Anda di halaman 1dari 14

FAQ

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR


136/PMK.02/2020 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN, PEMBAYARAN, DAN
PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN PEMBAYARAN TAGIHAN LISTRIK
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA
BAGI PELANGGAN GOLONGAN INDUSTRI, BISNIS, DAN SOSIAL DALAM
RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL

1. Apa pertimbangan ditetapkannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor


136/PMK.02/2020 tentang Tata Cara Penyediaan, Pembayaran, dan
Pertanggungjawaban Bantuan Pembayaran Tagihan Listrik Perusahaan
Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara Bagi Pelanggan Golongan
Industri, Bisnis, dan Sosial Dalam Rangka Pelaksanaan Program Pemulihan
Ekonomi Nasional (PMK 136/2020)?
Jawab:
Pertimbangan ditetapkannya PMK 136/2020 yaitu:
a. berdasarkan ketentuan Pasal 5 juncto Pasal 20 Peraturan Pemerintah Nomor
23 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional
dalam rangka Mendukung Kebijakan Keuangan Negara untuk Penanganan
Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dan/atau Menghadapi
Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas
Sistem Keuangan serta Penyelamatan Ekonomi Nasional sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2020 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2020 tentang
Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional dalam rangka
Mendukung Kebijakan Keuangan Negara untuk Penanganan Pandemi
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dan/atau Menghadapi Ancaman yang
Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem
Keuangan serta Penyelamatan Ekonomi Nasional, untuk melaksanakan
Program Pemulihan Ekonomi Nasional Pemerintah diberikan kewenangan
melakukan kebijakan melalui belanja negara berupa jaring pengaman sosial
(social safety net) termasuk bantuan sosial dan bantuan Pemerintah;
b. untuk melindungi, mempertahankan, dan meningkatkan ekonomi pelaku
usaha dan kelompok masyarakat dalam menjalankan usaha dan aktivitasnya
sebagai bagian dari upaya mendukung Program Pemulihan Ekonomi
Nasional, pemerintah sesuai dengan kewenangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, perlu memberikan bantuan pembayaran tagihan listrik
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara bagi
pelanggan golongan industri, bisnis, dan sosial, yang dananya dialokasikan
pada Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara Pengelolaan Belanja
Lainnya (BA 999.08); dan
c. berdasarkan ketentuan Pasal 110 Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun
2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 50
Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun
2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara, Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara berwenang
mengatur pelaksanaan anggaran Bagian Anggaran Bendahara Umum
Negara Pengelolaan Belanja Lainnya (BA 999.08).

2. Apa dasar hukum ditetapkannya PMK 136/2020?


Jawab:
Dasar hukum ditetapkannya PMK 136/2020:
a. Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945;
b. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara;
c. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020 tentang
Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk
Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dan/atau dalam
rangka Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional
dan/ atau Stabilitas Sistem Keuangan menjadi Undang-Undang;
d. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2018 tentang Perubahan
atas Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
e. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Program
Pemulihan Ekonomi Nasional dalam rangka Mendukung Kebijakan Keuangan
Negara untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)
dan/atau Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian
Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan serta Penyelamatan Ekonomi
Nasional sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 43
Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun
2020 tentang Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional dalam
rangka Mendukung Kebijakan Keuangan Negara untuk Penanganan Pandemi
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dan/atau Menghadapi Ancaman yang
Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem
Keuangan serta Penyelamatan Ekonomi Nasional;
f. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2020 tentang Perubahan Postur dan
Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2020
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2020
tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2020 tentang
Perubahan Postur dan Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Tahun Anggaran 2020;
g. Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2020 tentang Kementerian Keuangan;
dan
h. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Keuangan sebagaimana telah beberapa kali
diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
229/PMK.01/2019 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Keuangan.

