Anda di halaman 1dari 85

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN

NOMOR 84/KPTS/RC.110/J/12/2019
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN
LUMBUNG PANGAN MASYARAKAT
TAHUN 2020

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan


Pasal 25 ayat (1) Peraturan Menteri Pertanian
Nomor 56 Tahun 2019 tentang Pedoman
Umum Pengelolaan dan Penyaluran Bantuan
Pemerintah Lingkup Kementerian Pertanian
Tahun Anggaran 2020, perlu menetapkan
Keputusan Kepala Badan Ketahanan Pangan
tentang Petunjuk Teknis Pengembangan
Lumbung Pangan Masyarakat Tahun 2020;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003


tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4355);
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004
tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4400);
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
104, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4421);
5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012
tentang Pangan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor
227, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5360);
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah beberapa kali diubah,
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);
7. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2019
tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara Tahun Anggaran 2020
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2019 Nomor 198);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun
2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 20,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4816);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun
2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 127,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4890);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun
2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2013 Nomor 103, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5423) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 50
Tahun 2018 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun
2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 229, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6267);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun
2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 60, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5680);
12. Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2015
tentang Kementerian Pertanian (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 85);
13. Keputusan Presiden Nomor 65/TPA
Tahun 2017 tentang Pengangkatan Dalam
Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di
Lingkungan Kementerian Pertanian;
14. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018
tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 33);
15. Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2019
tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun
2020 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 174);
16. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019
tentang Organisasi Kementerian Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2019 Nomor 203);
17. Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2019
tentang Rincian Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2020
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2019 Nomor 220);
18. Keputusan Menteri Keuangan Nomor
171/KMK.05/2007 tentang Sistem
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Pemerintah Pusat;
19. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
156/PMK.07/2008 tentang Pedoman
Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan
Tugas Pembantuan sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 248/PMK. 07/2010
tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor
156/PMK.07/2008 tentang Pedoman
Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan
Tugas Pembantuan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor
660);
20. Peraturan Menteri Pertanian Nomor
41/Permentan/ OT.140/9/2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat
Unit Akuntansi Pembantu Pengguna
Anggaran/Barang-Wilayah (UAPPA/B-W);
21. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
249/PMK.02/2011 tentang Pengukuran
dan Evaluasi Kinerja Atas Pelaksanaan
Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian
Negara dan Lembaga (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor
938);
22. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara
Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2012 Nomor 1191);
23. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
162/PMK.05/2013 tentang Kedudukan
dan Tanggung Jawab Bendahara Pada
Satuan Kerja Pengelola Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2013
Nomor 1350);
24. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
214/PMK.05/2013 tentang Bagan Akun
Standar (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2013 Nomor 1618);
25. Peraturan Menteri Pertanian Nomor
43/Permentan/ OT.010/8/2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Pertanian (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 1243);
26. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme
Pelaksanaan Anggaran Bantuan
Pemerintah pada Kementerian
Negara/Lembaga (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 1340)
sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor
173/PMK.05/2016 tentang Perubahan
atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme
Pelaksanaan Anggaran Bantuan
Pemerintah pada Kementerian
Negara/Lembaga (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 1745);
27. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 52
Tahun 2019 tentang Pengelolaan Dana
Dekonsentrasi dan Dana Tugas
Pembantuan;
28. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 56
Tahun 2019 tentang Pedoman Umum
Pengelolaan dan Penyaluran Bantuan
Pemerintah Lingkup Kementerian
Pertanian Tahun Anggaran 2020;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN KETAHANAN


PANGAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS
PENGEMBANGAN LUMBUNG PANGAN
MASYARAKAT TAHUN 2020.

KESATU : Petunjuk Teknis Pengembangan Lumbung


Pangan Masyarakat Tahun 2020 sebagaimana
tercantum dalam Lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini.

KEDUA : Petunjuk Teknis Pengembangan Lumbung


Pangan Masyarakat Tahun 2020 sebagaimana
dimaksud dalam Diktum KESATU digunakan
sebagai acuan bagi Pemerintah, pemerintah
provinsi dan pemerintah kabupaten/kota
dalam melaksanakan Program Peningkatan
Diversifikasi dan Ketahanan Pangan
Masyarakat Tahun 2020.

KETIGA : Biaya yang diperlukan sebagai akibat


ditetapkannya Keputusan ini dibebankan pada
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Badan
Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian
Tahun Anggaran 2020.

KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal


ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 16 Desember 2019
KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN,

AGUNG HENDRIADI

Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth. :


1. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan;
2. Menteri Keuangan;
3. Menteri Pertanian;
4. Pimpinan Unit Kerja Eselon I Lingkup Kementerian
Pertanian;
5. Gubernur pelaksana;
6. Bupati/walikota pelaksana.
-1-

LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA BADAN
KETAHANAN PANGAN
NOMOR
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS KEGIATAN
PENGEMBANGAN LUMBUNG
PANGAN MASYARAKAT
TAHUN 2020

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling


utama dan pemenuhannya merupakan bagian dari hak
asasi manusia. Pemerintah menjamin terwujudkan
kecukupan pangan untuk mencapai ketahanan pangan
sampai perorangan. Ketahanan Pangan adalah kondisi
terpenuhinya Pangan bagi negara sampai dengan
perseorangan, yang tercermin dari tersedianya Pangan yang
cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam,
bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan
dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk
dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan.

Pembangunan ketahanan pangan menjadi tanggung jawab


pemerintah, bersama dengan masyarakat sebagai pelaku
-2-

utama pembangunan. Ketahanan pangan ditandai


tersedianya pangan yang cukup untuk dikonsumsi
masyarakat antardaerah dan antarwaktu. Pemerintah dan
Pemerintah Daerah memfasilitasi pengembangan Cadangan
Pangan Masyarakat untuk memenuhi ketersediaan pangan.
Hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 18
Tahun 2012 tentang Pangan. Untuk memperkuat
ketersediaaan dan cadangan pangan dikembangkan melalui
kegiatan Lumbung Pangan Masyarakat (LPM). LPM
berfungsi untuk mengelola stok pada saat musim panen
raya/paceklik, antisipasi gejolak harga pangan, bencana
alam, dan/atau bencana sosial serta mewujudkan
kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan usaha ekonomi
produktif.

Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) yang dibangun dan


dikembangkan oleh Kementerian Pertanian melalui Badan
Ketahanan Pangan sejak tahun 2009-2019 mencapai 3.993
LPM. Tahapan kegiatan LPM mencakup: a) Tahap
Penumbuhan: pembangunan fisik lumbung pangan melalui
DAK Fisik Bidang Pertanian; b) Tahap Pengembangan:
fasilitasi pengisian LPM melalui APBN; dan c) Tahap
Kemandirian: fasilitasi penguatan kelembagaan.

Kegiatan LPM melalui APBN TA 2020 difokuskan untuk


pengisian LPM tahap pengembangan yang dibangun melalui
DAK Fisik Bidang Pertanian TA 2014 dan/atau DAK tahun
sebelumnya yang sudah pernah mendapat 1 (satu) kali
Banper atau belum pernah. Sedangkan untuk 163 LPM
yang pembangunannya dibiayai DAK Fisik Bidang Pertanian
-3-

TA 2019, fasilitasi pengisian bersumber dari APBD. Sebagai


acuan dalam pelaksanaan kegiatan Pengembangan LPM TA
2020 bagi pelaksana kegiatan di tingkat pusat, provinsi,
kabupaten/kota dan kelompok penerima manfaat, maka
disusun Petunjuk Teknis (Juknis) Kegiatan Pengembangan
LPM TA 2020.

B. Tujuan

Pengembangan LPM bertujuan untuk meningkatkan volume


cadangan pangan kelompok dalam rangka menjamin
ketersediaan dan keterjangkauan pangan melalui fasilitasi
pemberian Bantuan Pemerintah (Banper) pada kelompok
LPM untuk pengelolaan cadangan pangan berlandaskan
usaha ekonomi produktif.

C. Sasaran

Sasaran Kegiatan Pengembangan LPM TA 2020 adalah 300


(tiga ratus) kelompok penerima manfaat di 28 (dua puluh
delapan) provinsi yang tersebar di 120 (seratus dua puluh)
kabupaten/kota. Kelompok ini merupakan penerima
manfaat pembangunan LPM melalui anggaran DAK Fisik
Bidang Pertanian TA 2014 dan/atau DAK tahun
sebelumnya yang sudah pernah mendapat 1 (satu) kali
Banper melalui APBN untuk pengisian cadangan pangan.
-4-

D. Indikator Keberhasilan

Keberhasilan kegiatan pengembangan LPM terlihat dari


capaian indikator sebagai berikut:

Indikator Output
1. Tersalurkannya seluruh Dana Banper untuk pengisian
LPM;
2. Terkelolanya LPM dengan tetap mempertahankan nilai
buku dalam bentuk stok gabah dan/atau beras yang
tersedia dan/atau yang beredar di kelompok, minimal
setara dengan nilai Banper.

Indikator Outcome
Berfungsinya LPM sebagai cadangan pangan masyarakat.

Benefit
Berkembangnya LPM sebagai cadangan pangan masyarakat
secara berkelanjutan.

Impact
Terwujudnya ketahanan pangan masyarakat.

E. Pengertian

Dalam Juknis ini yang dimaksud dengan:

1. Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan


bagi negara sampai dengan perseorangan, yang
tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik
jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi,
merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan
-5-

agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat


hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan.

2. Cadangan Pangan Masyarakat yang selanjutnya disebut


cadangan pangan adalah persediaan pangan yang
dikuasai dan dikelola oleh masyarakat di tingkat
pedagang, komunitas, dan rumah tangga.

3. Bantuan Pemerintah yang selanjutnya disingkat Banper


adalah bantuan yang tidak memenuhi kriteria bantuan
sosial yang diberikan oleh pemerintah kepada
perseorangan, kelompok masyarakat atau lembaga
pemerintah/non pemerintah.

4. Lumbung Pangan Masyarakat yang selanjutnya


disingkat LPM adalah sarana fisik untuk penyimpanan
gabah dan/atau beras dalam mewujudkan cadangan
pangan masyarakat untuk antisipasi masa paceklik,
gejolak harga, bencana alam, dan/atau bencana sosial.

5. Pengembangan LPM adalah kegiatan berupa pengelolaan


cadangan pangan yang disertai dengan usaha ekonomi
produktif kelompok LPM untuk memantapkan
penyediaan pangan, peningkatan pendapatan dan
kesejahteraan kelompok.

6. Kelompok LPM adalah organisasi pengelola cadangan


pangan yang ditumbuhkan oleh masyarakat di wilayah
LPM tersebut dan dikelola secara kolektif dengan tujuan
untuk penyediaan pangan di suatu wilayah.

