Anda di halaman 1dari 5

3.

Sumber Penerimaan dan Pendapatan Negara


Apa itu sumber penerimaan dan pendapatan negara? Jawabannya terdapat pada  Pasal 1 Ayat
(9) Undang-Undang No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

Menurut Undang-Undang tersebut, penerimaan negara adalah uang yang masuk ke kas negara.
Sedangkan Pendapatan negara adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambahan
nilai kekayaan bersih.

Pendapatan negara di Indonesia dirancang dan dikelola dalam rancangan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN).

APBN ini lah yang berfungsi untuk mengalokasikan penerimaan negara yang merupakan
pendapatan negara dan digunakan untuk menjalankan program dan kegiatan yang
berhubungan dengan negara.

Jika pendapatan lebih kecil dibanding anggaran belanja, maka APBN bernilai defisit yang
berdampak pada lambatnya program atau kegiatan pembangunan pemerintah.

Apalagi jika tidak adanya pendapatan-yang ini sebenarnya cukup mustahil-suatu negara tidak
bisa menjalankan fungsinya sebagai suatu negara sehingga pemerintah wajib melakukan
pemungutan atas pendapatan negara.

Sebagai tambahan, di Indonesia sendiri yang berperan sebagai pihak yang wajib melakukan
pemungutan pendapatan negara dalam UU No.17 Tahun 2003 adalah Menteri Keuangan.
Jenis Sumber Penerimaan atau Pendapatan Negara

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, negara wajib melakukan pemungutan pendapatan negara.
Lantas, dari mana sumber untuk melakukan pemungutan pendapatan negara?

Menurut Pasal 11 Ayat (3) UU No.17 Tahun 2003, sumber pendapatan negara terdiri dari pajak,
Penerimaan Negara Bukan Pajak, dan hibah. Untuk lebih memahami ketiga sumber penerimaan
atau pendapatan negara tersebut, berikut penjelasannya.

1. Pajak sebagai Sumber Penerimaan Utama Negara

Pajak, salah satu sumber penerimaan negara yang paling umum diketahui oleh masyarakat
secara luas.

Pajak sendiri adalah suatu pungutan yang dikenakan pada suatu objek entah itu barang, jasa,
atau aset tertentu yang memiliki nilai manfaat dan menjadi kontribusi wajib bagi warga negara
yang telah memenuhi kriteria sebagai Wajib Pajak.

Pungutan pajak bersifat memaksa. Itu artinya jika seorang Wajib Pajak tidak membayar pajak
maka terdapat sanksi di dalamnya.

Pajak bersifat memaksa karena pajak merupakan sumber penerimaan utama negara. Selain itu
pajak juga bersifat berkeadilan yang artinya pungutan pajak didasari kondisi dan situasi Wajib
Pajak.

Di Indonesia, terdapat dua pihak yang berwenang untuk melakukan pungutan pajak yaitu pajak
pusat dan pajak daerah..

Pajak pusat adalah jenis pajak yang dipungut dan dikelola oleh pemerintah pusat melalui
Direktorat Jenderal Pajak (DJP)

Sementara pajak daerah adalah pungutan atau pengelolaan pajak yang dilakukan oleh
pemerintah daerah melalui Dinas Pendapatan Daerah atau institusi.

 
Adapun pajak pusat terdiri dari jenis-jenis pajak sebagai berikut:

Jenis Pajak Pusat Keterangan


Pajak Penghasilan (PPh) Diatur dalam UU No.36 Tahun 2008 yang merupakan pajak yang
dibebankan kepada orang pribadi maupun badan atas penghasilan
yang diterima dalam satu tahun pajak.
Pajak Pertambahan Diatur dalam UU No.42 Tahun 2009 sebagai pajak yang dibebankan
Nilai (PPN) pada barang atau jasa kena pajak yang diberlakukan bagi
Pengusaha Kena Pajak di suatu daerah pabean.
Pajak Penjualan atas Diatur dalam UU No.42 Tahun 2009 sebagai pajak yang
Barang Mewah diberlakukan atas barang konsumsi tertentu selain kebutuhan
(PPnBM) pokok.
Bea Materai Pajak yang berlaku atas keberadaan suatu dokumen yang bersifat
perdata 
Pajak Bumi dan Pajak yang berlaku atas kepemilikan atau pemanfaatan suatu tanah
Bangunan (PBB) dan/atau bangunan.
Pajak Perdagangan Pajak yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai berupa
Internasional bea masuk/keluar dan cukai untuk barang-barang tertentu.

Sedangkan pajak daerah diatur dalam Undang-Undang No.28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah.

Pajak daerah sendiri terbagi lagi ke dalam dua jenis yaitu pajak daerah tingkat provinsi dan
pajak daerah tingkat kabupaten/kota.

