Anda di halaman 1dari 15

ETIKA PROFESI HUKUM

KOde Etik
Advokat

Dosen Pengampu: Arif Setiawan, S.H., M.H 01


Anggota Kelompok

1. ABDULLAH DZIKRO MUHAMMAD YASIN (21410310)


2. ADEA RAHMA VILIYA PUTRI (21410324)
3. TAUFIK HIDAYAT (21410421)
4. FAISAL VIKRI (21410426)
5. NABILA PUTRI BRUSANDI (21410455)
6. ARCHIETYA NURHALIZA MARVADEWI (21410470)
7. FADIA ANINDYA OKTAVIANI (21410371)
8. SILVANI FULMA RAHAYU (21410462)
9. EKA SEPTA ZELPINA (21410476)

02
Kode etik pada dasarnya adalah norma perilaku yang
sudah di anggap benar atau yang sudah mapan dan
tentunya akan lebih efektif lagi apabila norma perilaku
tersebut dirumuskan sedemikian baiknya, sehingga
memuaskan pihak-pihak yang berkepentingan.
Advokat termasuk salah satu profesi yang tertua,
profesi ini dinamai sebagai officium nobile yaitu
jabatan yang mulia.

03
Kode Etik Advokat Indonesia adalah sebagai hukum tertinggi dalam
menjalankan profesi, yang menjamin dan melindungi namun membebankan
kewajiban kepada setiap Advokat untuk jujur dan bertanggung jawab dalam
menjalankan profesinya baik kepada klien, pengadilan, negara atau
masyarakat dan terutama kepada dirinya sendiri. sedangkan Advokat sendiri
adalah seorang profesional yang memberikan jasa hukum kepada orang di
dalam pengadilan atau di luar pengadilan. Seorang advokat memiliki tugas
dan fungsi yang penting dalam sistem peradilan. Mereka memberikan jasa
hukum seperti konsultasi hukum, bantuan hukum, menjalankan kuasa,
mewakili, mendampingi, membela, dan melakukan tindakan hukum lainnya untuk
kepentingan hukum klien mereka
DASAR HUKUM
Undang-Undang No. 18 Tahun 2003
Mengatur tentang pengangkatan, sumpah,
status, penindakan, dan pemberhentian
advokat; pengawasan; hak dan kewajiban;
honorarium; bantuan hukum cuma-cuma;
advokat asing; atribut; kode etik dan Dewan
Kehormatan Advokat; organisasi advokat;
dan ketentuan pidana dalam profesi
advokat
04
Terdapat juga kode etik profesi advokat di Indonesia
yang diatur dalam Kode Etik Advokat Indonesia ( KEAI )
yang merupakan peraturan tentang kode etik dan
ketentuan tentang Dewan Kehormatan bagi mereka
yang menjalankan profesi advokat.
Kode etik ini mengatur prinsip-prinsip dan standar
perilaku yang harus dipatuhi oleh advokat dalam
menjalankan profesinya. Advokat wajib mematuhi kode
etik ini, yang mencakup kewajiban untuk menjaga citra
dan martabat kehormatan profesi, serta setia dan
menjunjung tinggi kode etik dan sumpah profesi.
Dengan demikian, dasar hukum kode etik dalam profesi
advokat di Indonesia terdapat dalam Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat dan Kode Etik
Advokat Indonesia (KEAI).
05
Prinsip Advokat
1). Kewajiban dan tanggung jawab advokat
Advokat harus mempertahankan kehormatan dan martabat profesi mereka sebagai bagian yang penting
dari pelaksanaan keadilan
Para Advokat dalam melindungi hak klien-klien mereka dan dalam memajukan kepentingan keadilan,
akan berusaha untuk menjunjung tinggi hak asasi manusia dan kebebasan dasar yang diakui ole hukum
nasional dan internasional dan setiap akan bertindak bebas dan tekun sesuai dengan hukum dan
standar serta etika profesi hukum yang diakui.

2). Jaminan - jaminan untuk berfungsinya para advokat


Pemerintah harus menjamin bahwa advokat dapat melaksanakan semua fungsi professional mereka
tanpa intimidasi hambatan, gangguan atau campur tangan yang tidak selayaknya, dapat bepergian dan
berkonsultasi dengan Klien mereka secara bebas di negara mereka sendiri dan di luar negeri, tidak akan
mengalami, atau diancam dengan penuntutan atau sanksi administratif, ekonomi atau lainnya untuk
setiap tindakan yang diambil sesuai dengan kewajiban, standar dan etika profesional.
06
3).Kebebasan berekspresi dan berserikat
Para Advokat seperti warga negara lainnya berhak atas kebebasan berekspresi,
mempunyai kepercayaan, berserikat dan berkumpul. Secara khusus, mereka harus
mempunyai hak untuk ikut serta dalam diskusi umum mengenai hal-hal yang bersangkutan
dengan hukum, pemerintahan dan keadilan dan memajukan seta melindungi hak asasi
manusia dan memasuki atau membentuk organisasi lokal, nasional atau internasional dan
menghadiri rapat-rapatnya, tanpa mengalami pembatasan profesional dengan dalih
tindakan mereka yang sah atau keanggotaan mereka dalam suatu organisasi yang sah.

07
4). PERHIMPUNAN PROFESIONAL ADVOKAT
PARA ADVOKAT BERHAK UNTUK MEMBENTUK DAN BERGABUNG DENGAN HIMPUNAN
PROFESIONAL YANG BERDIRI SENDIRI UNTUK MEWAKILI KEPENTINGAN
KEPENTINGANNYA,MEMAJUKAN KELANJUTAN PENDIDIKAN DAN LATIHAN MEREKA
DAN MELINDUNGI INTEGRITAS PROFESIONAL MEREKA.