3. Apa yang dimaksud dengan Bantuan Pembayaran Tagihan Listrik (Bantuan)


dalam PMK Nomor 136/2020?
Jawab:
Bantuan adalah bantuan yang diberikan oleh Pemerintah berupa bantuan
pembayaran selisih kurang antara pemakaian riil dengan rekening minimum dan
pembebasan biaya beban atau abonemen tagihan listrik untuk pelanggan listrik
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara (PT PLN
(Persero)) golongan industri, bisnis, dan sosial.
4. Apa yang dimaksud dengan Rekening Minimum dalam PMK Nomor 136/2020?
Jawab:
Rekening Minimum adalah rekening minimal yang dibayar oleh konsumen
sebesar jam nyala minimum yang telah ditentukan oleh Peraturan Menteri
Energi dan Sumber Daya Mineral mengenai tarif tenaga listrik yang disediakan
oleh PT PLN (Persero) atau sebesar jam nyala minimum yang disepakati dalam
Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik.

5. Apa yang dimaksud dengan Biaya beban atau abonemen dalam PMK Nomor
136/2020?
Jawab:
Biaya beban atau abonemen adalah kompenen biaya dalam rekening listrik yang
besarnya tetap dan dihitung berdasarkan daya tersambung (daya langganan).

6. Apa yang dimaksud dengan Tagihan Listrik dalam PMK Nomor 136/2020?
Jawab:
Tagihan Listrik adalah tagihan penggunaan daya listrik yang dikeluarkan secara
resmi oleh PT PLN (Persero).

7. Apa yang dimaksud dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
dalam PMK Nomor 136/2020?
Jawab:
APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui
oleh Dewan Perwakilan Rakyat.

8. Apa yang dimaksud dengan Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara


Pengelolaan Belanja Lainnya (BA 999.08) dalam PMK Nomor 136/2020?
Jawab:
BA 999.08 adalah subbagian anggaran bendahara umum negara yang
menampung belanja pemerintah pusat untuk keperluan belanja pegawai, belanja
bantuan sosial, dan belanja lain-lain, yang pagu anggarannya tidak dialokasikan
dalam bagian anggaran kementerian negara/lembaga.
9. Apa yang dimaksud dengan Pembantu Pengguna Anggaran Bendahara Umum
Negara (PPA BUN) dalam PMK Nomor 136/2020?
Jawab:
PPA BUN adalah unit organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan yang
ditetapkan oleh Menteri Keuangan dan bertanggung jawab atas pengelolaan
anggaran yang berasal dari bagian anggaran bendahara umum negara.

10. Apa yang dimaksud dengan Kuasa Pengguna Anggaran Bendahara Umum
Negara (KPA BUN) dalam PMK Nomor 136/2020?
Jawab:
KPA BUN adalah pejabat pada satuan kerja dari masing-masing PPA BUN baik
di kantor pusat maupun kantor daerah atau satuan kerja di Kementerian
Negara/Lembaga yang memperoleh penugasan dari Menteri Keuangan untuk
melaksanakan kewenangan dan tanggung jawab pengelolaan anggaran yang
berasal dari bagian anggaran bendahara umum negara.

11. Apa yang dimaksud dengan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dalam PMK
Nomor 136/2020?
Jawab:
PPK adalah pejabat yang melaksanakan kewenangan pengguna
anggaran/kuasa pengguna anggaran untuk mengambil keputusan dan/atau
tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara.

12. Apa yang dimaksud dengan Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar
(PPSPM) dalam PMK Nomor 136/2020?
Jawab:
PPSPM adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh pengguna anggaran/kuasa
pengguna anggaran untuk melakukan pengujian atas permintaan pembayaran
dan menerbitkan perintah pembayaran.
13. Apa yang dimaksud dengan Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS)
dalam PMK Nomor 136/2020?
Jawab:
SPM-LS adalah dokumen yang diterbitkan oleh PPSPM untuk mencairkan dana
yang bersumber dari DIPA dalam rangka pembayaran tagihan kepada penerima
hak/bendahara pengeluaran.

14. Apa yang dimaksud dengan Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPP-LS)
dalam PMK Nomor 136/2020?
Jawab:
SPP-LS adalah dokumen yang diterbitkan oleh PPK, dalam rangka pembayaran
tagihan kepada penerima hak/bendahara pengeluaran.

