z
11. Menjaga hubungan baik dengan klien maupun dengan teman sejawat;
12. Memelihara persatuan dan kesatuan Advokat agar sesuai dengan maksud dan
tujuan organisasi profesi Advokat;
13. Memberi pelayanan hukum (legal services), nasehat hukum (legal advice),
konsultan hukum (legal consultation), pendapat hukum (legal opinion), informasi
hukum (legal information) dan menyusun kontrak-kontrak (legal drafting);
14. Membela kepentingan klien (litigasi) dan mewakili klien di muka Pengadilan (legal
representation );
15. Memberikan bantuan hukum dengan cuma-cuma kepada masyarakat yang lemah
dan tidak mampu (melaksanakan pro bono publico) pembelaan bagi orang tidak
mampu, baik di dalam maupun di luar Pengadilan merupakan bagian dari fungsi
dan peranan Advokat di dalam memperjuangkan hak asasi manusia.
z
Hak dan kewajiban Advokat
4. Seorang Advokat juga mempunyai hak imunitas, yaitu hak untuk tidak dapat dituntut
baik secara pidana maupun perdata dalam rangka melaksanakan tugas profesinya
dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab untuk kepentingan pembelaan klien
dalam sidang Pengadilan (Pasal 16, UU Advokat No. 18 Tahun 2003).
Advokat tidak dapat dituntut baik secara perdata maupun pidana dalam melaksanakan
tugas profesinya yang didasarkan pada itikad baik untuk kepentingan pembelaan kliennya.
Itikad baik yang dimaksud di atas adalah melaksanakan tugas profesinya demi tegaknya
keadilan berdasarkan hukum untuk membela kepentingan kliennya dalam setiap tingkat peradilan
di semua lingkungan peradilan.
Hak Imunitas hanya melindungi Advokat yang membela kliennya secara proporsional sesuai
kebutuhan pembelaan, dan selama tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku serta tidak melampaui batas etika sebagaimana yang tertuang dalam Kode Etik
Advokat.
z
e. Memegang rahasia jabatan tentang hal-hal yang diberitahukan oleh klien secara
kepercayaan dan tetap menjaga rahasia tersebut setelah sampai berakhir
hubungannya dengan klien (Pasal 4 huruf h Kode Etik Advokat Indonesia);
f. Memberikan surat dan keterangan apabila perkara akan diurus Advokat baru dengan
mempertimbangkan hak retensi (Pasal 5 huruf f Kode Etik Advokat Indonesia);
Maksud dari hak retensi adalah hak dari penerima kuasa untuk menahan sesuatu
yang menjadi milik pemberi kuasa karena pemberi kuasa belum membayar kepada
penerima kuasa hak penerima kuasa yang timbul dari pemberian kuasa
g. Wajib memberikan bantuan hukum secara cuma-cuma kepada orang yang tidak
mampu (Pasal 7 huruf h Kode Etik Advokat Indonesia);
h. Menyampaikan pemberitahuan tentang putusan Pengadilan mengenai perkara yang
ditangani kepada klien (Pasal 7 huruf I Kode Etik Advokat Indonesia).15
z
Artidjo Alkostar dalam bukunya
Peran dan Tantangan