7. Rencana Usaha Kelompok yang selanjutnya disingkat


RUK adalah usulan usaha kelompok yang disusun
-

secara sistematis dan partisipatif sebagai dasar


pencairan dan pemanfaatan Banper.

8. Usaha Ekonomi Produktif dalam mendukung kegiatan


LPM adalah aktivitas pembelian-penjualan, tunda jual,
dan simpan pinjam untuk komoditas gabah dan/atau
beras.

9. Tim Pembina adalah pejabat Dinas Daerah Provinsi yang


menyelenggarakan urusan pangan yang ditugaskan
untuk melakukan pembinaan, pendampingan,
monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan
Pengembangan LPM.

10. Tim Teknis adalah petugas Dinas Daerah


Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan urusan
pangan yang ditugaskan untuk melakukan pengawalan
dan pendampingan kepada kelompok LPM dalam
melaksanakan kegiatan pengelolaan cadangan pangan
berlandaskan usaha ekonomi produktif.
-

BAB II
KERANGKA PIKIR

A. Konsep Kegiatan

Pengembangan LPM merupakan salah satu upaya strategis


dalam membangun sistem ketahanan pangan di tingkat
masyarakat. Keberadaan LPM menjadi sangat relevan karena
memberikan kemudahan akses pangan, baik secara fisik
maupun ekonomi (daya beli). Untuk keberlanjutan LPM,
diperlukan sinergi antara pemerintah, pemerintah daerah
dan masyarakat dalam pelaksanaannya.

Kegiatan pengembangan LPM TA 2020 dilakukan dengan


pemberian dana Banper sebesar Rp 40 juta kepada kelompok
untuk pengisian lumbung dan pengelolaan cadangan pangan
berlandaskan usaha ekonomi produktif dengan tetap menjaga
ketersediaan cadangan pangan di lumbung. Pengembangan
usaha ekonomi produktif diantaranya melalui usaha
pembelian-penjualan, sistem tunda jual, dan/atau simpan
pinjam untuk komoditas gabah dan/atau beras, dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan anggota kelompok LPM
serta mendukung pertumbuhan ekonomi pedesaan. Dalam
pelaksanaannya dialokasikan dana dekonsentrasi melalui
pemerintah provinsi dan kabupaten/kota untuk pelatihan,
pembinaan, dan pendampingan. Kegiatan tersebut ditujukan
untuk penguatan kelembagaan dan peningkatan kinerja
pengelolaan LPM, sebagaimana terjabar pada Gambar 1.
-

Gambar 1. Skenario Pemanfaatan Banper LPM TA


2020

Pengelolaan cadangan pangan melalui pengembangan usaha


ekonomi produktif dilakukan dengan prinsip perputaran stok
(revolving stock). Perputaran stok dilakukan melalui
optimalisasi pemanfaatan seluruh dana Banper untuk
pembelian gabah dan/atau beras, dengan stok gabah
dan/atau beras yang tersedia dan/atau yang beredar di
kelompok, minimal setara dengan nilai Banper.

Perputaran stok juga dilakukan untuk menjaga kualitas


cadangan pangan (gabah dan/atau beras) yang dikelola.
Penyimpanan dalam bentuk gabah dengan kadar air ≤14%
maksimal disimpan selama 6 bulan. Penyimpanan dalam
bentuk beras dengan kadar air ≤14% maksimal disimpan
selama 4 bulan. Untuk menjaga stabilitas harga di tingkat
petani, pembelian gabah dan/atau beras diutamakan pada
saat panen raya.
-

B. Strategi Pelaksanaan

Strategi Pengembangan LPM dapat dijabarkan dengan


langkah-langkah kegiatan pelaksanaan sebagai berikut:

a. peningkatan kemampuan sumber daya manusia melalui


pelatihan dan pembinaan untuk penguatan kelembagaan
kelompok; dan

b. pengembangan cadangan pangan berlandaskan usaha


ekonomi produktif kelompok.

Pemerintah daerah melanjutkan pembinaan terhadap


kelompok LPM agar mencapai kemampuan kemandirian
melalui:

a. memelihara dan mempertahankan kelembagaan kelompok;

b. meningkatkan kemampuan pengurus dalam pengelolaan


cadangan pangan dan kemitraan secara berkelanjutan;

c. menyediakan alokasi dana pendukung lainnya dari APBD


baik provinsi maupun kabupaten/kota untuk
memantapkan pembinaan dan pelatihan dalam rangka
peningkatan kemampuan kelompok;

d. mendorong keberlanjutan cadangan pangan berlandaskan


usaha ekonomi produktif yang ada di kelompok; dan

e. melakukan advokasi dalam rangka penyerahan aset Dana


Alokasi Khusus (DAK) Fisik Bidang Pertanian kepada
kelompok sebagai upaya menjaga keberlanjutannya.
-

Berdasarkan uraian diatas, maka kerangka pikir kegiatan


Pengembangan LPM dapat dijelaskan melalui gambar berikut:

Gambar 2. Kerangka Pikir Pengembangan LPM


-

BAB III

PELAKSANAAN

A. Pelaksanaan Kegiatan
1. Penetapan Lokasi dan Penerima Manfaat
a. Lokasi
Lokasi kegiatan adalah lokasi lumbung yang telah
dibangun melalui DAK Fisik Bidang Pertanian Tahun
2014 dan/atau DAK tahun sebelumnya yang pernah
mendapatkan fasilitasi 1 (satu) kali pengisian
cadangan pangan melalui alokasi APBN, sebanyak
300 (tiga ratus) kelompok penerima manfaat di 28
(dua puluh delapan) provinsi yang tersebar di 120
(seratus dua puluh) kabupaten/kota.

Tabel 2 : Lokasi Penerima Banper LPM Tahun 2020


No Provinsi Ʃ Kab/Kota Ʃ LPM
1 Aceh 4 10
2 Sumatera Utara 3 14
3 Sumatera Barat 7 22
4 Jambi 4 10
5 Sumatera Selatan 8 26
6 Bengkulu 2 4
7 Lampung 10 34
8 Jawa Tengah 11 20
9 DI Yogyakarta 2 7
10 Jawa Timur 6 6
11 Kalimantan Barat 3 14
12 Kalimantan Tengah 2 5
13 Kalimantan Selatan 4 11
14 Sulawesi Utara 4 8
15 Sulawesi Tengah 4 10
16 Sulawesi Selatan 6 10
-

No Provinsi Ʃ Kab/Kota Ʃ LPM


17 Sulawesi Tenggara 5 10
18 Bali 4 7
19 Nusa Tenggara Barat 7 23
20 Nusa Tenggara Timur 7 14
21 Maluku 4 6
22 Maluku Utara 1 3
23 Banten 3 7
24 Kep. Bangka Belitung 3 5
25 Gorontalo 3 6
26 Kepulauan Riau 1 2
27 Sulawesi Barat 1 3
28 Kalimantan Utara 1 3
120 300

b. Penerima manfaat

Kriteria kelompok penerima manfaat adalah sebagai


berikut:

1) LPM dibangun melalui dana DAK Fisik Bidang


Pertanian TA 2014 dan/atau DAK tahun
sebelumnya yang pernah mendapat fasilitasi 1
(satu) kali pengisian cadangan pangan melalui
alokasi APBN;
2) Kelompok memiliki organisasi kepengurusan
(Ketua, Sekretaris, Bendahara);
3) Memiliki rekening bank pemerintah atas nama
kelompok;
4) Memiliki AD/ART;
5) Memiliki anggota minimal 20 orang; dan
6) Sudah terdaftar pada Sistem Informasi Penyuluhan
Pertanian (Simluhtan).
-

2. Komponen Kegiatan

a. Seleksi dan Verifikasi Calon Penerima dan Calon


Lokasi (CPCL)
Keberhasilan pelaksanaan verifikasi CPCL sangat
tergantung pada kecermatan petugas lapangan dalam
mengidentifikasi dan mengusulkan kelompok LPM
sebagai calon penerima manfaat. Verifikasi perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1) Verifikasi dilakukan oleh provinsi bersama


kabupaten/kota.
2) Kondisi fisik LPM harus dalam keadaan baik dan
masih berfungsi sebagai tempat penyimpanan
cadangan pangan (gabah dan/atau beras).
3) Kelompok masih aktif menjalankan kegiatannya.

b. Penetapan Kelompok Penerima Banper


Berdasarkan hasil seleksi dan verifikasi CPCL,
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) provinsi
menetapkan Surat Keputusan Penerima Bantuan
Pemerintah yang disahkan oleh Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA) provinsi.

c. Sosialisasi
Sosialisasi kegiatan kepada kelompok penerima
manfaat dilakukan oleh provinsi dengan melibatkan
petugas kabupaten/kota.

d. Pemberdayaan Kelompok
Pengembangan LPM dilakukan melalui pendekatan
pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan peran
-

aktif seluruh anggota kelompok. Kelompok LPM


diharapkan memiliki kemampuan untuk mengelola
cadangan pangan berlandaskan usaha ekonomi
produktif yang berkelanjutan. Bimbingan dan
dukungan dilakukan terhadap kelompok oleh Tim
Teknis kabupaten/kota secara persuasif, partisipatif
dan komunikatif.

e. Pelatihan
Pelatihan dilaksanakan oleh provinsi kepada
kelompok LPM dalam rangka pemberdayaan untuk
meningkatkan kapasitas kelompok dalam manajemen
pengelolaan LPM.