15. Apa yang dimaksud dengan Asersi Manajemen dalam PMK Nomor 136/2020?
Jawab:
Asersi Manajemen adalah bagian dari Laporan Keuangan yang harus
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan (CaLK) Laporan Keuangan
Tahunan.

16. Apa saja kriteria bagi pelanggan listrik golongan industri, bisnis, dan sosial yang
bisa mendapatkan Bantuan?
Jawab:
Bantuan diberikan kepada pelanggan listrik golongan industri, bisnis, dan sosial
dengan kriteria:
a. Bantuan pembayaran selisih kurang antara pemakaian riil dengan Rekening
Minimum, diberlakukan bagi:
1) Pelanggan golongan industri daya 1300 VA ke atas;
2) Pelanggan golongan bisnis daya 1300 VA ke atas; dan
3) Pelanggan golongan sosial daya 1300 VA ke atas;
b. Pembebasan Biaya beban atau abonemen, diberlakukan bagi:
1) Pelanggan golongan industri daya 900 VA;
2) Pelanggan golongan bisnis daya 900 VA; dan
3) Pelanggan golongan sosial daya 220 VA, 450 VA dan 900 VA.
17. Berapa lama jangka waktu pemberian Bantuan?
Jawab:
Bantuan diberikan untuk jangka waktu 6 (enam) bulan terhitung mulai tagihan
listrik bulan Juli sampai dengan bulan Desember 2020.

18. Bagaimana menentukan besaran Bantuan?


Jawab:
Besaran Bantuan ditetapkan sebesar selisih kurang antara pemakaian riil
dengan Rekening Minimum dan sebesar Biaya beban atau abonemen.

19. Bagaimana ketentuan mengenai prosedur pengalokasian dan penganggaran


Bantuan?
Jawab:
Ketentuan mengenai prosedur pengalokasian dan penganggaran Bantuan,
sebagai berikut.
a. Dana Bantuan dialokasikan pada BA 999.08 Pengelolaan Belanja Lainnya
Tahun Anggaran 2020.
b. Pengalokasian dana Bantuan dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, dan berdasarkan keputusan hasil rapat koordinasi
tingkat Menteri di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan surat
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.
c. Berdasarkan alokasi dana Bantuan, Kementerian Keuangan menyampaikan
pemberitahuan alokasi dana Bantuan kepada Direktur Jenderal Anggaran
selaku pemimpin PPA BUN BA 999.08.

20. Siapa yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan selaku Pengguna Anggaran
Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara sebagai KPA BUN?
Jawab:
Menteri Keuangan selaku Pengguna Anggaran Bagian Anggaran Bendahara
Umum Negara menetapkan Direktur Penerimaan Negara Bukan Pajak Sumber
Daya Alam dan Kekayaan Negara Dipisahkan, Direktorat Jenderal Anggaran
Kernenterian Keuangan sebagai KPA BUN.
21. Dimanakah diatur mengenai tugas dan wewenang KPA BUN dalam rangka
pelaksanaan anggaran?
Jawab:
Tugas dan wewenang KPA BUN dalam pelaksanaan anggaran diatur dalam
peraturan perundang-undangan.

22. Apa yang dilakukan oleh KPA BUN untuk melaksanakan tugas dan
wewenangnya?
Jawab:
Untuk melaksanakan tugas dan wewenangnya KPA BUN menetapkan PPK dan
PPSPM dengan menerbitkan Keputusan KPA BUN, serta menyampaikan
salinan Keputusan penetapan PPK dan PPSPM kepada Kepala KPPN mitra
kerja.

