Anda di halaman 1dari 28

MATERI PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL (PEN)

PENEMPATAN DANA
A. Latar Belakang

Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang konon berasal dari kota Wuhan, Cina kini
telah menyebar ke seluruh penjuru dunia. Krisis global pun melanda. Meskipun virus
ini menyerang saluran pernafasan manusia, tetapi dampaknya juga menggerogoti
perekonomian dunia.

Dilansir dari laman https://www.worldometers.info/, per tanggal 8 September 2020


total kasus Covid-19 mencapai 27.518.469, dengan total kematian mencapai 897,489.
Tiga negara dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak yaitu USA (6,486,417), India
(4,284,103), dan Brazil (4,147,794). Sementara itu, Indonesia berada di peringkat 23
dengan total kasus sebanyak 200,035.

Disadur dari materi Kemenkeu Corpu Talk yang disampaikan oleh Inspektur III Itjen
Kemenkeu, Bpk. Roberth Gonijaya, pada 1 September 2020, wabah Covid-19 ini
sangat memukul perekonomian Indonesia, diantaranya 49,6% perusahaan
merumahkan stafnya
1) 37% perusahaan mengurangi gaji pegawai
2) 35% membayar sesuai ketentuan pegawai
3) 28% tidak membayar gaji pegawai
4) Pengangguran bertambah 25 jt krn kegiatan usaha terhenti
5) Kemiskinan mencapai 17,5 jt
6) 55% tidak ada pekerjaan & 38% order turun
7) 58% tanpa pendapatan & 28% turun
8) 15 juta pekerja bebas akan menganggur
9) 40% usaha berhenti & 52% turun
10) 35% tanpa pendapatan 28% turun
11) 10 jt pekerja berhenti
12) 10 jt pekerja pendapatannya turun 40%
13) 15,6% buruh di PHK

Kemiskinan dan pengangguran apabila dibiarkan akan dapat mengganggu stabilitas


keamanan negara. Demi dapat mempertahankan hidupnya seseorang pasti akan rela
melakukan apa saja. Ini lah dilemma yang dihadapi pemerinta saat ini, membiarkan
warganya banyak yang meninggal karena terserang wabah Covid-19 atau merelakan
warganya banyak yang meninggal karena kelaparan dan kemiskinan.

Posisi Pemerintah Republik Indonesia dalam menanggulangi dampak wabah Covid-


19 ini bagaikan buah simalakama. Apabila dilakukan lock down, maka perekonomian
negara bisa runtuh. Namun, apabila dibiarkan maka semakin banyak warga akan
bertumbangan. Kedua hal tersebut ibarat dua sisi sebuah koin. Oleh sebab itu,
pemerintah mencoba menegakkan koin tersebut agar tidak terjatuh di salah satu
sisinya.

Melihat berbagai pertimbangan, pemerintah pada akhirnya mengambil jalan tengah


yaitu menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Di sisi lainnya,
membuat pemerintah membuat Program Penyelamatan Ekonomi Nasional (PEN)
yang diharapkan dapat mempertahankan perekonomian bahkan mampu
memulihkannya.

Dalam rangka menanggulangi wabah Covid-19 dari segi perekonomian, Pemerintah


telah menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2020 Tentang Kebijakan Keuangan Negara Dan Stabilitas Sistem Keuangan Untuk
Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dan/atau dalam Rangka
Menghadapi Ancaman Yang Membahayakan Perekonomian Nasional Dan Atau
Stabilitas Sistem Keuangan Menjadi Undang-Undang. Kemudian, Perpu tersebut
ditetapkan dengan UU nomor 2 tahun 2020.

Sebagai peraturan pelaksanaan atas UU tersebut diterbitkanlah Peraturan Pemerintah


(PP) Nomor 23 Tahun 2020 sebagaimana terakhir telah diubah (sttd) PP Nomor 43
Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional Dalam
Rangka mendukung Kebijakan Keuangan negara Untuk Penanganan Pandemi corona
Virus Disease 2019 (covid-19) dan/atau Menghadapi ancaman Yang membahayakan
Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan Serta Penyelamatan
Ekonomi Nasional.

B. Peraturan Perundangan terkait Penempatan Dana

Dalam Pasal 4 dan Pasal 5 PP Nomor 23 Tahun 2020 sttd PP Nomor 43 Tahun 2020,
dijelaskan bahwa Untuk melaksanakan Program PEN, Pemerintah dapat melakukan:
1. PMN,
2. Penempatan Dana,
3. Investasi Pemerintah,
4. Penjaminan, serta
5. Kebijakan melalui Belanja Negara.

