Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS TERHADAP PERATURAN PEMERINNTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR

49 TAHUN 2020 TENTANG PENYESUAIAN IURAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL


KETENAGAKERJAAN SELAMA BENCANA NONALAM PENYEBARAN CORONA
VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19)

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Hukum Ekonomi Pembangunan
Dosen Pengampu :

Disusun Oleh :
Putri Wulandari 10040018217
Iis Ade Lia 10040018230
Malsal Jajuli Haerudin. H 10040018257

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2021
 Peran Pemerintah Sebagai Regulator dalam Pp No. 49 Tahun 2020

1. Menciptakan efisiensi ekonomi Dengan adanya Peraturan Pemerintah ini


bertujuan untuk memberikan pelindungan bagi Peserta, kelangsungan usaha,
dan kesinambungan penyelenggaraan Program Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan selama bencana nonalam penyebaran Corona Vints Disease
2019 (COVID-19). – pasal : Pasal 3 ayat (2), keringanan JKK pasal 5-9,
keringan JKM Pasal 9-12

2. Meningkatkan dan menstabilkan pertumbuhan ekonomi makro -> dalam Pp


ini peran pemerintah yang sangat menonjol adalah pemerintah mencoba untuk
menstabilkan perekonomian di masa Pandemi dengan tetap menjaga
keberlangsungan Program BPJS Ketenagakerjaan. Hal ini dapat dibuktikan
pada konsideran PP No. 49 tahun 2020 huruf d “ bahwa Pemerintah perlu
melakukan tindakan untuk menjaga kesinambungan penyelenggaraan Program
Jaminan Sosial Ketenagakerjaan akibat Bencana nonalam penyebaran
COVID-19”

3. Pemerataan Pendapatan -> tersalurkannya produksi barang dan jasa kepada


mereka yang membutuhkannya menjadi salah satu ciri pemerataan
pendapatan. Dalam pp ini pemerintah mencoba untuk melakukan pemertaan
terhadap hak dan kewajiban bagi peserta, pemberi kerja, dan peserta bukan
penerima upah tertentu untuk tetap dapat menikmati fasilitas BPJS
Ketenagakerjaan di masa pandemi lewat kebijakan pengurangan iuran ini

4. Menciptakan keseimbangan Pemerintah harus dapat mengontrol agar


Pemberian keringanan Iuran JKK dan Iuran JKM kepesertaan dimaksudkan
untuk mencegah atau mengurangi terjadinya risiko moral (moral hazardl yang
dimanfaatkan oleh Peserta baru. – Pasal 2

5. Memotivasi terjadinya kegiatan perekonomian di Indonesia-> kembali pada


konsideran pp no 49 tahun 2020 huruf d bahwa disana tersirat motivasi dari
pemerintah agar kegiatan perekonomian tetap berjalan dengan memberikan
keringanan iuran BPJS Ketenagakerjaan dimana salah satunya terbukti pada
pasal 4 yang mengatakan bahwa pembayaran segala jenis BPJS
Ketenagakerjaan diberi waktu kelonggaran hingga paling lambat dimajukan
menjadi setiap tanggal 30 bulan berikutnya dari bulan iuran yang
bersangkutan
 Analisis Kajian Hukum Ekonomi Terhadap Pp No. 49 Tahun 2020 tentang
Penyesuaian Iuran Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Selama
Bencana nonala Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)

Dalam rangka penurunan serta pengurangan beban ekonomi terhadap masyarakat


disaat Covid-19 Maka pemerintah menginisiasi untuk membuat Peraturan
Pemerintah seperti Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2020 tentang
Penyesuaian Iuran Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Selama Bencana
nonalam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) yang bertujuan
untuk memberikan perlindungan bagi peserta program jaminan social
ketenagakerjan serta kelangsungan usaha dan kesinambungan penyelenggaraan
program jaminan sosial selama Covid-19. Stimulus pemerintah dalam
pemangkasan atau penyesuaian iuran program jaminan sosial Jaminan Kematian
(JKM), Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), dan Jaminan
Pensiun (JP) seperti adanya penurunan, penundaan pembayaran ditambah adanya
kelonggaran batas waktu iuran. Hal ini dibuktikan pada pasal 5-9 tentang
Keringanan JKK, Kemudian pada 9-12 terdapat keringan untuk JKM.

