Oleh
Advokat berasal dari kata Advocaat (Belanda) yaitu seseorang yang resmi
diangkat untuk menjalankan profesinya setelah memperoleh gelar Meester in de
rechten (Mr). Jika ditarik lebih jauh lagi kata itu berasal dari kata lain yaitu
Advocatus. Oleh karena itu tidak heran hampir di setiap bahasa di dunia istilah itu
dikenali.
Advokat berstatus sebagai penegak hukum, bebas dan mandiri yang dijamin
oleh hukum dan peraturan perundang-undangan yang dapat kita lihat di dalam
Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat, karena
Advokat sebagai salah satu perangkat dalam proses peradilan yang mempunyai
kedudukan setara dengan penegak hukum lainnya dalam menegakkan hukum dan
keadilan. Kemudian dilengkapi dengan wilayah kerja Advokat meliputi seluruh
wilayah negara Republik Indonesia seperti yang disebutkan dalam Pasal 5 ayat
(2).
a. Advokat;
b. Penasihat hukum;
c. Pengacara praktik; dan
d. Konsultasi hukum.
Sejarah organisasi advokat di Indonesia ini kemudian tidak dapat lepas dari
Kongres Nasional Pertama para advokat Indonesia di Solo pada tanggal 30
Agustus 1964, yang kemudian secara aklamasi dibentuklah suatu organisasi
advokat yang dinamakan PERADIN sebagai organisasi atau wadah persatuan para
advokat di Indonesia. Sejak tanggal 30 Agustus 1964 nama PERADIN
menggantikan PAI sebagai singkatan dari Persatuan Advokat Indonesia. Dalam
musyawarah tersebut Meester in de Rechten Iskaq Tjokrohadisuryo (mantan
Menteri Perekonomian dalam kabinet Ali Sastroamidjojo I) terpilih sebagai Ketua
Umum PERADIN merangkap Tim Formatur DPP PERADIN, yang kemudian
dilanjutkan oleh para penerusnya seperti Sukardjo Adidjojo, Lukman Wiriadinata,
Suardi Tasrif dan Harjono Tjitrosubono.
Peran dan fungsi advokat bernaung dalam sebuah wadah yaitu Organisasi
Advokat PERADI yang merupakan organisasi profesi yang didirikan berdasarkan
Undang-Undang Advokat. Undang-Undang Advokat selain memberikan
pengakuan terhadap eksistensi Advokat sebagai penegak hukum namun sekaligus
pula memberikan pengakuan adanya satu Organisasi Advokat sebagai wadah
tunggal Advokat di Indonesia yang mempunyai kewenangan : Melaksanakan
Pendidikan Khusus Profesi Advokat, Pengujian calon Advokat, Pengangkatan
Advokat, Membuat Kode Etik, Membentuk Dewan Kehormatan, Membentuk
Komisi Pengawas, Melakukan Pengawasan, dan memberhentikan Advokat
Oleh karena itu, guna memenuhi ketentuan dalam UU Advokat tersebut, maka
pada bulan Desember 2004 dideklarasikan Perhimpunan Advokat Indonesia
(PERADI) yang merupakan perwujudan dari single bar association dan juga
merupakan sinyal bersatunya profesi advokat Indonesia dalam suatu organisasi
tunggal profesi advokat (Pasal 28 ayat (1) UU Advokat).