Anda di halaman 1dari 17

MENTER!

KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN

PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 123 /PMK.03/2020
TENTANG
BENTUK DAN TATA CARA PENYAMPAIAN LAPORAN
SERTA DAFTAR WAJIB PAJAK DALAM RANGKA PEMENUHAN PERSYARATAN
PENURUNAN TARIF PAJAK PENGHASILAN BAGI WAJIB PAJAK BADAN
DALAM NEGERI YANG BERBENTUK PERSEROAN TERBUKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 6 Peraturan


Pemerintah Nomor 30 Tahun 2020 tentang Penurunan Tarif
Pajak Penghasilan bagi Wajib Pajak Badan Dalam Negeri yang
Berbentuk Perseroan Terbuka, perlu menetapkan Peraturan
Menteri Keuangan tentang Bentuk dan Tata Cara
Penyampaian Laporan serta Daftar Wajib Pajak dalam rangka
Pemenuhan Persyaratan Penurunan Tarif Pajak Penghasilan
bagi Wajib Pajak Badan Dalam Negeri yang Berbentuk
Perseroan Terbuka;

Mengingat 1. Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2020 tentang
Penurunan Tarif Pajak Penghasilan bagi Wajib Pajak
- 2-

Badan Dalam Negeri yang Berbentuk Perseroan Terbuka


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6530);
4. Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2020 tentang
Kementerian Keuangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 98);
5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217 /PMK.01/2018
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Keuangan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 1862) sebagaimana telah beberapa kali
diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 229/PMK.01/2019 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Keuangan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 1745);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan PERATURAN MENTER! KEUANGAN TENTANG BENTUK DAN
TATA CARA PENYAMPAIAN LAPORAN SERTA DAFTAR WAJIB
PAJAK DALAM RANGKA PEMENUHAN PERSYARATAN
PENURUNAN TARIF PAJAK PENGHASILAN BAGI WAJIB
PAJAK BADAN DALAM NEGERI YANG BERBENTUK
PERSEROAN TERBUKA.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Peraturan Pemerintah adalah Peraturan Pemerintah
Nomor 30 Tahun 2020 tentang Penurunan Tarif Pajak
Penghasilan bagi Wajib Pajak Badan Dalam Negeri yang
Berbentuk Perseroan Terbuka.
2. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi
pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak,
-3-

yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai


ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
3. Perseroan Terbuka adalah perseroan publik atau
perseroan yang melakukan penawaran umum saham,
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang pasar modal.
4. Wajib Pajak Perseroan Terbuka adalah Wajib Pajak badan
dalam negeri yang berbentuk Perseroan Terbuka.
5. Pihak adalah orang pribadi atau badan.
6. Nomor Pokok Wajib Pajak adalah nomor yang diberikan
kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam administrasi
perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal
diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanaan hak
dan kewajiban perpajakannya.
7. Tahun Pajak adalah jangka waktu 1 (satu) tahun
kalender kecuali Wajib Pajak menggunakan tahun buku
yang tidak sama dengan tahun kalender.
8. Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan yang
selanjutnya disebut SPT Tahunan PPh adalah Surat
Pemberitahuan Pajak Penghasilan untuk suatu Tahun
Pajak atau bagian Tahun Pajak.
9. Biro Administrasi Efek adalah pihak yang berdasarkan
kontrak dengan emiten melaksanakan pencatatan
pemilikan efek dan pembagian hak yang berkaitan
dengan efek sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang pasar modal.

BAB II
TARIF DAN PERSYARATAN PENURUNAN TARIF

Pasal 2
Tarif Pajak Penghasilan yang diterapkan atas penghasilan
kena pajak bagi Wajib Pajak badan dalam negeri dan bentuk
usaha tetap adalah sebesar:
a. 22% (dua puluh dua persen) yang berlaku pada Tahun
Pajak 2020 dan Tahun Pajak 2021; dan
-4 -

b. 20% (dua puluh persen) yang mulai berlaku pada Tahun


Pajak 2022.

