NPM : 6052001218
1
Ibnu Hariyanto, Menkum HAM Ungkap Penyebab Banyak UU Masih Tumpang Tindih,
https://news.detik.com/berita/d-3334692/menkum-ham-ungkap-penyebab-banyak-uu-masih-tumpang-tindih,
diakses pada tanggal 1 April 2023.
B. Alasan Pemerintah Membentuk Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor
48/POJK.03/2020 Tentang Perubahan Atas Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
11/POJK.03/2020 tentang Stimulus Perekonomian Nasional Sebagai Kebijakan
Countercyclical Dampak Penyebaran Coronavirus Disease 2019
Penyebaran virus di Indonesia ini dimulai sejak tanggal 2 Maret 2020, diduga
berawal dari salah satu Warga Negara Indonesia yang melakukan kontak langsung dengan
Warga Negara Asing asal Jepang. Semakin lama, penyebaran COVID-19 mengalami
peningkatan yang signifikan, ditunjukkan pada data berikut. Saat ini pada Senin, 8 Juni 2020
yang sudah terinfeksi COVID-19 di Indonesia sebanyak 32.033 orang dan yang dinyatakan
sembuh sebanyak 10.904 orang dan yang meninggal sebanyak 1.883 orang. Hal ini
mengajarkan kepada para masyarakat agar berhati–hati dalam menjaga kebersihan dan
mentaati anjuran dari pemerintah.
Penyebaran COVD-19 di Indonesia yang telah meluas berdampak buruk pada
beberapa sektor, yakni di bidang kesehatan, bidang politik, jasa dunia usaha, konstruksi,
pertambangan, perdagangan, industri, komunikasi, pariwisata, transportasi, perhotelan,
penerbangan, perbankan dan sektor yang paling terasa dampaknya yakni sektor ekonomi,
terutama akibat maraknya kebijakan lockdown atau Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB) yang menyebabkan lambatnya laju pertumbuhan ekonomi. Periode triwulan I-2020
terdapat sentimen positif berupa afirmasi peringkat Sovereign Credit Rating Indonesia ke
level Investment Grade, perekonomian Indonesia secara umum pada triwulan I-2020 tumbuh
rendah seiring dengan penyebaran COVID-19 di negara-negara mitra dagang utama
Indonesia. Kegiatan dunia usaha pada triwulan I-2020 secara umum pada kondisi melemah
seiring penyebaran COVID-19.
Kondisi kesulitan ekonomi masyarakat karena dampak pandemi COVID-19 dan
respons pemerintah sebagai upaya mengatasi krisis keuangan pada kondisi pandemi, dengan
mengeluarkan kebijakan regulasi atas pengaturan keuangan negara, yang tertuang dalam
Peraturan OJK Nomor 11/POJK.03/2020 tentang Stimulus Perekonomian Nasional Sebagai
Kebijakan Counterclycal Dampak Penyebaran COVID-19. Dengan adanya peraturan tersebut,
debitur yang terkena dampak virus COVID-19 akan mendapatkan perlakuan khusus berupa
kelonggaran kredit, diharapkan dapat mengatasi masalah yang melilit para pengguna jasa
keuangan, sehingga mereka dapat keluar dari kesulitan keuangan.
Dalam penerapan kebijakan Countercyclical dampak penyebaran Coronavirus
Disease 2019, Bank tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian yang disertai adanya
mekanisme pemantauan untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan dalam penerapan
ketentuan (moral hazard). Kebijakan Countercyclical dampak penyebaran COVID-19 bersifat
sementara sehingga perlu dievaluasi serta disesuaikan dalam hal diperlukan.
Sehubungan dengan hal tersebut, diperlukan penyesuaian terhadap peraturan
Otoritas Jasa Keuangan mengenai stimulus perekonomian nasional sebagai kebijakan
Countercyclical dampak penyebaran COVID-19, antara lain pengaturan mengenai
perpanjangan periode stimulus, mekanisme penilaian terhadap debitur yang dinilai mampu
terus bertahan oleh Bank, serta kebijakan terkait likuiditas dan permodalan Bank.
2
Ashinta Sekar Bidari dan Reky Nurviana, Stimulus Ekonomi Sektor Perbankan Dalam Menghadapi Pandemi
Coronavirus Disease 2019 Di Indonesia, Legal Standing: Jurnal Ilmu Hukum 4, No. 1, Universitas Surakarta,
Maret 2020, hlm. 297.
3
Ibid.
4
Lukmanul Hakim dan Eka Travilta Oktaria, Prinsip Kehati-Hatian Pada Lembaga Perbankan Dalam Pemberian
Kredit, Jurnal Keadilan Progresif, Vol. 9, No. 2, Fakultas Hukum Universitas Bandar Lampung, Bandar Lampung,
2018, hlm. 164.176.