Secara rinci Peraturan Pemerintah RI Nomor 49 Tahun 2020 tentang Penyesuaian


Iuran Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Selama Bencana nonalam
Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) terdapat beberapa kriteria
yang dapat dijadikan sebagai kajian ekonomi karena terdapat intisari peraturan
yang mengedepankan pemikiran dan pengaturan hukum mengenai cara-cara
peningkatan dan pengembangan kehidupan ekonomi secara nasional dan
berencana.

Selain alasan diatas, Pp ini termasuk kajian Hukum ekonomi karena beberapa hal
berikut:
Terdapat aspek scarcity atau kelangkaan dari segi modal di masa COVID-19
Sehingga pemerintah kemudian mengintervensinya melalui Pp ini agar terciptanya
kepastian hukum sebagai solusi dari permasalahan yang mempunyai daya ikat.
Stimulus pemerintah dalam pemangkasan atau penyesuaian iuran program
jaminan sosiaJaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan
Kecelakaan Kerja (JKK), dan Jaminan Pensiun (JP) seperti adanya penurunan,
penundaan pembayaran ditambah adanya kelonggaran batas waktu iuran. Hal ini
dibuktikan pada pasal 5-9 tentang Keringanan JKK, Kemudian pada 9-12 terdapat
keringan untuk JKM Secara rinci Peraturan Pemerintah RI Nomor 49 Tahun 2020
tentang Penyesuaian Iuran Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Selama
Bencana nonalam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) terdapat
beberapa kriteria yang dapat dijadikan sebagai kajian ekonomi
karena terdapat intisari peraturan yang mengedepankan pemikiran dan pengaturan
hukum mengenai cara-cara peningkatan dan pengembangan kehidupan ekonomi
secara nasional dan berencana.

 Analisis Luas Lingkup Undang-Undang yang Dikaji

Luas lingkup kajian Hukum Ekonomi terdapat dua bagian :


1. Hukum Ekonomi Pembangunan : Meliputi pengaturan dan pemikiran hukum
mengenai cara-cara peningkatan dan pengembangan kehidupan ekonomi
secara nasional
2. Hukum Ekonomi Sosial : Menyangkut pemikiran hukum mengenai cara-cara
pembagian hasil pembangunan ekonomi nasional secara adil dan merata
dalam martabat kemanusiaan (HAM) manusia Indonesia

 Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2020 tentang Penyesuaian Iuran Program


Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Selama Bencana nonala Penyebaran Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19) termasuk kedalam kajian luas lingkup hukum
Ekonomi Sosial hal ini dikarenakan fokus luas lingkup kajian hukum ekonominya
bertitik pada bagaimana pembangunan ekonomi dapat terjadi secara merata sesuai
dengan Hak Asasi Manusia (HAM). Hal ini dibuktikan dengan latar belakang
dibentuknya / disahkannya peraturan ini karena adanya bencana nonalam
penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) yang mengakibatkan
kerugian bagi perusahaan dan berpotensi terhadap ketidakmampuan perusahaan
memenuhi hak pekerja/buruh termasuk membayar iuran jaminan sosial
ketenagakerjaan, pemerintah berlaku adil dan merata, bahwa ketidakmampuan
perusahaan membayar iuran jaminan sosial ketenagakerjaan secara masif dapat
berdampak pada kesinambungan penyelenggaraan Program Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan, oleh karena itu pemerintah perlu melakukan tindakan khusus
untuk menjaga ke sinambungan penyelenggaraan Program Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan akibat bencana nonalam penyebaran Corona Vints Disease 2019
(COVID-19). Sehingga dengan adanya peraturan ini diharapkan baik
pekerja/buruh. Peserta BPJS Ketenagakerjaan dapat tetap menikmati fasilitas
asuransi kesehatan, keselamatan, asuransi kematian saat bekerja. Peraturan ini
mengatur mengenai kebijakan relaksasi atau penyesuaian Iuran berupa
kelonggaran batas waktu pembayaran Iuran JKK, Iuran JKM, Iuran JHT, dan
Iuran JP setiap bulan, keringanan Iuran JKK dan Iuran JKM, dan penundaan
pembayaran sebagian Iuran JP,serta pengurangan denda. Kebijakan relaksasi atau
penyesuaian Iuran ini diberlakukan selama bencana nonalam penyebaran Corona
Vints Disease2019 (COVID-l9) dan selama jangka waktu pelunasan penundaan
pembayaran sebagian Iuran JP. Kebijakan yang diatur dalam Peraturan
Pemerintah ini diharapkan dapat melindungi, mencegah, atau mengurangi
Pekerja yang mengalami pemotongan upah, pengurangarl hari kerja, dirumahkan
dengan upah dibayar sebagian atau upah tidak dibayar, dan pemutusan hubungan
kerja.