3. Penyusunan Rencana Usaha Kelompok

Rencana Usaha Kelompok (RUK) disusun oleh kelompok


LPM dalam merencanakan pemanfaatan dana Banper
melalui pengadaan gabah dan/atau beras untuk
pengisian LPM, dengan penjabaran sebagai berikut:
1) Menyusun RUK dalam bentuk tabel yang didalamnya
mencakup uraian kegiatan, volume gabah dan/atau
beras yang akan dibeli, harga satuan pembelian
gabah dan/atau beras di tingkat petani, merujuk
pada harga rata-rata yang berlaku di wilayah
setempat (Format 3);

2) RUK disusun secara partisipatif melalui musyawarah


anggota kelompok yang difasilitasi oleh Tim Teknis
kabupaten/kota;
-

3) RUK yang telah disusun ditandatangani oleh ketua


kelompok dan diketahui Tim Teknis kabupaten/kota
serta disahkan oleh PPK Provinsi;

4) RUK yang telah disusun dapat disesuaikan dengan


perubahan harga gabah dan/atau beras dengan
melakukan revisi RUK berdasarkan persetujuan Tim
Teknis kabupaten/kota untuk disampaikan kepada
PPK Provinsi;

5) RUK merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari


naskah perjanjian kerjasama pemanfaatan dana
Banper;

4. Pengadaan/Pengisian LPM

1) Mengutamakan pembelian gabah dan/atau beras dari


petani anggota kelompok LPM, petani setempat atau
dari wilayah sekitarnya;

2) Pengadaan gabah dan/atau beras diupayakan pada


saat panen raya sehingga volume pangan yang
dikelola kelompok akan lebih optimal;

3) Dana Banper harus dibelanjakan seluruhnya pada


tahun anggaran berjalan. Apabila terdapat sisa dana,
sampai dengan akhir tahun anggaran (31 Desember
2020), penerima Banper harus menyampaikan bukti
surat setoran sisa dana ke rekening Kas Negara
kepada PPK sesuai dengan perjanjian kerja sama
sebagai dokumen tambahan laporan
pertanggungjawaban bantuan.
-

5. Pengelolaan cadangan pangan

a. Pengelolaan cadangan pangan melalui usaha ekonomi


produktif meliputi: pembelian-penjualan, tunda jual,
simpan pinjam, dan penyediaan cadangan pangan di
lumbung;

b. Pembelian-penjualan gabah dan/atau beras dan


tunda jual dilakukan untuk pemupukan modal
kelompok (berorientasi profit);

c. Penyediaan cadangan pangan di lumbung bersifat


revolving (berputar) agar kualitas gabah dan/atau
beras tetap terjaga yang diperuntukkan:
1) Pemenuhan kebutuhan anggota kelompok yang
mengalami kekurangan pangan pada saat paceklik
dalam bentuk simpan pinjam;

2) Peminjaman gabah dan/atau beras oleh anggota


harus diatur dengan jelas dalam AD/ART terkait
waktu dan besaran pengembaliannya;

3) Penyaluran cadangan pangan di LPM untuk


kegiatan sosial bagi anggota kelompok diambil dari
marjin keuntungan dari kegiatan pengelolaan
cadangan pangan melalui usaha ekonomi produktif
(tidak menggerus modal);

4) Pelepasan cadangan pangan di LPM tetap


mempertimbangkan ketersediaan cadangan
pangan di lumbung bila terjadi keadaan darurat,
dan segera dilakukan pengisian kembali setelah
dilakukan penyaluran cadangan pangan.
-

5) Penggunaan cadangan pangan untuk keperluan


diatas harus tercatat dalam pembukuan.

d. Dalam upaya menjaga kualitas dan ketersediaan


cadangan pangan, beberapa kriteria yang perlu
diperhatikan oleh kelompok sebagai berikut:
1) Gabah dengan kadar air ≤14% maksimal
disimpan selama 6 bulan.
2) Beras dengan kadar air ≤14% maksimal disimpan
selama 4 bulan.
3) Jangka waktu perputaran jual beli, tunda jual,
dan/atau simpan pinjam gabah dan/atau beras
maksimal 4 bulan.

6. Koordinasi, Pendampingan, Pelatihan

a. Koordinasi dilakukan secara berjenjang dan bersifat


dua arah;
b. Pendampingan dilakukan secara intensif oleh Tim
Teknis kabupaten/kota;
c. Pelatihan dilakukan di tingkat provinsi;
d. Sosialisasi dan pendampingan dilakukan di tingkat
kabupaten/kota.

B. Pengelolaan Banper

1. Dana Banper
Dana Banper diberikan kepada setiap kelompok penerima
manfaat sebesar Rp40.000.000,00 (empat puluh juta
rupiah).
-

2. Pemanfaatan Dana Banper


Dana Banper seluruhnya digunakan untuk pembelian
gabah dan/atau beras kemudian dikelola dengan prinsip
perputaran stok dalam rangka menjaga kualitas gabah
dan/atau beras dan ketersediaan stok. Jenis usaha yang
dilaksanakan bersifat menguntungkan dan cepat
menghasilkan sehingga keuntungan dapat digunakan
untuk operasional kelembagaan lumbung pangan.

3. Mekanisme Pencairan dan Penyaluran Dana Banper


Proses pencairan dan penyaluran dana Banper kegiatan
Pengembangan LPM Tahun 2020 mengacu kepada
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 56 Tahun 2019
tentang Pedoman Umum Pengelolaan dan Penyaluran
Bantuan Pemerintah Lingkup Kementerian
Pertanian Tahun Anggaran 2020 dan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 tentang Perubahan
atas PMK Nomor 168/PMK.05/2015
tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran
Bantuan Pemerintah pada Kementerian, dengan
mekanisme pencairan dan penyaluran
dana Banper sebagai berikut:

a. Pencairan dana Banper dapat dilakukan secara


sekaligus atau bertahap berdasarkan Surat
Keputusan dan Perjanjian Kerja Sama antara
Kelompok LPM penerima Banper dengan PPK;

b. Perjanjian Kerja Sama (Format 4) memuat: dasar


pelaksanaan; lingkup pekerjaan; sumber dan
jumlah dana; pembayaran; sanksi; perselisihan;
-

keadaan memaksa (force majeure); dan jangka


waktu berlakunya perjanjian;

c. Kelompok LPM harus memiliki rekening tabungan


pada Bank Pemerintah. Bagi kelompok yang sudah
memiliki rekening pada Bank Pemerintah
diwajibkan melampirkan rekening koran saldo
terakhir sebelum Dana Banper dicairkan;

d. Kelompok LPM membuat surat permohonan transfer


dana yang dilampiri RUK dan diketahui/disetujui
Tim Teknis Kabupaten/Kota. Berkas surat
permohonan transfer dana harus mencantumkan:
nama dan alamat kelompok LPM; Nama ketua
kelompok; nomor KTP ketua kelompok, nomor
rekening kelompok LPM; nama Bank Pemerintah;
serta jumlah dana Banper yang akan ditransfer.
(Format 7)

e. Surat permohonan beserta RUK untuk selanjutnya


diteruskan kepada PPK Provinsi untuk
ditelaah/diverifikasi dan disetujui.
f. Surat permohonan beserta RUK yang sudah
disetujui oleh PPK Provinsi selanjutnya diajukan ke
KPA Provinsi sebagai dasar untuk proses
selanjutnya;
g. Apabila RUK sudah dianggap lengkap dan benar,
maka KPA Provinsi memerintahkan PPK Provinsi
untuk mempersiapkan SPP-LS;
h. Setelah SPP-LS ditandatangani oleh PPK Provinsi
selanjutnya diteruskan ke Pejabat Penandatangan
-

SPM untuk dilakukan penelitian atas kelengkapan


data serta dokumen pendukungnya dan untuk
selanjutnya sebagai dasar penerbitan SPM;

i. Pejabat Pengujian dan Perintah Pembayaran (PPPP)


menguji SPP-LS dan menerbitkan SPM-LS;

j. KPA/PPK Provinsi mengajukan SPM-LS kepada


KPPN dengan melampirkan:

1) keputusan kepala dinas/PPK Provinsi yang


menyelenggarakan urusan pangan provinsi
tentang penetapan kelompok;
2) RUK dan berkas surat permohonan transfer;
3) kuitansi yang ditandatangani oleh ketua
kelompok dan diketahui oleh PPK Provinsi; dan
4) Perjanjian Kerja Sama antara PPK Provinsi
dengan kelompok sasaran tentang pemanfaatan
dana Banper sesuai dengan dalam Format 5.

k. Kelompok membuat Surat Pernyataan Tanggung


Jawab Mutlak penggunaan dana Banper LPM
(Format 15).

l. KPPN menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana


(SP2D) sesuai ketentuan yang berlaku; dan

m. Dalam peningkatan kinerja dan mendukung


percepatan penyerapan anggaran, maka pencairan
Dana Banper harus dilakukan secepatnya dengan
mengacu pada peraturan perundang-undangan.
-

KPA/PPK Provinsi k. SPM-LS


SPM-LS
KPA/PPK Provinsi

g. g.
Verifikasi RUK & Verifikasi RUK & Verifikasi
Surat Permohonan Transfer Dana SPP-LS
Verifikasi
f.
Surat Permohonan i. SPP-
& j.
PPK Provinsi LS SPP-LS Pejabat Penanda- tanganan SPM KPPN
Transfer Dana
f. h. i. & j.
SPP-LS m.
Verifikasi RUKPPK
& Provinsi Pejabat Penanda-
Surat Permohonan Transfer Dana KPPN
tanganan SPM
e. h. SP2D dan
Tim Teknis Kab/Kota Transfer Dana Bantuan
m.
Verifikasi RUK &
Surat Permohonan
Transfer Dana SP2D dan
e. Transfer Dana
Tim Teknis Kab/Kota
d. Ketua Kelompok Bantuan
LPM
RUK & Surat Permohonan
Transfer Dana

Gambar 3. Mekanisme Pencairan Dana Banper 2020

4. Pertanggungjawaban

Laporan pertanggungjawaban disampaikan kepada PPK


Provinsi setelah pekerjaan selesai atau pada pada akhir
Tahun Anggaran dengan melampirkan:
a. Berita Acara Serah Terima (BAST) akhir memuat:
1) Jumlah dana awal, dana yang dipergunakan, dan
sisa dana;
2) Pekerjaan telah diselesaikan sesuai dengan
Perjanjian Kerja Sama; dan
-

3) Pernyataan bahwa bukti-bukti pengeluaran telah


disimpan.

BAST sesuai dengan Format 14;

b. Menggunakan aplikasi foto open camera yang disertai


dengan titik koordinat dan lokasi hasil pekerjaan
yang telah diselesaikan;
c. Bukti setor ke rekening kas Negara dalam hal
terdapat sisa bantuan.

5. Pengendalian dan Pengawasan

Kegiatan pengendalian merupakan tindakan yang


diperlukan untuk mengatasi risiko serta penetapan dan
pelaksanaan kebijakan dan prosedur untuk memastikan
bahwa tindakan mengatasi risiko telah dilaksanakan
secara efektif. Kegiatan pengendalian yang dilakukan
antara lain:
a. Pembinaan secara berjenjang mulai dari petugas
provinsi sampai kabupaten/kota, terhadap
pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh kelompok;

b. Pengendalian terhadap pengelolaan keuangan yang


dilakukan kelompok LPM oleh petugas
kabupaten/kota;

c. Pengendalian terhadap pemanfaatan dana Banper


yang dilakukan kelompok LPM oleh petugas
kabupaten/kota;
-

d. Dokumentasi yang baik atas Sistem Pengendalian


Intern (SPI) serta transaksi dan kejadian penting
lainnya.

Pengendalian intern pada perangkat daerah di Dinas


Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota yang
menyelenggarakan urusan pangan agar berjalan
sebagaimana yang diharapkan dan terus dilakukan
perbaikan-perbaikan.

Pengawasan merupakan proses dan dilakukan oleh


pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota untuk
memastikan bahwa semua kegiatan LPM yang terlaksana
sesuai dengan yang telah direncanakan.

