Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 3 HKUM 4302

Contoh Kasus :

Ayub, Halim dan Hardy adalah mahasiswa jurusan teknik elektro. Mereka berhasil menyusun
papan induk (motherboard) komputer dengan beberapa inovasi terbaru. Atas saran dosen
pembimbingnya, mereka hendak mendaftarkan papan induk tersebut ke Dirjen Kekayaan
Intelektual.

Gambar hanya ilustrasi, sumber gambar : Google

Pertanyaan :
Berdasarkan contoh kasus diatas, apakah jenis HKI dari papan sirkuit yang dibuat ketiga
mahasiswa tersebut? Apabila dilakukan pendaftaran di Dirjen Kekayaan Intelektual siapakah
yang menjadi pemilik HKI papan induk tersebut? Jelaskan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan terkait.
Jawaban:
Berdasarkan contoh kasus diatas, apakah jenis HKI dari papan sirkuit yang dibuat ketiga
mahasiswa tersebut? Papan sirkuit pada contoh kasus tersebut merupakan suatu sirkuit
terpadu sebagaimana disebutkan dalam ketentuan Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 3
Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu ( UU DTLST) yang menyebutkan
bahwa “Sirkuit terpadu sesuai adalah suatu produk dalam bentuk jadi atau setengah jadi, yang
di dalamnya terdapat berbagai elemen dan sekurang-kurangnya satu dari elemen tersebut
adalah elemen aktif, yang sebagian atau seluruhnya saling berkaitan serta dibentuk secara
terpadu di dalam sebuah bahan semikonduktor yang dimaksudkan untuk menghasilkan fungsi
elektronik”. Dengan demikian Sirkuit terpadu sebagaimana dalam contoh kasus tersebut
masuk perlindungan hukum kekayaan intelektual Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
(DTLST).

Apabila dilakukan pendaftaran di Dirjen Kekayaan Intelektual siapakah yang menjadi


pemilik HKI papan induk tersebut?

Dari soal diskusi disebutkan bahwa Ayub, Halim dan Hardy adalah mahasiswa jurusan teknik
elektro yang berhasil menyusun papan induk (motherboard) komputer dengan beberapa
inovasi terbaru. Oleh karena dalam proses penyusunan papan induk (motherboard) komputer
tersebut dilakukan secara bersama-sama, sehingga ketika karya tersebut akan didaftarkan di
Ditjen Kekayaan Intelektual, maka ketiga mahasiswa tersebut (Ayub, Halim dan Hardy) akan
mendapatkan kepemilikan bersama atas karya tersebut, sebagaimana ketentuan Pasal 5 UU
DTLST yang menyebutkan bahwa:

(1) Yang berhak memperoleh Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu adalah Pendesain atau
yang menerima hak tersebut dari Pendesain.

(2) Dalam hal Pendesain terdiri atas beberapa orang secara bersama, Hak Desain Tata Letak
Sirkuit Terpadu diberikan kepada mereka secara bersama, kecuali jika diperjanjikan lain.

Diperjanjikan lain tersebut maksudnya adalah bisa saja diantara mereka bertiga sendiri
( Ayub, Halim dan Hardy) misalnya sudah sejak awal dibuat perjanjian tertulis yang
menyatakan hanya Ayub yang berhak atas DTLST tersebut, sedangkan Halim dan Hardy
hanya pihak yang digunakan jasa nya dan menerima bayaran, sehingga tidak berhak atas
DLTST ketika didaftarkan.

Diperjanjikan lain ini juga berlaku untuk mereka yang bekerja dalam ikatan dinas
(pemerintah, swasta, maupun berdasarkan pesanan) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
ayat (1) UU DTLST yang menyebutkan bahwa:

1. Jika suatu Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu dibuat dalam hubungan dinas dengan
pihak lain dalam lingkungan pekerjaannya, Pemegang Hak adalah pihak yang untuk
dan/atau dalam dinasnya Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu itu dikerjakan, kecuali
ada perjanjian lain antara kedua pihak dengan tidak mengurangi hak Pendesain
apabila penggunaan Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu itu diperluas sampai keluar
hubungan dinas.”
2. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku pula bagi Desain Tata Letak
Sirkuit Terpadu yang dibuat orang lain berdasarkan pesanan yang dilakukan dalam
hubungan dinas.
3. Jika suatu Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu dibuat dalam hubungan kerja atau
berdasarkan pesanan, orang yang membuat Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu itu
dianggap sebagai Pendesain dan Pemegang Hak, kecuali jika diperjanjikan lain antara
kedua pihak.

Sumber refernsi:
https://nasional.kompas.com/
https://lampung.kemenkumham.go.id/

Anda mungkin juga menyukai