Terkait Penempatan Dana, Kementerian Keuangan telah menerbitkan beberapa


peraturan. Sehingga peraturan yang mengatur penempatan dana yaitu:

No Nomor PMK Tentang


1 UU nomor 2 tahun 2020 Kebijakan Keuangan Negara Dan Stabilitas Sistem
Keuangan Untuk Penanganan Pandemi Corona
Virus Disease 2019 (Covid-19) dan/atau dalam
Rangka Menghadapi Ancaman Yang
Membahayakan Perekonomian Nasional Dan Atau
Stabilitas Sistem Keuangan
2 PP nomor 39 Tahun
Pengelolaan Uang Negara
2007
3 PP Nomor 23 Tahun Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi
2020 Nasional Dalam Rangka mendukung Kebijakan
Keuangan negara Untuk Penanganan Pandemi
corona Virus Disease 2019 (covid-19) dan/atau
Menghadapi ancaman Yang membahayakan
Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem
Keuangan Serta Penyelamatan Ekonomi Nasional
4 PP Nomor 43 Tahun Perubahan atas PP Nomor 23 Tahun 2020
2020
5 PMK- 3/PMK.05/2014 Penempatan Uang Negara Pada Bank Umum
No Nomor PMK Tentang
6 PMK- 77/PMK.05/2016 Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 3/PMK.05/2014 Tentang Penempatan
Uang Negara Pada Bank Umum
7 PMK-53/PMK.05/2017 Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 3/PMK.05/2014 Tentang
Penempatan Uang Negara Pada Bank Umum
8 PMK-64/PMK.05/2020 Penempatan Dana Pada Bank Peserta Dalam
Rangka Program Pemulihan Ekonomi Nasional
9 PMK-70/PMK.05/2020 Penempatan Uang Negara Pada Bank Umum
Dalam Rangka Percepatan Pemulihan Ekonomi
Nasional
10 PMK-104/PMK.05/2020 Penempatan Dana Dalam Rangka Pelaksanaan
Program Pemulihan Ekonomi Nasional

C. Ruang Lingkup Pembahasan

Mengingat demikian luasnya program PEN tersebut, dalam pembahasan kali ini hanya
dibatasi Program Penempatan Dana / Penempatan Uang Negara yang dilakukan oleh
Pemerintah. Pemilihan Program Penempatan Dana / Penempatan Uang Negara
karena program tersebut sangat menarik dan berbeda dengan program PEN lain yang
selama ini banyak dikenal di masyarakat seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT).
Dengan melakukan penempatan uang negara pada Bank Mitra, diharapkan selain
mendorong sektor riil, pemerintah juga dapat memperoleh imbalan bunga.

Sektor riil Indonesia yang dimotori oleh UMKM maupun Non-UMKM diharapkan dapat
tetap berjalan bahkan lebih berkembang dengan adanya dorongan dari program PEN
sehingga dapat membendung laju kemisikinan dan pengangguran. Para pekerja yang
terkena PHK di kota, diharapkan dapat lebih kreatif lewat UMKM maupun Non UMKM.
Diharapkan mereka dapat membuka lapangan kerja baru di sektor pertanian,
perkebunan, kehutanan, industri kreatif, dan sebagainya. Sehingga, negara kita
mampu tetap berdiri di tengah hantaman cobaan yang tak terlihat namun mematikan
ini.

Sebelum muncul Covid-19, Penempatan Uang Negara sebenarnya telah diatur dalam
pasal 36 Peraturan Pemerintah nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang
Negara sebagai berikut:
“(1) Dalam hal terjadi kelebihan kas, Bendahara Umum Negara setelah berkoordinasi dengan
Gubernur Bank Sentral dapat menempatkan Uang Negara pada rekening di Bank Sentral/Bank
Umum yang menghasilkan bunga/jasa giro dengan tingkat bunga yang berlaku.
(2) Penempatan Uang Negara pada Bank Umum dilakukan dengan memastikan bahwa
Bendahara Umum Negara dapat menarik uang tersebut sebagian atau seluruhnya ke
Rekening Kas Umum Negara pada saat diperlukan.”