 Asas-asas Hukum Ekonomi Indonesia yang terkandung dalam Pp No. 49


Tahun 2020

1. Asas manfaat : terdapat asas manfaat dari peraturan ini, salah satunya
memberikan manfaat kepada warga negara Indonesia khususnya peserta BPJS
Ketenagakerjaan untuk tetap menerima perlindungan dari BPJS
Ketenagakerjaan di masa pandemic. Seperti yang terdapat pada Pasal 2 yang
menyatakan bahwa "Peraturan Pemerintah ini bertujuan untuk memberikan
pelindungan bagi Peserta, kelangsungan usaha, dan kesinambungan
penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan selama bencana
nonalam penyebaran Corona Vints Disease 2019 (COVID-19)".
2. Asas Persamaan perlakuan atau non diskriminasi : dapat kita ketahui bahwa
seluruh peserta BPJS Ketenagakerjaan mendapat keringanan iuran dan
perpanjangan waktu pembayaran atau penundaan waktu pembayaran yang
dapat dilihat pada pasal 3 ayat (2)
3. Asas kepastian hukum : hadirnya peraturan ini diharapkan dapat memberikan
kepastian hukum tentang pembayaran iuran BPJS Ketenagakerjaan karena kita
tahu bahwa perekonomian negara merosot semenjak adanya COVID-19
4. Asas keseimbangan dan keselarasan : peraturan ini berusaha menciptakan
keselarasan dan keseimbangan antara kondisi perekonomian negara dengan
Iuran BPJS Ketenagakerjaan seperti yang terdapat dalam Pasal 3 Ayat 1 yang
menyatakan "Pemerintah melakukan penyesuaian Iuran Program Jaminan
Sosial Ketenagakerjaan bagi Pemberi Kerja, Peserta Penerima Upah, dan
Peserta Bukan Penerima Upah tertentu, selama bencana nonalam penyebaran
Corona Virus Disease 2019 (COVID- 19)". Dengan begitu pemerintah
melakukan prinsip kesetaraan bagi para peserta dengan penyesuaian selama
pandemic.
5. Asas Fungsi Sosial : peraturan ini berusaha memberikan manfaat untuk
menjaga keberlangsungan BPJS Ketenagakerjaan agar para pesertanya
menerima hak yang memang harus diterimanya meskipun di masa pandemi.
Menjadi mempunyai fungsi sosial karena BPJS Ketenagakerjaan berusaha
memenuhi hak – hak peserta BPJS Ketenagakerjaan. Dalam pemenuhan aspek
fungsi sosial terdapat substansi yang nyata yang dilakukan oleh pemerintah
salah satunya seperti yang termaktub dalam Pasal 6 dan 7 yang esensinya
merupakan sebuah keringanan iuran, disini menunjukan aspek sosial yang dari
peraturan tersebut dikedepankan.
6. Asas Pemerataan: melalui peraturan ini, diharapkan terjadinya pemerataan
hak berupa perlindungan bagi para pekerja ataupun peserta non pekerja
(wiraswasta) dalam menjalankan pekerjaannya/kegiatannya

