NIM : 042886053
Mata Kuliah : Perpajakan
UPBJJ UT : Jakarta
Sumber
Skor
No Tugas Tutorial Tugas
Maksimal
Tutorial
1.Jelaskan apa saja Kebijakan Perpajakan di Era 25 poin Perpu
Pandemi COVID-19 terkait dengan Penyesuaian Nomor 1
tarif Pajak Penghasilan Wajib Pajak badan dalam Tahun
negeri dan bentuk usaha tetap; 2020
Jawaban:
1. Penyesuaian tarif Pajak Penghasilan Wajib Pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha
tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a berupa penurunan tarif Pasal
17 ayat (1) huruf b Undang Undang mengenai Pajak Penghasilan menjadi:
a. Sebesar 22% (dua puluh dua persen) yang berlaku pada Tahun Pajak 2O2O dan Tahun
Pajak 2O2l; dan
b. sebesar 2O % (dua puluh persen) yang mulai berlaku pada Tahun Pajak 2022.
Wajib Pajak dalam negeri:
a. Berbentuk perseroan terbuka
b. Dengan jumlah keseluruhan saham yang disetor diperdagangkan pada bursa
efek di Indonesia paling sedikit 40% (empat puluh persen), dan
c. Memenuhi persyaratan tertentu,
Dapat memperoleh tarif sebesar 3% (tiga persen) lebih rendah dari tarif
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b.
Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan tertentu sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf c diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah.
2. Perlakuan perpajakan dalam kegiatan Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE)
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf b berupa:
a. pengenaan Pajak Pertambahan Nilai atas pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak
Berwujud dan/atau Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean
melalui Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE); dan
b. pengenaan Pajak Penghasilan atau pajak transaksi elektronik atas kegiatan
Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE) yang dilakukan oleh subjek
pajak luar negeri yang memenuhi ketentuan kehadiran ekonomi signifikan.
3. Perpanjangan Waktu Pelaksanaan Hak Dan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan
Untuk memberikan kemudahan dalam pelaksanaan hak danf atau pemenuhan
kewajiban perpajakan akibat adanya pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-
19), diberikan perpanjangan waktu pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban
perpajakan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. atas pengajuan keberatan Wajib Pajak yang jatuh tempo pengajuan keberatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (3) Undang-Undang Nomor 6
TAHUN 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 TAHUN
2009 berakhir dalam periode keadaan kahar akibat pandemi Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19), jatuh tempo pengajuan keberatan tersebut
diperpanjang paling lama 6 (enam) bulan;
b. atas pengembalian kelebihan pembayaran pajak sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 11 ayat (2) Undang-Undang Nomor 6 TAHUN 1983 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 TAHUN 2009 yang jatuh tempo
pengembalian berakhir dalam periode keadaan kahar akibat pandemi Corona
Vints Disease 2019 (COVID-19), jatuh tempo pengembalian tersebut
diperpanjang paling lama 1 (satu) bulan;
c. atas pelaksanaan hak Wajib Pajak, yang meliputi:
permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 17B ayat (1) Undang-Undang Nomor 6 TAHUN 1983
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 TAHUN
2009;
pengajuan surat keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 6 TAHUN 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 16 TAHUN 2009;
permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi,
pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak yang tidak benar, pembatalan
hasil pemeriksaan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 6 TAHUN 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 16 TAHUN 2009,
yang jatuh tempo penerbitan surat ketetapan atau surat keputusan berakhir dalam
periode keadaan kahar akibat pandemi Corona Vints Disease 2019 (COVID-19),
jatuh tempo penerbitan surat ketetapan atau surat keputusan tersebut diperpanjang
paling lama 6 (enam) bulan. Penetapan periode waktu keadaan kahar akibat pandemi
Corona Virus Disease 2019 (COVID- 19) mengacu kepada penetapan Pemerintah
melalui Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana
4. Pemberian Kewenangan Kepada Menteri Keuangan Untuk Memberikan Fasilitas
Kepabeanan Berupa Pembebasan Atau Keringanan Bea Masuk
Menteri Keuangan memiliki kewenangan untuk memberikan fasilitas kepabeanan
berupa pembebasan atau keringanan bea masuk dalam rangka:
a. penanganan pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID- 19); dan/atau
b. menghadapi ancaman yang membahayakan perekonomian nasional dan/atau
stabilitas sistem keuangan.
B. INSENTIF PAJAK
Insentif PPH Pasal 21
Penghasilan Penghasilan yang diterima Pegawai dengan kriteria sebagai
berikut:
wajib dipotong PPh Pasal 21 setiap bulan oleh pemberi kerja dengan menerapkan
tarif Pasal 17 ayat (1) huruf Undang-Undang PPh. Pajak Penghasilan yang dipotong
PPh Pasal 21 sebagaimana dimaksud ditanggung Pemerintah.
PPh Pasal 22 Impor dibebaskan dari pemungutan kepada Wajib Pajak yang:
Pengurangan besarnya angsuran PPh Pasal 25, berlaku sejak Masa Pajak
pemberitahuan pengurangan disampaikan sampai dengan Masa Pajak
September 2020.
Insentif PPN
a. keberatan;
b. pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi yang kedua; atau
c. pengurangan atau pembatalan surat ketetapan pajak atau Surat Tagihan
Pajak yang kedua,
yang batas waktu pengajuan permohonan dimaksud berakhir pada tanggal 15 Maret
2020 sampai dengan tanggal 30 April 2020, diberikan perpanjangan batas waktu
untuk pengajuan permohonan sampai dengan tanggal 31 Mei 2020.
Referensi: