
jawab yang tinggi terhadap akta yang telah dibuatnya. Kode Etik Notaris yang
telah ditentukan oleh perkumpulan Ikatan Notaris Indonesia (INI), dimana
didalam ketentuan yang ada di kode etik notaris tersebut mengatur mengenai
kewajiban dan larangan bagi seorang notaris. Kode etik notaris merupakan seluruh
kaidah moral yang telah ditentukan oleh INI, yang berdasarkan pada keputusan
kongres perkumpulan dan yang telah ditentukan serta diatur oleh peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Franz Magnis Suseno menyatakan, etika profesi baru dapat ditegakkan
apabila ada tiga ciri moralitas utama, yaitu; 1. berani berbuat dngan bertekad
bertindak sesuai dengan tuntutan profesi, 2. sadar akan kewajibannya, dan 3.
1
memiliki idealisme yang tinggi.1 Seorang yang menjabat notaris harus
mmematuhi Undang-Undang jabatan notaris (UUJN) dan berpegang pada kode
etik notaris. Hubungan antara peraturan jabatan notaris dank ode etik notaris
terletak pada ketentuan kode etik notaris yang diangkat dari ketentuan peraturan
jabatan notaris (PNJ).2 Namun, seiring berkembangnya zaman dan teknologi
persaingan tidak sehat notaris dan pelanggaran kode etik profesi notaris dapat
terjadi dalam berbagai bentuk dan cara. Oleh karena itu, makalah ini akan
membahas mengenai bentuk-bentuk kasus pelanggaran kode etik notaris dan
penyebab pelanggaran kode etik tersebut, serta tujuan sanksi etik dan bentuk
sanksi etik yang diberikan untuk para pelanggar kode etik profesi notaris tersebut.
2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian etika profesi notaris ?
2. Apa saja etika profesi tersebut ?
3. Apa dasar hukum, kewajiban, larangan dan sanksi dalam pelanggaran etika
profesi notaris ?
4. Bagaimana contoh kasus pelanggaran etika profesi notaris ?
3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui etika profesi notaris.
2. Untuk mengetahui bagian-bagian etika profesi notaris.
3. Untuk mengetahui dasar hukum, kewajiban, larangan dan sanksi dalam
pelanggaran etika profesi notaris.
4. Untuk mengetahui contoh kasus pelanggaran etika profesi notaris.
1
Felisa Haryati, Pelanggaran Kode Etik Notaris Terkait Persaingan Tidak Sehat Sesama
Rekan Notaris Di Tinjau Dari Peraturan Kode Etik Ikatan Notaris Indonesia (I.N.I), Jurnal
Volume 3 Nomor 1, Desember, 2018. Hlm. 75.
2
Ibid. Hlm. 77.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kode Etik Profesi adalah seperangkat kaidah perilaku yang disusun secara
tertulis secara sistematis sebagai pedoman yang harus dipatuhi dalam
mengembankan suatu profesi bagi suatu masyarakat profesi. 3Sedangkan
pengertian Notaris adalah orang yang mendapat kuasa dari pemerintah (dalam hal
ini adalah Departemen Kehakiman) untuk mengesahkan dan menyaksikan
berbagai surat perjanjian, surat wasiat, akta dan sebagainya.4
Kode Etik Notaris menurut organisasi profesi jabatan Notaris Hasil
Kongres Luar Biasa Ikatan Notaris Indonesia (INI) dalam Pasal 1 angka (2)
adalah “ Seluruh kaedah moral yang ditentukan oteh Perkumpulan lkatan Notaris
Indonesia yang selanjutnya disebut "Perkumpulan" berdasar keputusan Kongres
Perkumpulan dan/atau yang ditentukan oleh dan dialur dalam peraturan
perundang-undangan yang mengatur ten tang hal itu dan yang berlaku bagi setie
wajib ditaati oteh setieo dan semua anggota Perkumpulan dan semua orang yang
menja/ankan tugas jabatan sebagai Noieris, etrmasuk dida/amnya Pejabat
Sementara Noieris, Notaris Pengganti dan Notaris Pengganti Khusus.”
Para Notaris yang berpraktek di Indonesia bergabung dalam suatu
perhimpunan organisasi yaitu Ikatan Notaris Indonesia (INI). INI merupakan
kelanjutan dari De Nederlandsch-Indische Notarieele Vereeniging, yang dahulu
didirikan di Batavia pad a tanggal 1 Juli 1908 yang mendapat pengesahan sebagai
badan hukum dengan Gouvernements Besluit (Penetapan Pemerintah) tanggal 5
September 1908 Nomor 9. Nama Belanda kemudian diganti atau diubah menjadi
Ikatan Notaris Indonesia yang hingga sekarang merupakan satu-satunya wadah
organisasi profesi di Indonesia.
