Anda di halaman 1dari 17

PAJAK

(Rangkuman Materi Kelompok 1-6)

Revival Eklesia Sasea


202050013

Jurusan Ekonomi Pembangunan


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Negeri Papua
DAFTAR ISI
BAB I............................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN............................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................3
Penerimaan Pemerintah......................................................................................................................3
APBN dan Hutang Negara Indonesia....................................................................................................3
Pajak Langsung dan Pajak Tidak Langsung...........................................................................................4
Perhitungan Pajak................................................................................................................................4
Pengaruh Pajak Terhadap Perekonomian.............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................5
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................6
2.1 Penerimaan Pemerintah, Distribusi Beban Pemerintah, Sistem Perpajakan dan Politik Pajak serta
Pergeseran Beban Pajak.......................................................................................................................6
2.2 APBN, Kebijakan APBN, Landasan Hukum APBN, dan Hutang Negara...........................................7
2.3 Pajak Langsung, Pajak Tidak Langsung, dan Jenis-Jenisnya............................................................8
2.4 Perhitungan Pajak PPh 21, PPN, PPnBM, Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Meterai..................8
2.5 Pengaruh Pajak terhadap Perekonomian.....................................................................................12
2.6 Pengaruh Pajak terhadap Jam Kerja, Investasi dan Keputusan Investasi......................................13
BAB III........................................................................................................................................................15
KESIMPULAN.............................................................................................................................................15
3.1 Penerimaan Pemerintah, Distribusi Beban Pemerintah, Sistem Perpajakan dan Politik Pajak serta
Pergeseran Beban Pajak.....................................................................................................................15
3.2 APBN, Kebijakan APBN, Landasan Hukum APBN, dan Hutang Negara.........................................15
3.3 Pajak Langsung, Pajak Tidak Langsung dan Jenis-Jenisnya...........................................................16
3.4 Perhitungan Pajak PPh 21, PPN, PPnBM, PBB, dan Bea Materai..................................................16
3.5 Pengaruh Pajak terhadap Perekonomian.....................................................................................16
3.6 Pengaruh Pajak terhadap Jam Kerja, Investasi, dan Keputusan Investasi.....................................17
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penerimaan Pemerintah
Sebuah negara pasti memiliki sumber pendapatan negara yang digunakan untuk
pendanaan proses pembangunannya, begitu pula Indonesia. Dalam APBN, yang termasuk
sumber pendapatan negara antara lain pajak, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan
hibah.
Nantinya, dana dari pendapatan negara tersebut akan dialokasikan untuk pembangunan
sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.Penerimaan Pemerintah adalah hak
pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih. Penerimaan
Pemerintah terdiri atas Penerimaan Perpajakan, Penerimaan Negara Bukan Pajak, dan
Penerimaan Hibah. Berdasarkan Undang-Undang No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara, di pasal 1 Ayat (9) telah dijelaskan bahwa penerimaan pendapatan negara adalah
uang yang masuk ke kas negara.
Sedangkan pendapatan negara adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai
tambahan nilai kekayaan bersih. Kekayaan bersih yang dimaksud ini adalah penerimaan
pajak, penerimaan bukan pajak dan hibah. Di Indonesia, pendapatan negara dirancang dan
dikelola dalam rancangan APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara).