23. Bagaimana mekanisme pengalokasian dan penganggaran dana Bantuan?


Jawab:
Mekanisme pengalokasian dan penganggaran dana Bantuan, sebagai berikut.
a. Berdasarkan pemberitahuan alokasi dana Bantuan, Direktur Jenderal
Anggaran selaku pemimpin PPA BUN BA 999.08 menyampaikan alokasi
dana Bantuan kepada KPA BUN dan meminta KPA BUN untuk
menyampaikan usulan penggunaan anggaran dana Bantuan.
b. Untuk pengajuan usulan penggunaan anggaran dana Bantuan, KPA BUN
menyampaikan Rencana Kerja dan Anggaran Bendahara Umum Negara
kepada Direktur Jenderal Anggaran selaku pemimpin PPA BUN BA 999.08
dengan dilampiri dokumen pendukung sebagai berikut:
1) Kerangka Acuan Kerja;
2) Rincian anggaran biaya yang memuat jumlah dana Bantuan yang akan
dibayarkan;
3) Hasil reviu Aparat Pengawasan Intern Pemerintah Kementerian
Keuangan; dan
4) Dokumen perhitungan kebutuhan Bantuan yang ditandatangani oleh
Pejabat Eselon I pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
c. Dokumen pendukung sebagaimana dimaksud huruf b angka 1) dan angka 2)
disusun dan ditandatangani oleh KPA BUN.
d. Hasil reviu Aparat Pengawasan Intern Pemerintah Kementerian Keuangan
sebagaimana dilakukan secara paralel dengan proses penerbitan DIPA BUN
dan tidak melampaui jangka waktu penerbitan DIPA BUN.
e. Berdasarkan usulan penggunaan anggaran dana Bantuan, PPA BUN BA
999.08 melakukan penelitian terhadap kesesuaian dokumen pendukung
dengan alokasi dana Bantuan pada BA 999.08.
f. Berdasarkan hasil penelitian, Direktur Jenderal Anggaran selaku Pemimpin
PPA BUN penggunaan anggaran BA 999.08 mengajukan izin penggunaan
anggaran BA 999.08 kepada Menteri Keuangan.
g. Persetujuan izin penggunaan anggaran BA 999.08 menjadi dasar penerbitan
DIPA BUN.
h. Tata cara penerbitan dan pengesahan DIPA BUN mengacu pada Peraturan
Menteri Keuangan mengenai tata cara perencanaan, penelaahan, dan
penetapan alokasi anggaran BUN dan pengesahan DIPA BUN.

24. Bagaimana PT PLN (Persero) melakukan penghitungan Bantuan sebagai


pengurang Tagihan Listrik?
Jawab:
PT PLN (Persero) melakukan penghitungan Bantuan sebagai pengurang
Tagihan Listrik, sebagai berikut:
a. PT PLN (Persero) memperhitungkan Bantuan sebagai pengurang Tagihan
Listrik bagi pelanggan yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan, mulai
bulan Juli sampai dengan bulan Desember 2020.
b. Dalam hal Bantuan belum diperhitungkan dalam Tagihan Listrik karena
periode penagihan sudah terlampaui, Bantuan dimaksud diperhitungkan
sebagai pengurang Tagihan Listrik bulan berikutnya.

25. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh PT PLN (Persero) dalam
pengajuan tagihan pembayaran Bantuan kepada KPA BUN?
Jawab:
Dalam pengajuan tagihan pembayaran Bantuan kepada KPA BUN, PT PLN
(Persero) perlu memperhatikan hal-hal berikut.
a. Terhadap pemberian Bantuan, Direksi PT PLN (Persero) mengajukan
tagihan pembayaran Bantuan kepada KPA BUN setiap bulan.
b. Tagihan pembayaran Bantuan untuk 1 (satu) bulan dapat disampaikan pada
hari kerja pertama bulan berkenaan setelah PT PLN (Persero) menerbitkan
Tagihan Listrik pelanggan.
c. Tagihan pembayaran Bantuan disusun sesuai format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran huruf A PMK 136/2020 dan dilampiri dengan
dokumen sebagai berikut:
1) surat pernyataan tanggung jawab mutlak yang disusun sesuai format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran huruf B PMK 136/2020;
2) surat pernyataan bersedia diaudit setelah pemberian Bantuan yang
disusun sesuai format sebagaimana tercantum dalam Lampiran huruf C
PMK 136/2020;
3) data perhitungan selisih antara pemakaian riil dan Rekening Minimum,
yang terdiri atas:
a) data Tagihan Listrik per golongan industri, bisnis, dan sosial pada saat
periode penagihan;
b) data realisasi pemakaian riil per golongan industri, bisnis, dan sosial
pada saat periode penagihan;
c) data rekening minimum per golongan industri, bisnis, dan sosial pada
saat periode penagihan; dan
d) perhitungan jumlah Bantuan berdasarkan data sebagaimana
dimaksud dalam huruf a), huruf b), dan huruf c); dan
4) data biaya beban atau abonemen.