3
I Gede A.B. Wiranata, Dasar dasar Etika dan Moralitas, (Bandung : Citra Aditya
Bakti, 2005), Hlm. 251
4
Kamus Besar Bahasa Indonesia
3
Kemudian mendapat pengesahan dari pemerintah berdasarkan Keputusan
Mentri kehakiman RI pada tanggal 23 Januari 1995 Nomor C2-1011.HT.01.06
Tahun 1995, dan telah diumumkan dalam Berita Negara RI tanggal 7 April 1995
Nomor 28 Tambahan Nomor 1/P-1995, oleh karena itu sebagai dan merupakan
organisasi Notaris sebagaimana dimaksud dalam UUJN nomor 30 tahun 2004
tentang Jabatan Notaris yang diundagkan dalam Lembaran Negara RI Tahun 2004
Nomor 117. Menurut Pasal 1 angka (5) UUJN, menyebutkan bahwa Organisasi
Notaris adalah organisasi profesi jabatan Notaris yang terbentuk perkumpulan
yang berbadan hukum.
Melaksanakan tugas jabatannya seorang Notaris harus berpegang teguh
kepada Kode Etik jabatan Notaris. Dengan demikian Kode etik Notaris adalah
tuntunan, bimbingan, pedoman moral atau kesusilaan Notaris baik selaku pribadi
maupun pejabat umum yang diangkat oleh pemerintah dalam rangka memberikan
pelayanan kepada masyarakat umum khususnya dalam bidang pembuatan akta.5
5
Liliana Tedjosaputro. Elika Profesi Notaris Da/am Penegakan Hukum Pidana, Bigraf
Publishing, Yogyakarta. 1995, him 29.
4
3. Taat pada hukum, sumpah jabatan dan Kode Etik Notaris;
4. Berbahasa Indonesia yang baik.
5
6. Dilarang menahan berkas seseorang dengan maksud memaksa orang
itu membuat akta pada Notaris yang menahan berkas itu
7. Dilarang menjadi alat orang atau pihak lain untuk semata-mata
menandatangani akta buatan orang lain sebagai akta buatan Notaris
yang bersangkutan
8. Dilarang mengirim minuta kepada klien atau klien-klien untuk
ditandatangani oleh klien atau klien-klien yang bersangkutan
9. Dilarang membujuk-bujuk atau dengan cara apapun memaksa klien
membuat akta padanya, atau membujuk-bujuk seseorang agar pindah
dari Notaris lain dan membentuk kelompok di dalam tubuh Ikatan
Notaris Indonesia dengan tujuan untuk melayani kepentingan suatu
instansi atau lembaga secara khusus/ekslusif, apalagi menutup
kemungkinan anggota lain untuk berpartisipasi.
6
e) Etika Pengawasan
7
menjalankan jabatan notaris, dalam rangka menjaga dan memelihara serta
menjunjung tinggi martabat lembaga notaris. UU No. 30 Tahun 2004 tentang
Jabatan Notaris pasal 16 ayat (1) Notaris berkewajiban :
1. bertindak jujur, saksama, mandiri, tidak berpihak, dan menjaga
kepentingan pihak yangterkait dalam perbuatan hukum;
2. membuat akta dalam bentuk Minuta Akta dan menyimpannya sebagai
bagian dari Protokol Notaris;
3. mengeluarkan Grosse Akta, Salinan Akta, atau Kutipan Akta berdasarkan
Minuta Akta;
4. memberikan pelayanan sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang
ini, kecuali ada alasan untuk menolaknya.
