Anda di halaman 1dari 3

1

Tugas Kebanksentralan

Nama : Almain Kamba


Kelas : A Manajemen
Materi : Peran Bank Indonesia dalam menghadapi situasi pandemi covid 19

Buat narasi pendapat anda tentang bagaimana peran kantor perwakilan Bank Indonesia
Gorontalo dalam perekonomian di Gorontalo dalam masa pandemi covid-19, minimal 3
halaman.
Jawab:

Peran kantor perwakilan Bank Indonesia Gorontalo dalam perekonomian di Gorontalo dalam
masa pendemi covid-19 yaitu tugasnya melaksanakan kebijakan Bank Indonesia pusat. Bank
Indonesia mengambil beberapa kebijakan strategis dalam menghadapi Pandemi Corona Virus
Disease 2019 (Covid-19) di Indonesia, khususnya provinsi Gorontalo.

Bank Indonesia telah mengeluarkan langkah antisipatif kebijakan ke depan sesuai mandat
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) No.1 Tahun 2020 tentang Kebijakan
Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19).

Pertama, melakukan perluasan kewenangan bagi Bank Indonesia agar dapat membeli SUN
atau SBSN jangka panjang di pasar perdana. Dengan tujuan membantu pemerintah membiayai
penanganan dampak penyebaran Covid-19 terhadap stabilitas sistem keuangan. Pembelian
SBN di pasar perdana, kata dia, dilakukan dalam hal pasar tidak bisa menyerap seluruh SBN
yang diterbitkan pemerintah, peran BI sebagai “last resort”.

Selain itu, Bank Indonesia juga telah menempuh beberapa bauran kebijakan. Pertama, area
stabilitas moneter dan stabilitas sistem keuangan. Dengan cara menurunkan suku bunga
kebijakan BI7DDR pada Februari dan Maret masing-masing sebesar 25 bps. Kemudian,
menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) Valas bank konvensional dari semula 8% menjadi
4%. Memperpanjang tenor repo Surat Berharga Negara (SBN) dan lelang tiap hari untuk
memperkuat pelonggaran likuiditas Rupiah perbankan yang telah berlaku efektif sejak 20 Maret
2020. Dan juga meningkatkan intensitas triple intervention di pasar spot, Domestic Non
Deliverable Forward (DNDF), dan pembelian SBN di pasar sekunder.

Selanjutnya, menambah frekuensi lelang FX Swap menjadi setiap hari untuk memastikan
kecukupan likuiditas yang telah berlaku efektif sejak 19 Maret 2020. Terakhir memperkuat jenis
underlying bertransaksi DNDF yang telah berlaku efektif sejak 23 Maret 2020,” tegasnya.

Kedua, area sistem pembayaran. Bank Indonesia mengimbau masyarakat untuk


mengoptimalkan penggunaan alat pembayaran non tunai dalam bertransaksi sehari-hari.
Misalnya seperti internet banking, mobile banking, uang elektronik, dan QRIS.
2

Bank Indonesia juga mendukung akselerasi penyaluran dana non tunai program-program
pemerintah (Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), Program
Kartu Pekerja, dan Program Kartu Indonesia. Memperpendek jadwal kegiatan operasional dan
layanan publik (BI-RTGS, BI-SSSS, SKNBI, BI-ETP, Layanan Operasional Kas, Transaksi
Operasi Moneter dan Valas) yang telah berlaku sejak 30 Maret s.d. 29 Mei 2020.

Memperpanjang masa berlaku merchants discount rates (MDR) QRIS (on us dan off us)
menjadi 0% khusus untuk merchant dengan kategori Usaha Mikro (UMI) yang telah berlaku
sejak 1 April s.d. 30 September 2020. Dan menurunkan biaya Sistem Kliring Nasional Bank
Indonesia (SKNBI) yang telah berlaku sejak 1 April s.d. 31 Desember 2020. Perbankan ke Bank
Indonesia yang semula Rp600 menjadi Rp 1 dan nasabah ke perbankan semula maksimum
Rp3.500 menjadi maksimum Rp2.900.