KPA melakukan monitoring dan evaluasi dalam rangka


pencapaian target kinerja, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan dan penyaluran Banper, antara lain
melakukan pengawasan terhadap:
a. Kesesuaian antara pelaksanaan penyaluran Banper
dengan Pedum dan Juknis serta ketentuan peraturan
terkait lainnya; dan
b. Kesesuaian target capaian dengan realisasi.

KPA mengambil langkah-langkah tindak lanjut


berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi untuk
perbaikan penyaluran Banper.

6. Titik Kritis Pelaksanaan Kegiatan

Terdapat 9 (sembilan) titik kritis dalam pelaksanaan


kegiatan LPM yang perlu mendapatkan perhatian, yaitu:
-

a. Satuan Kerja (Satker) belum memahami Juknis


Banper LPM TA 2020 terutama yang terkait dengan
pengelolaan cadangan pangan berlandaskan usaha
ekonomi produktif;
b. Penetapan kelompok penerima manfaat tidak sesuai
dengan kriteria;
c. Penyusunan RUK tidak sesuai dengan kebutuhan di
tingkat kelompok;
d. Keterlambatan penyaluran dana Banper ke rekening
kelompok dan pencairan tidak tepat waktu;
e. Pemanfaatan dana Banper tidak sesuai dengan RUK;
f. Pelatihan dan pendampingan kepada kelompok tidak
dilaksanakan;
g. Tidak berkembangnya modal kelompok melalui usaha
ekonomi produktif;
h. Tidak dilampirkannya bukti-bukti pemanfaatan dana
Banper;
i. Terdapat dana Banper yang tidak dimanfaatkan
sampai dengan 31 Desember 2020.

7. Analisa Resiko

Analisa resiko pada kegiatan Pengembangan LPM TA


2020 sebagai berikut:
-

Analisa Resiko
No Pernyataan Risiko
K D
Satuan Kerja (Satker) belum memahami
Juknis Banper LPM TA 2020 terutama
1 yang terkait dengan pengelolaan 2 3
cadangan pangan berlandaskan usaha
ekonomi produktif
Penetapan kelompok penerima manfaat
2 tidak sesuai dengan kriteria 2 2
Penyusunan RUK tidak sesuai dengan
3 kebutuhan di tingkat kelompok 3 3

Keterlambatan penyaluran dana Banper


ke rekening kelompok dan pencairan
4 3 4
tidak tepat waktu

Pemanfaatan dana Banper tidak sesuai


5 2 3
RUK
Pelatihan dan pendampingan kepada
6 kelompok tidak dilaksanakan 3 3

Tidak berkembangnya modal kelompok


7 4 3
melalui usaha ekonomi produktif
Tidak dilampirkannya bukti-bukti
8 3 4
pemanfaatan dana Banper
Terdapat dana Banper yang tidak
9 dimanfaatkan sampai dengan 31 1 3
Desember 2020.

Keterangan :
KEMUNGKINAN (K) TERJADINYA DAMPAK (D) TERHADAP TUJUAN
1. Jarang Sekali 1. Kecil Sekali
2. Jarang 2. Kecil
3. Sering 3. Besar
4. Sering Sekali 4. Sangat Besar
-
-

BAB IV
ORGANISASI DAN TATA KERJA

Agar pelaksanaan kegiatan memenuhi kaidah pengelolaan sesuai


prinsip pelaksanaan pemerintahan yang baik (good governance)
dan pemerintah yang bersih (clean government), maka
pelaksanaan kegiatan harus memenuhi prinsip-prinsip:
1. Mentaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
2. Membebaskan diri dari praktek korupsi, kolusi, dan
nepotisme (KKN);
3. Menjunjung tinggi keterbukaan informasi, transparansi, dan
demokratisasi; dan
4. Memenuhi asas akuntabilitas.
Pengorganisasian LPM baik di tingkat pusat, provinsi, dan
kabupaten/kota berada di bawah koordinasi dinas yang
menangani urusan pangan.

A. Tingkat Pusat

Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian


mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut:
1. menyusun Juknis Banper Kegiatan Pengembangan LPM;
2. melakukan koordinasi, sosialisasi, advokasi, dan
asistensi dalam mengintegrasikan kegiatan dengan
instansi yang menangani urusan pangan maupun lintas
sektor yang mendukung pelaksanaan dan
pengembangan kegiatan LPM;
3. melakukan pemantauan, monitoring, dan evaluasi, serta
melakukan pembinaan;
4. menyusun laporan pelaksanaan kegiatan Banper LPM.
-

B. Tingkat Provinsi

Penanggung jawab kegiatan Pengembangan LPM adalah


Kepala Dinas Daerah Provinsi yang menyelenggarakan
urusan pangan. Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan
dibentuk Tim Pembina Kegiatan Pengembangan LPM TA
2020 dengan tugas dan fungsi sebagai berikut:

1. menyusun Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan


Pengembangan LPM Tahun 2020 yang mengacu pada
Juknis Kegiatan Pengembangan LPM Tahun 2020,
sebagai acuan dalam melakukan pembinaan dan
pelaksanaan kegiatan;

2. melakukan verifikasi terhadap calon kelompok LPM


yang akan menerima dana Banper bersama
kabupaten/kota;
3. menetapkan kelompok LPM penerima manfaat dana
Banper;
4. melakukan penguatan kapasitas aparatur dan
kelembagaan cadangan pangan masyarakat melalui
sosialisasi, pelatihan, bimbingan teknis, pendampingan
dan koordinasi;

5. melakukan pembinaan, pemantauan, monitoring dan


evaluasi terhadap kelompok LPM penerima manfaat
dana Banper untuk kegiatan pengembangan LPM;

6. melaporkan secara resmi melalui pos/jasa ekspedisi dan


melalui Aplikasi Monitoring dan Evaluasi Kegiatan
Prioritas BKP (e-Monev), data statis yang meliputi:
-

a) Nama kelompok LPM penerima dana Banper, nama


ketua, alamat lengkap dengan titik koordinat
b) Foto fisik lumbung
c) Surat Keputusan (SK) CPCL/hasil verifikasi CPCL;
d) Pakta Integritas;
e) Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM);
f) SK Penetapan Kelompok/Penerima Manfaat;
g) SK Tim Teknis Kabupaten/Kota;
h) Perjanjian Kerjasama (PKS);
i) Surat Perintah Membayar (SPM);
j) Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D);
k) Berita Acara Serah Terima (BAST) Awal;
l) Buku Rekening Kelompok;
m) Rencana Usaha Kelompok (RUK);
n) Kuitansi pencairan dana Banper:
o) BAST Akhir; dan
p) Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP).

7. Melaporkan secara resmi perkembangan penggunaan


dana Banper dan kegiatan pengelolaan cadangan
pangan berlandaskan usaha ekonomi produktif di
provinsinya sesuai dengan format surat dan laporan
(format 12). Laporan disertai dengan bukti fisik seperti
foto fisik lumbung, foto kegiatan (open camera), kuitansi
pembelian, dan foto gabah dan/atau beras yang dibeli.
Laporan disampaikan setiap hari Jumat minggu
pertama setiap bulan kepada Kepala Pusat Distribusi
dan Cadangan Pangan, Badan Ketahanan Pangan
melalui pos dan email cadanganpanganbkp@pertani-
an.go.id.
-

C. Tingkat Kabupaten/Kota

Penanggung jawab kegiatan Pengembangan LPM adalah


Kepala Dinas Daerah Kabupaten/Kota yang
menyelenggarakan urusan pangan. Untuk mendukung
pelaksanaan kegiatan dibentuk Tim Teknis Kegiatan
Pengembangan LPM TA 2020, mempunyai tugas dan fungsi
sebagai berikut:

1. mengidentifikasi kelompok LPM yang akan menerima


Banper untuk kegiatan pengembangan lumbung pangan
dengan mencantumkan titik koordinatnya;

2. bersama provinsi melakukan verifikasi terhadap


kelompok LPM yang akan menerima dana Banper untuk
kegiatan pengembangan lumbung pangan;

3. bersama provinsi melakukan sosialisasi, pembinaan,


pemantauan, monitoring dan evaluasi terhadap
kelompok LPM penerima dana Banper untuk kegiatan
pengembangan lumbung pangan;

4. membimbing kelompok untuk membuat perencanaan


kegiatan dan perencanaan pendanaan kegiatan setiap
awal tahun;

5. mendampingi dan memfasilitasi kelompok dalam


menyusun Rencana Usaha Kelompok (RUK) secara
partisipatif;

6. mendampingi dan memfasilitasi kelompok dalam


menyusun anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga
(AD/ART);
-

7. memfasilitasi kelompok dalam membuat administrasi


dan pembukuan secara baik dan teratur;

8. membimbing kelompok mengelola keuangan secara


transparan dan akuntabel;

9. membimbing kelompok dalam mengelola cadangan


pangan melalui pengembangan usaha ekonomi
produktif sehingga memperoleh nilai tambah yang
menguntungkan;

10. memfasilitasi ketua/pengurus kelompok dalam


menyusun laporan perkembangan kegiatan LPM
(perkembangan cadangan pangan dan kas) sesuai
dengan Format 11;

11. melaporkan perkembangan penggunaan dana Banper


dan kegiatan pengelolaan cadangan pangan
berlandaskan usaha ekonomi produktif oleh kelompok
LPM di wilayahnya sesuai dengan Format 11. Laporan
disampaikan setiap hari Kamis minggu pertama setiap
bulan kepada kepala Dinas Daerah Provinsi yang
menyelenggarakan urusan pangan. Laporan disertai
dengan foto fisik lumbung, foto kegiatan (open camera),
kuitansi pembelian, dan foto gabah dan/atau beras
yang dibeli.

12. Melaporkan perkembangan penggunaan dana Banper


dan kegiatan pengelolaan cadangan pangan
berlandaskan usaha ekonomi produktif oleh kelompok
LPM di wilayahnya (data dinamis) melalui Aplikasi e-
Monev setiap hari Kamis di setiap minggu yang disertai
-

dengan foto kegiatan (open camera), kuitansi pembelian,


dan foto gabah dan/atau beras yang dibeli.

