1. PMD Segera menerbitkan Surat Terkait Pandemi COVID -19 yang berdampak pada Pelambatan
Ekonomi di Kab. Wonogiri.
2. "untuk mensikapi surat tersebut forum bkad membuat kebijakan untuk di samakan di bkad se
kabupaten wonogiri kaitan dampak perekonomian kepada pelestarian dana bergulir"
3. *"forum bkad akan memerintahkan tim pengkaji untuk membahas kebijakan kebijakan yg nantinya
akan di ambil dalam mensikapi dampak tersebut dan hasilnya di harapkan bisa di terapkan di masing
masing bkad
5. dalam mensikapi isu yang berkembang di masyarakat yg ada saat ini kaitan penyampaian dari bapak
presiden di harapkan upk bisa secara bijak memberikan edukasi menyampaikan ke kelompok bahwa
belum ada regulasi kaitan penundaan angsuran sampai adanya surat resmi yang mengatur akan hal itu.
6. untuk pencairan pinjaman upk di harapkan untuk bisa dalam pemberian Pinjaman dilakukan lebih
teliti dengan memgedepankan asaz prioritas*
7. trimakasih
1. Penyebaran pandemi Covid-19 bukan hanya berdampak pada masalah kesehatan tetapi juga
masalah kemanusiaan yg berdampak pada aspek sosial, ekonomi, dan perekonomian negara kita.
2. Karena situasi yang kita hadapi adalah situasi kegentingan yang memaksa , kebutuhan yang
mendesak, maka Pemerintah memutuskan untuk mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-undang atau PERPPU.
3. Setelah berbicara dengan Gubernur Bank Indonesia, Ketua Komisioner OJK, dan Kepala LPS.
PERPPU yang akan dikeluarkan Pemerintah berisikan:
• kebijakan dan langkah-langkah luar biasa (extra ordinary) dalam menyelamatkan perekonomian
nasional dan stabilitas sistem keuangan
• Total tambahan belanja dan pembiayaan APBN 2020 untuk penanganan Cofid-19 adalah sebesar
Rp.405,1 Triliun.
• Dari angka itu, Rp.75 Triliun untuk bidang kesehatan, Rp.110 Triliun untuk Social Safety Net,
Rp.70,1 Triliun untuk insentif perpajakan dan stimulus KUR, serta Rp.150 Triliun dialokasikan untuk
pembiayaan program pemulihan ekonomi nasional, termasuk restrukturisasi kredit dan penjaminan
serta pembiayaan untuk UMKM dan dunia usaha menjaga daya tahan dan pemulihan ekonomi.
5. Prioritas pertama, penyiapan anggaran untuk dukungan untuk bidang kesehatan sebesar Rp.75
Triliun akan digunakan untuk:
• Pembelian alat-alat kesehatan yang dibutuhkan, seperti: test kit, reagen, ventilator, hand sanitizer dan
lain-lain sesuai standar yang ditetapkan Kementerian Kesehatan.
• Upgrade 132 rumah sakit rujukan bagi penanganan pasien Covid-19, termasuk Wisma Atlet.
• Insentif dokter (spesialis Rp.15 juta/bulan), dokter umum (Rp.10 juta), perawat Rp.7.5 juta dan tenaga
kesehatan lainnya Rp.5 juta.
• Kartu sembako dinaikkan dari 15,2 juta menjadi 20 juta penerima, dengan manfaat naik dari
Rp.150.000 menjadi Rp. 200.000 selama 9 bulan (naik 33 persen)
• Kartu Prakerja dinaikkan dari 10 T menjadi 20 triliun untuk bisa meng cover sekitar 5,6 juta
pekerja informal, pelaku usaha mikro dan kecil. Penerima manfaat mendapat insentif pasca pelatihan
Rp 600 ribu, dengan biaya pelatihan 1 juta.
• Pembebasan biaya listrik 3 bulan untuk 24 juta pelanggan listrik 450VA, dan diskon 50% untuk 7
juta pelanggan 900VA bersubsidi.
• Tambahan insentif perumahan bagi pembangunan perumahan MBR hingga 175 ribu
7. Prioritas ketiga adalah penyiapan anggaran untuk dunia usaha dalam rangka pemulihan ekonomi;
• PPH 21 pekerja sektor industri pengolahan dengan penghasilan maksimal 200 juta setahun
ditanggung pemerintah 100 %.
