Anda di halaman 1dari 2

MENGEMBANGKAN UMKM DI MASA PANDEMI

Seperti yang kita ketahui, dunia sedang dilanda pandemi global yaitu Covid – 19.
Pandemi ini sangat mempengaruhi seluruh sektor kehidupan, salah satunya sektor ekonomi di
Indonesia. Banyak pabrik yang tutup, PHK besar – besaran dan para UMKM yang terpaksa
tutup akibat wabah ini.
Yang menjadi fokus bahasan kita kali ini adalah tentang UMKM. Bagaimana cara
mengembangkan UMKM Indonesia di era pandemi seperti ini. Jika kita tengok ke
kebelakang, sebenarnya sebelum pandemi pun UMKM di Indonesia masih terbilang kurang.
Jika dibandingkan dengan UMKM di Cina Indonesia sangat tertinggal. Bahkan
UMKM merupakan salah satu faktor Cina dapat menguasai pasar global. Apalagi dalam
kondisi pandemi seperti ini, UMKM di Indonesia menglami penurunan dan kesulitan.
Tidak sedikit dari mereka yang harus gulung tikar karena kekurangan modal, bahkan
tidak bisa berjualan karena PSBB. Namun ada pula yang rela berjualan walau risikonya di
denda bahkan tertular wabah sekalipun.
Sebenarnya pemerintah Indonesia juga sudah memberikan dukungan – dukungan
terhadap UMKM, diantaranya :
1. Perpajakan
Bukti dukungan pemerintah di sektor perpajakan terhadap pelaku Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) berupa penurunan tarif PPh Final UMKM dari
1 persen menjadi 0,5 persen. Harapannya dengan ada penurunan pajak ini, data
membantu para pelaku UMKM.
2. Percepatan Perizinan
Untuk mendukung perkembangan UMKM, pemerintah juga mempercepat
perizinan dalam berusaha dengan mempercepat perizinan menggunakan aplikasi
melalui media elektronik, sehingga tidak perlu menunggu berminggu – minggu untuk
mendapatkan perizinan.
3. Bunga Pinjaman Ringan
Pemerintah dengan upayanya mendukung UMKM juga mendirikan Lembaga
Pembiayaan Dana Bergulir – Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah (LPDB-
KUMKM). Lembaga ini mulai menyalurkan dana bergulir dengan pola melibatkan
lembaga penjaminan seperti Jamkrindo dan Jamkrida sebagai pihak yang pertama
menganalisa kelayakan proposal. Bunga yang disalurkan ternyata cukup murah, yaitu
antara 4,5 persen hingga 7 persen pertahun tergantung kepada siapa pembiayaan itu
disalurkan.
“Kebijakan ini mulai berlaku pada 1 April 2020. Mereka yang akan mendapat
pembebasan bunga dan penundaan pembayaran angsuran pokok KUR paling lama 6
bulan, harus memenuhi penilaian penyalur KUR masing-masing,” kata Menteri
Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam keterangan resmi
Kemenko Perekonomian, Rabu (8/4).
4. Pembinaan Usaha
Dengan adanya Program Pembinaan Usaha Kecil atau yang bias disebut
Program Kemitraan, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan para pengusaha
kecil agar dapat berkembang dalam menjalani usahanya.
Adapun bantuan pemerintah untuk pelaku UMKM di era pandemi ini adalah dengan :
1. Melakukan penempatan dana berbunga murah pada perbankan.
“Kita waktu itu mulai nya dengan Bank Himbara tapi kemarin kita sudah
menempatkan dana di bank perhimpunan darah yaitu memfokuskan diri
untuk UMKM," kata dia dalam acara webinar "Dukungan Terhadap UMKM
Berorientasi Ekspor" di Jakarta, Selasa (8/9/2020).
2. Memberikan bantuan uang tunai sebesar 2,4 juta rupiah untuk masing masing
UMKM.
“Itu beberapa langkah yang sudah kita lakukan dan hari ini kita juga
bekerjasama dengan LPEI kita lakukan khusus ekspor untuk mendukung usaha kecil
dan menengah bisa kita lihat mudah-mudahan pemerintah sangat all out bagaimana
kita membantu memberdayakan UMKM khususnya di tengah pandemi Covid-19 ini,"
tandas dia.
3. Memberikan program subsidi bunga untuk pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR)
untuk pelaku usaha UMKM.
Lebih jauh lagi kita juga memberikan penjaminan kredit modal
kerja UMKM kita bekerjasama dengan Jamkrindo dan Askrindo. Di mana pemerintah
menanggung biaya imbal jasa jaminan tidak ada costnya dan 80 persen dari seluruh
gagal bayar pelaku usaha," jelas dia.
Itulah upaya – upaya pemerintah dalam mengembangkan UMKM khususnya di era
pandemi seperti sekarang ini.

Anda mungkin juga menyukai