5. merahasiakan segala sesuatu mengenai akta yang dibuatnya dan segala
keterangan yang diperoleh guna pembuatan akta sesuai dengan
sumpah/janji jabatan, kecuali undang-undang menentukan lain;
6. menjilid akta yang dibuatnya dalam 1 (satu) bulan menjadi buku yang
memuat tidak lebih dari 50 (limapuluh) akta, dan jika jumlah akta tidak
dapat dimuat dalam satu buku, akta tersebut dapat dijilid menjadi lebih
dari satu buku, dan mencatat jumlah Minuta Akta, bulan, dan tahun
pembuatannya pada sampul setiap buku;
7. membuat daftar dari akta protes terhadap tidak dibayar atau tidak
diterimanya surat berharga;
8. membuat daftar akta yang berkenaan dengan wasiat menurut urutan waktu
pembuatan akta setiap bulan;
9. mengirimkan daftar akta sebagaimana dimaksud dalam huruf h atau daftar
nihil yang berkenaan dengan wasiat ke Daftar Pusat Wasiat Departemen
yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang kenotariatan dalam waktu 5
(lima) hadi pada minggu pertama setiap bulan berikutnya;
10. mencatat dalam repertorium tanggal pengiriman daftar wasiat pada setiap
akhir bulan;
8
11. mempunyai cap/stempel yang memuat lambang negara RepublikIndonesia
dan pada ruang yang melingkarinya dituliskan nama, jabatan, dan tempat
kedudukan yang bersangkutan;
12. membacakan akta di hadapan penghadap dengan dihadiri oleh paling
sedikit 2 (dua) orang saksi dan ditanda tangani pada saat itu juga oleh
penghadap, saksi, dan Notaris;
13. menerima magang calon Notaris6.
6
UU No. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris pasal 15
9
8. menjadi Notaris Pengganti;
9. melakukan pekerjaan lain yang bertentangan dengan norma agama,
kesusilaan, atau kepatutan yang dapat mempengaruhi kehormatan dan
martabat jabatan Notaris;
10. merangkap sebagai pegawai negeri.
10
1. Kasus pelanggaran kode etik notaris
7
Ahmad M. Ramli, Cyber Law & HAKI- Dalam Sistem Hukum Indonesia, Bandung:
Rafika Aditama, 2004, Hlm. 1.
11
bersangkutan, c). mempergunakan bahasa-bahasa iklan dengan mencantumkan
nama dan jabatan notaris dengan tujuan khusus.8
Instagram merupakan suatu media yang bias digunakan untuk
menampilkan kegiatan sehari-hari, foto sampai melakukan transaksi jual beli
lewat dunia maya atau internet, sehingga tidak jarang promosi berbagai produk di
instagram. Namun kualifikasi terhadap setiap postingan yang ada di instagram
menjadi permasalahan jika digunakan oleh notaris sebagai media promosi diri,
baik langsung maupun tidak karena hal ini dikualifikasikan melanggar kode etik
notaris. Pemuatan foto dan papan nama di media Instagram merupakan suatu hal
yang baru, dan merupakan suatu pelanggaran yang dapat dilakukan pengawas
terhadap pelaksanaan notaris di Kota Malang. Hal ini karena seorang notaris
dilarang untuk mengiklankan diri, promosi apapun baik dimedia cetak, maupun
media elektronik.9
8
Suci Rahmawati, Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan.. Volume
4, No 1, Juni, 2019, Hlm. 163.
9
Ibid.
12
penduduknya dan perekonomiannya mengalami peningkatan setiap tahunnya
begitu juga dengan pertumbuhan notaris dikota malang.
10
Op. Cit, Hlm. 165.
13
b. Kasus Pelanggaran Notaris Yang Merangkap Jabatan Sebagai Direktur dan
Jasa Hukum Persoroan Terbatas
11
Alwesius, Dasar-Dasar Teknik Pembuatan Akta Notaris, hlm. 41
12
Prayitno, Kode Etik Notaris, hlm. 88
14
notaris pada saat ini dan menyebabkan notaris menghalalkan segala cara, salah
satunya notaris yang melakukan rangkap jabatan.
3. Tujuan pemberian sanksi pelanggaran etika profesi notaris
Larangan rangkap jabatan notaris berkaitan erat dengan bentuk dan
spesialisasi yang mengharuskan seorang notaris untuk bersikap profesional,
dimana salah satunya yaitu dengan berkonsentrasi pada satu profesi yang telah
notaris putuskan untuk dijalani. Larangan tersebut juga bertujuan untuk mencegah
terjadinya benturan kepentingan, serta agar notaris tetap independen dan netral.
Notaris sebagai pejabat umum harus bersikap tidak berpihak, tidak merangkap
jabatan sebagai advokat atau kuasa hukum dan tidak merangkap jabatan sebagai
pemimpin dan atau pegawai dalam sebuah badan usaha serta tidak merangkap
jabatan lain yang dilarang oleh undang-undang.13 Dikarenakan rangkap jabatan
oleh notaris merupakan perbuatan yang dilarang berdasarkan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku dan termasuk ke dalam pelanggaran kode etik
notaris.