Ketiga, Penyesuaian Jam Operasional. Dalam rangka mendukung upaya penanggulangan


COVID-19 yang dilakukan oleh Pemerintah untuk memitigasi penyebaran COVID-19, Bank
Indonesia bersama otoritas terkait dan industri berkomitmen untuk menjaga kelancaran layanan
sistem pembayaran dan transaksi keuangan untuk mendukung berbagai kegiatan ekonomi.
Memperhatikan aspek kemanusiaan dan kesehatan masyarakat dalam memitigasi penyebaran
COVID-19 dan mempertimbangkan hasil koordinasi dengan, antara lain Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), industri perbankan, dan penyelenggara jasa sistem pembayaran, BI
menetapkan penyesuaian jadwal kegiatan operasional dan layanan publik yang berlaku sejak
30 Maret – 29 Mei 2020.

Menurut pendapat saya peran Bank Indonesia dalam menghadapi masa pandemi dengan
mengeluarkan beberapa kebijakan tersebut, sudahlah tepat. Dimana kebijakan tersebut
merupakan sebagai respon sekaligus antisipasi perlambatan ekonomi domestik karena tekanan
eksternal. Kebijakan BI ini juga memberikan kepastian terkait gambaran perekonomian
nasional di 2020 ini dan di 2021 nanti. Pelaku pasar diharapkan bisa lebih tenang, sehingga
tekanan ke pasar keuangan, pasar modal dan sektor riil bisa berkurang atau mereda. Investor
portofolio dan investasi langsung diharapkan rebound sehingga IHSG di BEI dan rupiah bisa
kembali menguat karena kepercayaan pasar membaik

Perlu kita cermati juga bahwa BI berada di pasar untuk melakukan triple intervention di pasar
spot rupiah, DNDF dan pasar SBN. Selain itu, BI juga akan melakukan komunikasi yang rutin
dengan pelaku pasar domestik dan investor asing dalam rangka terus meningkatkan confidence
bagi investor, sehingga pasar keuangan domestik dan nilai tukar rupiah tetap stabil sesuai
dengan fundamentalnya. Hal ini dilakukan untuk penanganan pandemi corona yang terus
meningkat dan belum diketahui berakhirnya kapan.

Kebijakan yang diambil itu merupakan kebijakan defisit. Artinya kebijakan ini berhubungan
dengan hutang baru, tentu akan mengundang permasalahan atau polemik, maka argumen
dasarnya haruslah padatt dan transparan. Padatnya argumentasi itu terletak pada keyakinan
bahwa itulah cara terbaik dan satu-satunya jalan yang mesti diambil untuk mencegah
3

pemburukan ekonomi yang dalam. Suatu keadaan perekonomian yang sulit dan akan lebih
mahal untuk pemulihan. Jadi argumentasi ini haruslah merupakan jawaban untuk menghentikan
pendarahan lanjut perekonomian dan memberi kesempatan kepada fungsi-fungsi
perekonomian untuk kembali dapat berfungsi secepat mungkin.

Untuk mempertahankan perekonomian nasional agar tidak jatuh dalam resesi berkepanjangan,
kita memang perlu melakukan kebijakan counter cyclical yang kuat. Kuat dalam artian tidak
tanggung-tanggung. Tidak tanggung-tanggung karena memang yang dihadapi adalah peristiwa
perekonomian yang luar biasa. Oleh sebab itu, Bank Indonesia berupaya untuk tetap menjaga
kestabilan perekonomian Indonesia dengan berbagai macam cara. Yang saya harapkan yaitu
Indonesia dapat pulih kembali dan beraktivitas sebagaimana pada awalnya sebelum adanya
pandemi covid-19 ini.

Anda mungkin juga menyukai