PEMERINTAH PUSAT
DI INDONESIA
Kelompok 2 & 4
1. Pengertian Pendapatan, Pemerintah Pusat, dan
Pendapatan Pemerintah Pusat
● Pengertian Pendapatan
Menurut Nasution pendapatan adalah arus uang atau barang yang menguntungkan bagi seseorang,
kelompok individu, sebuah perusahaan, atau perekonomian selama beberapa waktu. Dalam konteks
pemerintah diartikan sebagai arus uang atau barang yang diterima oleh pemerintah dalam suatu
periode waktu tertentu.
Pemerintah pusat menurut KBBI adalah penguasa yang bertugas di pusat, melingkungi
seluruh pemerintah daerah. Sedangkan menurut UU No 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah pada Pasal 1 Ayat 1, pengertian Pemerintah Pusat adalah Presiden
Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia
yang dibantu oleh Wakil Presiden dan menteri. Pemerintah pusat diartikan sebgai penguasa
yang berkedudukan di pusat dan memiliki tanggung jawab melingkupi seluruh pemerintah
daerah.
Menurut Farouq (2018), Jenis-jenis pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat diatur dalam undang-
undang, antara lain:
1). UU Pajak Penghasilan (UU PPh) yang mencakup PPh dari Minyak dan Gas dan
selainnya,
2). UU Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (UU PPn dan
PPnBM) yang mencakup pajak atas transaksi barang/jasa,
3). UU Kepabeanan yang mencakup bea masuk/ keluar dari transaksi perdagangan nasional
dan internasional,
4). UU cukai yang mencakup pengenaan cukai barang-barang tertentu yang bersifat terbatas, dan pajak
lainnya (UU Bea Meterai).
2 Penerimaan Bukan Pajak (PNBP)
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2010 Tentang Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Negara Tahun Anggaran 2011 Pasal 1 Ayat 6, Penerimaan negara bukan pajak, yang selanjutnya disingkat PNBP,
adalah semua penerimaan Pemerintah Pusat yang diterima dalam bentuk penerimaan dari sumber daya alam, bagian
Pemerintah atas laba badan usaha milik negara (BUMN), penerimaan negara bukan pajak lainnya, serta pendapatan
badan layanan umum (BLU).
Kelompok Penerimaan Negara Bukan Pajak meliputi 7 jenis sumber penerimaan, yaitu:
PNBP pada hakikatnya mempunyai kedudukan hukum yang sama dengan penerimaan
negara dari sektor perpajakan meskipun tidak secara tegas dalam Pasal 23A UUD 1945 sebagai
pungutan lain yang juga bersifat memaksa untuk kepentingan negara dan diatur dengan Undang-
Undang (UU No. 20 Tahun 1997 tentang PNBP berikut peraturan pelaksanaannya) sebagai legitimasi
pengenaan dan pemungutannya.
Seluruh penerimaan negara dari pajak dan bukan pajak diaudit oleh lembaga negara,
yaitu: (i) badan pengawasan keuangan dan pembangunan (BPKP) sebagai internal audit
yang bertanggung jawab kepada dibentuk berdasarkan Keppres No. 103 Tahun 2001
tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja
Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah diubah terakhir dengan Perpres
No. 64 Tahun 2005, dan (ii) badan pemeriksa keuangan (BPK) sebagai eksternal audit
independen yang bertanggung- jawab kepada DPR, DPD, dan DPRD sesuai dengan
kewenangannya dibentuk berdasarkan UU Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan
Pemeriksa Keuangan
3 Pendapatan Hibah
Pendapatan hibah adalah penerimaan negara/daerah dalam bentuk devisa, devisa yang
dirupiahkan, rupiah, barang, jasa dan/atau surat berharga yang berasal dari pemerintah negara asing,
badan/lembaga asing, badan/lembaga internasional, pemerintah lain, badan/lembaga dalam negeri
atau perseorangan yang tidak perlu dibayar kembali. Pasal 38 Undang Undang Nomor 1 Tahun
2004 tentang Perbendaharaan Negara menyebutkan, pada Pemerintah Pusat pendapatan hibah hanya
boleh dibukukan oleh kementerian keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN).
Pada Pasal 4 mengenai Sumber, Jenis Dan Persyaratan Pinjaman Dan/Atau Hibah Luar
Negeri terdapat kriteria penerimaan hibah yaitu Pemerintah dapat menerima pinjaman dan/atau
Hibah Luar Negeri yang bersumber dari:
1). Negara asing
2). Lembaga Multilateral
3). Lembaga Keuangan dan lembaga non keuangan asing
4). Lembaga keuangan non asing yang berdomisili dan melakukan kegiatan usaha di luar wilayah
negara Republik Indonesia.
3. Perencanaan Penerimaan Negara
Penerimaan negara merupakan dana atau sumber daya yang diperoleh oleh pemerintah
untuk membiayai pengeluaran dan kegiatan-kegiatan pelayanan publik. Perencanaan penerimaan
negara merujuk pada proses perencanaan yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengestimasi dan
merancang sumber-sumber pendapatan yang akan diperoleh oleh negara dalam suatu periode waktu
tertentu.
3). Pengelolaan Risiko dan Ketidakpastian: Dalam perencanaan penerimaan negara, pemerintah
juga harus mempertimbangkan risiko dan ketidakpastian yang mungkin terjadi, seperti fluktuasi
dalam penerimaan pajak akibat perubahan kondisi ekonomi.
4). Keterkaitan dengan Anggaran: Perencanaan penerimaan negara selanjutnya terkait dengan
penyusunan anggaran negara, di mana penerimaan yang diestimasi akan menjadi dasar untuk
alokasi dana ke berbagai program dan kegiatan pemerintah.
Pemerintah daerah memiliki hak untuk menarik pajak daerah sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan, sehingga apabila wajib pajak tidak melunasinya maka
akan dianggap sebagai utang pajak. Untuk ketertiban wajib pajak dalam membayar pajak
daerah, maka diberlakukan sanksi administrasi berupa denda pajak bagi pajak terutang
yang dibayarkan melewati batas waktu pembayaran.
Pajak Daerah dikelola oleh pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.
Jenis-jenis pajak yang dikelolanya pun berbeda seperti yang ditunjukkan pada tabel
berikut:
Pajak Daerah yang Dikelola Pemerintah Provinsi Pajak Daerah yang Dikelola Pemerintah Kabupaten/Kota
a. Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) a. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) (PBB-P2)
c. Pajak Alat Berat (PAB) b. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
d. Pajak atas Penggunaan Bahan Bakar Kendaraan c. Pajak Barang dan Jasa Tertentu (PBJT)
Bermotor (PBBKB) d. Pajak Reklame
e. Pajak Air Permukaan (PAP) e. Pajak Air Tanah
f. Pajak Rokok f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan (MBLB)
g. Opsen Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan (MBLB) g. Pajak Sarang Burung Walet
h. Opsen Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
i. Opsen Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB)
2 Retribusi Daerah
Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa
atau pemberian ijin tertentu yang khusus disediakan atau diberikan oleh
pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Pemungutan
retribusi daerah terdapat kontraprestasi yang secara langsung bisa ditunjuk.