4. Sanksi yang diberikan untuk pelanggar etika profesi notaris
Kewajiban notaris yang diatur Pasal 16 ayat 1 huruf A UUJN yaitu Notaris
tersebut telah tidak amanah dan berpihak kepada salah satu pihak. Melanggar
ketentuan mengenai larangan notaris yang diatur dalam pasal 17 ayat 1 huruf e
dan f yaitu larangan notaris untuk merangkap jabatan sebagai pemimpin atau
pegawai badan usaha swasta dan atau sebagai advokat. Notaris CA dapat
dikenakan sanksi administratif yaitu dianataranya dapat berupa peringatan tertulis,
pemberhentian semestara, pemberhentian dengan hormat, atau pemberhentian
tidak hormat, sebagai bentuk tanggung jawab atas pelanggarannya.
c. Kasus Pelanggaran Kode Etik Notaris Yang Memiliki Kantor Lebih Dari
Satu
13
Wanis Aisyah Oktavia, Anita Afriana dan Tien Norman Lubis, “Kedudukan Akta dan
Akibat Hukum terhadap Notaris yang Melakukan Rangkap Jabatan.”, Acta djurnal Volume 3 No.1
(Desember 2019), hlm. 28
15
1. Kasus pelanggaran kode etik notaris
Dalam kasus ini diketahui bahwa adanya pejabat notaris yang melanggar
kode etik notaris, hal ini bermula dengan terlapor bernama Netty Maria Machdar
yang membuka kantor cabang yang dilakukan oleh notaris pengganti bernama
Jonni karena ia telah mendapat Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM
Republik Indonesia, sebagai notaris pengganti, maka menurut ia berhak membuat
papan nama sendiri.
Kasus tersebut terjadi pada saat Majelis Pengawas Notaris mendapati
adanya satu Kantor Notaris dengan mempunyai 2 (dua) papan nama yaitu di
Komplek Perkantoran Harmoni Mas Jl. Kunir Blok A/3 dan di Jalan Kembangan
nomer 72 Jakarta Barat, kemudian terjadinya pemerikasaan terhadap Notaris
Netty Maria Machdar S.H dengan Nomor: UM.MPDNJAKBAR.10.16 – 188
tanggal 31 Oktober 2016 dan bersama Notaris Pengganti yang bernama Jonni
Tambunan, S.H, M.H, M.Kn bahwa Jonni selaku notaris pengganti. Di dalam
jalannya persidangan Sidang Majelis Pengawas Daerah Notaris Jakarta Barat
secara tertutup dimulai pada jam 13.00 WIB, disamping dihadiri oleh Notaris
Netty Maria Machdar,S.H dan penggantinya yaitu Sdr. Jonni Tambunan, S.H,
M.H, M.kn juga dihadiri oleh Majelis Pengawas Daerah Notaris Jakarta Barat.
Pasal 19 Undang-Undang Nomor 2 tahun 2014 tentang Jabatan Notaris
14
mengatakan bahwa : Notaris wajiib mempunyaii hanya satu kantor, yaitu dii
tempat kedudukannya; Tempat kedudukan notaris sebagai Pejabat Pembuat Akta
Tanah wajib mengiikuti tempat kedudukan notaris; Notaris tidak berwenang
secara berturut-turut dengan tetap menjalankan jabatan dii luar tempat
kedudukannya.
2. Penyebab pelanggaran etika profesi notaris
Menurut sumaryono, adanya kemungkinan terjadinya penyalahgunaan
profesi hukum ini ialah karena adanya persaingan antar individu profesional
hukum, atau karena tidak adanya disiplin diri.15 Dalam hal ini, penyimpangan
14
Indonesia, Undang-undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris. Pasal 19
15
Prayitno, Kode Etik Notaris, hlm. 88
16
yang notaris lakukan dapat dilihat dari mendirikan kantor notaris lebih dari satu .
karena tingginya persaingan antar notaris pada saat ini dan menyebabkan notaris
menghalalkan segala cara untuk menedapatkan keuntungan yang besar, salah
satunya notaris yang mendirikan kantor lebih dari satu. Di tambah Notaris tersebut
merasa bahwa “karena Saya telah mendapat SK Menteri Hukum Dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia, sebagai Notaris Pengganti, maka menurut Prof X
saya berhak membuat papan nama tersendiri.