D. Tingkat Kelompok

Kelompok Lumbung Pangan melaksanakan hal-hal sebagai


berikut:
1. melaksanakan pertemuan rutin kelompok secara
berkala dan terjadwal, minimal 1 (satu) bulan sekali,
dengan membuat daftar hadir peserta rapat dan notulen
rapat;
2. membuat aturan dan sanksi tertulis yang disepakati
dan mengikat seluruh anggota kelompok sebagai
organisasi kelembagaan lumbung pangan yang
dituangkan dalam AD/ART dan juga membuat struktur
organisasi kelompok;

3. menyusun RUK dan rencana pelaksanaan kegiatan


secara musyawarah mufakat yang melibatkan seluruh
anggota sesuai dengan Format 3;

4. melaksanakan seluruh kegiatan secara swakelola dan


swadaya masyarakat dalam pengadaan cadangan
pangan. Dalam pembelian gabah dan/atau beras dapat
bersumber dari hasil panen anggotanya atau wilayah
sekitarnya;

5. melakukan pengembangan cadangan pangan melalui


iuran kelompok yang besarnya disepakati oleh
kelompok;

6. membangun kerja sama yang transparan dan akuntabel


antara pengurus dan anggotanya;
-

7. memanfaatkan dana Banper sesuai dengan RUK yang


telah disepakati dan disetujui oleh kabupaten/kota dan
provinsi, serta dana Banper tersebut tidak dapat
dialokasikan untuk kegiatan lainnya. Dana Banper yang
belum dimanfaatkan harus tersimpan di rekening
kelompok, bukan di rekening pengurus kelompok. Dana
Banper yang belum dicairkan dan tidak dimanfaatkan
sampai akhir tahun harus dikembalikan ke kas negara;

8. melakukan pengelolaan cadangan pangan berlandaskan


usaha ekonomi produktif melalui penjualan-pembelian,
tunda jual, dan simpan pinjam gabah/beras dengan
tetap menjaga ketersediaan cadangan pangan di
lumbung. Kegiatan pengelolaan cadangan pangan
tersebut harus dilakukan berdasarkan aturan yang jelas
dan tertulis termasuk besaran jasa pinjaman sesuai
dengan kesepakatan kelompok;

9. melakukan pencatatan dan pembukuan secara baik,


rapi dan teratur, baik pembukuan keuangan (Buku Kas
Umum maupun pembukuan arus keluar masuk
cadangan pangan serta pembukuan administratif
lainnya (notulen rapat, buku tamu, dll);

10. mendokumentasikan kondisi fisik lumbung dan semua


kegiatan pengelolaan cadangan pangan berlandaskan
usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh kelompok
termasuk semua bukti pemanfaatan dana Banper
seperti kuitansi pembelian gabah dan/atau beras dan
foto gabah dan/atau beras yang dibeli dengan foto yang
menggunakan aplikasi open camera.
-

11. melaporkan kondisi perkembangan cadangan pangan


kelompok dan perkembangan kas kelompok yang
ditandatangani oleh ketua kelompok kepada Kepala
Dinas Daerah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan
urusan pangan. Pelaporan disampaikan oleh ketua
kelompok secara rutin setiap hari Senin minggu
pertama tiap bulannya sesuai dengan Format 11.

12. menyusun dan menandatangani Pakta Integritas


sebagaimana dalam Format 6.
-

BAB V
MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN

A. Monitoring

Monitoring dilakukan untuk mengetahui berbagai


permasalahan yang muncul di lapangan supaya kegiatan
berjalan secara efektif. Kegiatan monitoring dilakukan secara
berkala dan berjenjang sesuai dengan tahapan kegiatan.

B. Evaluasi

Evaluasi kegiatan dilakukan secara berjenjang mulai dari


provinsi dan pusat secara periodik minimal 2 (dua) kali
setahun, atau sewaktu-waktu apabila terjadi permasalahan
yang sangat penting. Evaluasi dimaksudkan untuk
mengetahui sejauh mana peran dan tanggung jawab
kelembagaan sekaligus mengevaluasi keberhasilan
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan indikator yang telah
ditetapkan.

C. Pelaporan

1. Laporan bulanan mengenai perkembangan kegiatan LPM


Laporan perkembangan penggunaan dana Banper dan
kegiatan pengelolaan cadangan pangan berlandaskan
usaha ekonomi produktif dilaporkan secara resmi setiap
bulan secara berjenjang oleh provinsi, kabupaten/kota,
maupun kelompok sesuai format 10, format 11, dan format
12, yang mencakup:
-

a. Perkembangan penggunaan dana Banper untuk


pengisian Cadangan Pangan kelompok;

b. Perkembangan pemanfaatan dana Banper, yaitu


kegiatan pengelolaan cadangan pangan berlandaskan
usaha ekonomi produktif melalui form cadangan
pangan dan kas kelompok.

Laporan disampaikan setiap hari Jumat minggu pertama


setiap bulan kepada Kepala Pusat Distribusi dan
Cadangan Pangan, Badan Ketahanan Pangan melalui pos
dan email cadanganpanganbkp@pertanian.go.id.

2. Laporan perkembangan kegiatan melalui Aplikasi e-Monev


(laporan mingguan), mencakup:
a. Laporan perkembangan saldo kelompok;
b. Laporan perkembangan kas kelompok;
c. Laporan perkembangan cadangan pangan kelompok.

Laporan diinput melalui Aplikasi e-Monev setiap hari


Kamis di setiap minggu yang disertai dengan foto kegiatan
(open camera), kuitansi pembelian, dan foto gabah
dan/atau beras yang dibeli.

3. Laporan akhir tahun


Laporan pertanggungjawaban kegiatan pengembangan
LPM selama 1 tahun mulai dari verifikasi CPCL, penetapan
kelompok, pencairan dana Banper, sampai dengan
pemanfataan dana Banper (Format 13). Laporan
disampaikan pada akhir tahun kepada Kepala Pusat
Distribusi dan Cadangan Pangan, Badan Ketahanan
Pangan melalui pos dan email
cadanganpanganbkp@pertanian.go.id
-

BAB VI
PENUTUP

Kegiatan Pengembangan LPM untuk memantapkan keberadaan


cadangan pangan di masyarakat berlandaskan usaha ekonomi
produktif di bidang pangan dalam rangka menjamin ketersediaan
dan keterjangkauan pangan bagi masyarakat. Juknis Banper
Kegiatan Pengembangan LPM TA 2020 menjadi acuan bagi aparat
dan pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan kegiatan
Pengembangan LPM TA 2020.

KEPALA BADAN
KETAHANAN PANGAN,

AGUNG HENDRIADI
-
Format- 1

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN.................................................PADA


DINAS YANG MENANGANI KETAHANAN PANGAN
PROVINSI …………………
NOMOR :…………………………….

TENTANG
PENETAPAN TIM CALON PENERIMA/CALON LOKASI (CP/CL)
KABUPATEN…………
BANTUAN PEMERINTAH KEGIATAN PENGEMBANGAN
LUMBUNG PANGAN MASYARAKAT (LPM) PADA DINAS
YANG MENANGANI KETAHANAN PANGAN
KABUPATEN …………………
TAHUN ANGGARAN 2019 DENGAN RAHMAT
TUHAN YANG MAHA ESA

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

Menimbang : a. bahwa untuk kelancaran pelaksanaan


bantuan Pemerintah kegiatan Lumbung
Pangan Masyarakat (LPM) dipandang
perlu menunjuk Anggota Tim CP/CL
Kegiatan Lumbung Pangan Masyarakat
(LPM) Kabupaten…. pada Dinas yang
Menangani Ketahanan Pangan
Kabupaten ............. Tahun Anggaran ....
dengan Keputusan Pejabat Pembuat
Komitmen;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
-

perlu menetapkan Keputusan Pejabat


Pembuat Komitmen……. Tentang
Penetapan Tim CP/CL Kabupaten ……

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003


tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);

2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004


tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 No. 5, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4355);

3. Undang-undang Nomor 23 tahun 2014


tentang Pemerintah Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor
5587);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun
2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
20, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4816);
5. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun
2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah sebagaimana telah diubah
-

beberapa kali terakhir dengan Peraturan


Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang
Perubahan Keempat Atas Peraturan
Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5655;

6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor


156/PMK.07/2008 tentang Pedoman
Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan
Dana Tugas Pembantuan;

7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor


190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara
Pembayaran Dalam Rangka
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara;
8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
173/PMK.05/2016 tentang Perubahan
atas PMK No 168/PMK.05/2015
Mekanisme Pelaksanaan Anggaran
Bantuan Pemerintah pada Kementerian
Negara/Lembaga;
9. Peraturan Menteri Pertanian Nomor
51/PERMENTAN/RC.110/12/2018
tentang Pedoman Umum Pengelolaan
dan Penyaluran Bantuan Pemerintah
Lingkup Kementerian Pertanian Tahun
Anggaran 2019;
-

10. Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran


Nomor…… . tanggal. tentang
Penetapan Pejabat Pembuat Komitmen,
Pejabat Penguji Tagihan/
Penandatangan SPM dan Bendahara
Pengeluaran Dana Tugas Dekonsentrasi
Tahun Anggaran ;

Memperhatikan: Daftar Isian Penggunaan


Anggaran…………Tahun Anggaran…………………….

MEMUTUSKAN

Menetapkan
KESATU : Menunjuk Tim CP/CL Kegiatan Lumbung
Pangan Masyarakat (LPM) pada Dinas
yang Menangani Ketahanan Pangan
Kabupaten...............Tahun Anggaran
dengan susunan sebagai berikut:

1. Nama : ………………….
Alamat : ………………….
Dst
KEDUA : Tim CP/CL sebagaimana dimaksud pada
diktum KESATU mempunyai tugas dan
tanggung jawab sebagai berikut :
1. Melakukan CP/CL
2. dst

KETIGA : Dalam melaksanakan tugasnya, Tim


-

CP/CL sebagaimana dimaksud dalam


diktum KEDUA bertanggung jawab dan
wajib menyampaikan laporan atas
pelaksanaan tugasnya kepada Pejabat
Pembuat Komitmen.

KEEMPAT : Biaya yang diperlukan akibat


ditetapkannya Keputusan ini dibebankan
pada DIPA…..pada Dinas yang Menangani
Ketahanan Pangan Provinsi...............Tahun
Anggaran ....

KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal


ditetapkan.

Ditetapkan di :……………………
pada tanggal :………………..…..

PEJABAT

PEMBUAT

KOMITMEN PROVINSI,

(...................................................)

MENGETAHUI/MENG
ESAHKAN, KPA
PROVINSI................

(...................................................)
-

Salinan Keputusan ini disampaikan Kepada Yth:


1. Kepala Badan Ketahanan Pangan cq Pusat Distribusi
dan Cadangan Pangan, Badan Ketahanan Pangan,
Kementerian Pertanian;
2. Kepala Dinas yang menangani Ketahanan Pangan Provinsi;
3. Kepala Dinas yang menangani Ketahanan Pangan Kabupaten;
4. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Provinsi ……;
5. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN);
6. Yang Bersangkutan.
-44-
Format- 2

KEPUTUSAN
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN ..................................
DINAS............PROVINSI …………………
NOMOR :…………………………….

TENTANG

PENETAPAN PENERIMA MANFAAT BANTUAN PEMERINTAH


KEGIATAN PENGEMBANGAN LUMBUNG PANGAN
MASYARAKAT (LPM)
DINAS ...............PROVINSI …………………
TAHUN ANGGARAN 2020

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

ESA

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN ……………………..

