Perhitungan Pajak
Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara. Tanpa pajak, sebagian besar kegiatan
negara sulit untuk dapat dilaksanakan. Penggunaan uang pajak meliputi mulai dari belanja
pegawai sampai dengan pembiayaan berbagai proyek pembangunan. Pembangunan sarana
umum seperti jalan-jalan, jembatan, sekolah, rumah sakit/puskesmas, kantor polisi dibiayai
dengan menggunakan uang yang berasal dari pajak.
Uang pajak juga digunakan untuk pembiayaan dalam rangka memberikan rasa aman bagi
seluruh lapisan masyarakat. Setiap warga negara mulai saat dilahirkan sampai dengan
meninggal dunia, menikmati fasilitas atau pelayanan dari pemerintah yang semuanya
dibiayai dengan uang yang berasal dari pajak.
Pajak digunakan untuk mensubsidi barang-barang yang sangat dibutuhkan masyarakat
dan juga membayar utang negara ke luar negeri. Pajak juga digunakan untuk membantu
UMKM baik dalam hal pembinaan dan modal.
a. Apa yang dimaksud dengan Penerimaan Pemerintah, Distribusi Beban Pemerintah, dan
Sistem Perpajakan serta Politik Pajak ?
b. Apa yang dimaksud dengan APBN, Kebijakan APBN, Struktur APBN, Landasan Hukum
APBN, Penetapan APBN, dan Hutang Negara ?
c. Apa yang dimaksud Pajak Langsung, Pajak Tidak Langsung dan jenis-jenisnya ?
d. Bagaimana Perhitungan Pajak PPh 21, PPN, PPnBM, Pajak Bumi dan Bangunan, dan
Bea Meterai ?
e. Bagaimana Pengaruh Pajak terhadap Perekonomian ?
f. Bagaimana Pengaruh pajak terhadap jam kerja, investasi, dan keputusan investasi ?
1.3 Tujuan
Pajak ; Suatu pungutan yang dikenakan pada barang, jasa atau aset tertentu dengan
nilai manfaat. Di Indonesia terdapat dua pihak yang berwenang untuk melakukan
pungutan pajak, yakni pemerintah pusat dan daerah. Dalam praktiknya, terdapat
beberapa jenis pajak, di antaranya adalah sebagai berikut: Pajak Penghasilan (PPH),
Pajak Penambahan Nilai (PPN), Pendapatan Cukai, Pendapatan Bea Masuk dan
Keluar, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), dan Pendapatan Pajak Lainnya
Sistem perpajakan dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau satu kesatuan yang terdiri
dari unsur tax law, tax policy, dan tax administration, yang saling berhubungan satu sama
lain, bekerja sama secara harmonis untuk mencapai tujuan atau target perolehan penerimaan
pajak bagi negara secara optimal. Kualitas administrasi merupakan faktor yang sama
pentingnya dengan kualitas hukum pajak dan kualitas kebijakan perpajakan.
Pergeseran Pajak adalah pendistribusian beban pajak kepada pihak lain, seperti:
konsumen atau pemilik faktor produksi atau suatu proses dimana beban pajak dipindahkan
melalui penyesuaian harga dari tempat pengenaannya ke tempat pembebanan. Pergeseran
beban pajak ada dua, yaitu : Pergeseran ke depan (forward shifting) Pergeseran kebelakang
(backward shifting).
2.2 APBN, Kebijakan APBN, Landasan Hukum APBN, dan Hutang Negara
Definisi APBN
APBN ( Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara ) adalah sebuah rencana keuangan
tahunan pemerintahan Negara yang dibuat dan di setujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat
( DPR ). Rencana Keuangan Negara akan ditetapkan pada setiap tahun dan di laksanakan dari
tanggal 1 Januari hingga 31 Desember ( satu tahun anggaran ) secara terbuka dan
bertanggung Jawab Demi kemakmuran Rakyat.
Kebijakan APBN
Dalam APBN tahun 2021 mendatang Pemerintah telah menentukan empat fokus kebijakan :
Penanganan Kesehatan ; Dalam hal ini, penanganan kesehatan menitikberatkan
pada vaksinasi COVID-19. Selain itu, anggaran juga akan dialokasikan untuk
penguatan sarana dan prasarana kesehatan, aboratorium penelitian dan pengembangan
yang sangat diperlukan.
Perlindungan Sosial ; Pemerintah akan fokus pada kebijakan perlindungan sosial
khususnya kelompok rentan dan kurang mampu.
Pemulihan Ekonomi ; Pemulihan ekonomi dialokasikan dalam bentuk pemberian
dukungan yang lebih besar untuk dunia usaha, sektor usaha mikro, kecil, dan
menengah.
Reformasi Strutural ; Pemerintah akan membangun fondasi yang lebih kuat melalui
reformasi struktural bidang kesehatan, pendidikan, perlindungan sosial, dsb.
Pajak Langsung adalah pajak yang bebannya harus ditanggung sendiri oleh wajib pajak
yang bersangkutan dan tidak dapat dialihkan kepada pihak lain. Dengan kata lain, pajak
dengan golongan pemungutan ini harus dibayar sendiri oleh wajib pajak bersangkutan.
