TUGAS
Disusun Oleh:
Hakikat pemidanaan bagi seorang militer, pada dasarnya lebih merupakan suatu
tindakan pendidikan atau pembinaan dari pada tindakan penjeraan atau pembalasan,
selama terpidana akan diaktifkan kembali dalam dinas militer setelah selesai menjalani
pidana. Seseorang militer (eks narapidana) yang akan kembali aktif tersebut harus
menjadi seorang militer yang baik dan berguna baik karena kesadaran sendiri maupun
sebagai hasil
“tindakan pendidikan” yang ia terima selama dalam rumah penjara militer (rumah
rehabilitasi militer). Seandainya tidak demikian halnya, maka pemidanaan itu tiada
mempunyai arti dalam rangka pengembaliannya dalam masyarakat militer. Hal seperti ini
perlu menjadi dasar pertimbangan hakim untuk menentukan perlu tidaknya penjatuhan
pidana tambahan pemecatan terhadap terpidana di samping dasar - dasar lainnya yang
sudah ditentukan. Jika terpidana adalah seseorang non-militer, maka hakekatnya dan
pelaksanaan pidananya sama dengan yang diatur dalam KUHP1.
Sebagaimana yang terdapat dalam
2. PEMBAHASAN
A. Pengertian
Beberapa pengertian yang perlu diketahui dalam rangkaian tata letak sirkuit
terpadu sesuai dengan Pasal 1 Undang - Undang No. 32 Tahun 2000 tentang desain tata
letak sirkuit terpadu, antara lain 2:
1) Sirkuit Terpadu adalah suatu produk dalam bentuk jadi atau setengah jadi, yang di
dalamnya terdapat berbagai elemen dan sekurang-kurangnya satu dari elemen tersebut
adalah elemen aktif, yang sebagian atau seluruhnya saling berkaitan serta dibentuk
secara terpadu di dalam sebuah bahan semikonduktor yang dimaksudkan untuk
menghasilkan fungsi elektronik.
2) Desain Tata Letak adalah kreasi berupa rancangan peletakan tiga dimensi dari
berbagai elemen, sekurang-kurangnya satu dari elemen tersebut adalah elemen aktif,
1
S.R. Sianturi, S.H., Hukum Pidana Militer di Indonesia, (Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Tentara
Nasional Indonesia, 2010), hal. 69
2
Pasal 1 Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
2
serta sebagian atau semua interkoneksi dalam suatu Sirkuit Terpadu dan peletakan tiga
dimensi tersebut dimaksudkan untuk persiapan pembuatan Sirkuit Terpadu
3) Pendesain adalah seorang atau beberapa orang yang menghasilkan Desain Tata
Letak Sirkuit Terpadu.
4) Permohonan adalah permintaan pendaftaran Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
yang diajukan kepada Direktorat Jenderal.
5) Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu adalah hak eksklusif yang diberikan oleh
negara Republik Indonesia kepada Pendesain atas hasil kreasinya, untuk selama waktu
tertentu melaksanakan sendiri, atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk
melaksanakan hak tersebut.
6) Pemegang Hak adalah Pemegang Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, yaitu
Pendesain atau penerima hak dari Pendesain yang terdaftar dalam Daftar Umum Desain
Tata Letak Sirkuit Terpadu.
7) Konsultan Hak Kekayaan Intelektual adalah orang yang memiliki keahlian di bidang
Hak Kekayaan Intelektual dan secara khusus memberikan jasa di bidang pengajuan dan
pengurusan permohonan Paten, Merek, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu serta bidang-
bidang Hak Kekayaan Intelektual lainnya dan terdaftar sebagai Konsultan Hak Kekayaan
Intelektual di Direktorat Jenderal.
8) Lisensi adalah izin yang diberikan oleh Pemegang Hak kepada pihak lain melalui
suatu perjanjian berdasarkan pada pemberian hak (bukan pengalihan hak) untuk
menikmati manfaat ekonomi dari suatu Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu yang diberi
perlindungan dalam jangka waktu tertentu dan syarat tertentu.