Selanjutnya, diterbitkanlah peraturan pelaksanaannya sebagaimna dalam PMK nomor


3/PMK.05/2014 sttd dengan PMK nomor 53/PMK.05/2017 tentang Penempatan Uang
Negara Pada Bank Umum. Disini terlihat rancu antara istilah Penempatan Uang
Negara dan Penempatan Dana. Istilah Penempatan Dana muncul karena disebut
dalam UU daurat Covid-19 yaitu UU nomor 2 tahun 2020. Padahal sebelumnya lebih
dikenal istilah Penempatan Uang Negara.
Setelah muncul UU darurat Covid-19 dan PP nomor 23 tahun 2020 sttd PP nomor 43
tahun 2020, Menteri Keuangan menerbitkan PMK-64/PMK.05/2020 tentang
Penempatan Dana Pada Bank Peserta Dalam Rangka Program Pemulihan Ekonomi
Nasional dan PMK-70/PMK.05/2020 tentang Penempatan Uang Negara Pada Bank
Umum Dalam Rangka Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional. Setelah PMK-
104/PMK.05/2020 tentang Penempatan Dana Dalam Rangka Pelaksanaan Program
Pemulihan Ekonomi Nasional lahir pada tanggal 6 Agustus 2020, kedua PMK tersebut
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Namun, PMK-104/PMK.05/2020 tersebut tidak
mencabut PMK nomor 3/PMK.05/2014 sttd dengan PMK nomor 53/PMK.05/2017.
Sehingga dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa PMK-104/PMK.05/2020 merupakan
lex specialist karena adanya wabah Covid-19.

D. PROSES BISNIS PROGRAM PENEMPATAN UANG NEGARA/PENEMPATAN


DANA

1. Penempatan Uang Negara menurut PMK nomor 53/PMK.05/2017

a. Tujuan Program:
1) mengelola kelebihan kas yang didasarkan pada perencanaan kas
Pemerintah Pusat
2) mendapatkan bunga atau imbal hasil

b. Narasi proses bisnis


Pengumuman Kemitraan
1) Direktur Jenderal Perbendaharaan mengumumkan pembukaan kemitraan
penempatan Uang Negara kepada Bank Umum melalui website Direktorat
Jenderal Perbendaharaan dan media cetak. Pengumuman harus memuat
memuat informasi sebagai berikut:
a) memiliki izin usaha yang masih berlaku sebagai Bank Umum yang
sudah go public;
b) mempunyai kegiatan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia dan
mayoritas pemilik saham/modal adalah warga negara/badan hukum
Indonesia;
c) termasuk dalam investment grade menurut rating yang dikeluarkan
oleh paling kurang 2 (dua) lembaga pemeringkat rating
nasional/internasional yang berbeda yang telah diakui oleh Bank
Indonesia; dan
d) tingkat kesehatan minimal komposit 3 (tiga) yang telah diverifikasi oleh
Otoritas Jasa Keuangan.
Serta dokumen yang harus dilampirkan dalam penyampaian permohonan
kemitraan sebagai berikut:
a) Surat permohonan menjadi Bank Umum Mitra Penempatan Uang
Negara (BUMPUN) yang ditandatangani oleh Direktur Utama;
b) Surat Pernyataan kesanggupan untuk mematuhi segala ketentuan
yang ditetapkan dalam pelaksanaan penempatan Uang Negara yang
ditandatangani oleh Direktur Utama;
c) Copy surat izin usaha sebagai Bank Umum;
d) Copy surat pernyataan telah go public yang dikeluarkan oleh lembaga
yang berwenang;
e) Copy dokumen yang dikeluarkan oleh paling kurang 2 (dua) lembaga
pemeringkat rating nasional/ internasional yang berbeda yang telah
diakui oleh Bank Indonesia, yang menunjukkan bahwa bank yang
bersangkutan termasuk dalam investment grade;
f) Copy surat keterangan kesehatan bank yang telah diverifikasi dan
disahkan oleh Otoritas Jasa Keuangan; dan
g) Copy laporan keuangan periode terakhir yang telah diaudit oleh Kantor
Akuntan Publik.
Permohonan Kemitraan
2) Bank Umum yang memenuhi kriteria mengajukan permohonan Kemitraan
kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan sesuai pengumuman
pembukaan kemitraan.
Penetapan Kemitraan
3) Direktur Jenderal Perbendaharaan meneliti kelengkapan dokumen
permohonan
a) Apabila dokumen permohonan dinyatakan lengkap, Direktur Jenderal
Perbendaharaan menyetujui permohonan kemitraan dan menuangkan
dalam Keputusan BUMPUN.
b) Apabila dokumen permohonan dinyatakan tidak lengkap, Direktur
Jenderal Perbendaharaan menolak permohonan kemitraan
menyampaikan Surat Penolakan Permohonan BUMPUN kepada bank
bersangkutan.
4) Direktur Jenderal Perbendaharaan dan Direktur Utama BUMPUN
membuat perjanjian kemitraan penempatan Uang Negara yang isinya
harus memuat:
a) Identitas para pihak;
b) Ruang lingkup pekerjaan;
c) Hak dan kewajiban para pihak;
d) Penyampaian laporan;
e) Larangan dalam penempatan Uang Negara;
f) Denda dan sanksi;
g) Keadaan kahar (force majeure);
h) Penyelesaian perselisihan;
i) Komunikasi dan pemberitahuan;
j) Perubahan atas perjanjian; dan
k) Jangka waktu perjanjian kemitraan.

