Anda di halaman 1dari 3

Tugas dan Kewajiban Penasehat Hukum dalam Melayani Klien

I. Pendahuluan

1. Latar Belakang Masalah


Salah satu institusi dalam beracara di Pengadilan adalah penasehat hukum yang
sekarang disebut dengan advokat. Hanya saja, hingga kini tugas dan kewajiban dari
penasehat hukum belum banyak dipahami oleh masyarakat. Hal tersebut dapat dipahami
karena masyarakat secara umum memang belum banyak memahami tugas dan kewajiban
seorang penasehat dikarenakan keterbatasan informasi yang didapatkan oleh masyarakat

2. Tujuan

Tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk memberitahukan lebih jauh lagi kepada
masyarakat mengenai tugas dan kewajiban penasehat hukum dalam melayani klien.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan judul paper diatas, yang menjadi rumusan masalah dalam paper ini
adalah untuk memberikan penjelasan mengenai tugas dan kewajiban penasehat hukum
dalam melayani klien

II. Pembahasan

Sebagaimana dijelaskan dalam Undang-undang Advokat, melalui jasa hukum yang


diberikan, Advokat menjalankan tugas profesinya demi tegaknya keadilan berdasarkan
hukum untuk kepentingan masyarakat pencari keadilan. Advokat sebagai salah satu unsur
sistem peradilan merupakan salah satu pilar dalam menegakkan supremasi hukum dan hak
asasi manusia.

Selain dalam proses peradilan, peran Advokat juga terlihat di jalur profesi di luar
peradilan. Melalui pemberian jasa konsultasi, negosiasi maupun dalam pembuatan kontrak-
kontrak dagang, profesi Advokat ikut memberikan sumbangan berarti bagi pemberdayaan
masyarakat serta pembaruan hukum nasional khususnya di bidang ekonomi dan
perdagangan, termasuk dalam penyelesaian di luar pengadilan.

Adapun kewajiban para Advokat terhadap klien-klien yaitu sebagai berikut:


1. Memberi nasehat kepada para klien mengenai hak dan kewajiban hukum mereka dan
mengenai fungsi dari sistem hukum sejauh bahwa hal itu relevan dengan berfungsinya
sistem hukum dan sejauh bahwa hal itu berkaitan dengan hak dan kewajiban hukum
para klien;
2. Membantu para klien dengan setiap cara yang tepat, dan mengambil tindakan hukum
untuk melindungi kepentingannya;
3. Membantu para klien di depan pengadilan, majelis atau pejabat pemerintahan, di mana
sesuai.

Para Advokat dalam melindungi hak klien-klien mereka dan dalam memajukan
kepentingan keadilan, akan berusaha untuk menjunjung tinggi hak asasi manusia dan
kebebasan dasar yang diakui oleh hukum nasional dan internasional dan setiap akan
bertindak bebas dan tekun sesuai dengan hukum dan standar serta etika profesi hukum
yang diakui.
Advokat selain berperan memberi jasa hukum (baik di dalam maupun di luar
pengadilan), juga wajib memberi bantuan hukum secara cuma-cuma kepada masyarakat
yang tidak mampu.

Dengan demikian, Advokat itu :


1. Tidak boleh melakukan diskriminasi,
2. Tidak boleh mata duitan,
3. Tidak boleh memegang jabatan lain yang bertentangan dengan tugas dan martabat
profesinya maupun jabatan yang meminta pengabdian yang merugikan profesi Advokat
atau mengurangi kebebasan dan kemerdekaan dalam menjalankan tugas profesinya.
Sehingga Advokat yang menjadi pejabat negara, dilarang melaksanakan tugas
profesinya alias cuti dengan menanggalkan segala atribut profesi keAdvokatanya

Advokat juga mempunyai hak untuk memperoleh informasi, data, dan dokumen
lainnya baik dari instansi pemerintah maupun pihak lain yang berkaitan yang diperlukan
untuk pembelaan kepentingan klien sesuai dengan peraturan perUndang-undangan.
Advokat juga wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui atau diperoleh dari
kliennya karena hubungan profesinya, kecuali ditentukan lain oleh undang - undang. Dalam
hubungan ini Advokat berhak atas kerahasiaan hubungannya dengan klien, termasuk
perlindungan atas dokumen terhadap penyitaan atau pemeriksaan.

Para advokat juga wajib untuk tunduk serta mematuhi kode etik Advokat yang sama
yang dibuat oleh organisasi Advokat itu sendiri. Kode etik Advokat merupakan standar
tingkah laku profesi yang menjadi parameter untuk mengukur dan menilai Advokat dalam
perannya: menjalankan tugas dan tanggung jawab profesinya [pasal 26 ayat (1)] hal ini juga
berlaku bagi Advokat asing yang bekerja di indonesia ( pasal 24 );

Jika ada Advokat melangar kode etik, misalnya menelantarkan klien, berbuat atau
bertingkah laku yang tidak patut terhadap lawan atau rekan seprofesinya, ataupun
bersikap, bertingkah laku, bertutur kata ataupun mengeluarkan peryataan yang
menunjukkan sikap tidak hormat terhadap hukum ataupun peraturan perUndang-undangan
atau pengadilan, bahkan lebih luas lagi berbagi hal yang bertentangan dengan kewajiban,
kehormatan atau harkat dan martabat profesinya dapat dikenai tindakan (pasal 6 huruf a
sampai dengan huruf d) selain itu Advokat juga tetap dapat sangsi hukum apabila
melakukan pelanggaran terhadap peraturan perUndang-undangan atau perbuatan tercela
(pasal 6 huruf c);

III. Penutup

Kesimpulan

Advokat selain berperan memberi jasa hukum (baik di dalam maupun di luar
pengadilan), juga wajib memberi bantuan hukum secara cuma-cuma kepada masyarakat
yang tidak mampu.

Adapun kewajiban para Advokat terhadap klien-klien yaitu sebagai berikut:


1. Memberi nasehat kepada para klien mengenai hak dan kewajiban hukum mereka dan
mengenai fungsi dari sistem hukum sejauh bahwa hal itu relevan dengan berfungsinya
sistem hukum dan sejauh bahwa hal itu berkaitan dengan hak dan kewajiban hukum
para klien;
2. Membantu para klien dengan setiap cara yang tepat, dan mengambil tindakan hukum
untuk melindungi kepentingannya;
3. Membantu para klien di depan pengadilan, majelis atau pejabat pemerintahan, di mana
sesuai.

Anda mungkin juga menyukai