3. Tujuan pemberian sanksi etik notaris
Konsep pertanggungg jawab hukum berkaitaan erat dengan konsep hak
dan kewajban Akibat yang ditimbul dari Notaris Netty Maria Machdar yang
mendirikan kantor cabang dengan namanya sendiri yang telah melanggar Pasal
19 UUJN yang mengatakan sebagamana dimaksud pada ayat (2) dapat dikenai
sanksi berupa: Peringatan tertulis, Pemberhentian sementara, Pemberhentian
dengan hormat, atau Pemberhentian dengan tidak horamat. Penjatuhan sanki-
sanksi sebagaimana tesebut di atas terhadap anggota yang melangar Kode Etik
disusuaikan dengan kuantitas dan kualitas pelanggaran yang dilakukan
anggota tersebit. Jika misalnya, suatu pelanggaran – meskipun bersifat ringan
– telah dilakukan secara berulang- ulang, maka terhadapnya dapat saja dijatuhkan
sanksi yang sifatnya lebih berat daripada kualitas pelanggarannya dan sehingga
memiliki efek jera bagi notaris “bandel”, agar tidak menimbulkan kerugian
kepada phak-pihak yang mersa dirugiikan.
4. Sanksi yang diberikan untuk pelanggar etika profesi notaris
Kewajiban notaris yang diatur Pasal Pasal 19 Undang-Undang Nomor 2
tahun 2014 tentang Jabatan Notaris ayat (2) dapat diikenai sanksi berupa:
Peringatan tertulis, Pemberhentian sementara, Pemberhentian dengan hormat;
atau Pemberhentian dnegan tidak hormat. terdapat juga sanksi yang telah diatur
pada Pasal 6 Kode Etik yaitu: Teguuran, Peringaatan, Schorsing (Pemecatan
Seentara) dari keanggotaan Perkumpulan, Onzetting (Pemecatan) dri
Keanggotan Perkumpuln, Pemberhentian dngan tidak hormat dari Keanggotan
Perkumpulaan.
17
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Notaris sebagai penjabat umum memiliki peranan sentral di Indonesia
sebagai salah satu pembentukan hukum di Indonesia. Undang-undang yang
mengatur mengenai notaris adalah UU No. 2 Tahun 2014 tentang jabatan notaris.
Seorang notaris memberikan sebuah jaminan mengenai perlindungan hukum dan
ketertiban kepada masyarakat umum yang menggunakan jasa hukumnya, menjadi
seorang notaris juga perlu mendapatkan suatu pengawasan terhadap pelaksanaan
tugasnya sebagai notaris, yakni pengawasan mengenai notaris dalam melakukan
tugas, wewenang dan fungsinya dengan adanya Undang-undang yang mengatur
secara khusus mengenai jabatannya sebagai notaris.
Seorang notaris dalam menjalankan jabatan profesinya harus berpegang
tenguh berdasarkan kode etik jabatannya, menggingat pentingnya kode etik suatu
notaris. Pertama, karena sifat dan hakikat perkerjaan notaris yang berorientasi
pada suatu legalitas, sehingga dapat menjadi suatu fundamen hukum utama, serta
mmemenuhi hak dan kewajiban sebgai notaris pada klien yang menggunakan
jasannya. Kedua, agar tidak terjadi ketidakadilan sebagai suatu akibat dari
pemberian suatu harta benda, hak dan kewajiban, yang tidak sesuai dengan
prinsip-prinsip hukum dan keadilan, suhingga dapat mengacaukan ketertiban
umum dan mengacaukan hak-hak pribadi dari masyarakat, sehingga seorang
notaris dituntut untuk menjaga kode etik profesinya.
2. Saran
Berdasarkan uraian tentang kewajiban dan larangan sebagaimana terinci
diatas, diharapkan notaris dalam menjalankan jabatannya senantiasa bercermin
pada etika moral profesi yang diembannya, taat atas asas, serta tunduk dan patuh
pada setiap peraturan yang mengatur jabatannya tersebut sehingga masyarakat
benar-benar memaknai profesi notaris adalah profesi bermartabat. Kritik dan
saran yang membangun juga penulis harapkan guna perbaikan makalah penulis
kedepannya.
18
DAFTAR PUSTAKA
M. Ramli, Ahmad. 2004. Cyber Law & HAKI- Dalam Sistem Hukum Indonesia.
Bandung: Rafika Aditama.
Oktavia, Wanis Aisyah, et. Dkk. 2019. Kedudukan Akta dan Akibat Hukum
Terhadap Notaris yang melakukan Rangkap Jabatan. Acta Djurnal
Volume 3 No.1 (Desember).
19