Menimbang : a. ……………………………………………....
b. ………………………………………………
Mengingat : 1. …………………………………………….…
2. ………………………………………………
3. …………………………………………….…
4. …………………………………………….…

Memperhatikan : Daftar Isian Penggunaan Anggaran.........


Tahun Anggaran..........
-

MEMUTUSKAN

Menetapkan:

KESATU : Menetapkan Penerima Manfaat Bantuan


Pemerintah Kegiatan Pengembangan Lumbung
Pangan Masyarakat (LPM) pada Dinas yang
menangani Ketahanan Pangan Provinsi ......
Tahun Anggaran 2020 sebagaimana tercantum
dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Keputusan ini.

KEDUA : Penerima manfaat Bantuan Pemerintah


sebagaimana dimaksud dalam Diktum
KESATU mempunyai tugas:
a. membelanjakan dana yang dialokasikan
sesuai dengan peruntukan;
b. memanfaatkan bantuan sesuai dengan
peruntukan

KETIGA : Dalam melaksanakan tugas, Penerima Manfaat

Bantuan Pemerintah bertanggung jawab dan


wajib menyampaikan Laporan kepada Kuasa
Pengguna Anggaran melalui Pejabat Pembuat
Komitmen.

KEEMPAT : Biaya yang diperlukan untuk kegiatan bantuan


Pemerintah ini dibebankan pada
DIPA......................... Provinsi………........
sesuai dengan yang tercantum dalam DIPA
Nomor:……….. tanggal… Tahun Anggaran ......
-

KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal


ditetapkan.

Ditetapkan di :……………………
Pada tanggal :………………..….

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


PROVINSI,

(...................................................)

MENGETAHUI/MENGSAHKAN,
KPA PROVINSI................

(...................................................)

Salinan Keputusan ini disampaikan Kepada Yth:


1. Kepala Badan Ketahanan Pangan cq Pusat Distribusi dan
Cadangan Pangan, Badan Ketahanan Pangan, Kementerian
Pertanian;
2. Kepala Dinas yang menangani Ketahanan Pangan
Provinsi..................;
3. Kepala Dinas yang menangani Ketahanan Pangan
Kabupaten..................;
4. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Perbendaharaan Provinsi.............;
5. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) ;
6. Yang Bersangkutan.
-

LAMPIRAN KEPUTUSAN PEJABAT


PEMBUAT KOMITMEN
Nomor : .............
Tanggal : .............
Penerima Manfaat Bantuan Pemerintah Kegiatan Lumbung
Pangan Masyarakat (LPM)
No Kabupaten/Kota Nama Penerima Manfaat Jenis Usaha

I Kabupaten...... 1. Kelompok ...


Ketua:...
Alamat ....
Jumlah Anggota...
2. Kelompok ...
Ketua:...
Alamat ....
Jumlah Anggota...
3. Kelompok ...
Ketua:...
Alamat ....
Jumlah Anggota...
4. Kelompok ...
Ketua:...
Alamat ....
Jumlah Anggota...
5. Kelompok ...
Ketua:...
Alamat ....
Jumlah Anggota...

Ditetapkan di :……………………
Pada tanggal :………………..….

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


PROVINSI,

(...................................................)
MENGETAHUI/MENGSAHKAN,
KPA PROVINSI................

(...................................................)
-
Format- 3

RENCANA USAHA KELOMPOK (RUK)

Kepada Yth :
Kuasa Pengguna Anggaran ………………. Provinsi …………
Kelompok : …………………………..
Desa/Kelurahan : …………………………..
Kecamatan : …………………………..
Kabupaten/Kota : …………………………..
Propinsi : ..................................

Sesuai dengan Surat Keputusan.... Nomor........


tanggal............. tentang penetapan kelompok sasaran
kegiatan.............. dengan ini kami mengajukan
permohonan Dana Banper untuk Pertanian sebesar Rp
.....
(terbilang) sesuai Rencana Usaha Kelompok (RUK)
dengan kegiatan sebagai berikut:

No. Kegiatan Volume (kg) Harga Satuan Jumlah Biaya


Pembelian (Rp) (Rp)
1.
dst
Jumlah

Selanjutnya kegiatan tersebut akan dilaksanakan sesuai


dengan Surat Perjanjian Kerjasama
Nomor..............tanggal............, Dana Banper kelompok
tersebut agar dipindahbukukan ke rekening
petani/kelompok .....................Nomor Rekening
.................pada cabang/unit Bank..........................
di.................................
-

MENGETAHUI
............., ..... 2020
Tim Teknis Ketua Kelompok
Kabupaten/Kota...........
.

................................
................................

MENYETUJUI

Pejabat Pembuat Komitmen


Provinsi............

................................
-
Format- 4

PERJANJIAN KERJA SAMA


NOMOR:…………………..
ANTARA
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN …………………….
PROVINSI ………………..
DENGAN
KELOMPOK …………………..
TENTANG
PEMANFAATAN DANA BANPER UNTUK KEGIATAN
PENGEMBANGAN LPM

Pada hari ini ........ tanggal .......... bulan.............tahun


................ bertempat di Kantor..................
Jalan.................... kami yang bertanda tangan di
bawah ini:

(Nama) : Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)...................dalam


hal ini bertindak untuk dan atas nama Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA) .................... DIPA TA 2020 No..............
tanggal........., yang berkedudukan di Jalan...................yang
untuk selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.

(Nama) : Ketua Kelompok..............berkedudukan di


Desa/Kelurahan ............... Kecamatan ..........
Kabupaten/Kota ........... dalam hal ini bertindak untuk dan
atas nama jabatan tersebut dan dengan demikian untuk
dan atas nama serta sah mewakili Kelompok yang
selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

Kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan Perjanjian


Kerja Sama yang mengikat dan berakibat hukum bagi kedua
-

belah pihak dalam rangka pemanfaatan Dana Banper untuk


..................................., melalui Kegiatan Pengembangan
Lumbung Pangan Masyarakat Tahun 2020 dengan
ketentuan sebagai berikut:

Pasal 1
DASAR
PELAKSANAAN

1. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang


Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (Lembaran Negara Tahun 2002
Nomor 73, tambahan Lembaran Negara Nomor 4214)
sebagaimana telah diubah dengan Keputusan
Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2004
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 92,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4418);

2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor


168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan
Anggaran Banper pada Kementerian
Negara/Lembaga sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor
173/PMK.05/2016;

3. Peraturan Menteri Pertanian Nomor............tentang


Pedoman Umum Pengelolaan dan Penyaluran
Banper Lingkup Kementerian Pertanian TA 2020;

4. DIPA ....................., Nomor : ................, tanggal


....................., 2010;

5. Pedoman Pengembangan LPM Tahun 2020 yang


diterbitkan oleh Kepala Badan Ketahanan Pangan,
Kementerian Pertanian;

6. Surat Keputusan Kepala Badan/Dinas atau pejabat


yang ditunjuk......., Nomor.....tanggal. tentang
Penetapan Kelompok Sasaran.
-

Pasal 2
LINGKUP PEKERJAAN

PIHAK PERTAMA memberikan tugas kepada PIHAK


KEDUA dan PIHAK KEDUA telah setuju untuk
menerima dan memanfaatkan Dana Banper Kegiatan
Pengembangan Lumbung Pangan Masyarakat untuk
kegiatan ....................sesuai Rencana Usaha Kelompok
(terlampir).

Pasal 3
SUMBER DAN JUMLAH DANA

Sumber dan jumlah dana Banper kegiatan


Pengembangan LPM yang diterima oleh PIHAK KEDUA
adalah :
1. Sumber dana sebagaimana tertuang dalam Daftar
Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA).........Nomor
:.......................tanggal........................
2. Jumlah dana yang disepakati kedua belah pihak
sebesar Rp(terbilang).

Pasal 4
PEMBAYARAN

Pembayaran Dana Banper kegiatan Pengembangan Lumbung


Pangan Masyarakat dimaksud pada Pasal 3 Ayat (2) Surat
Perjanjian Kerja Sama ini akan dilakukan oleh PIHAK
PERTAMA kepada PIHAK KEDUA setelah perjanjian kerja
sama ini ditandatangani, dilaksanakan melalui Surat
Perintah Membayar (SPM) yang disampaikan oleh KPA
kepada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
...................., dengan cara pembayaran langsung ke
rekening Ketua
Kelompok.........Desa/Kelurahan………Kecamatan.........K
abupaten/Kota.....................pada Bank ........................
No. Rek .......................
-

Pasal 5
SANKSI

Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat menggunakan Dana


Banper kegiatan Pengembangan Lumbung Pangan
Masyarakat untuk ............. sesuai dengan Pasal 2, maka
PIHAK PERTAMA berhak secara sepihak mencabut
seluruh dana yang diterima PIHAK KEDUA yang
mengakibatkan surat perjanjian kerjasama batal. (akan
ditinjau ulang)

Pasal 6
PERSELISIHAN

1. Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA


dan PIHAK KEDUA sehubungan dengan surat
perjanjian kerjasama ini, maka akan diselesaikan
secara musyawarah untuk memperoleh mufakat;

2. Apabila dengan cara musyawarah belum dapat dicapai


suatu penyelesaian, maka kedua belah PIHAK
menyerahkan perselisihan ini kepada Pengadilan Negeri
..........................sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku;

3. Keputusan Pengadilan Negeri yang telah mempunyai


kekuatan hukum adalah mengikat kedua belah pihak.

Pasal 7
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)

1. Apabila dalam masa perjanjian terjadi keadaan


memaksa (force majeure), yaitu hal-hal yang di luar
kekuasaan PIHAK KEDUA sehingga tertundanya
pelaksanaan kegiatan, maka PIHAK KEDUA harus
memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK
PERTAMA (PPK/KPA) dan pihak lainnya dengan
tembusan kepada Tim Pembina
-

Propinsi dalam waktu 4 X 24 jam tentang tanggal dan


terjadinya keadaan memaksa (force majeure).

2. Keadaan memaksa (force majeure) yang dimaksud


Pasal 7 Ayat (1) adalah:
1) Bencana alam seperti: gempa bumi, angin topan,
banjir besar, kebakaran yang bukan disebabkan
kelalaian PIHAK KEDUA;
2) Peperangan;
3) Perubahan kebijakan moneter, berdasarkan
Peraturan Pemerintah.

Pasal 8
LAIN-LAIN

1. Bea materai yang timbul karena pembuatan surat


perjanjian kerja sama ini menjadi beban PIHAK
KEDUA;
2. Segala Format yang melengkapi surat perjanjian kerja
sama ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dan
mempunyai kekuatan hukum yang sama;
3. Perubahan atas surat perjanjian kerja sama ini tidak
berlaku kecuali terlebih dahulu harus dengan
persetujuan kedua belah pihak.