Macam-macam pajak langsung, yaitu Pajak Penghasilan (PPH), Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB), dan Pajak Kendaraan Bermotor.
Pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan atau digeser kepada
pihak lain. Dengan kata lain, pembayarannya dapat diwakilkan kepada pihak lain. Pajak tidak
langsung tidak memiliki surat ketetapan pajak, sehingga pengenaannya tidak dilakukan
secara berkala melainkan dikaitkan dengan tindakan perbuatan atas kejadian. Macam-macam
pajak tidak langsung, yaitu Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah (PPnBM).
2.4 Perhitungan Pajak PPh 21, PPN, PPnBM, Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea
Meterai
A. Pajak Penghasilan (PPh 21)
Pajak Penghasilan Pasal 21 atau PPh 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah,
honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apa pun
sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang
pribadi subjek pajak dalam negeri.
Contoh soal : Pak Gilang seorang karyawan di PT. Darma Jaya, medapat gaji setiap
bulan Rp 5.500.000,00 setiap bulannya Pak Gilang membayar Iuran BPJS Kesehatan Rp
35.000,00 BPJS Ketenagakerjaan Rp 65.000,00 Pak Gilang belum menikah. Hitunglah
besarnya pajak penghasilan yang dibayarkan Pak Gilang pertahun!
Jawab :
5% x Rp7.500.000 =
Rp375.000/tahun
Pajak Pertambahan Nilai atau PPN adalah pemungutan pajak terhadap tiap
transaksi/perdagangan jual beli produk/jasa dalam negeri kepada wajib pajak orang
pribadi, badan usaha maupun pemerintah.
Contoh soal : Adit menjual barang dengan harga Rp500.000 (tanpa pajak). Maka
berapakah uang yang harus dibayar oleh pembeli setela ditambahkan dengan PPN 10%?
Jawab : Harga Barang = Rp500.000
= Rp50.000
Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) ialah pajak yang dikenakan pada barang
yang tergolong mewah kepada produsen untuk menghasilkan atau mengimpor barang
dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya. PPnBM hanya dikenakan 1 kali pada saat
penyerahan barang ke produsen.
Ditanya : Berapakah nilai uang yang harus dibayarkan Bapak Ahmad jika dikenakan tarif
pajak?
= 10% x Rp540.000.000
= Rp54.000.000
Berarti total harga mobil yang harus dibayarkan Bapak Ahmad adalah Harga mobil +
PPN + PPnBM = Rp1.314.000.000
Pajak Bumi dan Bangunan sebenarnya adalah pungutan wajib atas kepemilikan tanah
dan bangunan karena adanya keuntungan maupun kedudukan sosial ekonomi atas
perorangan atau badan yang memiliki hak padanya ataupun mendapatkan manfaat
dari tanah dan bangunan tersebut.
Contoh soal : Pak Andi memiliki sebidang tanah dengan luas 400m persegi. Dan luas
bangunan 150 meter persegi. NJOP tanah sebesar Rp 1.000.000 dan NJOP Bangunan Rp
2.000.000 per meter persegi. Apabila NJOP Tidak Kena Pajak (TKP) sebesar
Rp12.000.000. Tentukan PBB terutang Pak Andi !
Jawab : Dik :
= 0,001 x 688.000.000
E. Bea Materai
Bea Materai adalah pajak yang dikenakan atas dokumen yang bersifat perdata dan
dokumen untuk digunakan di dalam pengadilan. Dokumen yang bisa dikenai bea meterai
adalah dokumen berbentuk surat yang memuat jumlah uang, dokumen yang bersifat
perdata, dan dokumen yang digunakan di muka pengadilan, misalnya dokumen kontrak
pengadaan perlengkapan kantor dan dokumen perjanjian pembangunan gedung kantor.
Bentuk, ukuran, dan warna benda meterai berupa meterai tempel tahun 2009
dengan nilai nominal Rp3.000
Bentuk, ukuran, dan warna benda meterai berupa meterai tempel tahun 2009
dengan nilai nominal Rp6.000
Bentuk, ukuran, dan warna benda meterai berupa meterai tempel tahun 2020
dengan nilai nominal Rp10.000
2.5 Pengaruh Pajak terhadap Perekonomian
Pengaruh pajak terhadap pengeluaran konsumsi dapat dilihat dari kurangnya uang
yang tersedia setelah membayar pajak. Sebagai contoh, jika seseorang memiliki
pendapatan bulanan sebesar Rp 10.000.000 dan pajak yang harus dibayar sebesar 10%,
maka pajak yang harus dibayar adalah sebesar Rp 1.000.000. Dengan demikian,
pendapatan bersih setelah pajak adalah Rp 9.000.000. Jumlah ini akan mempengaruhi
kemampuan seseorang untuk menghabiskan uang pada konsumsi. Maksudnya setelah
seseorang membayar pajak, jumlah uang yang tersedia untuk dihabiskan pada kegiatan
konsumsi menjadi lebih sedikit
Di sisi lain, pajak juga dapat mempengaruhi pengeluaran tabungan seseorang.