Penetapan batas maksimal penempatan


5) Direktur Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktur Pengelolaan Kas Negara
menetapkan keputusan mengenai batas maksimal penempatan pada
masing-masing BUMPUN
Pemilihan BUMPUN untuk penempatan
6) Direktur Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktur Pengelolaan Kas Negara
melakukan penelitian atas sisa batas maksimal penempatan dana (limit)
BUMPUN untuk memilih BUMPUN yang dapat diberikan penawaran.
7) Direktur Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktur Pengelolaan Kas Negara
melakukan Penempatan Uang Negara dengan metode Over The Counter
pada BUMPUN yang masih memiliki sisa batas maksimal penempatan,
yaitu:
a) Direktur Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktur Pengelolaan Kas
Negara menyampaikan informasi rencana penempatan kepada
BUMPUN terpilih meliputi nilai dan jangka waktu (tenor) penempatan,
dengan menghubungi BUMPUN secara langsung melalui prosedur
elektronik dan/ atau manual. Prosedur elektronik dilaksanakan dengan
menggunakan aplikasi Reuters dan/ atau aplikasi Bloomberg.
Sedangkan prosedur manual dilaksanakan dengan mengirimkan surat/
dokumen penawaran penempatan kepada BUMPUN terpilih melalui
kurir, email, faksimili, atau recorded phone dalam hal prosedur
elektronik tidak dapat dilakukan.
b) Direktur Jenderal Perbendaharaan c. q. Direktur Pengelolaan Kas
Negara meminta kuotasi kepada BUMPUN terpilih yang meliputi tingkat
bunga/ imbal hasil atas nilai penempatan yang ditawarkan.
c) Direktur Jenderal Perbendaharaan c. q. Direktur Pengelolaan Kas
Negara menerima kuotasi tingkat bunga/ imbal hasil dari BUMPUN
terpilih sesuai dengan tenor dan nilai penempatan.
d) Direktur Pengelolaan Kas Negara a.n. Direktur Jenderal
Perbendaharaan menetapkan keputusan transaksi Over The Counter
yang dituangkan Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan,
dengan jangka waktu maksimal penempatan Uang Negara pada
BUMPUN adalah 3 (tiga) bulan.
Setelmen transaksi penempatan
8) Setelmen transaksi penempatan dilakukan dengan memindahbukukan
dana penempatan dari rekening dana kelolaan Treasury Dealing Room
(TDR) ke rekening penempatan pada BUMPUN.
9) BUMPUN memberikan remunerasi atas penempatan Uang Negara
Evaluasi penempatan
10) Direktur Jenderal Perbendaharaan melakukan evaluasi berkala atas
pelaksanaan perjanjian kemitraan dan risiko penempatan pada BUMPUN
paling sedikit sekali setiap 6 (enam) bulan. Hasilnya akan menjadi bahan
pertimbangan atas kelanjutan perjanjian kemitraan dengan BUMPUN
11) Penarikan atas penempatan Uang Negara pada BUMPUN dilakukan pada
saat jatuh tempo atau sebelum jatuh tempo dalam hal:
a) memenuhi kebutuhan likuiditas; dan/atau
b) meningkatnya risiko penempatan pada BUMPUN
Koordinasi
12) Dalam rangka penempatan Uang Negara, Direktur Jenderal
Perbendaharaan atas nama Menteri Keuangan berkoordinasi dengan
Gubernur Bank Indonesia

Akuntansi dan Pelaporan


13) Akuntansi penempatan Uang Negara pada BUMPUN dilaksanakan melalui
pencatatan atas setiap transaksi penempatan dan penarikan Uang Negara
pada BUMPUN
14) Pelaporan penempatan Uang Negara pada BUMPUN dituangkan dalam
Laporan Keuangan Pemerintah
Pengawasan (PP 39 tahun 2007)
15) Pengawasan fungsional terhadap pengelolaan Uang Negara/Daerah
dilakukan oleh aparat pengawasan fungsional pusat/daerah dan oleh
Badan Pemeriksa Keuangan

c. Workflow
Dari narasi proses bisnis pada poin b di atas, dapat dibuat workflow
sebagaimana dalam lampiran I.