APBN dan Hutang Negara Indonesia


Anggaran atau yang biasa kita kenal dengan sebutan budget merupakan suatu daftar
pernyataan terperinci tentang penerimaan dan pengeluaran negara yang diharapkan dalam
jangka waktu tertentu. Ada kalanya budget dibuat pada waktu tertentu misalnya satu tahun.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan rencana anggaran yang
dilakukan pemerintah di pusat, sedangkan rencana anggaran yang dibuat oleh daerah disebut
Anggaran Pendapatan dan belanja Daerah atau APBD.
APBN merupakan bagian yang tak terpisahkan dari perekonomian secara agregat. Setiap
perubahan yang terjadi pada variabel-variabel ekonomi makro akan berpengaruh pada
besaran-besaran APBN. Sebaliknya, kebijakankebijakan APBN pada gilirannya juga akan
mempengaruhi aktivitas perekonomian.
Utang Negara ( Sovereign Debt ) adalah utang yang di keluarkan atau dijamin oleh
pemerintah pada suatu Negara. Utang Negara merupakan surat utang yang di keluarkan oleh
pemerintah nasional dan berbeda dengan utang yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah.
Pajak Langsung dan Pajak Tidak Langsung
Pajak langsung adalah pajak yang dikumpulkan sendiri wajib pajak, dan tidak dapat
dibebankan atau dilimpahkan kepada pihak lain. Dengankata lain, orang yang bertanggung
jawab atas admistrasi pajak dan pemikul pajak adalah satu. Dari segi administratif, pajak
langsung dikenakan atas surat ketetapan pajak yang dipungut secara berkala. Pajak ini
dikenakan terhadap wajib pajak yang sudah ditentukan lebih dahulu. Pajak yang terdaftar di
kantaor pajak adalah pemikul pajak. Contohnya : pajak penghasil (PPH) dan pajak bumi dan
bangunan (PBB).
Pajak tidak langsung adalah pajak yang dimaksud untuk dilimpahkan oleh yang
membayar kepada pemikul (konsumen), jadi pajak ini dapat dilimpahkan atau dibebankan
kepada pihak lain. Dengan kata lain, orang yang bertanggung jawab atas admistrasi pajak dan
pemikul pajak terpisah (lebih dari satu orang). Dari degi admistratif, pajak langsung tidak
memiliki surat ketetapan pajak (kohir), dan pengenaanya tidak dilakukan secara berkakala
melainkan dikaitkan dengan tindakan perbuatan atau kejadian (misalnya transaksi jual beli).
Di samping itu, pemikul beban pajak juga belum diketahui lebih dulu. Pihak yang terdaftar di
kantor pajak adalah penanggung jawabpajak,bukan pemikul pajak. Contoh: pajak
pertambahan nilai (PPN) dan pajakpenjualan atas barang mewah ( PPnBM).

Perhitungan Pajak
Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara. Tanpa pajak, sebagian besar kegiatan
negara sulit untuk dapat dilaksanakan. Penggunaan uang pajak meliputi mulai dari belanja
pegawai sampai dengan pembiayaan berbagai proyek pembangunan. Pembangunan sarana
umum seperti jalan-jalan, jembatan, sekolah, rumah sakit/puskesmas, kantor polisi dibiayai
dengan menggunakan uang yang berasal dari pajak.
Uang pajak juga digunakan untuk pembiayaan dalam rangka memberikan rasa aman bagi
seluruh lapisan masyarakat. Setiap warga negara mulai saat dilahirkan sampai dengan
meninggal dunia, menikmati fasilitas atau pelayanan dari pemerintah yang semuanya
dibiayai dengan uang yang berasal dari pajak.
Pajak digunakan untuk mensubsidi barang-barang yang sangat dibutuhkan masyarakat
dan juga membayar utang negara ke luar negeri. Pajak juga digunakan untuk membantu
UMKM baik dalam hal pembinaan dan modal.

Pengaruh Pajak Terhadap Perekonomian


Pajak adalah salah satu instrumen kebijakan fiskal yang dapat mempengaruhi
perekonomian suatu negara. Pemerintah menggunakan pajak untuk mengumpulkan
pendapatan yang diperlukan untuk membiayai berbagai program dan kegiatan publik seperti
pembangunan infrastruktur, kesehatan, pendidikan, dan lain sebagainya. Pajak juga dapat
mempengaruhi perilaku ekonomi individu dan perusahaan dalam mengkonsumsi, menabung,
dan berinvestasi.
Dalam hal ini, kebijakan pajak perlu dipertimbangkan secara matang oleh pemerintah
karena memiliki implikasi yang signifikan terhadap perekonomian dan masyarakat secara
keseluruhan. Pajak harus dapat diatur sedemikian rupa sehingga tidak menghambat
pertumbuhan ekonomi dan sekaligus dapat memperbaiki distribusi pendapatan yang tidak
merata di masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan Penerimaan Pemerintah, Distribusi Beban Pemerintah, dan
Sistem Perpajakan serta Politik Pajak ?
b. Apa yang dimaksud dengan APBN, Kebijakan APBN, Struktur APBN, Landasan Hukum
APBN, Penetapan APBN, dan Hutang Negara ?
c. Apa yang dimaksud Pajak Langsung, Pajak Tidak Langsung dan jenis-jenisnya ?
d. Bagaimana Perhitungan Pajak PPh 21, PPN, PPnBM, Pajak Bumi dan Bangunan, dan
Bea Meterai ?
e. Bagaimana Pengaruh Pajak terhadap Perekonomian ?
f. Bagaimana Pengaruh pajak terhadap jam kerja, investasi, dan keputusan investasi ?

