Anda di halaman 1dari 7

BAB 2

Peran Advokat dalam


Penegakan Hukum

Kelompok
Kelompok 33
Nama:
Nama: Fanny
Fanny Afillya
Afillya
Kelas:
Kelas: XII
XII IBB
IBB
Pengertian Advokat
Pengertian advokat lahir setelah berlakunya Undang-Undang nomor 18 pada 5 April 2003. Dalam
pasal 1 ayat (1) termuat jelas definisi yang berbunyi:

“Advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik di dalam maupun di luar pengadilan
yang memenuhi persyaratan berdasarkan Undang-Undang ini.”

Jasa hukum yang diberikan berupa memberi konsultasi hukum, bantuan hukum, menjalankan kuasa,
mewakili, membela, mendampingi, dan melakukan Tindakan hukum.

Berdasarkan surat keputusan Menteri, ruang lingkup beracara seorang advokat meliputi seluruh
wilayah Indonesia. Oleh karena itu, seorang advokat wajib mengantongi izin beracara di Pengadilan
berupa Kartu Anggota Advokat (KTA) dan Berkas Acara Sumpah (BAS).

Melalui jasa hukum yang diberikan, advokat menjalankan tugas profesi demi tegaknya keadilan
berdasarkan hukum untuk kepentingan masyarakat pencari keadilan, termasuk usaha
memberdayakan masyarakat dalam menyadari hak-hak fundamental mereka di depan hukum.
Syarat Advokat
Keberadaan advokat sebagai salah satu penegak hukum diatur dalam Undang-Undang RI
Nomor 18 Tahun 2003 tentang advokat. Melalui UU ini, setiap setiap orang yang memenuhi
persyaratan dapat menjadi seorang advokat. Adapun syaratnya adalah sebagai berikut.

1. Warga NRI
2. Bertempat tinggal di Indonesia
3. Tidak berstatus sebagai pegawai negeri atau pejabat negara
4. Berusia sekurang-kurangnya 25 tahun
5. Berijazah asrjana yang sarjana yang berlatar belakang pendidikan tinggi hukum
6. Lulus ujian yang diadakan oleh organisasi advokat
7. Magang sekurang-kurangnya 2 tahun terus-menerus pada kantor advokat
8. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan
pidana penjara 5 tahun atau lebih
9. Berperilaku baik, jujur, bertanggung jawab, adil, dan mempunyai integritas yang tinggi
10. Mengikuti Pendidikan khusus profesi advokat yang dilaksanakan oleh organisasi advokat.
Prosedur Mengurus Izin Advokat
a. Mengikuti Pendidikan Khusus Profesi Advokat (PKPA)
b. Mengikuti Ujian profesi Advokat (UPA)
c. Mengikuti magang di kantor advokat
d. Pengangkatan dan Sumpah Advokat

PKPA sebagaimana dipersyaratkan untuk berprofesi sebagai advokat untuk menciptakan


advokat-advokat yang berperilaku baik, jujur, bertanggungjawab, adil, dan mempunyai
integritas tinggi. PKPA dilaksanakan oleh organisasi advokat bekerja sama dengan perguruan
tinggi sebagai penyelenggara.

Dasar hukum PKPA diatur dalam pasal 2 ayat (1) UU No. 18 Tahun 2003 tentang Advokat yang
berbunyi:

“Yang dapat diangkat sebagai advokat adalah sarjana yang berlatar belakang pendidkan tinggi
hukum dan setelah mengikuti Pendidikan khusus ptofesi advokat yang dilaksanakan oleh
Organisasi Advokat.
Adapun tugas dari Advokat secara khusus adalah membuat
dan mengajukan gugatan, jawaban, tangkisan, sangkalan,
memberi pembuktian, mendesak segera disidangkan atau
diputuskan perkaranya, dan sebagainya. Disamping itu,
pengacara bertugas membantu hakim dalam mencari
kebenaran dan tidak boleh memutar balikan peristiwa demi
kepentingan kliennya agar kliennya menang dan bebas. Oleh
karena itu, sesuai UUD RI no 18 Tahun 2003, seorang
Advokat mempunyai hak dan kewajiban yang dilindungi
UUD.
Hak Advokat
a) Advokat bebas mengeluarkan pendapat atau pernyataan dalam membela perkara yang menjadi
tanggungjawabnya di dalam sidang pengadilan dengan tetap berpegang pada kode etik profesi
dan peraturan perundang-undangan.
b) Advokat bebas dalam menjalankan tugas profesinya untuk membela perkara yang menjadi
tanggungjawabnya dengan tetap berpegang pada kode etik profesi dan peraturan perundang-
undangan.
c) Advokat tidak dapat dituntut baik secara perdata maupun pidana dalam menjalankan tugas
profesinya dengan itikad baik untuk kepentingan pembelaan klien dalam sidang pengadilan.
d) Advokat berhak memperoleh informasi, data, dan dokumen lainnya, baik dari instansi
pemerintah maupun pihak lain yang berkaitan dengan kepentingan tersebut yang diperlukan
untuk pembelaan kepentingan kliennya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
e) Advokat berhak atas kerahasiaan hubungannya dengan klien, termasuk perlindungan atas
berkas dan dokumennya terhadap penyitaan atau pemeriksaan dan perlindungan terhadap
penyadapan atas komunikasi elektronik advokat.
f) Advokat tidak dapat diidentikan dengan kliennya dalam membela perkara klien oleh pihak yang
berwenang dan atau masyarakat.
Kewajiban Advokat
a) Advokat dalam menjalankan tugas profesinya dilarang membedakan perlakuan terhadap
klien berdasarkan jenis kelamin, agama, politik, keturunan, ras, atau latar belakang social
dan budaya.
b) Advokat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui atau diperoleh dari kliennya
karena hubungan profesinya, kecuali ditentukan lain oleh UUD.
c) Advokat dilarang memegang jabatan lain yang bertentangan dengan kepentingan tugas
dan martabat profesinya.
d) Advokat dilarang memegang jabatan lain yang meminta pengabdian sedemikian rupa
sehingga merugikan profesi advokat atau mengurangi kebebasan dan kemerdekaan dalam
menjalankan tugas profesinya
e) Advokat yang menjadi pejabat negara tidak melaksanakan tugas profesi advokat selama
memangku jabatan

Anda mungkin juga menyukai