2. Penempatan Dana menurut PMK nomor 104/PMK.05/2020


a. Tujuan Program
1) untuk mempercepat penanganan pandemi Corona Virus Disease 2019
(COVID-19) dalam hal pemulihan perekonomian nasional
2) untuk melindungi, mempertahankan, dan meningkatkan kemampuan
ekonomi para Pelaku Usaha dalam menjalankan usahanya.
3) untuk menyalurkan kredit/pembiayaan kepada debitur dalam rangka
mendukung dan mengembangkan ekosistem Usaha Mikro, Usaha Kecil,
Usaha Menengah, dan Koperasi dan mendukung percepatan pemulihan
ekonomi nasional
4) untuk melaksanakan penugasan tertentu dari Pemerintah kepada Bank
Umum Mitra dalam rangka pelaksanaan Program PEN yang ditetapkan
dalam KMK (khusus untuk Giro Pemerintah).
b. Narasi proses bisnis
1) Bank Umum dapat mengajukan permohonan menjadi Bank Umum Mitra
kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan apabila memenuhi kriteria
sebagai berikut:
a) memiliki izin usaha yang masih berlaku sebagai Bank Umum;
b) mempunyai kegiatan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia dan
mayoritas pemilik saham/modal adalah Negara, Pemerintah Daerah,
Badan Hukum Indonesia, dan/atau Warga Negara Indonesia;
c) memiliki tingkat kesehatan minimal komposit 3 (tiga) yang telah
diverifikasi oleh Otoritas Jasa Keuangan; dan
d) melaksanakan kegiatan bisnis perbankan yang mendukung percepatan
pemulihan ekonomi nasional, berupa:
i. ekspansi kredit kepada debitur Usaha Mikro, Usaha Kecil, Usaha
Menengah, Koperasi, debitur non-UMKM, dan/ atau korporasi
dalam rangka pemulihan ekonomi nasional; dan/ atau
ii. pemberian dukungan pembiayaan kepada Lembaga keuangan
untuk melakukan ekspansi kredit kepada debitur Usaha Mikro,
Usaha Kecil, Usaha Menengah, Koperasi, debitur non-UMKM, dan/
atau korporasi dalam rangka pemulihan ekonomi nasional.
Serta dokumen yang harus dilampirkan dalam penyampaian permohonan
kemitraan sebagai berikut:
a) surat permohonan menjadi Bank Umum Mitra yang ditandatangani oleh
direktur utama;
b) copy surat izin usaha sebagai Bank Umum;
c) copy surat keterangan kesehatan bank periode terakhir yang telah
diverifikasi oleh Otoritas Jasa Keuangan;
d) copy dokumen Laporan Publikasi Triwulanan dan Laporan Profil Risiko
periode triwulan terakhir sesuai dengan dokumen yang disampaikan
kepada Otoritas Jasa Keuangan;
e) rencana bisnis perbankan yang memuat rencana penggunaan dana
penempatan untuk kegiatan bisnis sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 huruf d; dan
f) surat pernyataan bahwa tidak akan menyalahgunakan kewenangan
sebagai Bank Umum Mitra untuk perbuatan melanggar hukum atau
mengakibatkan kerugian negara, yang ditandatangani oleh direktur
utama.
2) Direktur Jenderal Perbendaharaan melakukan penilaian terhadap
permohonan meliputi:
a) pemenuhan dokumen persyaratan
b) penilaian profil kinerja dan risiko bank
c) penilaian terhadap rencana bisnis perbankan.
Dalam rangka melakukan penilaian Direktur Jenderal Perbendaharaan
dapat berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan
3) Direktur Jenderal Perbendaharaan menetapkan Bank Umum Mitra dengan
Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Terhadap permohonan
Bank Umum yang disetujui,
4) Direktur Jenderal Perbendaharaan atau pejabat yang ditunjuk
menyampaikan pemberitahuan kepada Bank Umum Mitra Terhadap
permohonan Bank Umum yang tidak disetujui,
5) Bank Umum yang telah ditetapkan menjadi Bank Umum Mitra
sebagaimana diatur dalam PMK penempatan uang negara, tetap diakui
sebagai Bank Umum Mitra dengan menyampaikan kelengkapan
persyaratan dokumen:
a) copy dokumen Laporan Publikasi Triwulanan dan Laporan Profil Risiko
periode triwulan terakhir sesuai dengan dokumen yang disampaikan
kepada Otoritas Jasa Keuangan;
b) rencana bisnis perbankan yang memuat rencana penggunaan dana
penempatan untuk kegiatan bisnis sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 huruf d; dan
c) surat pernyataan bahwa tidak akan menyalahgunakan kewenangan
sebagai Bank Umum Mitra untuk perbuatan melanggar hukum atau
mengakibatkan kerugian negara, yang ditandatangani oleh direktur
utama.
6) Direktur Jenderal Perbendaharaan dan Direktur Utama Bank Umum
membuat perjanjian kemitraan Penempatan Dana dalam rangka
pelaksanaan Program PEN, yang isinya paling sedikit memuat:
a) identitas para pihak;
b) target kinerja dari Penempatan Dana;
c) hak dan kewajiban para pihak;
d) penyampaian laporan;
e) larangan;
f) denda dan sanksi;
g) keadaan kahar {force majeure);
h) penyelesaian perselisihan;
i) komunikasi dan pemberitahuan;
j) penarikan dana;
k) perubahan atas perjanjian; dan
l) jangka waktu perjanjian kemitraan.
7) Penempatan dana kepada Bank Umum Mitra, dapat dilakukan dalam
bentuk:
a) deposito; dan/ atau
b) giro Pemerintah.

