Klasifikasi di bedakan menjadi 4 (empat) bagian yaitu berdasarkan hal-hal sebagai
berikut : a. Tanggung jawab yang dibedakan lagi menjadi : 1. Resourse factoring – yakni anjak piutang dengan resiko kredit tetap menjadi klien. Bilamna setelah jatuh tempo perusahaan anjak piutang tidak memperoleh pelunasan atas piutangnya dari nasabah, maka klien tetap bertanggungjawab melunasi. Setiap anjak piutang dianggap sebagai rescourse factoring, kecuali ditentukan lain 2. Without resourse factoring – kondisi kredit bukan tanggung jawab klien tapi seluruh beban dan tagihan beserta resiko sepenuhnya tanggungjawab perusahaan anjak piutang. Bilamana setelah jatuh tempo perusahaan anjak piutang belum mendapatkan pelunasan dari nasabah, maka nasabah tidak ada tanggungjawab melunasinya kecuali ditentukan lain
b. Notifikasi kepada nasabah yang dibedakan lagi menjadi
1. Disclosed factoring – merupakan anjak piutang yang pengalihan piutang kepada perusahaan anjak piutang diberitahukan kepada nasabah. Pengalihan tersebut dilakukan dengan cassie menurut pasal 613 ayat 1 KUHPerdata 2. Undisclosed factoring – kondisi dimana anjak piutang yang pengalihan piutang kepada perusahaan anjak piutang tidak diberitahukan kepada nasabah. Hal ini bertentangan dengan sistem hukum perdata Indonesia yang mengharuskan adanya pemberitahuan kepada debitur (nasabah) seperti ditentukan dalam pasal 613 ayat 1 KUHPerdata atau disebut juga confidential factoring
c. Pelayanan yang diberikan dibagi lagi menjadi
1. Maturity factoring – merupakan anjak piutang dengan mana perusahaan anjak piutang hanya memberikan jasa pembukuan, proteksi dan pengontrolan kredit serta penagihan yang disebut service factoring, sifatnya hanya nonfinancing. Perusahaan anjak piutang baru membayar kepada klien bila nasabah telah melakukan pembayaran ( pay as paid arrangement) 2. Financial factoring – anjak piutang yang dissamping memberikan jasa-jasa seperti maturity factoring juga memberikan jasa pembiayaan yang dibayar oleh perusahaan anjak piutang kepada klien melalui advance payment sebelum piutang jatuh tempo
d. Sarana pengalihan dibedakan lagi menjadi
1. Account receivable factoring –pengalihan piutang kepada perusahaan anjak pitang dilakukan melalui dokumen bukti hutang dalam bentuk buku tagihan (account receivable) 2. Primisorry notes factoring - yakni anjak piutang dengan nasabah menerbitkan surat pengakuan hutang (primisory notes) atas hutang- hutangnya kepada klien. Kemudian klien itu mengendosemenkan surat pengakuan hutang itu kepada perusahaan anjak piutang sebagai salah satu cara mengalihan piutang 3.
e. Tempat kedudukan para pihak
1. Domestic factoring – yakni anjak piutang dimana semua pihak berdomisili dalam satu negara misalnya Indonesia 2. International factoring – anjak piutang dimana nasabah berdomisili diluar negeri atau negara lain. Sedangkan klien berdomisili di dalam negeri, dalam hal ini adalah Indonesia. jenis ini juga disebut Export Factoring