• Pembebasan PPH Impor untuk 19 sektor tertentu, Wajib Pajak Kemudahan Impor Tujuan Ekspor
(KITE) dan wajib Pajak KITE Industri Kecil Menengah
• Pengurangan PPH 25 sebesar 30% untuk sektor tertentu Kemudahan Impor Tujuan Ekspor
(KITE) dan wajib Pajak KITE Industri Kecil Menengah
• Restitusi PPN dipercepat bagi 19 sektor tertentu untuk menjaga likuiditas pelaku usaha.
• Penundaan pembayaran pokok dan bunga untuk semua skema KUR yang terdampak COVID-19 selama
6 bulan.
• penurunan tarif PPh Badan menjadi 22% untuk tahun 2020 dan 2021 serta menjadi 20% mulai tahun
2022.
8. Selain itu, dilakukan kebijakan non fiskal seperti penyederhanaan Lartas ekspor,
Penyederhanaan Lartas Impor, percepatan layanan proses ekspor-impor melalui National Logistic
Ecosystem.
9. Kita juga mengoptimalkan bauran kebijakan moneter dan sektor keuangan bersama Bank
Indonesia dan OJK untuk memberi daya dukung pada perekonomian dan menjaga stabilitas.
• Bank Indonesia telah mengeluarkan kebijakan stimulus moneter…melalui kebijakan intensitas
triple intervention, menurunkan rasio Giro Wajib Minimun Valuta Asing Bank Umum Konvensional,
memperluas underlying transaksi bagi investor asing, dan penggunaan bank kustodi global dan domestik
untuk kegiatan investasi.
• Begitu juga OJK memberikan stimulus untuk debitur melalui penilaian kualitas kredit sampai 10
Milyar berdasarkan ketepatan membayar
• Restrukturisasi kredit UMKM dengan kualitas yang dapat langsung menjadi lancar.
10. Pemerintah tetap melakukan upaya menjaga pengelolaan fiskal yang hati-hati melalui refokusing
dan realokasi belanja untuk penanganan covid-19, melakukan penghematan belanja (belanja K/L
maupun TKDD) yang tidak prioritas sesuai perubahan kondisi tahun 2020 - sehingga dilakukan
penghematan Rp. 190 Triliun dan termasuk realokasi cadangan sebesar Rp. 54,6 Triliun.
11. PERPPU juga mengantisipasi kemungkinan terjadinya defisit yang diperkirakan akan
mencapai 5,07 %.
• Namun relaksasi defisit hanya untuk 3 tahun (tahun 2020, 2021 dan 2022)
• Setelah itu kembali ke disiplin fiskal maksimal defisit 3 % mulai tahun 2023.
12. Terakhir, PERPPU ini akan segera saya tandatangani sehingga sudah bisa dilaksanakan.
Sementara menunggu Arahan kebijakan dari Pembina, Kabupaten Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD)
PNPM MPd melalui Unit Pengelola Kegiatan (UPK) SPKP memberikan keringanan kepada pemanfaat
terdampak COVID-19.
Namun demikian, bentuk keringanan itu disesuaikan dengan kondisi dan jenis usaha debitur.
Restrukturisasi Pinjaman SPKP ini dapat diberikan setelah ada kesepakatan antara nasabah dan bank
sesuai dengan profil nasabah terdampak.
Selama pengajuan relaksasi diproses, diharapkan nasabah dapat melakukan pembayaran tepat waktu
sesuai perjanjian agar terhindar dari pengenaan denda dan konsekuensi lainnya.
Dalam Hal ini, UPK PNPM MPd Ngadirojo Sementara memberikan 4 Prioritas Pemanfaat sebagai berikut
Pertama Pemanfaat yang terkena dampak langsung virus corona dengan nilai pinjaman di bawah Rp.
15.000.000,- untuk pekerja informal, berpenghasilan harian, dan pelaku usaha mikro dan kecil.
Kedua Tidak memiliki tunggakan atau jika terdapat tunggakan tidak lebih dari 90 hari terhitung sampai
dengan 1 April 2020.
b. Pengurangan Bunga,
c. Perpanjangan Waktu,
d. dan atau dalam bentuk lain ditetapkan berdasarkan kesepakatan anatara pemanfaat dan
anggota.
Keempat Pemanfaat yang ingin mengajukan keringanan diminta Mengisi Formulir Permohonan
Penundaan Angsuran di Sekertariat BKAD PNPM MPd. Ngadirojo dengan alamat Kantor UPK.