1.3 Tujuan

a. Untuk mengetahui Penerimaan Pemerintah, Distribusi Beban Pemerintah, dan Sistem


Perpajakan serta Politik Pajak
b. Untuk mengetahui APBN, Kebijakan APBN, Struktur APBN, Landasan Hukum APBN,
Penetapan APBN, dan Hutang Negara
c. Untuk mengetahui Pajak Langsung, Pajak Tidak Langsung dan jenis-jenisnya
d. Untuk mengetahui bagaimana cara menghitung Pajak PPh 21, PPN, PPnBM, Pajak Bumi
dan Bangunan, dan Bea Meterai
e. Untuk mengetahui bagaimana Pengaruh Pajak terhadap Perekonomian
f. Untuk mengetahui bagaimana Pengaruh pajak terhadap jam kerja, investasi, dan
keputusan investasi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Penerimaan Pemerintah, Distribusi Beban Pemerintah, Sistem Perpajakan dan


Politik Pajak serta Pergeseran Beban Pajak

Sumber-Sumber Penerimaan Pemerintah

 Pajak ; Suatu pungutan yang dikenakan pada barang, jasa atau aset tertentu dengan
nilai manfaat. Di Indonesia terdapat dua pihak yang berwenang untuk melakukan
pungutan pajak, yakni pemerintah pusat dan daerah. Dalam praktiknya, terdapat
beberapa jenis pajak, di antaranya adalah sebagai berikut: Pajak Penghasilan (PPH),
Pajak Penambahan Nilai (PPN), Pendapatan Cukai, Pendapatan Bea Masuk dan
Keluar, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), dan Pendapatan Pajak Lainnya

 Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) ; Menurut Undang-Undang No,9 Tahun


2018, PNBP adalah sumber pendapatan negara dari individu atau badan tertentu yang
memperoleh manfaat langsung maupun tidak langsung atas pemanfaatan sumber
daya. Adapun beberapa jenis Pendapatan Negara Bukan Pajak adalah sebagai berikut:
Pemanfaatan Sumber Daya Alam, Pendapatan Kekayaan Yang Dipisahkan,
Pendapatan Badan Layanan Umum (BLU), Pengelolaan Barang Milik Negara,
Pengelolaan Dana, Hak Negara Lainnya

 Hibah ; Di Indonesia, hibah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun


2011. Dalam aturan tersebut, hibah diartikan sebagai penerimaan negara dalam
bentuk devisa, devisa yang dirupiahkan, rupiah, barang, jasa dan atau surat berharga
dari dalam maupun luar negeri. Hibah bertujuan untuk mendukung program
pembangunan nasional. Contoh alokasinya adalah pada pembangunan suatu daerah
yang terkena bencana atau dalam keadaan genting. Dalam praktiknya, terdapat
beberapa jenis hibah, di antaranya adalah sebagai berikut : Hibah Terencana, Hibah
Langsung, Hibah Melalui KPPN, Hibah tanpa melalui KPPN, Hibah dalam Negeri,
Hibah Luar Negeri, Hibah Daerah

Distribusi Beban Pemerintah

Distribusi beban pemerintah : smith’s canon, benefit approach (Pendekatan manfaat),


ability to pay approach (Pendekatan kemampuan membayar) dan equal sacrifice
(Pengorbanan yang setara). Distribusi pendapatan tergantung dari pemilikan faktor-faktor
produksi, permintaan dan penawaran faktor produksi, sistem warisan dan kemampuan
memperoleh pendapatan.
Sistem Perpajakan dan Politik Pajak

Sistem perpajakan dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau satu kesatuan yang terdiri
dari unsur tax law, tax policy, dan tax administration, yang saling berhubungan satu sama
lain, bekerja sama secara harmonis untuk mencapai tujuan atau target perolehan penerimaan
pajak bagi negara secara optimal. Kualitas administrasi merupakan faktor yang sama
pentingnya dengan kualitas hukum pajak dan kualitas kebijakan perpajakan.

Pergeseran Beban Pajak

Pergeseran Pajak adalah pendistribusian beban pajak kepada pihak lain, seperti:
konsumen atau pemilik faktor produksi atau suatu proses dimana beban pajak dipindahkan
melalui penyesuaian harga dari tempat pengenaannya ke tempat pembebanan. Pergeseran
beban pajak ada dua, yaitu : Pergeseran ke depan (forward shifting) Pergeseran kebelakang
(backward shifting).