Pasal 3
(1) Wajib Pajak dalam negeri:
a. berbentuk Perseroan Terbuka;
b. dengan jumlah keseluruhan saham yang disetor
diperdagangkan pada bursa efek di Indonesia paling
sedikit 40% (empat puluh persen); dan
c. memenuhi persyaratan tertentu,
dapat memperoleh tarif sebesar 3% (tiga persen) lebih
rendah dari tarif Pajak Penghasilan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2.
(2) Persyaratan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf c meliputi:
a. saham sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
harus dimiliki oleh paling sedikit 300 (tiga ratus)
Pihak;
b. masing-masing Pihak sebagaimana dimaksud pada
huruf a hanya boleh memiliki saham kurang dari 5%
(lima persen) dari keseluruhan saham yang
ditempatkan dan disetor penuh;
c. ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b serta huruf a dan huruf b harus dipenuhi
dalam waktu paling singkat 183 (seratus delapan
puluh tiga) hari kalender dalam jangka waktu 1
(satu) Tahun Pajak; dan
d. pemenuhan persyaratan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b dan pada huruf a, huruf b,
serta huruf c dilakukan oleh Wajib Pajak Perseroan
Terbuka dengan menyampaikan laporan kepada
Direktorat Jenderal Pajak.
(3) Pihak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dan
huruf b tidak termasuk:
a. Wajib Pajak Perseroan Terbuka yang membeli
kembali sahamnya; dan/atau
-5-

b. yang memiliki hubungan istimewa sebagaimana


diatur dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan
dengan Wajib Pajak Perseroan Terbuka.
(4) Hubungan istimewa sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
huruf b bagi Wajib Pajak Perseroan Terbuka meliputi:
a. pemegang saham pengendali; dan/ atau
b. pemegang saham utama,
sebagaimana diatur dalam ketentuan perundang-
undangan di bidang pasar modal.
(5) Pemegang saham pengendali sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) huruf a merupakan Pihak yang mempunyai
hubungan pengendalian baik secara langsung maupun
tidak langsung terhadap Wajib Pajak Perseroan Terbuka
sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan di bidang pasar modal.
(6) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan di bidang pasar modal
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) meliputi peraturan
yang mengatur mengenai:
a. pengambilalihan Perseroan Terbuka; dan/atau
b. Pihak yang mempunyai hubungan pengendalian.
(7) Pemegang saham utama sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) huruf b merupakan Pihak yang, baik secara
langsung maupun tidak langsung, memiliki paling sedikit
20% (dua puluh persen) hak suara dari seluruh saham
yang mempunyai hak suara yang dikeluarkan oleh suatu
perusahaan atau jumlah yang lebih kecil dari itu
sebagaimana ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan.

Pasal 4
Dalam hal Wajib Pajak tidak memenuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Pajak Penghasilan
terutang dihitung dengan tarif Pajak Penghasilan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2.
-6-

BAB III
PELAPORAN PEMANFAATAN
PENURUNAN TARIF

Pasal 5
(1) Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2)
huruf d meliputi:
a. laporan bulanan; dan
b. laporan kepemilikan saham yang memiliki
hubungan istimewa sesuai format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran huruf A yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
(2) Laporan bulanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a merupakan:
a. laporan bulanan kepemilikan saham atas emiten
atau perusahaan publik dan rekapitulasi yang telah
dilaporkan dari Biro Administrasi Efek; atau
b. laporan bulanan kepemilikan saham atas emiten
atau perusahaan publik bagi emiten dan atau
perusahaan publik yang menyelenggarakan
administrasi efek sendiri,
sebagaimana diatur dalam ketentuan perundang-
undangan di bidang pasar modal yang mengatur
mengenai laporan biro administrasi efek atau emiten dan
perusahaan publik yang menyelenggarakan administrasi
efek sendiri.
(3) Laporan bulanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a dibuat untuk setiap Tahun Pajak dengan
mencantumkan nama Wajib Pajak, Nomor Pokok Wajib
Pajak, Tahun Pajak serta menyatakan pemenuhan
persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3.
(4) Wajib Pajak melampirkan laporan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sebagai bagian dari SPT Tahunan
PPh untuk setiap Tahun Pajak.
-7-

