UNIVERSITAS NASIONAL
SEKOLAH PASCA SARJANA
PROGRAM MAGISTER ILMU HUKUM
Semester Ganjil 2018
Pengertian Advokat :
• Kode Etik Advokat Indonesia, 23 MEI 2002, (vide UU 18/2003 Pasal 26 juncto 33).
Tugas Advokat berarti sesuatu yang wajib dilakukan oleh Advokat dalam memberikan jasa hukum kepada
masyarakat/kliennya. Oleh karena itu, Advokat dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada
negara, masyarakat, pengadilan, klien, dan pihak lawannya, maka dapat disimpulkan, tugas Advokat antara
lain adalah:
• Membela kepentingan masyarakat (publik defender) dan kliennya.
• Advokat dibutuhkan pada saat seseorang atau lebih anggota masyarakat menghadapi suatu masalah atau
problem di bidang hukum.
• Dalam menjalankan tugasnya, selain harus disumpah terlebih dahulu sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing.
• Dalam menjalankan tugasnya, ia juga harus memahami Kode Etik Profesi Advokat sebagai landasan moral
dan sesuai undang-undang Advokat.
Fungsi dan Peran Advokat
• Berdasarkan Undang-Undang Advokat terdapat 2 (dua) macam hak imunitas yang diberikan
kepada para Advokat yaitu:
1. Hak Imunitas di dalam sidang pengadilan :
• Diatur dalam Pasal 14 jo 16, Undang-Undang No.18 Tahun 2003 Tentang Advokat.
• Bebas mengeluarkan pendapat atau pernyataan. Pendapat atau pernyataan tersebut dilakukan di dalam
pengadilan di semua lingkungan dan tingkatan.
• Terhadap pendapat atau pernyataan tersebut tidak boleh ada tekanan, ancaman, hambatan, rasa takut, dan
merendahkan martabat profesi.
• Pendapat atau pernyataan dikeluarkan dalam menjalankan perkara yang menjadi tanggung jawabnya.
• Tidak bertentangan dengan kode etik profesi.
• Dilakukan dengan itikad baik.
• Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
• Advokat tersebut tidak dapat dituntut secara perdata maupun pidana, selama tidak melanggarnya.
• Hak imunitas Advokat di dalam sidang pengadilan dibatasi dengan Pasal 4, Pasal 7 dan Pasal 8 Kode Etik
Profesi Advokat.
2. Hak imunitas diluar sidang pengadilan. (disetiap lingkungan dan tingkat
pengadilan).
• Diatur dalam Pasal 15 jo 16 Undang-Undang No.18 Tahun 2003 Tentang Advokat.
• Kebebasan lebih luas, yaitu kebebasan dalam menjalankan tugas profesi untuk
menjalankan perkara, tidak hanya kebebasan dalam mengeluarkan pendapat atau
pernyataan.
• Berlaku tidak hanya di dalam sidang pengadilan, tetapi juga di luar sidang pengadilan,
seperti mendampingi klien pada kegiatan tertentu, meskipun dalam penjelasan atas
Pasal 15 disebutkan hanya berlaku di luar pengadilan.
• Namun demikian, tidak ada ketentuan yang eksplisit bahwa Advokat tersebut tidak
dapat dituntut secara perdata maupun pidana, meskipun jaminan kebebasan tersebut
mempunyai konsekuensi logis juga terhadap tidak dapat dituntutnya Advokat secara
perdata maupun pidana.
• Dalam kode etik hak imunitas Advokat dibatasi dengan Pasal 3 Kode Etik Profesi
Advokat.
Pengaturan mengenai hak imunitas dan malpraktek Advokat dalam Undang-Undang
No. 18 Tahun 2003 tentang Advokat, terdapat dalam pasal-pasal :
Pasal 14 : “Advokat bebas mengeluarkan pendapat atau pernyataan dalam membela perkara yang
menjadi tanggung jawabnya di dalam sidang pengadilan dengan tetap berpegang pada kode etik profesi
dan peraturan perundang-undangan.”
Pasal 15 : “Advokat bebas dalam menjalankan tugas profesinya untuk membela perkara yang menjadi
tanggung jawabnya dengan tetap berpegang pada kode etik profesi dan peraturan perundang-
undangan.”
Pasal 16 : “Advokat tidak dapat dituntut baik secara perdata maupun pidana dalam menjalankan tugas
profesinya dengan iktikad baik untuk kepentingan pembelaan Klien dalam sidang pengadilan.”
Pasal 17 : “Dalam menjalankan profesinya, Advokat berhak memperoleh informasi, data, dan dokumen
lainnya, baik dari instansi Pemerintah maupun pihak lain yang berkaitan dengan kepentingan tersebut
yang diperlukan untuk pembelaan kepentingan Kliennya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.”
• Berdasarkan ketentuan dalam Pasal 16 Undang-undang Advokat No. 18 Tahun 2003, lebih
menguatkan profesi dan tanggungjawab advokat dengan memberikan kekebalan advokat
(advocy immunity) tidak dapat dituntut baik secara perdata maupun pidana dalam
menjalankan tugas profesinya dengan iktikad baik untuk kepentingan pembelaan klien
di dalam maupun di luar sidang pengadilan .
• Adapun yang dimaksud dengan “iktikad baik” tersebut adalah menjalankan tugas profesi
demi tegaknya keadilan berdasarkan hukum untuk membela kepentingan kliennya.
• Maksud dan tujuan dari pemberian imunitas bagi Advokat. Imunitas Advokat yang dijamin
Undang-Undang karena dalam membela kepentingan klien Advokat tidak boleh dihinggapi
rasa takut dan harus membela dengan rasa aman, dilindungi oleh negara c.q. pemerintah
dalam melaksanakan pekerjaannya dan pembelaan separuh hati akan merugikan
kepentingan klien yang dibela. Atas dasar itulah Advokat diberi perlindungan berupa
imunitas. Syaratnya, selama pembelaan dilakukan proporsional, tidak melanggar hukum
dan relevan dengan perkara.
Malpraktek Advokat