2.2 APBN, Kebijakan APBN, Landasan Hukum APBN, dan Hutang Negara

Definisi APBN

APBN ( Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara ) adalah sebuah rencana keuangan
tahunan pemerintahan Negara yang dibuat dan di setujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat
( DPR ). Rencana Keuangan Negara akan ditetapkan pada setiap tahun dan di laksanakan dari
tanggal 1 Januari hingga 31 Desember ( satu tahun anggaran ) secara terbuka dan
bertanggung Jawab Demi kemakmuran Rakyat.
Kebijakan APBN
Dalam APBN tahun 2021 mendatang Pemerintah telah menentukan empat fokus kebijakan :
 Penanganan Kesehatan ; Dalam hal ini, penanganan kesehatan menitikberatkan
pada vaksinasi COVID-19. Selain itu, anggaran juga akan dialokasikan untuk
penguatan sarana dan prasarana kesehatan, aboratorium penelitian dan pengembangan
yang sangat diperlukan.
 Perlindungan Sosial ; Pemerintah akan fokus pada kebijakan perlindungan sosial
khususnya kelompok rentan dan kurang mampu.
 Pemulihan Ekonomi ; Pemulihan ekonomi dialokasikan dalam bentuk pemberian
dukungan yang lebih besar untuk dunia usaha, sektor usaha mikro, kecil, dan
menengah.
 Reformasi Strutural ; Pemerintah akan membangun fondasi yang lebih kuat melalui
reformasi struktural bidang kesehatan, pendidikan, perlindungan sosial, dsb.

Landasan Hukum APBN


UUD 1945 pasal 23 ayat 1tentang anggaran pendapatan dan belanja negara yang di
tetapkan pada setiap tahun dan Undang- undang No 17 tahun 2003 tentang keuangan negara,
pasal 1 ayat 7 anggaran pendapatan dan belanja negara, selanjutnya disebut APBN
merupakan rencana keuangan tahunan pemerintah negara yang di setujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR).
Hutang Negara
Utang adalah sesuatu yang dipinjam, baik berupa uang maupun benda itu sendiri.
Seseorang atau badan usaha  yang meminjam disebut debitur. Entitas yang memberikan
utang disebut kreditur. Utang luar negeri “Indonesia sendiri masih termasuk dalam Negara
berkembang, terutama bila melihat beberapa indicator, seperti dari tingkat kemiskinan di
Indonesia yang masih tinggi. Menurut Badan Pusat statistic angka kemiskinan pada tahun
2019 tercatat sebesar 9,22% atau setara dengan 24,79 juta orang.Indeks pendidikan tahun
2019 juga bila dibandingkan dengan Negara ASEAN lainya juga cukup rendah, Indonesia
ada di posisi ketujuh di ASEAN dengan skor 0,622. Rendahnya tingkat pendidikan
tersebutlah yang mengakibatkan rendahnya daya saing, atau dapat dikatakan sumber daya
manusia di Indonesia belum mempuni.

2.3 Pajak Langsung, Pajak Tidak Langsung, dan Jenis-Jenisnya

Pajak Langsung adalah pajak yang bebannya harus ditanggung sendiri oleh wajib pajak
yang bersangkutan dan tidak dapat dialihkan kepada pihak lain. Dengan kata lain, pajak
dengan golongan pemungutan ini harus dibayar sendiri oleh wajib pajak bersangkutan.
Macam-macam pajak langsung, yaitu Pajak Penghasilan (PPH), Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB), dan Pajak Kendaraan Bermotor.
Pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan atau digeser kepada
pihak lain. Dengan kata lain, pembayarannya dapat diwakilkan kepada pihak lain. Pajak tidak
langsung tidak memiliki surat ketetapan pajak, sehingga pengenaannya tidak dilakukan
secara berkala melainkan dikaitkan dengan tindakan perbuatan atas kejadian. Macam-macam
pajak tidak langsung, yaitu Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah (PPnBM).

2.4 Perhitungan Pajak PPh 21, PPN, PPnBM, Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea
Meterai
A. Pajak Penghasilan (PPh 21)

Pajak Penghasilan Pasal 21 atau PPh 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah,
honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apa pun
sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang
pribadi subjek pajak dalam negeri.

Contoh soal : Pak Gilang seorang karyawan di PT. Darma Jaya, medapat gaji setiap
bulan Rp 5.500.000,00 setiap bulannya Pak Gilang membayar Iuran BPJS Kesehatan Rp
35.000,00 BPJS Ketenagakerjaan Rp 65.000,00 Pak Gilang belum menikah. Hitunglah
besarnya pajak penghasilan yang dibayarkan Pak Gilang pertahun!