Sebagai contoh, jika seseorang memiliki pendapatan bulanan sebesar Rp 20.000.000 dan
pajak yang harus dibayar sebesar 20%, maka pajak yang harus dibayar adalah sebesar Rp
4.000.000. Dengan demikian, pendapatan bersih setelah pajak adalah Rp 16.000.000.
Jumlah ini akan mempengaruhi kemampuan seseorang untuk menabung uang. Maksudya
setelah seseorang membayar pajak, jumlah uang yang tersedia untuk ditabung menjadi
lebih sedikit atau lebih banyak tergantung pada besaran pajak yang dibayarkan. Pajak
dapat membatasi jumlah uang yang tersedia untuk ditabung karena sebagian dari
pendapatan harus digunakan untuk membayar pajak, sehingga semakin besar pajak yang
harus dibayarkan, semakin kecil jumlah uang yang tersedia untuk ditabung.
Kita tidak dapat mengatakan searah pasti apa yang terjadi pada penawaran tenaga
kerja sebagai akibat dari pajak ini karena hal tersebut mempunyai dua efek yang saling
meniadakan.Upah setelah pajak merupakan harga efektif dari waktu luang. Sejak upah
setelah pajak lebih rendah dari upah sebelum pajak, harga dari waktu luang telah jatuh.
Pengurangan pada tingkat harga waktu luang mengakibatkan subtitusi efek yaitu menjadi
lebih banyak waktu luang dan lebih sedikit bekerja. Bagaimanapun juga, penurunan
kembali untuk bekerja ini berarti bahwa ada lebih miskin dari semua tingkat pasokan
tenaga kerja. Penurunan pada pendapatan ini juga mempengaruhi dia untuk membeil
lebih sedikit daripada yang biasanya dia beli, termasuk waktu luang dan lebih sedikit
waktu luang berarti lebih banyak jam untuk bekerja. Karena subtitusi dan pengaruh
pendapatan pada penawaran tenaga kerja akan menarik ke arah yang berlawanan. kita
tidak dapat memprediksi searah jelas kapan penawaran tenaga kerja meningkat atau
kapan turunnya pada respon terhadap pajak.
2.6 Pengaruh Pajak terhadap Jam Kerja, Investasi dan Keputusan Investasi
1. Pertama, pajak mempengaruhi keputusan untuk berinvestasi di luar negeri. Jika pajak
perusahaan tinggi, terutama pajak penghasilan badan di negara investor, perusahaan
mungkin akan mencari negara lain yang menawarkan tarif pajak lebih rendah. Pajak
penghasilan pribadi juga bisa meningkatkan biaya tenaga kerja, membuat produksi di
negara investor lebih mahal dan mendorong investasi ke negara lain.
3. Ketiga, pajak sangat berpengaruh pada beberapa jenis investasi tertentu, seperti
investasi berorientasi ekspor. Jenis investasi ini sangat peka terhadap biaya, dan pajak
bisa menjadi faktor penentu dalam keputusan untuk melanjutkan atau menghentikan
investasi.
3.4 Perhitungan Pajak PPh 21, PPN, PPnBM, PBB, dan Bea Materai
Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara. Tanpa pajak, sebagian besar
kegiatan negara sulit untuk dapat dilaksanakan. Penggunaan uang pajak meliputi mulai dari
belanja pegawai sampai dengan pembiayaan berbagai proyek pembangunan. Pembangunan
sarana umum seperti jalan-jalan, jembatan, sekolah, rumah sakit/puskesmas, kantor polisi
dibiayai dengan menggunakan uang yang berasal dari pajak.
Seperti yang sudah dijelaskan di bab sebelumnya, Pajak-pajak pusat yang dikelola oleh
Direktorat Jenderal Pajak adalah PPh (Pajak Penghasilan), PPN (Pajak Pertambahan Nilai,
PPnBM (Pajak Penjualan atas Barang Mewah), PBB (Pajak Bumi Bangunan), dan Bea
Meterai. Masing-masing pajak tersebut memiliki perhitungannya sehingga harus cermat dan
bijaksana dalam membeli suatu barang.
3.6 Pengaruh Pajak terhadap Jam Kerja, Investasi, dan Keputusan Investasi
Pajak merupakan salah satu kebijakan yangdapat mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi suatu negara. Pajak dapat mempengaruhi tingkat konsumsi dan investasi,
redistribusi pendapatan, dan stabilitas ekonomi. Dengan demikian, pajak dapat membantu
meningkatkan pendapatan negara, menciptakanlingkungan ekonomi yang lebih sehat dan
kondusif bagi pertumbuhan ekonomi, dan membantu mengurangi ketimpangan
ekonomi. Akan tetapi, pajak tidak selalu dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
secara positif, misalnya dapat menimbulkan inflasidan meningkatkan pengangguran.
Eksternalitas positif atau negatif dari pajak tergantung dari bagaimana pajak tersebut
diimplementasikan oleh pemerintah. Sehingga, penting bagi pemerintah untuk mengelola pajak
secara cermat dan bijaksana,dan mengimbanginya dengan kebijakan fiskal dan moneter
yang tepat, untukmemaksimalkan manfaatnya bagi pertumbuhan ekonomi.