Pasal 9
JANGKA WAKTU BERLAKUNYA PERJANJIAN

Perjanjian ini mulai berlaku sejak ditandatangani


oleh kedua belah PIHAK.

Pasal 10
PENUTUP

Surat perjanjian kerja sama ini dibuat dan


ditandatangani oleh kedua belah PIHAK di atas
meterai cukup dengan penuh kesadaran dan
-

tanggung jawab tanpa adanya paksaan dari mana


pun dan dibuat rangkap 6 (enam) yang masing-
masing mempunyai kekuatan hukum yang sama
untuk digunakan sebagaimana mestinya.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


Ketua Kelompok Pejabat Pembuat
Komitmen
Meterai Provinsi ……………..
.............................
Rp.
6.000,-

................................
NIP

MENGETAHUI/MENYETUJUI
Kuasa Pengguna Anggaran
Provinsi ……………..

...............................
NIP.
-56-
Format- 5

SURAT PERNYATAAN PEMANFAATAN BANTUAN PEMERINTAH

Pada hari ini……tanggal…….bulan…..tahun…… yang


bertandatangan dibawah ini:

Nama : .........................selaku ketua Kelompok.......................


Desa................. Kecamatan.................... Kabupaten....................

Alamat : .................................................................................

Dengan ini menyatakan bahwa Saya akan memanfaatkan


Bantuan Pemerintah untuk Kegiatan Pengembangan Lumbung
Pangan Masyarakat (LPM) yang telah Saya ajukan kepada
Pejabat Pembuat Komitmen Provinsi...............................

Demikian pernyataan ini Saya buat dengan sesungguhnya dan


tanpa paksaan dari pihak manapun, dan apabila di kemudian
hari Surat Pernyataan ini terbukti tidak benar, maka Saya
bersedia mengembalikan seluruh dana yang diterima dan
dimintai pertanggungjawaban di muka pengadilan sesuai dengan
hukum dan perundang-undangan yang berlaku.

............................. , ..........2020
Yang Membuat Pernyataan,
Ketua Kelompok

Meterai
.....................................
Rp.
6.000,-
-57-
Format- 6

PAKTA INTEGRITAS

Saya,….(nama pembuat pernyataan), ketua kelompok


lumbung…… (nama kelompok), menyatakan sebagai berikut:
1. Akan menggunakan Dana Banper Kegiatan Pengembangan
Lumbung Pangan Masyarakat sesuai dengan RUK yang telah
disepakati dan disetujui oleh Kabupaten/Kota dan Provinsi,
serta tidak akan digunakan untuk kegiatan lainnya;
2. Berperan secara pro aktif dalam upaya mengelola dan
mengembangkan cadangan pangan dan mengembangkan
kegiatan usaha di kelompok yang saya pimpin;
3. Tidak menerima atau memberi secara langsung atau tidak
langsung berupa suap, hadiah, bantuan, atau bentuk lainnya
yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
4. Bersikap transparan, jujur, objektif, dan akuntabel dalam
melaksanakan tugas;
5. Menghindari penyalahgunaan dana Banper untuk
kepentingan pribadi;
6. Memberi contoh dalam kepatuhan terhadap aturan dan
sanksi yang telah disepakati bersama seluruh pengurus dan
anggota dalam melaksanakan tugas di lingkungan kelompok
saya secara konsisten;
7. Akan menyampaikan informasi penyimpangan integritas di
kelompok ….. (nama kelompok) serta turut menjaga
kerahasiaan saksi atas pelanggaran peraturan yang
dilaporkannya;
8. Bila saya melanggar hal-hal tersebut di atas, saya siap
menghadapi konsekuensinya.

….,……….2020

Menyaksikan, Pembuat Pernyataan

(NamaMeterai
Ketua Kelompok)
Rp

(Nama PPK)
-58-
Format- 7

SURAT PERMOHONAN TRANSFER DANA BANPER

Kepada Yth :
Kuasa Pengguna Anggaran .................................
di - ....................................

Sesuai dengan Surat Perjanjian Kerjasama Nomor


:....................tanggal ...................tentang Pemanfaatan Dana
Bantuan Pemerintah dalam Rangka Kegiatan Lumbung Pangan
Masyarakat (LPM). Dengan ini saya:
Nama :
NIK :
mewakili kelompok …….. yang beralamat didesa............,
Kecamatan, Kabupaten……..Provinsi……….selaku Kelompok
Penerima Manfaat Bantuan Pemerintah Lumbung Pangan
Masyarakat, mengajukan permohonan pencairan dana bantuan
Pemerintah sebesar Rp… (terbilang) sesuai dengan Rencana
Usaha Kelompok (RUK) sebagaimana dalam lampiran surat ini.
Selanjutnya dana tersebut akan digunakan sesuai dengan
lingkup pekerjaan sebagaimana diatur dalam Perjanjian Kerja
Sama yang telah ditandatangani dan dana tersebut mohon dapat
ditransfer ke rekening Kelompok .............. Nomor:
……………Bank …………………………
Atas persetujuannya, kami ucapkan terimakasih.

Mengetahui,
Tim Teknis Ketua Kelompok Penerima
Kabupaten/Kota Manfaat

(.........................................)
(.........................................)

Kepala Dinas………………

(.........................................)
-
Format- 8

PEKERJAAN BERITA ACARA SERAH TERIMA DANA


BANTUAN PEMERINTAH KEGIATAN
PENGEMBANGAN LUMBUNG PANGAN
MASYARAKAT
Kegiatan Nomor : …………………………..
Pengembangan Tanggal : …………………………..
LPM

Pada hari ini…..…tanggal…….bulan…..tahun……kami yang


bertandatangan dibawah ini:
Nama : …………………
Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen
Dinas.....................Provinsi ………..…….....
Alamat : ………, untuk selanjutnya disebut sebagai
PIHAK KESATU atau yang Menyerahkan Dana Bantuan
Pemerintah untuk Kegiatan Pengembangan Lumbung Pangan
Masyarakat (LPM).
Nama : ………………… ......
Jabatan : Ketua Kelompok ………selaku penerima manfaat
Bantuan Pemerintah untuk kegiatan Pengembangan LPM.
Alamat : …………………………, untuk selanjutnya disebut
sebagai PIHAK KEDUA atau yang menerima dan mengelola
Bantuan Pemerintah untuk Kegiatan Pengembangan LPM.
Dengan ini menyatakan bahwa PIHAK KESATU telah
menyerahkan Dana Bantuan Pemerintah untuk Kegiatan
Pengembangan LPM dengan baik berupa:
Dana Bantuan Pemerintah untuk Kegiatan Pengembangan LPM :
Rp. (terbilang)
Lokasi berada di
Desa/Kelurahan : ……………………
Kecamatan : ……………………
Kabupaten : ……………………
Provinsi : ……………………
-

Selanjutnya PIHAK KESATU menyerahkan Dana Bantuan


Pemerintah untuk Kegiatan Pengembangan LPM untuk dilakukan
pengelolaan kepada PIHAK KEDUA. Selanjutnya PIHAK KEDUA
menerima dan memanfaatkan sesuai peruntukannya dan
menyatakan kesanggupan untuk melakukan pengelolaan Dana
Bantuan Pemerintah untuk kegiatan tersebut.
Demikian Berita Acara Serah Terima Dana Bantuan Pemerintah
untuk Kegiatan Pengembangan LPM ini dibuat dan ditandatangani
oleh kedua belah pihak dengan sebenarnya untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.

PIHAK KEDUA PIHAK KESATU


Yang Menerima, Yang Menyerahkan,
Ketua Kelompok Tani Pejabat Pembuat Komitmen

(.............................................)
Meterai (...............................................)
Rp. NIP.
6.000,-
-

Lampiran Rincian BAST


Kegiatan Pengembangan Lumbung Pangan Masyarakat (LPM)

No Jenis Kegiatan Jumlah (Rp.) Penerima Keterangan

1 Pengembangan Rp. Kelompok :


Lumbung Pangan Desa:
Masyarakat (LPM) Kec:
dengan rincian: Kab:
a. Rp.
b.
c.
TOTAL

PIHAK KEDUA PIHAK KESATU


Ketua Kelompok Tani PPK Provinsi

...................................... ......................................
NIP.
-62-
Format- 9

Contoh Kuitansi Pembayaran

NPWP/NIK :...............................
MAK :...............................
T.A :...............................

KUITA
NSI No :....................

Sudah Terima dari : PPK..............Provinsi...............................

Uang sebanyak :
Untuk pembayaran : Dana Bantuan Pemerintah untuk
Pengelolaan Cadangan
Pangan...... pada Kegiatan
Lumbung Pangan Masyarakat
(LPM) di
Desa…........Kecamatan................
..................... Kabupaten
.............................. Sesuai
Perjanjian Kerja Sama No
....................
tanggal.....................

Terbilang Rp. :

.................,...................2019

Mengetahui/Menyetujui, Yang menerima,


PEJABAT PEMBUAT Ketua Kelompok......
KOMITMEN
Provinsi.........
............................................
Meterai
Rp.
6.000,-
.............................................
NIP
-

Setuju dibayar, tanggal.........