Jawab :

Penerimaan Pendapatan 1 tahun (12 x = Rp66.000.000


Rp5.500.000
Pengurangan Biaya Jabatan (5% x = (Rp3.300.000)
Rp66.000,00
Iuran BPJS (12 x = (Rp420.000)
Rp35.000)
Iuran BPJS ketenaga (12 = (Rp780.000)
x Rp65.000)
Pendapatan Netto per = Rp61.500.000
tahun
PTKP Tidak Kawin, (TK)/0 = (Rp54.000.000)
Penghasilan Kena Pajak = Rp 7.500.000
(PKP)
PPh 21 Pak Gilang

5% x Rp7.500.000 =
Rp375.000/tahun

B. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Pajak Pertambahan Nilai atau PPN adalah pemungutan pajak terhadap tiap
transaksi/perdagangan jual beli produk/jasa dalam negeri kepada wajib pajak orang
pribadi, badan usaha maupun pemerintah.

Contoh soal : Adit menjual barang dengan harga Rp500.000 (tanpa pajak). Maka
berapakah uang yang harus dibayar oleh pembeli setela ditambahkan dengan PPN 10%?
Jawab : Harga Barang = Rp500.000

Persentase PPN = 10%

PPN = Harga Barang x Persentase PPN

PPN = Rp500.000 x 10%

= Rp50.000

C. Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)

Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) ialah pajak yang dikenakan pada barang
yang tergolong mewah kepada produsen untuk menghasilkan atau mengimpor barang
dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya. PPnBM hanya dikenakan 1 kali pada saat
penyerahan barang ke produsen.

Contoh soal : Diketahui : Bapak Ahmad merupakan seorang pengusaha di bidang


produksi film, pada suatu saat beliau membeli sebuah mobil sport mewah dengan harga
Rp900.000.000. Mobil tersebut terkena tarif PPnBM sebesar 40%.

Ditanya : Berapakah nilai uang yang harus dibayarkan Bapak Ahmad jika dikenakan tarif
pajak?

PPN = Tarif PPN x (Harga Barang – PPnBM)

= 10% x (Rp900.000.000 – (Rp900.000.000 x 40%)

= 10% x (Rp900.000.000 – 360.000.000)

= 10% x Rp540.000.000

= Rp54.000.000

Berarti total harga mobil yang harus dibayarkan Bapak Ahmad adalah Harga mobil +
PPN + PPnBM = Rp1.314.000.000

D. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

Pajak Bumi dan Bangunan sebenarnya adalah pungutan wajib atas kepemilikan tanah
dan bangunan karena adanya keuntungan maupun kedudukan sosial ekonomi atas
perorangan atau badan yang memiliki hak padanya ataupun mendapatkan manfaat
dari tanah dan bangunan tersebut.

Tarif PBB 0,5%


 Jika Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) > 1 milyar = 40%
 Jika Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) < 1 milyar = 20%

Contoh soal : Pak Andi memiliki sebidang tanah dengan luas 400m persegi. Dan luas
bangunan 150 meter persegi. NJOP tanah sebesar Rp 1.000.000 dan NJOP Bangunan Rp
2.000.000 per meter persegi. Apabila NJOP Tidak Kena Pajak (TKP) sebesar
Rp12.000.000. Tentukan PBB terutang Pak Andi !

Jawab : Dik :

luas tanah 400m persegi x 1.000.000 = 400.000.000

Luas Bangunan 150m persegi x 2.000.000 = 300.000.000

NJOP Tanah dan Bangunan = 700.000.000

NJOP TKP = (12.000.000) –

NJOP Sebagai dasar pengenaan PBB = 688.000.000

PBB Terhutang = 0,5% x 20% x 688.000.000

= 0,001 x 688.000.000

= 688.000 (Pajak yang harus dibayar Pak Andi)

E. Bea Materai

Bea Materai adalah pajak yang dikenakan atas dokumen yang bersifat perdata dan
dokumen untuk digunakan di dalam pengadilan. Dokumen yang bisa dikenai bea meterai
adalah dokumen berbentuk surat yang memuat jumlah uang, dokumen yang bersifat
perdata, dan dokumen yang digunakan di muka pengadilan, misalnya dokumen kontrak
pengadaan perlengkapan kantor dan dokumen perjanjian pembangunan gedung kantor.

