Anda di halaman 1dari 5

Kemudian, pemerintah juga menetapkan beberapa relaksasi di antaranya:

Penurunan Tarif PPh Badan

Pemerintah turut menurunkan tarif umum PPh Badan menjadi 22% untuk tahun pajak 2020 dan 2021.
[18] Sedangkan untuk perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbuka (Go Public) dengan jumlah
keseluruhan saham yang diperdagangkan di bursa efek di Indonesia paling sedikit 40%, dan memenuhi
syarat tertentu, dapat memperoleh tarif 3% lebih rendah dari tarif umum PPh Badan.[19]

Jadi, tarif PPh Badan Go Public sebesar 19% untuk tahun pajak 2020 dan 2021.

Perpanjangan Waktu dalam Administrasi Perpajakan

Jangka waktu pengajuan keberatan oleh wajib pajak sebagaimana dalam Pasal 2 angka 6 UU 7/2021
yang mengubah Pasal 25 ayat (3) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan (“UU KUP”) diperpanjang paling lama 6 bulan.[20]

Jangka waktu penerbitan surat ketetapan pajak sehubungan dengan permohonan pengembalian
kelebihan pembayaran pajak sebagaimana dalam Pasal 113 angka 8 Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2020 tentang Cipta Kerja (“UU Cipta Kerja”) yang mengubah Pasal 17B ayat (1) UU KUP diperpanjang
paling lama 6 bulan.[21]

Jangka waktu pemberian keputusan atas keberatan sebagaimana dalam Pasal 26 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (“UU 28/2007”) diperpanjang paling lama 6 bulan.
[22]

Jangka waktu permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi, pengurangan atau
pembatalan ketetapan pajak yang tidak benar, pengurangan atau pembatalan hasil pemeriksaan,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1) UU 28/2007, diperpanjang paling lama 6 bulan.[23]

Jangka waktu pengembalian kelebihan bayar pajak sebagaimana dalam Pasal 113 angka 3 UU Cipta Kerja
yang mengubah Pasal 11 ayat (2) UU KUP, diperpanjang paling lama 1 bulan.[24]

Pemberian Fasilitas Kepabeanan

Menteri Keuangan memiliki kuasa untuk memberikan fasilitas pembebasan atau keringanan bea masuk
dalam rangka penanganan pandemi COVID-19, dan/atau menghadapi ancaman yang membahayakan
perekonomian nasional sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor
34/PMK.04/2020 Tahun 2020 tentang Pemberian Fasilitas Kepabeanan dan/atau Cukai Serta Perpajakan
atas Impor Barang Untuk Keperluan Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan
perubahannya.
Pajak atas Transaksi Elektronik

Pemerintah akan memungut PPN atas pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau Jasa
Kena Pajak oleh platform luar negeri melalui Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (“PMSE”).[25]

Selain PPN, pemerintah turut memungut PPh atau pajak transaksi elektronik atas kegiatan PMSE oleh
subjek pajak luar negeri yang memiliki kehadiran ekonomi signifikan di Indonesia.[26]

Seluruh informasi hukum yang ada di Klinik hukumonline.com disiapkan semata – mata untuk tujuan
pendidikan dan bersifat umum (lihat Pernyataan Penyangkalan selengkapnya). Untuk mendapatkan
nasihat hukum spesifik terhadap kasus Anda, konsultasikan langsung dengan Konsultan Mitra Justika.

Perkaya riset hukum Anda dengan analisis hukum terbaru dwi bahasa, serta koleksi terjemahan
peraturan yang terintegrasi dalam Hukumonline Pro, pelajari lebih lanjut di sini.

Demikian jawaban dari kami, semoga bermanfaat.

Dasar Hukum:

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana
diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1994 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 6
Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, kedua kalinya diubah dengan Undang-
Undang Nomor 16 Tahun 2000 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, ketiga kalinya diubah dengan Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, dan terakhir kalinya diubah dengan Undang-Undang
Nomor 16 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan Menjadi Undang-Undang;

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan
Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-
19) dan/atau dalam Rangka Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional
dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan yang telah ditetapkan sebagai undang-undang dengan Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2020 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk
Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan/atau dalam Rangka Menghadapi
Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan Menjadi
Undang-Undang;
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja;

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan;