Pajak daerah tingkat provinsi terdiri dari Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Balik Nama
Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Air Permukaan dan Pajak
Rokok.

Sedangkan pada tingkat kabupaten/kota terdiri dari pajak reklame, hotel, restoran, hiburan,
penerangan jalan, mineral bukan logam, parkir, air tanah, sarang burung walet, PBB perdesaan
dan kota, dan Pajak atas Hak Guna Bangunan.

2. Pendapatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Seperti namanya, pendapatan ini merupakan pendapatan yang berasal dari pendapatan non
pajak.

Adapun jenis-jenis Pendapatan Negara Bukan Pajak disebutkan dalam UU No.9 Tahun 2018
tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak.
Adapun menurut Undang-Undang, Pendapatan penerimaan negara bukan pajak terdiri dari
sebagai berikut:

 Pemanfaatan Sumber Daya Alam yaitu pemanfaatan bumi, air, udara, ruang angkasa,
dan kekayaan alam yang terkandung dan dikuasai oleh negara. Contoh minyak dan gas.
 Pelayanan yaitu segala bentuk penyediaan barang, jasa, atau pelayanan administratif
yang menjadi tanggung jawab pemerintah baik untuk pemenuhan kebutuhan
masyarakat maupun pelaksanaan ketentuan perundang-undangan. Contoh Kereta Api,
pendidikan, kesehatan, dan hak cipta.
 Pengelolaan Kekayaan Negara Dipisahkan yaitu pengelolaan atas kekayaan negara yang
berasal dari anggaran pendapatan dan belanja negara yang dijadikan penyertaan modal
negara atau perolehan lainnya yang sah. Misal, dividen BUMN atau obligasi.
 Pengelolaan Barang Milik Negara adalah kegiatan penggunaan, pemanfaatan, dan
pemindahtanganan semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban anggaran
pendapatan dan belanja negara atau berasal dari perolehan lain yang sah.
 Pengelolaan Dana adalah pengelolaan atas dana pemerintah yang berasal dari anggaran
pendapatan dan belanja negara atau perolehan lain yang sah untuk tujuan tertentu.
Misal sisa anggaran pembangunan.
 Hak Negara lainnya yaitu hak negara selain sumber penerimaan negara yang disebutkan
sebelumnya yang diatur dalam perundang-undangan. Misalnya barang sitaan yang
dilelang atau denda dari pelanggaran masyarakat.

3. Hibah

Dalam Undang-Undang PNBP, hibah dianggap sebagai penerimaan di luar PNBP. Sehingga
meski merupakan penghasilan non pajak, hibah memiliki klasifikasi dan aturan sendiri.

Hibah sendiri diatur dalam PP No.10 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar
Negeri dan Penerimaan Hibah.

Hibah atau Hibah pemerintah adalah setiap penerimaan negara dalam bentuk devisa, devisa
yang dirupiahkan, rupiah, barang, jasa, dan/atau surat berharga yang diperoleh dari Pemberi
Hibah yang tidak perlu dibayar kembali, yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.

Adapun jenis-jenis adalah sebagai berikut.

 Hibah Terencana yaitu mekanisme hibah melalui Daftar Rencana Kegiatan Hibah (DRKH).
 Hibah langsung yaitu mekanisme hibah tanpa melalui perencanaan.
 Hibah melalui KPPN yaitu hibah yang penarikannya dilakukan di Bendahara Umum
Negara atau Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara.
 Hibah dalam negeri yaitu hibah yang berasal dari lembaga keuangan maupun non-
keuangan dalam negeri, perusahaan atau orang asing yang melakukan kegiatan atau
berdomisili di Indonesia.
 Hibah dalam negeri yaitu hibah yang berasal dari lembaga keuangan maupun non-
keuangan dalam negeri, perusahaan atau orang asing yang melakukan kegiatan atau
berdomisili di Indonesia.
 Hibah luar negeri yaitu hibah yang berasal dari negara asing, lembaga internasional,
lembaga keuangan asing, atau lembaga lainnya serta perusahaan atau orang Indonesia
yang berdomisili dan melakukan kegiatan di luar negeri.
 Hibah daerah yaitu hibah yang merupakan pengalihan atau pelimpahan hak atas
sesuatu dari pemerintah atau pihak lain kepada Pemerintah Daerah atau sebaliknya
yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya dan dilakukan melalui perjanjian.

Salah satu bentuk penerimaan hibah adalah adanya Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri
hingga banyaknya jumlah pariwisata di Indonesia.

Hibah biasanya bertujuan untuk mendukung program pembangunan nasional atau lebih
spesifik lagi apabila suatu keadaan negara dalam keadaan genting atau membutuhkan misalnya
bencana atau pandemi.

Anda mungkin juga menyukai