 Bentuk, ukuran, dan warna benda meterai berupa meterai tempel tahun 2009
dengan nilai nominal Rp3.000
 Bentuk, ukuran, dan warna benda meterai berupa meterai tempel tahun 2009
dengan nilai nominal Rp6.000
 Bentuk, ukuran, dan warna benda meterai berupa meterai tempel tahun 2020
dengan nilai nominal Rp10.000
2.5 Pengaruh Pajak terhadap Perekonomian

A. Pengaruh pajak terhadap konsumsi suatu produk baik barang/Jasa


Pajak dapat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap konsumsi suatu produk barang
atau jasa. Berikut adalah beberapa pengaruh pajak terhadap konsumsi suatu produk
barang atau jasa:
 Harga Produk: Pajak yang dikenakan pada produk atau jasa akan menambah
biaya produksi atau distribusi, yang kemudian dapat menyebabkan harga produk
naik. Dalam beberapa kasus, peningkatan harga ini dapat mengurangi daya beli
konsumen, mengurangi permintaan, dan akhirnya mengurangi konsumsi produk
atau jasa tersebut.
 Preferensi Konsumen: Pajak juga dapat mempengaruhi preferensi konsumen
dalam memilih produk atau jasa. Konsumen mungkin akan mencari alternatif
yang lebih murah atau yang tidak dikenakan pajak jika harga produk yang terkena
pajak menjadi terlalu mahal. Pajak juga dapat mempengaruhi preferensi
konsumen dalam memilih produk atau jasa yang mengenakan pajak yang lebih
rendah atau bahkan bebas pajak, sehingga dapat meningkatkan konsumsi produk
atau jasa tersebut.
 Pengeluaran Konsumen: Pajak yang dikenakan pada produk atau jasa juga dapat
mengurangi pengeluaran konsumen. Jika konsumen harus membayar pajak
tambahan, maka mereka akan memiliki lebih sedikit uang yang tersedia untuk
digunakan dalam konsumsi produk atau jasa lainnya. Hal ini dapat mengurangi
konsumsi secara keseluruhan, terutama jika pajak yang dikenakan cukup besar.

B. Pengaruh pajak terhadap pengeluaran konsumsi dan tabungan

Pengaruh pajak terhadap pengeluaran konsumsi dapat dilihat dari kurangnya uang
yang tersedia setelah membayar pajak. Sebagai contoh, jika seseorang memiliki
pendapatan bulanan sebesar Rp 10.000.000 dan pajak yang harus dibayar sebesar 10%,
maka pajak yang harus dibayar adalah sebesar Rp 1.000.000. Dengan demikian,
pendapatan bersih setelah pajak adalah Rp 9.000.000. Jumlah ini akan mempengaruhi
kemampuan seseorang untuk menghabiskan uang pada konsumsi. Maksudnya setelah
seseorang membayar pajak, jumlah uang yang tersedia untuk dihabiskan pada kegiatan
konsumsi menjadi lebih sedikit
Di sisi lain, pajak juga dapat mempengaruhi pengeluaran tabungan seseorang.
Sebagai contoh, jika seseorang memiliki pendapatan bulanan sebesar Rp 20.000.000 dan
pajak yang harus dibayar sebesar 20%, maka pajak yang harus dibayar adalah sebesar Rp
4.000.000. Dengan demikian, pendapatan bersih setelah pajak adalah Rp 16.000.000.
Jumlah ini akan mempengaruhi kemampuan seseorang untuk menabung uang. Maksudya
setelah seseorang membayar pajak, jumlah uang yang tersedia untuk ditabung menjadi
lebih sedikit atau lebih banyak tergantung pada besaran pajak yang dibayarkan. Pajak
dapat membatasi jumlah uang yang tersedia untuk ditabung karena sebagian dari
pendapatan harus digunakan untuk membayar pajak, sehingga semakin besar pajak yang
harus dibayarkan, semakin kecil jumlah uang yang tersedia untuk ditabung.

C. Pengaruh pajak terhadap pemiihan bentuk tabungan

Pengaruh pajak terhadap tabungan yaitu, jika tingkat konsumsi masyarakat


meningkat karena pajak, maka nilai tabungan masyarakat akan menurun, dan sebaliknya
jika nilai pajak meningkat atas barang konsumsi dan tingkat konsumsi menurun maka
nilai tabungan masyarakat juga akan meningkat.

D. Pengaruh pajak terhadap pengaruh kerja penawaran kerja

Kita tidak dapat mengatakan searah pasti apa yang terjadi pada penawaran tenaga
kerja sebagai akibat dari pajak ini karena hal tersebut mempunyai dua efek yang saling
meniadakan.Upah setelah pajak merupakan harga efektif dari waktu luang. Sejak upah
setelah pajak lebih rendah dari upah sebelum pajak, harga dari waktu luang telah jatuh.
Pengurangan pada tingkat harga waktu luang mengakibatkan subtitusi efek yaitu menjadi
lebih banyak waktu luang dan lebih sedikit bekerja. Bagaimanapun juga, penurunan
kembali untuk bekerja ini berarti bahwa ada lebih miskin dari semua tingkat pasokan
tenaga kerja. Penurunan pada pendapatan ini juga mempengaruhi dia untuk membeil
lebih sedikit daripada yang biasanya dia beli, termasuk waktu luang dan lebih sedikit
waktu luang berarti lebih banyak jam untuk bekerja. Karena subtitusi dan pengaruh
pendapatan pada penawaran tenaga kerja akan menarik ke arah yang berlawanan. kita
tidak dapat memprediksi searah jelas kapan penawaran tenaga kerja meningkat atau
kapan turunnya pada respon terhadap pajak.