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 34/PMK.04/2020 Tahun 2020 tentang Pemberian Fasilitas
Kepabeanan dan/atau Cukai Serta Perpajakan atas Impor Barang Untuk Keperluan Penanganan Pandemi
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 83/PMK.04/2020 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
34/PMK.04/2020 tentang Pemberian Fasilitas Kepabeanan dan/atau Cukai Serta Perpajakan atas Impor
Barang Untuk Keperluan Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), kedua kalinya
diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 149/PMK.04/2020 Tahun 2020 tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 34/PMK.04/2020 tentang Pemberian Fasilitas
Kepabeanan dan/atau Cukai Serta Perpajakan atas Impor Barang Untuk Keperluan Penanganan Pandemi
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), dan ketiga kalinya diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 92/PMK.04/2021 Tahun 2021 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 34/PMK.04/2020 tentang Pemberian Fasilitas Kepabeanan dan/atau Cukai serta Perpajakan atas
Impor Barang untuk Keperluan Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19);

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 9/PMK.03/2021 Tahun 2021 tentang Insentif Pajak untuk Wajib
Pajak Terdampak Pandemi Corona Virus Disease 2019 sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 82/PMK.03/2021 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 9/PMK.03/2021 tentang Insentif Pajak untuk Wajib Pajak Terdampak Pandemi Corona Virus
Disease 2019, kedua kalinya diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 149/PMK.03/2021
Tahun 2021 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 9/PMK.03/2021
tentang Insentif Pajak untuk Wajib Pajak Terdampak Pandemi Corona Virus Disease 2019;

Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-22/PJ/2020 Tahun 2020 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Perpanjangan Jangka Waktu Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan dalam Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan
Stabilitas Sistem Keuangan Untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan/atau
dalam Rangka Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas
Sistem Keuangan.

[1] Pasal 18 ayat (1) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 82/PMK.03/2021 Tahun 2021 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 9/PMK.03/2021 tentang Insentif Pajak Untuk Wajib
Pajak Terdampak Pandemi Corona Virus Disease 2019 (“PMK 82/2021”)

[2] Pasal 18 ayat (3) PMK 82/2021

[3] Pasal 2 ayat (2) dan ayat (3) huruf b dan c Peraturan Menteri Keuangan Nomor 9/PMK.03/2021
Tahun 2021 tentang Insentif Pajak untuk Wajib Pajak Terdampak Pandemi Corona Virus Disease 2019
(“PMK 9/2021”)
[4] Pasal 10 ayat (3) PMK 9/2021

[5] Pasal 18 ayat (2) PMK 82/2021

[6] Pasal 18 ayat (4) PMK 82/2021

[7] Pasal 10 ayat (7) huruf a dan ayat (8) PMK 9/2021

[8] Pasal 10 ayat (6) PMK 9/2021

[9] Pasal 10 ayat (9) dan (10) PMK 9/2021

[10] Pasal 12 ayat (1) PMK 9/2021 dan Pasal 18 ayat (1) PMK 82/2021

[11] Pasal 18 ayat (3) PMK 82/2021

[12] Pasal 14 PMK 9/2021

[13] Pasal 15 ayat (1) PMK 9/2021 dan Pasal 18 ayat (1) PMK 82/2021

[14] Pasal 18 ayat (3) PMK 82/2021

[15] Pasal 15 ayat (12) dan (13) PMK 9/2021

[16] Pasal 15 ayat (4) PMK 9/2021

[17] Pasal 15 ayat (9) PMK 9/2021


[18] Pasal 5 ayat (1) Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020 tentang
Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19) dan/atau dalam Rangka Menghadapi Ancaman yang Membahayakan
Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan (“Perpu 1/2020”) jo. Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (“UU 7/2021”)

[19] Pasal 5 ayat (2) Perpu 1/2020

[20] Huruf E angka 2 Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-22/PJ/2020 Tahun 2020 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Perpanjangan Jangka Waktu Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan Kewajiban
Perpajakan dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020 tentang
Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan Untuk Penanganan Pandemi Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19) dan/atau dalam Rangka Menghadapi Ancaman yang Membahayakan
Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan (“SE Dirjen Pajak SE-22/PJ/2020”)

[21] Huruf E angka 4 huruf c SE Dirjen Pajak SE-22/PJ/2020

[22] Huruf E angka 5 huruf c SE Dirjen Pajak SE-22/PJ/2020

[23] Huruf E angka 6 huruf g SE Dirjen Pajak SE-22/PJ/2020

[24] Huruf E angka 3 huruf c SE Dirjen Pajak SE-22/PJ/2020

[25] Pasal 6 ayat (1) huruf a Perpu 1/2020

[26] Pasal 6 ayat (1) huruf b Perpu 1/2020

Anda mungkin juga menyukai