5). PROSES PERSIDANGAN DISIPLIN


PROSES PERSIDANGAN DISIPLIN TERHADAP ADVOKAT AKAN DIBAWA KE DEPAN
KOMITE DISIPLIN TIDAK MEMIHAK YANG DIBENTUK OLEH PROFESI HUKUM, DI
SUATU KEWENANGAN YANG MANDIRI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG. SEMUA
PROSES PERSIDANGAN DISIPLINER AKAN DITENTUKAN SESUAI DENGAN KODE
PERILAKU PROFESIONAL DAN STANDAR SERTA ETIKA YANG DIAKUI LAINNYA
DARI PROFESI HUKUM DAN DENGAN MENGINGAT PRINSIP-PRINSIP INI.

08
KODE ETIK YANG TIDAK BOLEH
DILANGGAR OLEH ADVOKAT
Dalam Kepribadian Advokat
pasal 3 :
a.) Advokat tidak dibenarkan untuk melakukanpekerjaan lain yang dapat merugikan kebebasan,
derajat, dan ,martabat advokat
b.) Advokat dalam melakukan tugasnya tidak bertujuan semata-mata untuk memperoleh imbalan
materi tetapi lebih mengutamakan tegaknya hukum, kebenaran dan keadilan

Dalam Hubungan Dengan Klien


pasal 4 :
a.) Advokat harus menolak mengurus oerkara yang menurut keyakinannya tidak ada dasar
hukumnya

Pasal 5 :
a.) Advokat tidak diperkenankan menarik atau merebut seorang klien dari teman sejawat
09
Dalam Hubungan Dengan Teman Sejawat
Pasal 5 :

a.) Hubungan antar teman sejawat advokat harus dilandasi sikap saling menghormati, saling
menghargai, dan saling mempunyai

Tentang Sejawat Asing


Pasal 6 :

a.) Advokat asing yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku menjalankan
profesinya di indonesia tunduk kepada serta wajib menaati kode etik ini

Dalam Cara Bertindak Menangani Perkara


Pasal 7 :

a.) advokat tidak dibenarkan mengajaridan atau mempengaruhi saksi-saksi yang diajukan oleh
pihak lawan dalam perkara perdata atau oleh jaksa penuntut umum dalam perkara pidana
10
Contoh kasus
“Advokat Muslim Amir Diberhentikan 1
Tahun”
Pada kasus ini, DR Yudi Krismen sebagai pengadu, bertindak sebagai pengacara bagi pengacara
keluarga korban meninggal dunia akibat dugaan malapraktik di RS Aulia Hospital yang berlokasi
di Pekan baru.
Ayah kandung dari korban (Masrizal), meminta Yudi Krismen selaku Advokat untuk
membantunya memperjuangkan hak-hak hukum bagi Masrizal karena kematian sang anak.
Sebagai pengacara keluarga korban, Yudi Krismen memperjuangkan kliennya, sehingga
merencanakan untuk menggugat pihak RS Aulia Hospital.
Tak lama setelah itu Muslim Amir hadir sebagai pengacara RS Aulia Hospital. Muslim Amir dan
Yudi Krismen sempat melakukan pertemuan sebanyak 3 kali, akan tetapi tidak lama setelah itu
terjadi pemutusan kuasa sepihak oleh pihak keluarga korban terhadap Yudi Krismen. Dan surat
perdamaian antara keluarga korban (Masrizal) dengan pihak RS Aulia Hospital lebih dahulu
diterima suratnya daripada surat pemutusan kuasa kepada Yudi Krismen. Karena merasa janggal
akan hal tersebut, akhirnya Yudi Krismen melakukan pengaduan terhadap tindakan Muslim Amir
karena telah melanggar Kode Etik Advokat dan Undang-Undang Advokat karena tidak
menghormati teman sejawat, serta tidak menempatkan Profesi Advokat sebagai profesi terhormat
(officium nobile).
11
Contoh kasus
“Advokat Muslim Amir Diberhentikan 1
Tahun”
Lalu dikeluarkan putusan dewan kehormatan Daerah Peradi Pekanbaru Nomor
005/PERADI/PEKANBARU/PUTUSAN/2020/Tanggal 22 Januari 2020, amar putusannya menjadi
sebagai berikut:
1.Menerima pengaduan pengadu/terbanding untuk sebahagian;
2.Menyatakan pengadu/pembanding Muslim Amir SH, NIA. 15.00486 terbukti melanggar pasal 3
huruf d dan pasal 5 huruf a Kode Etik Advokat Indonesia;
3.Menghukum pembanding/pengadu dengan sanksi “Teguran Tertulis”;
4.Menghukum teradu/pembanding untuk membayar biaya perkara dalam tingkat pertama dan
tingkat pembanding sebesar Rp10.000.000 (Sepuluh Juta Rupiah)
Dan yang menjadi pemberat Muslim Amir yaitu karena sering tidak bersikap sopan dalam
persidangan, Muslim Amir juga berposisi sebagai karyaman di RS Hospital, namun di sisi lain juga
aktif berpraktek sebagai advokat.

12
Kesimpulan
Berdasarkan data dan fakta yang di jelaskan diatas, maka kesimpulan yang kami
berikan adalah advokat dalam menjalankan tugas dan wewenang nya harus
dilakukan dengan memperhatikan kode etik advokat, advokat berada pada posisi
yang sesuai, jangan sampai ketika menjalan tugas dan wewenang malah terdapat
suatu kepentingan yang lebih dari memperjuangkan hak-hak yang harus didapat
oleh masyarakat. dasar hukum dari pengaturan kode etik dalam profesi advokat
bersumber dari Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokad dan
Kode Etik Advokat Indonesia (KEAI).
Thank You

Anda mungkin juga menyukai