Deposito
8) Direktur Jenderal Perbendaharaan menetapkan batas maksimal/ limit
penempatan pada masing-masing Bank Umum Mitra dengan dengan
memperhitungkan rencana penggunaan Penempatan Dana, penilaian
tingkat risiko, dan tingkat likuiditas bank.
9) Direktur Jenderal Perbendaharaan menyelenggarakan Rapat Asset
Liability Committee (ALCO) yang hasilnya dicantumkan dalam Berita
Acara, untuk:
a) menindaklanjuti kebijakan pelaksanaan Program PEN;
b) melakukan analisis kondisi pasar keuangan, likuiditas perbankan, dan
risiko perbankan; dan
c) menetapkan limit dan rekomendasi terhadap jumlah, jangka waktu, dan
tingkat bunga.
10) Direktur Jenderal Perbendaharaan melakukan Penempatan Dana dengan
metode Over The Counter.
11) Direktur Jenderal Perbendaharaan menetapkan keputusan mengenai hasil
transaksi over the counter yang paling sedikit memuat:
a) nama Bank Umum Mitra;
b) jumlah Penempatan Dana;
c) jangka waktu/tenor penempatan;
d) tingkat bunga/imbal hasil penempatan;
e) tanggal setelmen; dan
f) tanggal jatuh tempo.
12) Direktur Pengelolaan Kas Negara melakukan setelmen transaksi
penempatan dari Rekening Khusus Penanganan Pandemi COVID-19 dan
PEN Public Goods atau Non-Public Goods ke rekening giro Bank Umum
Mitra di Bank Indonesia
13) Bank Umum Mitra melakukan pemindahbukuan dari rekening giro Bank
Umum Mitra di Bank Indonesia ke rekening penempatan deposito atas
nama Bendahara Umum Negara/Kuasa Bendahara Umum Negara di Bank
Umum Mitra
14) Bank Umum Mitra melakukan pemindahbukuan dari rekening giro Bank
Umum Mitra di Bank Indonesia ke rekening penempatan deposito atas
nama Bendahara Umum Negara/Kuasa Bendahara Umum Negara di Bank
Umum Mitra
16) Bank Umum Mitra memberikan remunerasi atas Penempatan Dana berupa
bunga atau imbal hasil
17) Direktur Jenderal Perbendaharaan melakukan evaluasi paling sedikit sekali
setiap 3 (tiga) bulan atas:
a) pencapaian target kinerja dari Penempatan Dana sesuai dengan yang
disepakati dalam perjanjian kemitraan; dan
b) pelaksanaan perjanjian kemitraan dan risiko penempatan pada Bank
Umum Mitra,
18) Hasil evaluasi tersebut akan menjadi bahan pertimbangan:
a) keikutsertaan Bank Umum Mitra dalam transaksi over the counter pada
Penempatan Dana berikutnya; atau
b) kelanjutan perjanjian kemitraan dengan Bank Umum Mitra.
Giro Pemerintah
19) Direktur Jenderal Perbendaharaan dan Direktur Utama Bank Umum Mitra
menandatangani perjanjian kerja sama Penempatan Dana dalam bentuk
giro Pemerintah paling sedikit memuat:
a) identitas para pihak;
b) ruang lingkup pekerjaan;
c) hak dan kewajiban para pihak;
d) larangan, denda, dan sanksi;
e) penyampaian laporan;
f) komunikasi dan pemberitahuan;
g) perubahan atas perjanjian; dan
h) jangka waktu perjanjian kerja sama.
20) Direktur Jenderal Perbendaharaan membuka rekening penempatan giro
Pemerintah di Bank Umum Mitra.
21) Direktur Pengelolaan Kas Negara melakukan setelmen transaksi
penempatan dari rekening khusus Penanganan Pandemi COVID-19 dan
PEN Public Goods atau Non Public Goods ke rekening giro Bank Umum
Mitra di Bank Indonesia.
22) Bank Umum Mitra melakukan pemindahbukuan dari rekening giro Bank
Umum Mitra di Bank Indonesia ke rekening penempatan giro Pemerintah
di Bank Umum Mitra.
23) Bank Umum Mitra tidak diperkenankan memotong biaya layanan
perbankan tetapi berhak mendapat imbalan jasa pelayanan atas
pelaksanaan penugasan Pemerintah.
24) Bank Umum Mitra memberikan remunerasi atas Penempatan Dana
berdasarkan perjanjian kerja sama.
25) Penarikan atas Penempatan Dana pada Bank Umum Mitra dilakukan
setelah penugasan tertentu dari Pemerintah dalam rangka Program PEN
berakhir.
26) Bank Umum Mitra wajib menyampaikan laporan paling sedikit mengenai:
a) saldo rekening penempatan giro Pemerintah secara berkala atau
sewaktu-waktu diperlukan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan; dan
b) pelaksanaan penugasan tertentu dari Pemerintah.
27) Direktur Jenderal Perbendaharaan melakukan evaluasi berkala paling
sedikit satu kali dalam periode 3 (tiga) bulan atas:
a) kinerja atas pelaksanaan penugasan tertentu dari Pemerintah, dan
b) pelaksanaan perjanjian kerja sama dengan Bank Umum Mitra.
Penjaminan LPS
28) Lembaga Penjamin Simpanan memberikan penjaminan terhadap seluruh
Penempatan Dana oleh Pemerintah kepada Bank Umum Mitra.