Pasal 6
(1} Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan atau
pejabat yang ditunjuk menyampaikan daftar Wajib Pajak
yang memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 ayat (2} dan ayat (3} huruf a kepada Menteri
Keuangan melalui Direktur Jenderal Pajak, dengan
menggunakan format sebagaimana tercantum dalam
Lampiran huruf B yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(2} Daftar Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan paling lama setiap akhir bulan setelah
berakhirnya Tahun Pajak yang bersangkutan.

Pasal 7
Dalam hal laporan bulanan yang disampaikan Biro
Administrasi Efek belum memenuhi ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3), Wajib Pajak menyampaikan
sendiri laporan bulanan dengan menggunakan format sesuai
contoh sebagaimana tercantum dalam Lampiran huruf C yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.

BAB IV
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 8
(1) Untuk Tahun Pajak 2020, Wajib Pajak dapat
mendapatkan penurunan tarif PPh sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1} berlaku ketentuan:
a. untuk periode sejak awal Tahun Pajak 2020 sampai
dengan sebelum Peraturan Pemerintah berlaku,
memenuhi syarat:
1. paling sedikit 40% (empat puluh persen) dari
jumlah keseluruhan saham yang disetor dicatat
untuk diperdagangkan di bursa efek di Indonesia;
-8-

2. saham sebagaimana dimaksud dalam angka 1


harus dimiliki oleh paling sedikit 300 (tiga ratus)
Pihak; dan
3. masing-masing Pihak sebagaimana dimaksud
dalam angka 2 hanya boleh memiliki saham
kurang dari 5% (lima persen) dari keseluruhan
saham yang ditempatkan dan disetor penuh;
b. untuk periode sejak Peraturan Pemerintah berlaku
sampai dengan akhir Tahun Pajak 2020, memenuhi
syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2)
huruf a dan huruf b serta ayat (3); dan
c. Pemenuhan persyaratan sebagaimana dimaksud pada
huruf a dan/atau huruf b secara akumulasi harus
dipenuhi dalam waktu paling singkat 183 (seratus
delapan puluh tiga) hari kalender dalam jangka waktu
1 (satu) Tahun Pajak,
sesuai contoh kondisi yang memenuhi kriteria pada masa
transisi sebagaimana tercantum dalam Lampiran huruf D
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
(2) Terhadap Wajib Pajak Perseroan Terbuka yang
menyampaikan:
a. SPT Tahunan PPh Tahun Pajak 2019 dan/ atau Tahun
Pajak sebelumnya; dan/ atau
b. pembetulan SPT Tahunan PPh Tahun Pajak 2019
dan/ atau Tahun Pajak sebelumnya,
tetap berlaku ketentuan sebagaimana diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2013 tentang
Penurunan Tarif Pajak Penghasilan bagi Wajib Pajak
Badan Dalam Negeri yang Berbentuk Perseroan Terbuka
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 56 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 77 Tahun 2013 tentang Penurunan
Tarif Pajak Penghasilan bagi Wajib Pajak Badan Dalam
Negeri yang Berbentuk Perseroan Terbuka.
-9 -

BABV
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 9
Peraturan Menteri mi mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
- 10 -

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 1 September 2020

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

SRI MULYANI IND RAWATI

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 2 September 2020

DIREKTUR JENDERAL
PERATURANPERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

WIDODO EKATJAHJANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2020 NOMOR 988

ministrasi Kementerian
- 11 -

LAMPIRAN
PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 123/PMK.03/2020
TENTANG
BENTUK DAN TATA CARA PENYAMPAIAN LAPORAN SERTA
DAFTAR WAJIB PAJAK DALAM RANGKA PEMENUHAN
PERSYARATAN PENURUNAN TARIF PAJAK PENGHASILAN
BAGI WAJIB PAJAK BADAN DALAM NEGERI YANG
BERBENTUK PERSEROAN TERBUKA