2.6 Pengaruh Pajak terhadap Jam Kerja, Investasi dan Keputusan Investasi

A. Pengaruh Pajak terhadap Jam Kerja

Seseorang melakukan suatu pekerjaan karena mengharapkan suatu imbalan.dalam


bentuk uang atau gaji. Secara teoritis waktu yang tersedia untuk bekerja 24 jam, tetapi
seseorang tidak akan bekerja selama 24 jam ia akan membagi dengan waktu istirahat
(disebut waktu luang/leisure). Pajak perseorangan yang berupa pungutan yang jumlahnya
telah ditetapkan menyebabkan pendapatan yang diterima harus digunakan sebagian untuk
membayar pajak (pajak lumpsum). Akan tetapi pajak tersebut harus tetap dibayar orang
dan jumlahnya tidak tergantung dari jam kerja, bahkan tetap harus membayar meskipun
tidak bekerja. Oleh karena itu pajak perseorangan tidak mempengaruhi relatif harga
barang dan jasa yang ada secara langsung tetapi pajak ini hanya mempunyai efek
pendapatan (income effect).

B. Pengaruh Pajak terhadap Investasi

1. Pertama, pajak mempengaruhi keputusan untuk berinvestasi di luar negeri. Jika pajak
perusahaan tinggi, terutama pajak penghasilan badan di negara investor, perusahaan
mungkin akan mencari negara lain yang menawarkan tarif pajak lebih rendah. Pajak
penghasilan pribadi juga bisa meningkatkan biaya tenaga kerja, membuat produksi di
negara investor lebih mahal dan mendorong investasi ke negara lain.

2. Kedua, pajak berperan dalam menentukan lokasi investasi, meskipun peranannya


mungkin tidak sebesar faktor lain seperti akses pasar dan stabilitas politik.

3. Ketiga, pajak sangat berpengaruh pada beberapa jenis investasi tertentu, seperti
investasi berorientasi ekspor. Jenis investasi ini sangat peka terhadap biaya, dan pajak
bisa menjadi faktor penentu dalam keputusan untuk melanjutkan atau menghentikan
investasi.

C. Pengaruh Pajak terhadap Keputusan Investasi

Banyak negara berkembang menggunakan insentif pajak untuk mempromosikan


investasi. Dengan menerapkan pengurangan tarif pajak penghasilan badan, pemberian
pembebasan secara periodik pada pajak perusahaan (tax holiday), yang memungkinkan
investasi tambahan dari pemotongan kewajiban pajak (melalui kredit pajak atau
tunjangan investasi), dan lain-lain. Hal ini dilakukan pemerintahan tertentu dalam
kegiatan ekonomi yang mencoba untuk mengalokasikan atau menarik investasi modal
dari dalam dan luar negeri.
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Penerimaan Pemerintah, Distribusi Beban Pemerintah, Sistem Perpajakan dan


