Etika Hukum
Dosen: Fitriani, S.Sy.,M.H.
Pertemuan ke-13
Kode Etik Advokat
A. Pengertian Kode Etik Advokat
Kode etik advokat adalah pengaturan ttg perilaku anggota-anggota baik dlm interaksi
sesama anggota atau rekan anggota organisasi advokat lainnya maupun dalam kaitannya di
muka Pengadilan.
B. Pengertian Advokat
• Akar kata advokat, apabila pada Kamus Latin-Indonesia, dapat ditelusuri dari bahasa Latin,
yaitu advocatus, yg berarti antara lain ialah: yang membantu seseorang dalam perkara,
saksi yg meringankan.
• Menurut Black’s Law Dictionary, kata advokat juga berasal dari kata Latin, yaitu advocare,
suatu kata kerja yg berarti to defend, to call one’s aid, to vouch to warrant. Sebagai kata
benda (noun), kata tersebut berarti:
“One who assits, or pleads for another. One who renders legal advice and aid and
pleads the cause of another before a court or a tribunal. A person learned in the law
and duly admitted to practice, who assists his client with advice, and pleads for him in
open court. An assistant, adviser; plead for causes.”
(artinya: seseorang yg membantu, mempertankan, membela org lain. Seseorang yg
memberikan nasihat dan bantuan hukum dan berbicara untuk orang lain di hadapan
pengadilan. Seseorang yg mempelajari hukum dan telah diakui utk mempraktik, yang
memberikan nasihat kpd klien dan berbicara utk yg bersangkutan di hadapan
pengadilan. Seorang asisten, penasihat, atau pembicara utk kasus-kasus)
• Menurut English Language Dictionary, advokat didefinisikan sebagai berikut:
“An advocate is a lawyer who speaks in favour of someone or defends them in a court of
law.”
(Advokat adalah seorang pengacara yg berbicara atas nama seseorang atau membela
mereka di pengadilan)
• Menurut UU No. 18 Tahun 2003 tentang Advokat, Pasal 1 angka (1) dikatakan:
“Advokat adalah orang yang berprofesi memberikan jasa hukum baik di dalam maupun di
luar pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan ketentuan Undang-Undang
ini”.
• Menurut Kode Etik Advokat, Pasal 1 huruf a dikatakan:
“Advokat adalah orang yang berpraktek memberi jasa hukum, baik didalam maupun
diluar pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan undang-undang yang
berlaku, baik sebagai Advokat, Pengacara, Penasehat Hukum, Pengacara praktek
ataupun sebagai konsultan hukum”.
C. Hak Imunitas
a. Pengertian Hak Imunitas
• Istilah hak imunitas tdk ditemukan dalam UU Advokat, namun utk memahami
pengertian hak imunitas, kita dapat memulainya dari pengertian hak. Hak dapat
didefinisikan sbg alokasi kekuasaan kpd seseorang secara terukur dlm arti
keluasan dan kedalamannya. Dari asal-usul kata, istilah imunitas dapat ditelusuri
ke immunis, kata Latin yg antara lain berarti pembebasan dari kewajiban umum,
kebebasan/pembebasan pajak/kewajiban militer/pekerjaan rodi, hak istimewa.
Yang dimaksud bebas di sini adalah tanpa tekanan, ancaman, hambatan, rasa takut atau
perlakuan yg merendahkan martabat. Namun, kebebasan itu tetap dan harus dilakukan
sesuai dengan ketentuan per-UU-an dan kode etik profesi. Dari pengaturan tersebut dapat
dilihat bahwa asas kebebasan diberikan kpd advokat, yg berkaitan dgn pelaksanaan
pekerjaannya.
Hak imunitas dlm persidangan lebih mudah dilaksanakan krn persidangan bersifat
terbuka utk umum sehingga upaya utk melemahkan hak imunitas, terutama dari pihak
pengadilan, akan lebih sulit diwujudkan. Akan tetapi, hak imunitas ini belum tentu
dipahami oleh advokat sehingga dalam persidangan, dia dapat saja tdk memberikan
upaya maksimal dlm membela klien.
Pasal 16
“Advokat tidak dapat dituntut baik secara perdata maupun pidana dalam menjalankan tugas
profesinya dengan iktikad baik untuk kepentingan pembelaan Klien dalam sidang
pengadilan”.
Dari penjelasan pasal 15 tersebut, dapat dipahami bhw advokat mempunyai kekebalan
dalam dua hal, yaitu:
1. Kekebalan advokat dalam menjalankan profesinya di luar sidang pengadilan
2. Kekebalan dalam dengar pendapat di Lembaga Dewan Perwakilan Rakyat
Di samping hal di atas, advokat menjalankan tugas utk hal-hal di luar pengadilan, seperti
melakukan peringatan/somasi kpd perorangan, perusahaan atau bahkan negara
berdasarkan surat kuasa klien. Selain itu, advokat juga mengambil peran sebagai salah
satu profesi penunjang pasar modal utk memberikan pendapat hukum (legal opinion) dlm
rangka penawaran saham perusaah kpd masyarakat (go public) sebagaimana diatur dalam
pasal 64 UU Pasar Modal.