A. LAPORAN KEPEMILIKAN SAHAM YANG MEMILIKI HUBUNGAN ISTIMEWA


(PEMEGANG SAHAM UTAMA DAN PEMEGANG SAHAM PENGENDALI}

LAPORAN KEPEMILIKAN SAHAM YANG MEMILIKI HUBUNGAN ISTIMEWA


(PEMEGANG SAHAM UTAMA DAN PEMEGANG SAHAM PENGENDALI}

NAMA WAJIB PAJAK .................................. ( 1)


NPWP .................................. (2)
TAHUN PAJAK .................................. (3)

Pemegang Hubungan Jumlah


Akhir
No Saham Kepemilikan Kepemilikan Persentase
Bulan Pengendalian
Nama NPWP Saham Saham
(4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) ( 11)

Demikian kami sampaikan dengan sebenarnya .


........ , ············· (12)
Wajib Pajak,

......................... ·············· (13}


- 12 -

PETUNJUK PENGISIAN LAPORAN KEPEMILIKAN SAHAM YANG MEMILIKI


HUBUNGAN ISTIMEWA

(1) Diisi dengan Nama Wajib Pajak Perseroan Terbuka.


(2) Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak Perseroan Terbuka.
(3) Diisi dengan Tahun Pajak pemanfaatan fasilitas penurunan tarif Pajak
Penghasilan.
(4) Diisi dengan nomor urut.
(5) Diisi dengan bulan.
(6) Diisi dengan nama pemegang saham yang memiliki hubungan istimewa
dengan Wajib Pajak Perseroan Terbuka.
(7) Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak pemegang saham.
(8) Diisi dengan bentuk hubungan istimewa pemegang saham dengan Wajib
Pajak Perseroan Terbuka.
(9) Diisi dengan jenis pengendalian berupa pengendalian secara langsung atau
tidak langsung
{ 10) Diisi dengan jumlah kepemilikan saham.
(11) Diisi dengan persentase kepemilikan saham.
(12) Diisi dengan tempat clan tanggal laporan dibuat.
(13) Diisi dengan tanda tangan direktur atau pengurus Wajib Pajak.
- 13 -

B. FORMAT DAFTAR WAJIB PAJAK YANG MEMENUHI KRITERIA

DAFTAR WAJIB PAJAK YANG MEMENUHI SYARAT BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 30 TAHUN 2020

TAHUN PAJAK: .... (1)


JUMLAH PIHAK PERSENTASE JUMLAH HARI
NAMA WAJIB NAMABIRO
PEMEGANG KEPEMILIKAN DALAM SATU
NO PAJAK/EMITEN/PERUSAHAAN NPWP ADMINISTRASI NPWP KETERANGAN
SAHAM KURANG SAHAM KURANG TAHUN PAJAK
PUBLIK EFEK
DARI 5% DARI 5% YANG DIPENUHI

(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)


- 14 -

PETUNJUK PENGISIAN FORMAT DAFTAR WAJIB PAJAK YANG MEMENUHI KRITERIA

(1) Diisi dengan Tahun Pajak.


(2) Diisi dengan nomor urut.
(3) Diisi dengan nama Wajib Pajak Perseroan Terbuka yang memenuhi kriteria.
(4) Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak Perseroan Terbuka.
(5) Diisi dengan nama Biro Administrasi Efek yang melaksanakan pencatatan pemilikan efek dan pembagian hak yang berkaitan dengan
efek Wajib Pajak Perseroan Terbuka.
(6) Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak Biro Administrasi Efek.
(7) Diisi dengan jumlah Pihak pemegang saham kurang dari 5% (lima persen) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat 2 dan ayat (3)
huruf a.
(8) Diisi dengan persentase dari kepemilikan saham kurang dari 5% (lima persen) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 atas seluruh
saham yang disetor diperdagangkan pada bursa efek di Indonesia.
(9) Diisi dengan jumlah hari dipenuhinya persyaratan.
( 10) Diisi dengan keterangan lain.
- 15 -