 Kaidah Hukum yang Berlaku di Indonesia dalam Pp No. 49 tahun 2020

 Kaidah Mandiri
- Kaidah perilaku
1. Kaidah yang bersifat perintah : Peraturan pemerintahh No. 49
Tahun 2020 Tentang Penyesuaian Iuaran Program Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan selama Bencana Nonalam penyebaran Covid-19
Termasuk kedalam Kaidah Yang Bersifat Perintah,karena salah
satu pasal didalam peraturan tersebut menyebutkan “Apabila
jangka waktu penyesuaian Iuran sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan Pemerintah ini berakhir, Pemberi Kerja dan Peserta
wajib membayar dan menyetor atau melunasi pembayaran Iuran
dan denda Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan kepada
BPJS Ketenagakerjaan berdasarkan ketentuan Peraturan
Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (2) huruf
a, huruf b, dan huruf c. (Pasal 28)

2. Kaidah yang bersifat menghukum : Didalam pasal tersebut terdapat


pasal yang mengatakan situasi “jika mengalami keterlambatan
pembayaran iuran program jaminan sosial ketenaga kerjaan yang
melebihi batas waktu, maka akan dikenakan Denda.
Keterlambatan pembayaran Iuran Program Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan yang melebihi batas waktu sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 dikenakan denda sebesar 0,5% (nol koma
lima persen) untuk setiap bulan keterlambatan.”(Pasal 23 Ayat (1)

- Kaidah Tidak Mandiri


1. Kaidah yang bersifat deklaratif atau penegasan pernyataan : dalam
ayat 2 peraturan ini memaparkan tentang tujuan dari adanya
peraturan ini yang merupakan penegasan dari konsideran dimana
tujuan dari peraturan ini yakni untuk memberikan pelindungan
bagi peserta, kelangsungan usaha, dan kesinambungan
penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan selama
bencana nonalam penyebaran Corona Vints Disease 2019
(COVID-19)
2. Kaidah yang bersifat mengkualifikasi/persyaratan : Karena di
dalam pasal itu di sebutkan pemberi kerja wajib:
a. memungut Iuran JP dari Pekerja yaitu sebesar lo/o (satu
persen) dari Upah Pekerja; dan
b. membayarkan dan menyetorkan:
1. Iuran JP yang menjadi kewajiban Pemberi Kerja yaitu
sebesar 2o/o (dua persen) dari Upah Pekerja; dan
2. Iuran JP sebagaimana dimaksud pada huruf a, kepada BPJS
Ketenagakerjaan.

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b


dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:
a. sebagian Iuran JP yaitu sebesar 1% (satu persen) dari Iuran
JP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b wajib
dibayarkan dan disetorkan oleh Pemberi Kerja kepada BPJS
Ketenagakerjaan setiap bulan sesuai dengan batas waktu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4; dan
b. sebagian Iuran JP sisanya yaitu sebesar 99% (sembilan
puluh sembilan persen) dari Iuran JP sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b diberikan penundaan pembayaran
sebagian Iuran JP, yang pelunasannya sekaligus atau bertahap
dimulai paling lambat tanggal 15 Mei 2O2l dan diselesaikan
paling lambat tanggal 15 April 2022.

- Kaidah Kewenangan
1. Kaidah yang bersifat penunjukan : Karena di dalam pasal tersebut
menunjuk ke pasal 5 dimana pasal tersebut tentang iuran JKK

Iuran JKK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 bagi Peserta


Bukan Penerima Upah yaitu sebesar 1%(satu persen) dari Iuran
nominal Peserta sebagaimana tercantunr dalam Lampiran II
Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2Ol5 tentang
Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan
Kematian sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 82 Tahun 2Ol9 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan
Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian. (Pasal
7)
2. Kaidah yang bersifat menata/mengatur/mengarahkan : Didalam
pasal tersebut dijelaskan jika mengalami keterlambatan
pembayaran iuran program jaminan sosial ketenaga kerjaan yang
melebihi batas waktu, maka akan dikenakan Denda
(1) Keterlambatan pembayaran Iuran Program Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan yang melebihi batas waktu sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 dikenakan denda sebesar 0,5% (nol koma
lima persen) untuk setiap bulan keterlambatan. (Pasal 23 Ayat (1) )

Anda mungkin juga menyukai