Anda di halaman 1dari 2

1201190254/LUTHFINA NURULSYIFA/TI-43-08/PERAN BANK INDONESIA DALAM

KEBIJAKAN MONETER SAAT PANDEMI

LATAR BELAKANG
Bank Indonesia mempunyai tugas dalam merumuskan kebijakan moneter, menjaga
kelancaran sistem pembayaran, serta menjaga stabilitas sistem keuangan. Sebagaimana
tercantum dalam UU No.23 Tahun 1999 bahwa tujuan BI adalah mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah, baik terhadap kestabilan tingkat harga barang dan jasa yang tercermin
dari perkembangan laju inflasi dan kestabilan nilai rupiah terhadap mata uang asing. (Bank
Indonesia, 2018). Dunia kini dikejutkan dengan perkembangan pesat pandemi COVID-19 yang
kasus penyebarannya masih terus bertambah setiap harinya, hal ini berdampak sangat besar
terhadap perekonomian dunia. Dalam menghadapi pandemi tersebut, langkah yang perlu
dilakukan dan dianggap efektif adalah dengan pembatasan sosial atau social distancing. Ketika
terjadinya pembatasan sosial ini, konsekuensi yang akan muncul adalah pertumbuhan ekonomi
yang terjun turun drastis. Perlambatan kegiatan ekonomi sudah terasa, terutama di sektor
pariwisata, industri pengolahan, perdagangan, transportasi dan investasi. Kondisi Ini menjadi
momen yang menuntut tindakan kebijakan yang terkoordinasi dan inovatif dari pengambil
kebijakan ekonomi yang tergabung dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).
PEMBAHASAN
Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang dikeluarkan oleh
bank sentral dan bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang
tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan
neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi
yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran
internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka
kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan
moneter pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada
sektor riil.

Berikut merupakan langkah strategis yang dilakukan olen Bank Indonesia yaitu
1. BI meningkatkan intensitas intevensi di pasar keuangan
2. BI menurunkan rasio giro wajib minimum (GWM) valuta asing bank-bank umum konvensional
yang sebelumnya 8 persen dari DPK sekarang 4 persen dari DPK.
3. BI menurunkan GWM rupiah sebesar 50 bps yang ditujukan kepada perbankan yang
melakukan kegiatan ekspor dan impor yang tentu saja dalam pelaksanaan berkoordinasi
denga pemerintah.
4. BI memperluas jenis dan cakupan underlying transaksi bagi investor asing di dalam
melakukan lindung nilai, termasuk domestic non-delivery forward (DNDF).
5. BI menegaskan investor global dapat menggunakan bank kustodian, baik global maupun
domestik, dalam melakukan investasi di Indonesia.

KESIMPULAN
Sampai hari ini, BI juga terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan OJK untuk
memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap
perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu, serta langkah-langkah koordinasi kebijakan
lanjutan yang perlu ditempuh dalam menjaga stabilitas makro ekonomi, sistem keuangan, serta
menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia agar tetap baik dan berdaya tahan.

REFERENSI
https://www.bi.go.id/id/publikasi/ekonomi-keuangan-kerjasama-internasional/Documents/6.Bab-
3__Artikel_III-2020.pdf (diakses 23 November 2020)
https://www.timesindonesia.co.id/read/news/283172/peran-strategis-bank-indonesia-era-
pandemi (diakses 23 November 2020)
https://finansial.bisnis.com/read/20200302/11/1207877/ini-5-kebijakan-moneter-bank-indonesia-
atasi-dampak-virus-corona- (diakses 23 November 2020)

LINK YOUTUBE
https://youtu.be/inzj_whqQQY

Anda mungkin juga menyukai