C. FORMAT LAPORAN BULANAN


Posisi Akhir Bulan
Jumlah Hari
Pemegang Saham Dengan Kepemilikan >=5% Pemegang Saham Dengan Kepemilikan <5% Memenuhi
Syarat
Modal Pemegang Saham
Utamadan Saham Hasil Pemegang Saham Pemegang Saham Saham Hasil Pemegang Saham % Total
Bulan Pemegang Saham Pembelian Kembali Lainnya Pengendali Pembelian Kembali Se bagai Pihak Memenuhi
Penzendali Syarat
Total
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Dasar Disetor Jumlah Jumlah Jumlah Bulan s.d.
Pemegang Jumlah Pemegang Jumlah Pemegang Jumlah Pemegang Pemegang Pemegang
(saham) (saham) Saham Saham Saham ini bulan
Saham Saham Saham Saham Saham Saham Saham Saham Saham
ini
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 (15/3) 17 18
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
- 16 -

D. CONTOH KONDISI YANG MEMENUHI KRITERIA PADA MASA TRANSISI

lnformasi Kondisi PT AE Tbk, pada Tahun 2020:

1. Informasi Umum

PT AE Tbk. mempunyai modal dasar Rp900.000.000.000,00 (sembilan


ratus miliar rupiah), dengan modal ditempatkan dan disetor penuh
sebesar Rp600.000.000.000,00 (enam ratus miliar rupiah) dengan nilai
nominal per lembar saham Rpl .000,00 (seribu rupiah) sehingga total
saham ditempatkan dan disetor penuh adalah 600.000.000 (enam ratus
juta) lembar saham.

2. Kondisi sebelum Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2020 ditetapkan

PT AE Tbk. mencatatkan 40% (empat puluh persen) dari saham


ditempatkan dan disetor penuh tersebut, yaitu sejumlah 240.000.000
(dua ratus empat puluh juta) lembar saham, untuk diperdagangkan di PT
Bursa Efek Indonesia.

Saham sejumlah 40% (empat puluh persen) tersebut dimiliki oleh 300
(tiga ratus) Pihak dengan persentase kepemilikan masing-masing Pihak
paling tinggi sebesar 4,99% (empat koma sembilan puluh sembilan
persen).

Kondisi tersebut terjadi selama 65 (enam puluh lima) hari kalender dalam
sejak Tahun Pajak sampai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun
2020 ditetapkan.

3. Kondisi setelah Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2020 ditetapkan.

Saham sejumlah 40% (empat puluh persen) tersebut dimiliki oleh 300
{tiga ratus) Pihak dengan persentase kepemilikan masing-masing Pihak
paling tinggi sebesar 4,99% (empat koma sembilan puluh sembilan
persen).

Kondisi tersebut terjadi selama 140 (seratus empat puluh) hari kalender
sejak Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2020 sampai dengan akhir
Tahun Pajak.

Dengan demikian, jumlah saham PT AE Tbk. yang diperdagangkan di PT


Bursa Efek Indonesia sebesar 40% (empat puluh persen) dari jumlah
keseluruhan saham yang ditempatkan dan disetor penuh serta dimiliki
oleh 300 (tiga ratus) Pihak dengan kepemilikan masing-masing Pihak
kurang dari 5% (lima persen) dari keseluruhan saham yang ditempatkan
- 17 -

dan disetor penuh. Mengingat kondisi tersebut terjadi selama 183 (seratus
delapan puluh tiga) hari dan pemenuhan persyaratannya dilakukan
dengan penyampaian laporan kepada Direktorat J enderal Pajak, maka PT
AE Tbk. memenuhi ketentuan Pasal 3 ayat (1) dan ayat (2), sehingga dapat
memperoleh penurunan tarif Pajak Penghasilan sebesar 3% (tiga persen)
lebih rendah dari tarif Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2.

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


'
ttd.
SRI MULYANI INDRAWATI

SYAl:I J
0213 199703 1 001

Anda mungkin juga menyukai