Koordinasi Dalam Rangka Penempatan Dana


29) Direktorat Jenderal Perbendaharaan berkoordinasi dengan Bank Indonesia
mengenai Penempatan Dana pada Bank Umum Mitra.
30) Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan Otoritas Jasa Keuangan
berkoordinasi untuk melakukan pertukaran data dan informasi untuk
Penempatan Dana dalam rangka Program PEN.
Pengawasan
31) Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan dan Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah Kementerian Keuangan melaksanakan
Pengawasan intern terhadap Penempatan Dana pada Bank Umum Mitra.

c. Workflow
Dari narasi proses bisnis pada poin b di atas, dapat dibuat workflow
sebagaimana dalam lampiran II.

E. SIMPULAN
PMK nomor 53/PMK.05/2017 dan PMK nomor 104/PMK.05/2020 sama-sama
mengatur penempatan uang negara/penempatan dana. Keduanya memiliki proses
bisnis yang hampir sama. Perbedaannya terletak dalam tujuan dan bunga yang
ditawarkan.

Dalam PMK nomor 53/PMK.05/2017, tujuannya adalah mengelola kelebihan kas dan
mendapatkan bunga atau imbal hasil. Remunerasi minimal atas penempatan Uang
Negara dalam Rupiah pada Bank Umum sebesar 87% dari suku bunga kebijakan Bank
Indonesia, sedangkan dalam Valuta Asing pada Bank Umum sebesar 70% dari home
currency rate.

Adapun dalam PMK nomor 104/PMK.05/2020, tujuan utamanya adalah untuk


mempercepat penanganan pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dalam
hal pemulihan perekonomian nasional. Remunerasi yang diberikan sebesar tingkat
bunga Reverse Repo Bank Indonesia tenor 3 (tiga) bulan dikurangi 1 % ( satu persen)
untuk deposito atau sesuai perjanjian kerja sama untuk giro

PMK nomor 104/PMK.05/2020 merupakan lex specialist dalam rangka Program


Pemulihan Ekonomi Negara di masa pandemic Covid-19 ini. Sehingga, saat ini tidak
ada penempatan uang negara menurut PMK nomor 53/PMK.05/2017. Saat ini
penempatan dana pemerintah telah dilakukan untuk empat bank BUMN dan lima bank
pembangunan daerah. Dana yang telah ditempatkan yakni Rp30 triliun dan Rp11
triliun1.

Untuk itu, perlu dibuatkan Risk Control Matrix atas proses Penempatan Dana
sebagaimana diatur dalam PMK nomor 104/PMK.05/2020 yang digunakan untuk
pengawasan yang dilakukan Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan.