26. Bagaimana tindak lanjut terhadap pengajuan tagihan pembayaran Bantuan yang
disampaikan oleh PT PLN (Persero) kepada KPA BUN?
Jawab:
Tindak lanjut terhadap pengajuan tagihan pembayaran Bantuan yang
disampaikan oleh PT PLN (Persero) kepada KPA BUN, sebagai berikut.
a. Berdasarkan tagihan pembayaran Bantuan, PPK yang ditunjuk KPA BUN
melakukan penelitian dan verifikasi atas dokumen bersama dengan PT PLN
(Persero).
b. Dalam rangka penelitian dan verifikasi, dokumen berupa data Tagihan Listrik,
data realisasi pemakaian riil, data Rekening Minimum, dan data biaya beban
atau abonemen didasarkan pada hasil verifikasi Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral c.q. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan.
c. Hasil verifikasi disampaikan kepada KPA BUN setiap bulan paling lambat
tanggal 15 bulan berkenaan.
d. Dalam hal hasil verifikasi belum diterima sampai dengan tanggal 15 bulan
berkenaan, KPA BUN tidak dapat memproses tagihan pembayaran Bantuan
pada bulan berkenaan dan menyampaikan pemberitahuan kepada PT PLN
(Persero).
e. Dalam hal tagihan pembayaran Bantuan belum dapat diproses pada bulan
berkenaan, Direksi PT PLN (Persero) dapat mengajukan kembali tagihan
pembayaran Bantuan pada bulan berikutnya.
f. Dalam rangka penelitian dan verifikasi, KPA BUN dapat meminta data
pendukung lainnya yang berkaitan dengan penghitungan Bantuan kepada PT
PLN (Persero) dan/atau instansi terkait lainnya.
g. Dalam melakukan penelitian dan verifikasi, KPA BUN dapat membentuk tim
verifikasi.
h. Hasil verifikasi, dituangkan dalam berita acara verifikasi yang ditandatangani
oleh PPK dan Direksi PT PLN (Persero) selaku pihak yang diverifikasi.

27. Bagaimana proses penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana atas tagihan
pembayaran bantuan?
Jawab:
Proses penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana atas tagihan pembayaran
bantuan, sebagai berikut.
a. Berdasarkan tagihan pembayaran Bantuan, PPK melakukan pengujian
terhadap administrasi tagihan dan ketersediaan dana Bantuan dalam DIPA
BUN.
b. Dalam hal tagihan sudah dinyatakan benar, PPK menerbitkan SPP-LS dan
menyusun Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja sesuai format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran huruf D PMK 136/2020.
c. PPK menyampaikan SPP-LS kepada PPSPM dengan dilampiri Kuitansi
Tagihan Penyaluran Bantuan dan Surat Pernyataan Tanggung Jawab
Belanja.
d. PPSPM melakukan pengujian atas SPP-LS yang diajukan oleh PPK
terhadap administrasi Kuitansi Tagihan Penyaluran Bantuan dan Surat
Pernyataan Tanggung Jawab Belanja yang tercantum dalam SPP-LS serta
ketersediaan dan pembebanan dana dalam DIPA BUN.
e. Berdasarkan pengujian tersebut, PPSPM membuat, menandatangani, dan
menyampaikan SPM-LS kepada Kepala KPPN.
f. KPPN melakukan pengujian ketersediaan dana dalam DIPA BUN atas SPM-
LS yang diajukan oleh PPSPM.
g. Berdasarkan hasil pengujlan SPM-LS tersebut, KPPN menerbitkan Surat
Perintah Pencairan Dana ke rekening PT PLN (Persero).