3
Pasal 1 Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
3
4
Erfin Setiawan S.H, M.Kn, M.HKI., “ Contoh DTLST /Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu “,
https://www.payungpaten.com/contoh-dtlst/, diakses 18 Januari 2024
5
Penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2006 tentang Tata Cara Permohonan Pendaftaran
Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
4
mendesain. Substansi yang diatur dalam Peraturan Pemerintah ini mencakup pengertian
“Orisinalitas” ditetapkan dengan suatu pendaftaran Permohonan hak atas Desain Tata
Letak Sirkuit Terpadu tersebut diajukan dan pada saat pendaftaran itu diajukan, tidak ada
pihak lain yang dapat membuktikan bahwa pendaftaran tersebut tidak orisinal atau telah
ada pengungkapan atau publikasi sebelumnya, baik tertulis maupun tidak.
Oleh karena itu, untuk keperluan publikasi atau pengumuman pendaftaran
Permohonan hak atas Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, dalam pemeriksaannya juga
dilakukan pengklasifikasian Permohonan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
6
Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2006 tentang Tata Cara Permohonan Pendaftaran Desain
Tata Letak Sirkuit Terpadu
5
7
Pasal 31 Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
6
F. Ketentuan Pidana
3. KESIMPULAN
terdapat berbagai elemen dan sekurang-kurangnya satu dari elemen tersebut adalah
elemen aktif, yang sebagian atau seluruhnya saling berkaitan serta dibentuk secara
terpadu di dalam sebuah bahan semikonduktor yang dimaksudkan untuk menghasilkan
fungsi elektronik.
Ruang lingkup Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu terletak pada rancangan
peletakan tiga dimensi yang terbuat dari berbagai elemen. Jumlah elemen yang aktif
minimal ada satu, sehingga dapat menjadi koneksi pada sirkuit terpadu. Penjelasan
tersebut menjelaskan tentang pentingnya desain tata letak sirkuit terpadu. Disebabkan
terdapat elemen aktif, maka antara bagian satu dengan lainnya bisa saling terhubung.
Peletakannya di dalam suatu bahan semikonduktor dengan tujuan memperoleh fungsi
elektronik.
Berdasarkan ketentuan Penjelasan terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 9
Tahun 2006 tentang tata cara permohonan pendaftaran desain tata letak sirkuit terpadu 9
bahwasanya Pendaftaran Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu merupakan suatu syarat
untuk mendapatkan perlindungan hukum. Asas pendaftaran pertama mempunyai arti
bahwa orang yang pertama mengajukan Permohonan hak atas Desain Tata Letak Sirkuit
Terpadu yang akan mendapatkan perlindungan hukum dan bukan berdasar atas orang
yang pertama mendesain. Ketentuan mengenai jika terjadi permasalahan mengenai hak
atas desain tata letak sirkuit terpadu diatur juga melalui ketentuan peraturan perundang -
undangan yang diatur dalam Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain
Tata Letak Sirkuit Terpadu.
Begitupula dengan ketentuan pidana jika terjadi pelanggaran terhadap hak atas
Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu dimana terhadap pelanggaran tentang membuat,
memakai, menjual, mengimpor, mengekspor dan/atau mengedarkan barang yang di
dalamnya terdapat seluruh atau sebagian Desain yang telah diberi Hak Desain Tata Letak
Sirkuit Terpadu dikenakan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
9
Penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2006 tentang Tata Cara Permohonan Pendaftaran
Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
DAFTAR PUSTAKA
Setiawan, Erdin, S.H., M.Kn., M.HKI. “ Contoh DTLST/Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
“. https://www.payungpaten.com/contoh-dtlst. Diakses 18 Januari 2024.
Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain Tata Letak
Sirkuit Terpadu.
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2000 Nomor 9 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Permohonan Pendaftaran Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.