1
https://finansial.bisnis.com/read/20200809/90/1276898/berubah-lagi-begini-detail-penempatan-dana-
murah-pemerintah-di-bank-program-pen
Lampiran I
Wrokflow Penempatan Uang Negara menurut
PMK nomor 53/PMK.05/2017
DJPB BANK UMUM
Mulai

http://www.djpbn.kemenkeu.go.id/

Media cetak Permohonan

Permohonan
beserta
Lampiran

1
DJPB BANK UMUM
1

Penelitian
kelengkapan
dokumen

Leng Surat
kap? Penolakan

membuat perjanjian
kemitraan SK BUMPUN dan
penempatan Uang perjanjian
Negara kemitraan

2
Dirjen PB cq Direktur PKN BUMPUN

Menghitung
2 batas maksimal SK batas
penempatan maksimal
penempatan

Melakukan
penelitian atas sisa Penawaran
Over The
batas maksimal penempatan
Counter Method
penempatan dana dana
(limit)

3
Over The Counter Method
Dirjen PB cq Direktur PKN BUMPUN
menyampaikan
informasi
3
rencana
penempatan Reuters / Bloomberg

Memberikan
meminta kuotasi kuotasi tingkat
tingkat bunga/ bunga/ imbal
imbal hasil hasil

menerima
kuotasi tingkat
bunga/ imbal
hasil

kurir, email, faksimili,


4 atau recorded phone
Dirjen PB cq Direktur PKN BUMPUN
4

menetapkan
keputusan SK Over The
transaksi Over The Counter
Counter

memindahbukukan
dana penempatan

5 memberikan
remunerasi
DJPB BUMPUN
5

melakukan
evaluasi berkala

Melakukan
bagus Penarikan atas
? penempatan Uang
Negara

Membuat
pencatatan setiap
Laporan
membuat pelaporan transaksi
Keuangan
penempatan dan
Pemerintah
penarikan

Selesai
Pengawasan

Melakukan Penempatan Uang Melakukan


Pengawasan Negara/Daaerah Pengawasan

APIP BPK
terkait

Melakukan
Pengawasan

Itjen Kemenkeu
Lampiran II
Workflow Penempatan Dana menurut
PMK nomor 104/PMK.05/2020
Proses Penetapan Bank BUM PMK 64
Umum Mitra (BUM) dan PMK 70
Mulai

Kelengkapan Bank
dokumen Permohonan Umum
Dirjen PB

Permohonan
beserta
Lampiran
Penelitian
Setuju Surat
permohonan
pemberitahuan
tidak disetujui
koordinasi SK BUM

Penetapan BUM SPK 1


OJK
Deposito - penetapan limit BUM

Dirjen PB Menghitung
batas maksimal Over The
penempatan Counter Method

menyelenggarakan
Rapat ALCO

BA
Pembahasan
Deposito Over The Counter Method
Dirjen PB cq Direktur PKN BUM
menyampaikan
informasi
2
rencana
penempatan Reuters / Bloomberg

Memberikan
meminta kuotasi kuotasi tingkat
tingkat bunga/ bunga/ imbal
imbal hasil hasil

menerima
kuotasi tingkat
bunga/ imbal
hasil

kurir, email, faksimili,


3 atau recorded phone
Deposito - penetapan
keputusan transaksi OTC
BUM
3
SK Over The
Counter
menetapkan
keputusan
transaksi Over The
Counter melakukan
Dirjen PB pemindahbukuan

rekening
Rekening rekening penempatan
Settlement transaksi Khusus giro BUM deposito an
PEN di BI BUN / Kuasa
BUN
Dir. PKN

memberikan remunerasi
atas Penempatan Dana
berupa bunga atau
imbal hasil
Deposito - Evaluasi

SK Over The
SK Over The Bagus Counter
Counter
berikutnya

SK Over The
Counter berakhir
Melakukan
Evaluasi
(min. 3 bln) Perjanjian
Dirjen PB kemitraan
berakhir

Melanjutkan
SPK Lanjut perjanjian
kemitraan
Giro Pemerintah -
Pembukaan
BUM

menandatangani
perjanjian kerja sama
Penempatan Dana dalam
bentuk giro
Dirjen PB
memberikan remunerasi
Laporan Saldo sesuai SPK
SPK
dan Pelaksanaan
Tugas
rekening
penempatan
giro
membuka rekening pemerintah di
Dir. PKN penempatan giro BUM

Rekening rekening
melakukan
Khusus giro BUM
setelmen transaksi
PEN di BI 1
Giro Pemerintah - Evaluasi
BUM

Laporan
Pelaksanaan penugasan tertentu
Melakukan Selesai
Evaluasi
(min. 3 bln)
Dirjen PB Penempatan
SPK Giro
berakhir
Koordinasi, Penjaminan dan
Pengawasan

Dirjen PB koordinasi
OJK
Melakukan
Penjaminan Penempatan Melakukan
Penempatan Dana Dana Pengawasan
Pemerintah
LPS BPKP

Melakukan
Pengawasan

Itjen Kemenkeu

Anda mungkin juga menyukai