Kuasa Pengguna Anggaran Bendaharawan

.............................................. ...........................................
NIP NIP
-
Format- 10

LAPORAN BULANAN PERKEMBANGAN KEGIATAN LPM


Nama Kelompok :
Desa :
Kecamatan :
Kabupaten/Kota :
Bulan :
Titik Koordinat Lokasi :

Tabel 1 : Perkembangan Kas Kelompok

Modal
awal/sald Pemasukan (Rp) Pengeluaran (Rp) Saldo (Rp)
Tgl/ Jenis o awal
Bulan usaha (Rp)
/Tahu komodita a b c d e a+b+c-d-e4)
n s1) Pengemb
Pengadaan/ Piutang
Penjualan2) alian
Pembelian mitra3)
Piutang

1) Jenis usaha komoditas bisa dalam bentuk jual beli gabah,


dan/atau beras, dan/atau pangan pokok selain gabah/beras
2) Penjualan adalah jumlah uang dari hasil jual beli gabah,
dan/atau beras, dan/atau pangan pokok selain gabah/beras
3) Piutang mitra adalah transaksi jual beli yang dilakukan
kelompok dengan cara konsinyasi (menitipkan ke toko mitra
yang tidak langsung dibayar)
4) Saldo = (modal awal + penjualan + pengembalian piutang –
pengadaan/ pembelian – piutang mitra)
-

Tabel 2 : Perkembangan Cadangan Pangan Kelompok


Usaha
UsahaEkonomi Produktif
Ekonomi Produktif stok
Tgl/ Pengada Harga akhir4
Stok Penjuala stok Simpan Pinjam (kg) )
Bulan Komodi aan/ satuan Harga (kg)
Awal n dari akh
Tgl/ Pengada Harga pembelia satuan
ir4 /Tahu tas Stok
(Kg)1)
pembelia Penjuala aktivitas Simpan Pinjam (kg) ) (kg)
Bulann Komodi naan/
(kg) n satuan
(Rp/Kg) Harga
penjuala Peminja Pengemb
Awal n dari
jual beli
n (Rp/Kg)
satuan man 3) alian 3)
/Tahu tas pembelia pembelia (kg)2)
aktivitas
(Kg)1)

1) Stok awal harus di input manual sesuai dengan kondisi stok


yang ada di lumbung pangan pada awal bulan
2) Jumlah penjualan dari aktivitas jual beli yang dilakukan oleh

kelompok LPM
3) Peminjaman dan pengembalian stok LPM yang dipinjam oleh
anggota kelompok
4) Stok akhir = (stok awal + pengadaan/pembelian - penjualan -
peminjaman + pengembalian)

Mengetahui: ……, Tanggal, Bulan, Tahun


Tim Teknis Kabupaten/Kota Ketua

(………………….) (………………….)
-
Format-

LAPORAN BULANAN KABUPATEN/KOTA PERKEMBANGAN


KEGIATAN LPM
Kabupaten/Kota :
Provinsi :
Bulan :

Tabel 1 : Perkembangan Kas Kelompok


Modal
awal/ Pengeluaran Saldo
saldo Pemasukan (Rp)
(Rp) (Rp)
awal
Jenis Titik (Rp)
Tgl/ Nama
usaha Koo a+b+
Bulan/ Kelo Desa Kec
komodi rdin c-d-
Tahun mpok
tas1) at a b c d e e4)
Pengad Piuta
Pengemb
Penju aan/ ng
alian
alan2) Pembel mitra2
Piutang
ian )

1) Jenis usaha komoditas bisa dalam bentuk jual beli gabah,


dan/atau beras, dan/atau pangan pokok selain gabah/beras
2) Penjualan adalah jumlah uang dari hasil jual beli gabah,
dan/atau beras, dan/atau pangan pokok selain gabah/beras
3) Piutang mitra adalah transaksi jual beli yang dilakukan
kelompok dengan cara konsinyasi (menitipkan ke toko mitra
yang tidak langsung dibayar)
4) Saldo = (modal awal + penjualan + pengembalian piutang –
pengadaan/ pembelian – piutang mitra)

Tabel 2 : Perkembangan Cadangan Pangan Kelompok


-

Usaha Ekonomi Produktif stok


Tgl/ Na Harga akhi
Pengad Penjual Simpan
Bul Ko ma Titik Stok satuan Harga r4)
Des aaan/ an dari Pinjam (kg)
an/ mod Kel Koord Kec Awal pembeli satuan (kg)
a pembeli aktivita
Tah itas omp inat (Kg)1) an penjual
an (kg) s jual Pemi Peng
un ok (Rp/Kg) an
beli njam embal
(Rp/Kg)
(kg)2) an 3) ian 3)

1) Stok awal harus diinput manual sesuai dengan kondisi stok


yang ada di lumbung pangan pada awal bulan
2) Jumlah penjualan dari aktivitas jual beli yang dilakukan oleh

kelompok LPM
3) Peminjaman dan pengembalian stok LPM yang dipinjam oleh
anggota kelompok
4) Stok akhir = (stok awal + pengadaan/pembelian - penjualan -
peminjaman + pengembalian)

Kepala Dinas/Instansi/Unit
yang menyelenggarakan
urusan pangan
Kabupaten/Kota.......

(…………………………….……….)
-
Format- 12

LAPORAN BULANAN PROVINSI PERKEMBANGAN KEGIATAN


LPM
Provinsi :
Bulan :

Tabel 1 : Perkembangan Kas Kelompok


Modal
awal/ Pemasukan Pengeluaran Saldo
Jeni saldo (Rp) (Rp) (Rp)
Tgl/ s awal
Titik Kab
Bul Nama usa (Rp)
Koo Des K /
an/ Kelomp ha a+b+c
rdin a ec Kot
Tah ok kom
at a a b c d e -d-e4)
un odit
Pengad Piuta
as1) Penge
Penju aan/ ng
mbalian
alan2) Pembel mitra3
Piutang
ian )

1) Jenis usaha komoditas bisa dalam bentuk jual beli gabah,


dan/atau beras, dan/atau pangan pokok selain gabah/beras
2) Penjualan adalah jumlah uang dari hasil jual beli gabah,
dan/atau beras, dan/atau pangan pokok selain gabah/beras
3) Piutang mitra adalah transaksi jual beli yang dilakukan
kelompok dengan cara konsinyasi (menitipkan ke toko mitra
yang tidak langsung dibayar)
4) Saldo = (modal awal + penjualan + pengembalian piutang –
pengadaan/ pembelian – piutang mitra)
-

Tabel 2 : Perkembangan Cadangan Pangan Kelompok


Usaha
UsahaEkonomi
Ekonomi Produktif
Produktif stokstok
Tgl/Tgl/ Penjual
Harga Penjual
Harga akhiakhi
Pengad
Pengad Harga
Harga
Simpan Pinjam
Bul Nama Titik Kom Stok satuan anan dari
dari
satuan
Simpan Pinjamr 4) r
4) an/ Kelomp Koordi Desa K Kab/ odita Awal aaan/
pembeli aktivita (kg) (kg)
Bul Nama Titik ec Kota Kom Stok penjuala
nat Desa K Kab/ s (Kg)1) aaan/ satuan
pembeli s aktivita
jual satuan (kg)
an/TahKelomp
ok Koordi
(kg) odita Awal
an
an (kg) pembeli beli n Peminja Pengemb
penjuala
un ec Kota pembeli (Rp/Kg) (Rp/Kg) man 3) alian 3)
s jual
2)
Tah ok nat s (Kg)1) an (kg) n Peminja Pengemb

1) Stok awal harus diinput manual sesuai dengan kondisi stok


yang ada di lumbung pangan pada awal bulan
2) Jumlah penjualan dari aktivitas jual beli yang dilakukan oleh

kelompok LPM
3) Peminjaman dan pengembalian stok LPM yang dipinjam oleh
anggota kelompok
4) Stok akhir = (stok awal + pengadaan/pembelian - penjualan -
peminjaman + pengembalian)

Kepala
Dinas/Instansi/Unit yang
menyelenggarakan urusan
pangan Provinsi.......

(………………….)
-
Format- 13

OUTLINE LAPORAN AKHIR TAHUN


KEGIATAN PENGEMBANGAN
LUMBUNG PANGAN MASYARAKAT (LPM)

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Sasaran
D. Ruang Lingkup Kegiatan

II. POTENSI WILAYAH


A. Potensi Wilayah Desa
B. Profil Kelompok LPM

III. PELAKSANAAN KEGIATAN


A. Tahapan kegiatan
1. Verifikasi CP/CL
2. Penetapan Kelompok LPM dan Pendamping
3. Sosialisasi
4. Pembinaan dan Pendampingan
B. Pemanfaatan Dana Banper
1. Pengadaan/Pengisian
2. Pengelolaan Cadangan Pangan melalui Usaha Ekonomi
Produktif
C. Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan

IV. PERMASALAHAN DAN UPAYA PEMECAHAN


A. Permasalahan
B. Upaya Pemecahan

V. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
LAMPIRAN
-71-
Format-14

BERITA ACARA SERAH TERIMA (BAST) PEKERJAAN


PADA AKHIR TAHUN ANGGARAN BANTUAN PEMERINTAH
MELALUI TRANSFER UANG
NOMOR…………………

Pada hari ini......tanggal....bulan....tahun....., yang


bertanda tangan di bawah ini:
Nama : ................................................
Jabatan : Ketua Kelompok ........................
Alamat : ..................................................
Yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK KESATU

Nama : ................................................
NIP : ..................................................
Jabatan : ..................................................
Alamat : ..................................................
Yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA
Dengan ini menyatakan sebagai berikut:
1. PIHAK KESATU telah melaksanakan penyelesaian
pekerjaan berupa pemanfaatan dana bantuan pemerintah
sesuai dengan Surat Keputusan Nomor................dan
Perjanjian Kerjasama Nomor................
2. PIHAK KESATU telah menerima dana bantuan pemerintah
dari
PIHAK KEDUA dan telah dipergunakan untuk keperluan
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan Perjanjian
Kerjasama dengan rincian sebagai berikut:
a. Jumlah total dana yang telah diterima :
Rp….................(terbilang)
b. Jumlah total dana yang dipergunakan :
Rp….................(terbilang)
c. Jumlah total sisa dana *) :
Rp….................(terbilang)
3. PIHAK KESATU menyatakan bahwa bukti pengeluaran
dana bantuan pemerintah pada kegiatan Pengembangan
-

Lumbung Pangan Masyarakat sebesar


Rp..................(terbilang) telah disimpan sesuai dengan
ketentuan untuk kelengkapan administrasi dan
keperluan pemeriksaan aparat pengawas fungsional.
4. PIHAK KESATU menyerahkan kepada PIHAK KEDUA, dan
PIHAK KEDUA menerima dari PIHAK KESATU
berupa pemanfaatan dana bantuan pemerintah untuk
kegiatan Pengembangan Lumbung Pangan Masyarakat
dengan nilai Rp. (terbilang).
5. PIHAK KESATU telah menyetorkan sisa dana Bantuan
Pemerintah ke kas negara sebesar Rp (terbilang)
sebagaimana bukti penerimaan negara.*)

Demikian Berita Acara Serah Terima ini dibuat dengan


sebenarnya dan ditandatangani oleh PARA PIHAK pada hari ini
dan tanggal tersebut di atas untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.

PIHAK KESATU PIHAK KEDUA


Ketua Kelompok..... PPK Provinsi........

*) jika terdapat sisa dana


-
Format- 15

SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK


Yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Nama Ketua Kelompok : …………
2. Alamat : …………

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa saya


bertanggungjawab penuh atas penggunaan dana Banper Kegiatan
Pengembangan LPM yang diterima Kelompok.

Apabila di kemudian hari, atas penggunaan dana Banper


tersebut di atas mengakibatkan kerugian Negara maka saya
berssedia dituntut penggantian kerugian dimaksud sesuai
dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

Bukti-bukti pengeluaran terkait penggunaan dana Banper


tersebut disimpan sesuai dengan ketentuan pada penerima
Banper untuk kelengkapan administrasi dan keperluan
pemeriksaan aparat pengawas fungsional.

Demikian Surat Pernyataan ini kami buat dengan sesungguhnya.

…., …………………2020
Ketua Kelompok LPM….

………………………………

Anda mungkin juga menyukai