28. Ketentuan apa yang menjadi pedoman pelaksanaan pengajuan, penerbitan, dan
pengujian SPM-LS serta penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana?
Jawab:
Pengajuan, penerbitan, dan pengujian SPM-LS serta penerbitan Surat Perintah
Pencairan Dana dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan
mengenai tata cara pencairan anggaran pendapatan dan belanja negara atas
beban anggaran bendahara umum negara pada KPPN.

29. Bagaimana proses penyusunan Asersi Manajemen oleh PT PLN (Persero)?


Jawab:
Proses penyusunan Asersi Manajemen oleh PT PLN (Persero), sebagai berikut.
a. PT PLN (Persero) menyusun Asersi Manajemen Bantuan paling lambat
tanggal 15 Januari 2021.
b. Berdasarkan Asersi Manajemen sebagaimana tersebut, KPA BUN menyusun
Asersi manajemen hasil verifikasi Bantuan setelah melakukan rekonsiliasi
bersama dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral c.q.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan dan PT PLN (Persero).
c. Asersi Manajemen tersebut disusun sesuai format sebagaimana tercantum
dalam Lampiran huruf E PMK 136/2020 dan Lampiran huruf F PMK
136/2020.

30. Bagaimana proses pemeriksaan atas Pembayaran bantuan dan Asersi


manajemen?
Jawab:
Proses pemeriksaan atas Pembayaran bantuan dan Asersi manajemen
dimaksud, sebagai berikut.
a. Pembayaran Bantuan dan Asersi manajemen diperiksa oleh pemeriksa yang
berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Laporan hasil pemeriksaan disampaikan kepada Menteri Keuangan.
c. Besaran final Bantuan yang diberikan dalam 1 (satu) tahun anggaran
tertuang dalam laporan hasil pemeriksaan.

31. Apa saja lingkup tanggung jawab Direksi PT PLN (Persero) secara formal dan
material atas Bantuan?
Jawab:
Lingkup tanggung jawab Direksi PT PLN (Persero) secara formal dan material
atas Bantuan, sebagai berikut.
a. Pelaksanaan dan penggunaan dana Bantuan.
b. Kebenaran data perhitungan Bantuan pelanggan listrik.
c. Data tagihan dan dokumen pendukung tagihan pembayaran Bantuan.

32. Siapa yang bertanggungjawab atas penyaluran dana Bantuan kepada PT PLN
(Persero)?
Jawab:
KPA bertanggungjawab atas penyaluran dana Bantuan kepada PT PLN
(Persero).

33. Bagaimana ketentuan akuntansi dan pelaporan atas pelaksanaan Bantuan?


Jawab:
KPA BUN menyelenggarakan akuntansi dan pelaporan keuangan sesuai
dengan Peraturan Menteri Keuangan mengenai sistem akuntansi dan pelaporan
keuangan belanja lain-lain dan Peraturan Menteri Keuangan mengenai tata cara
penyusunan dan penyampaian laporan keuangan BUN.

34. Bagaimana proses pengawasan dan evaluasi atas pelaksanaan Bantuan?


Jawab:
Proses pengawasan dan evaluasi atas pelaksanaan Bantuan, sebagai berikut.
a. Pengawasan dan evaluasi terhadap pemberian Bantuan dilakukan oleh
Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan untuk dan atas nama Menteri
selaku Bendahara Umum Negara.
b. Dalam rangka pelaksanaan pengawasan dan evaluasi tersebut, Menteri
Keuangan dapat meminta Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan
dan Kejaksaaan untuk membantu terjaganya tata kelola yang baik dalam
pemberian Bantuan.

35. Kapan PMK 136/2020 mulai berlaku?


Jawab:
PMK 136/2020 mulai berlaku sejak tanggal 22 September 2020.

Anda mungkin juga menyukai