Politik Pajak serta Pergeseran Beban Pajak
Penerimaan Pemerintah adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah nilai
kekayaan bersih. Pendapatan Negara terdiri atas Penerimaan Perpajakan, Penerimaan Negara
Bukan Pajak, dan Penerimaan Hibah. 
Maksud dari fungsi distribusi pajak atau fungsi pemerataan ini adalah pajak dapat
digunakan untuk menyesuaikan dan menyeimbangkan antara pembagian pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat. Dengan pemerataan tersebut, kesenjangan antar ekonomi dan
sosial di antara masyarakat tidak begitu jauh dan timpang. Fungsi distribusi ini berarti
pemerataan atas pendapatan masyarakat dan pembangunan negara.
Unsur-Unsur dalam Sistem Perpajakan : Sistem perpajakan merupakan sistem yang
terdiri dari unsur yang meliputi Hukum Pajak (Tax Law), Kebijakan Perpajakan (Tax Policy),
dan Sistem Administrasi Perpajakan (Tax Administration) yang terintegrasi untuk mencapai
tujuan yaitu penerimaan pajak yang optimal.
3.2 APBN, Kebijakan APBN, Landasan Hukum APBN, dan Hutang Negara
APBN ( Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara ) adalah sebuah rencana keuangan
tahunan pemerintahan Negara yang dibuat dan di setujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat
( DPR ). Rencana Keuangan Negara akan ditetapkan pada setiap tahun dan di laksanakan dari
tanggal 1 Januari hingga 31 Desember ( satu tahun anggaran ) secara terbuka dan
bertanggung Jawab Demi kemakmuran Rakyat.
UUD 1945 pasal 23 ayat 1tentang anggaran pendapatan dan belanja negara yang di
tetapkan pada setiap tahun dan Undang- undang No 17 tahun 2003 tentang keuangan negara,
pasal 1 ayat 7 anggaran pendapatan dan belanja negara, selanjutnya disebut APBN
merupakan rencana keuangan tahunan pemerintah negara yang di setujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR).
Utang luar negeri “Indonesia sendiri masih termasuk dalam Negara berkembang,
terutama bila melihat beberapa indicator, seperti dari tingkat kemiskinan di Indonesia yang
masih tinggi. Menurut Badan Pusat statistic angka kemiskinan pada tahun 2019 tercatat
sebesar 9,22% atau setara dengan 24,79 juta orang.Indeks pendidikan tahun 2019 juga bila
dibandingkan dengan Negara ASEAN lainya juga cukup rendah, Indonesia ada di posisi
ketujuh di ASEAN dengan skor 0,622.

3.3 Pajak Langsung, Pajak Tidak Langsung dan Jenis-Jenisnya


Dengan megetahui jenis pajak berdasarkan golongan ini, wajib pajak akan terbantu
terutama ketika melakukan pembayaran pajak. Kita pun dapat memilah mana pajak yang
harus di laporkan sendiri dan mana yang dapat diwakili. Ketika wajib pajak mengetahui
posisi dan peran dia dalam dunia perpajakan, dia akan lebih bijak dalam melaporkan
pajaknya.

3.4 Perhitungan Pajak PPh 21, PPN, PPnBM, PBB, dan Bea Materai

Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara. Tanpa pajak, sebagian besar
kegiatan negara sulit untuk dapat dilaksanakan. Penggunaan uang pajak meliputi mulai dari
belanja pegawai sampai dengan pembiayaan berbagai proyek pembangunan. Pembangunan
sarana umum seperti jalan-jalan, jembatan, sekolah, rumah sakit/puskesmas, kantor polisi
dibiayai dengan menggunakan uang yang berasal dari pajak.

Seperti yang sudah dijelaskan di bab sebelumnya, Pajak-pajak pusat yang dikelola oleh
Direktorat Jenderal Pajak adalah PPh (Pajak Penghasilan), PPN (Pajak Pertambahan Nilai,
PPnBM (Pajak Penjualan atas Barang Mewah), PBB (Pajak Bumi Bangunan), dan Bea
Meterai. Masing-masing pajak tersebut memiliki perhitungannya sehingga harus cermat dan
bijaksana dalam membeli suatu barang.

3.5 Pengaruh Pajak terhadap Perekonomian


Mengenai pajak termasuk pajak perorangan, pengaruh pajak terhadap konsumsi suatu
produk, pengeluaran konsumsi dan tabungan, motivasi untuk menabung, pemilihan bentuk
tabungan, dan pengaruh pajak terhadap penawaran kerja adalah bahwa pajak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap berbagai aspek ekonomi dan keuangan individu dan
perekonomian secara keseluruhan.

3.6 Pengaruh Pajak terhadap Jam Kerja, Investasi, dan Keputusan Investasi
Pajak merupakan salah satu kebijakan yangdapat mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi suatu negara. Pajak dapat mempengaruhi tingkat konsumsi dan investasi,
redistribusi pendapatan, dan stabilitas ekonomi. Dengan demikian, pajak dapat membantu
meningkatkan pendapatan negara, menciptakanlingkungan ekonomi yang lebih sehat dan
kondusif bagi pertumbuhan ekonomi, dan membantu mengurangi ketimpangan
ekonomi. Akan tetapi, pajak tidak selalu dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
secara positif, misalnya dapat menimbulkan inflasidan meningkatkan pengangguran.
Eksternalitas positif atau negatif dari pajak tergantung dari bagaimana pajak tersebut
diimplementasikan oleh pemerintah. Sehingga, penting bagi pemerintah untuk mengelola pajak
secara cermat dan bijaksana,dan mengimbanginya dengan kebijakan fiskal dan moneter
yang tepat, untukmemaksimalkan manfaatnya bagi pertumbuhan ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai